MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN DISIPLIN PNS. Penulis: 1. Drs. Harun Arsyad, SH, MH 2. Bambang Hari Samasto, SH

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN KEBIJAKAN PENERAPAN DISIPLIN PNS DAN UPAYA BANDING ADMINISTRASI

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KETENTUAN PELAKSANAAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

PENERAPAN DISIPLIN PNS

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

POKOK-POKOK PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PNS

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN TAHUN 2008 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PELANGGARAN DAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

Keterangan PENDAHULUAN

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2014

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN APARATUR

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

TATA CARA PENGADUAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG PEJABAT PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintahan

PERATURAN DEWAN DIREKSI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4/2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

PENYUSUNAN BUKU PANDUAN PENGAWASAN MELEKAT (WASKAT) DALAM RANGKA MENINGKATKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Pelanggaran Disiplin adalah setiap perbutan, ucapan, tulisan yang melanggar Kewajiban dan atau Larangan bagi PNS.

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

Pembinaan Jiwa KORPS Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Badan POM. Jakarta, 19 Juli 2017 Aula Gedung C, Badan POM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIK PERATURAN PEMERINTAH NO.53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPIL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 21 A TAHUN 2013 TENTANG PEGAWAI HONOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM, PEGAWAI NEGERI SIPIL, Dan MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Modul kewajiban dan larangan bagi PNS

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB II. Hasil Penelitian dan Pembahasan. A. Pegawai Negeri Sipil dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.01/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, DISIPLIN, DAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PP 53 TAHUN 2010 OLEH SUWANTA, SH. Oleh : BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

Hukuman Disiplin PNS Dilihat dari Aspek Hukum

Transkripsi:

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN DISIPLIN PNS Penulis: 1. Drs. Harun Arsyad, SH, MH 2. Bambang Hari Samasto, SH PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring perjalanan waktu dan tuntutan akan perubahan pada setiap aspek kehidupan terutama dalam penataan organisasi pemerintah serta perubahan akan perilaku Pegawai Negeri Sipil maka setidaknya berbagai peraturan perundangundanganan harus dapat disesuaikan dengan tuntutan tersebut. Demikian halnya dengan tuntutan akan perubahan perilaku Pegawai Negeri Sipil yang diarahkan pada peningkatan disiplin. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam pasal 30 mengamanatkan tentang ditetapkannya peraturan tentang Disiplin. Berdasarkan pasal tersebut maka Peraturan tentang Disiplin PNS yakni Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah dicabut dan diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Penggantian ini dimaksudkan untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, bermoral dan berdisiplin sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi kerja. Pembinaan disiplin bagi PNS dilakukan secara menyeluruh dan harus dikedepankan, karena disiplin menyangkut ketertiban, kepatuhan, kerapihan dan kinerja. Oleh karena itu pembinaan disiplin tidak saja terbatas pada penegakan aturan, tetapi juga berkaitan secara tidak langsung dengan kesejahteraan, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat disiplin PNS maka kesejahteraan diharapkan akan mengikuti atau sebaliknya tingkat kesejahteraan PNS rendah maka akan mempengaruhi tingkat kedisiplin. 1

2. Deskripsi Singkat Modul ini membahas pembinaan disiplin PNS, penegakan peraturan disiplin PNS mencakup pengertian disiplin atau ketentuan umum sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, kewajiban dan larangan, tingkat dan jenis hukuman disiplin, pelanggaran dan jenis hukuman, pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan, pejabat yang berwenang menghukum, tata cara pemanggilan, tata cara pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian surat keputusan hukuman disiplin, upaya administrasi, berlakunya hukuman disiplin dan pendokumentasian keputusan hukuman disiplin 3. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan memahami tentang disiplin PNS, mampu mengimplementasikan nilai-nilai kewajiban dan larangan, mengidentifikasi pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan, dan pejabat yang berwenang menghukum dapat memproses penjatuhan hukuman disiplin mulai dari pemanggilan, pemeriksaan, pembuatan berita acara pemeriksaan, pembuatan laporan hasil pemeriksaan, pembuatan surat keputusan, penyampaian hukuman disiplin sampai keputusan hukuman disiplin yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Materi pokok dalam modul ini adalah : a. Pengertian Disiplin PNS b. Kewajiban dan Larangan c. Hukuman Disiplin d. Pelanggaran Terhadap Kewajiban e. Pelanggaran Terhadap Larangan f. Pejabat yang Berwenang Menghukum g. Upaya Administrasi h. Berlakunya Hukuman Disiplin dan i. Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin 2

BAB II DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Untuk dapat menyatukan pemahaman akan pengertian disiplin dan yang berhubungan dengan penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil penulis memaparkan beberapa pengertian disiplin termasuk disiplin dalam Peraturan Pemerintah. Menurut kamus umum bahasa Indonesia disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib. Gunarsa, (1987:5) disiplin sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.sedangkan pengertian Disiplin sebagaimana yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yaitu : Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Dari pengertian diatas dapat ditarik beberapa unsur dalam pengertian disiplin yaitu adanya kewajiban, larangan dan hukuman disiplin atau sanksi. Ketiga hal tersebut sebagai indikator dari peraturan disiplin, Kewajiban adalah suatu yang harus dilakukan dan apabila tidak dilaksanakan maka telah terjadi pelanggaran disiplin, sedangkan larangan adalah suatu yang harus dihindari atau tidak boleh dilakukan, apabila larangan dilanggar maka terjadi pelanggaran, atau kewajiban tidak dilaksanakan, juga dikatakan terjadi pelanggaran disiplin. Indikator lain adalah sanksi atau hukuman disiplin, yaitu muncul akibat terjadinya pelanggaran disiplin dimana kewajiban tidak dilaksanakan dan larangan dilanggar. Dengan demikian substansi disiplin adalah terwujudnya ketertibaan, keteraturan dan kepatuhan, sehingga sebagian pakar menyatakan disiplin tidak lain adalah keteraturan, ketaatan, kepatuhan, serta adanya sanksi, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Subraka Sugarda bahwa Disiplin adalah suatu keadaan yang menunjukan suasana tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orangorang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan perundang-undangan yang berlaku dihormati sedangkan Soegeng Prijodarminto 3

mengatakan disiplin yaitu : Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yg menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan atau ketertiban Dari beberapa pengertian diatas setidaknya dapat ditarik beberapa hal yang terkait dengan disiplin yaitu adanya kewajiban, larangan, sanksi, suasana tertib, teratur, ketaatan, kepatuhan, kesetian dari seluruh perilaku. B. Kewajiban Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pada Bab II pasal 3 disebutkan tentang kewajiban yaitu ; 1. Mengucapkan sumpah/janji PNS 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan 3. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah 4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan 5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab 6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS 7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan 8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan 9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara 10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengatahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil 11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja 12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan 13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya 14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat 15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas 4

16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan 17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah kewajiban diatas, apabila dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS memang lebih sedikit, sebab Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 jumlah kewajibannya yaitu 26 butir, namun kewajiban diatas terlihat lebih kongkrit dan memberikan kepastian, sebab kewajiban diatas telah ditentukan dengan jenis hukuman disiplin jika terjadi pelanggaran. Ada beberapa butir kewajiban yang dirasa perlu dijelaskan sehingga tidak menimbulkan multi tafsir dalam mengimplementasikan dikemudian hari antara lain yaitu setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah adalah setiap PNS disamping taat juga berkewajiban melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, kebijakan negara dan pemerintah serta tidak mempermasalahkan dan/atau menentang Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas kedinasan adalah tugas yang diberikan oleh atasan yang berwenang dan berhubungan dengan: a. perintah kedinasan, b. peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau peraturan yang berkaitan dengan kepegawaian c. peraturan kedinasan d. tata tertib di lingkungan kantor; atau e. standar prosedur kerja (standard operating procedure atau SOP) Demikian halnya yang dimaksud dengan kewajiban untuk masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang, melaksanakan tugas dan pulang sesuai dengan ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas. Ketentuan jam kerja bagi setiap PNS sehari adalah 7 ½ (tujuah setengah) jam perhari. Sehingga apabila PNS datang terlambat 2 (jam) atau pulang lebih awal 2 jam maka 4 (empat) jam tersebut akan dikonversi menjadi 1 (hari) bila keterlambataan cukup 7 ½ jam. Pada penjelasan lain menyatakan bahwa meskipun PNS datang tepat waktu dan pulang tepat waktu, tetap dituntut untuk bekerja sesuai dengan sasaran kerja pegawai yaitu seorang 5

pegawai harus bekerja dengan sasaran kerja adalah 25 % dari sasara kerja setahun, ini berarti bahwa tidak ada seorang Pegawai Negeri Sipil yang datang ke kantor dengan tanpa kerja. Kemudian yang dimaksud dengan memberikan pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, teratur, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan penjelasan dari angka 16 yaitu memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier adalah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pengembangan karier, antara lain memberikan kesempatan mengikuti rapat, seminar, diklat dan pendidikan formal maupun non formal yang sifatnya berkelanjutan. C. Larangan Larangan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah : 1. Menyalahgunakan wewenang; 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain; 3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional; 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing; 5. Memiliki, menjual, membeli menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah; 6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara; 7. Memberi atau menyanggupi akan memberi I sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan; 8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya; 6

9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; 10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; 11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan; 12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden /wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah. Atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara : a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye. b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS. c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain dan/atau. d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara. 13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil presiden dengan cara : a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikaan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau. b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesuadah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. 14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala daerah/wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertaai foto copy Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undaagan, dan 15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara : a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye, dan/atau 7

d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi pesarta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Untuk dapat menerapkan pasal-pasal tentang larangan terhadap pelanggaran yang dilakukan PNS maka setidaknya ada beberapa butir larangan yang harus mendapat penjelasan lebih rinci guna mencegah munculnya multi tafsir dari pasal larangan tersebut misalnya; yang dimaksud dengan menyalahgunakan wewenang adalah menggunakan kewenangannya untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, apabila penyalagunaan wewenang tersebut yang berakibat pada salah satu unsur tindak pidana korupsi, maka penyelesaiannya adalah hukum pidana tindak pidana korupsi, tidak lagi semata-mata hanya pelanggaran disiplin PNS, namun penyelesaian tersebut masih menjadi perdebatan, apakah seseorang PNS yang terjerat tindak pidana korupsi maka penyelesaiannya adalah hukum pidana korupsi lebih dahulu, kemudian penyelesaian pelanggaran disiplin PNS ataukah sebaliknya? Kemudian pada angka 5 (lima) dari pasal larangan, dijelaskan bahwa yang dimaksud memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah adalah perbuatan yang dilakukan tidak atas dasar ketentuan termasuk tata cara maupun kualifikasi barang, dokumen, atau benda lain yang dapat dipindahtangankan. Hal lain yang sangat krusial dari pasal pelanggaran adalah PNS dilarang menerima hadiah, padahal diketahui dan patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban, jadi pemberian itu disebabkan ada relevansi dengan jabatan atau tugas utama, sehingga diumpamakan bahwa apakah hadiah tersebut dapat diberikan jika ia tidak memiliki jabatan, atau tugas pekerjaan yang berhubungan dengan pengurusan suatu urusan. 8

Hal lain dari pasal larangan ini adalah angka 8 tentang bertindak sewenang-wenang kata ini mengandung konotasi yang terlalu luas, sehingga perlu ada batasan dari makna kata tersebut. Dari penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disebutkan bahwa bertindak sewenang-wenang adalah setiap tindakan atasan kepada bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan kedinasan seperti tidak memberikan tugas atau pekerjaan kepada bawahan, atau memberikan nilai hasil pekerjaan (Daftar Penilian Pekerjaan Pegawai) tidak berdasarkan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan, atau dapat disimpulkan segala tindakan atasan kepada bawahan yang berkaitan dengan pengembangan karier bawahan yang tidak direspon secara baik oleh atasan maka termasuk tindakan sewenang-wenang. Kemudian pada angka 12 sampai dengan 15 dari pasal larangan ini adalah menyangkut netralitas PNS yang sebenar telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004, namun Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS secara tegas lebih rinci mengatur bagaimana bentuk pelanggaran serta sanksi yang dapat diberikan kepada PNS yang secara aktif maupun tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan politik praktis. Penjelasan pada huruf b yaitu PNS sebagai peserta kampanye adalah hadir untuk mendengar, menyimak, visi, misi dan program yang ditawarkan peserta pemilu, tanpa menggunakan atribut partai atau atribut PNS, yang dimaksud dengan menggunakan atribut partai adalah dengan menggunakan dan/atau memanfaatkan pakaian, kendaraan, atau media lain yang bergambar partai politik dan/atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau calon Presiden/Wakil Presiden dan kampanye. Sedangkan yang dimaksud dengan menggunakan atribut PNS adalah seperti menggunakan seragam Korpri, seragam dinas, dan lain-lain 9

D. Rangkuman Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Indikator dari disiplin tersebut adalah adanya kewajiban, larangan dan sanksi. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau dilaksanakan, apabila tidak dikerjakan maka dikatakan pelanggaran disiplin, demikian halnya dengan pelanggaran yang sesuatu yang harus dihindari atau tidak dikerjakan, apabila dikerjakan atau dilakukan maka terjadi pelanggaran. Dari pelanggaran terhadap kewajiban maupun larangan maka akan muncul sanksi. Jadi sanksi ada akibat dari adanya pelanggaran terhadap kewajiban dan pelanggaran terhadap larangan. Pelanggaran tersebut dapat dalam bentuk ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan oleh PNS baik dalam jam dinas maupun di luar jam kedinasan. Kewajiban dan larangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahu 2010 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomnor 53 Tahun 2010 terdiri dari kewajiban 17 (tujuh belas) butir dan larangan 15 (lima belas) butir E. Latihan : 1. Jelaskan pengertian disiplin PNS 2. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban dan larangan 3. Ada berapa butir tentang kewajiban dan larangan bagi PNS 4. Jelaskan yang dimaksud dengan pelanggaran terhadap kewajiban tentang setia dan taat sepenuhnya pada Pancasila dan UUD 1945 5. Jelaskan yang dimaksud penyalahgunaan wewenang 10

BAB III HUKUMAN DISIPLIN A. Hukuman Disiplin Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Dari pengertian pelanggaran disiplin diatas,maka dapat ditarik beberapa unsur pelanggaran yaitu: 1. Ucapan yaitu : setiap kata-kata yang diucapkan di hadapan atau dapat didengar oleh orang lain misalnya, rapat, ceramah, diskusi, telepon, televisi, rekaman atau alat komunikasi lainnya. 2. Tulisan yaitu : Pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk tulisan misalnya karikatur, coretan, gambar dan yang serupa dengan itu 3. Perbuatan yaitu perilaku yang dilakukan di dalam atau di luar jam kerja. Dengan demikian pelanggaran disiplin adalah ketidaktaatan terhadap kewajiban dan pelanggaran terhadap larangan, sehingga timbullah sanksi. Tingkat dan jenis hukuman disiplin adalah : 1. Hukuman disiplin ringan terdiri dari : a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Hukuman disiplin sedang terdiri dari : a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun 3. Hukuman disiplin berat terdiri dari : a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah c. Pembebasan dari jabatan d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS 11

Dari jenis hukum disiplin yang ada diatas, bila dibandingkan dengan jenis hukuman disiplin yang ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri sipil terdapat perbedaan, yaitu pada jenis hukuman disiplin tingkat sedang dan berat. Pada jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari, penundaan kenaikan gaji berkala, penenurunan gaji, dan penundaan kenaikan pangkat. Sedangkan pada hukuman disiplin tingkat berat terdiri dari penurunan pangkat, pembebesan jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Jika disimak dari perbedaan tersebut maka Jenis hukuman disiplin yang ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS jauh lebih berat karena pada tingkat hukuman disiplin sedang yaitu hukuman disiplin penurunan gaji dihilangkan/kemudian diganti dengan penurunan pangkat selama 1 tahun. Penurunan pangkat 1 tahun adalah salah satu hukuman disipil berat pada PP Nomor 30 Tahun 1980, kemudian pada tingkat Hukuman Disiplin berat yang ada pada PP Nomor 53 Tahun 2010 sebagai tambahannya adanya penurunan pangkat selama 3 tahun dan penurun jabatan/eselon, dua hukuman disiplin ini termasuk tingkat hukuman disiplin berat pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Adanya hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan jabatan pada hukuman disiplin tingkat berat sebagai pertimbangan bahwa sebelum penjatuhan hukuman disiplin pembebasan jabatan, sebaiknya terlebih dahulu diberikan hukuman disiplin penurunan jabatan, karena disadari bahwa memperoleh suatu jabatan amat susah, seseorang meniti karier cukup lama, sehingga sebelum dijatuhkan hukuman disiplin pembebasan jabatan maka terlebih dahulu diberikan hukuman disiplin. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah B. Pelanggaran Terhadap Kewajiban Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran karena tidak melaksanakan kewajiban atau larangan dilanggar. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ini sudah secara tegas mengatur tentang bagaimana bentuk pelanggaran terhadap kewajiban dan apa saja hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap pelanggaran kewajiban. Berikut ini penulis menyajikan hukuman disiplin yang 12

dijatuhkan terhadap pelanggaran kewajiban berdasarkan pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut : 1. Hukuman disiplin ringan dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban yaitu : a. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah, pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja b. Menataati segala peraturan perundang-undangan, apabila berdampak negatif pada unit kerja c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat PNS, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materill, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa : 1). Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja 2). Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja 3). Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 (sebelas) hari sampai dengan 15 (lima belas) hari j. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja k. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 13

l. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja m. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja n. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja 2. Hukuman Disiplin Sedang Hukuman disiplin sedang dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban : a. Mengucapkan sumpah /janji, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undangan-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan d. Menaati segala peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan f. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan g. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan 14

j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, sebagaimana dimaksud pasal 3 angka 11 berupa : 1). Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alas an yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja 2). Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai 25 (dua puluh lima) hari kerja, dan 3). Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam ) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja l. Mencapai sasaran kerja pegawai, apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25 % (dua puluh lima persen) sampai dengan 50 % (lima puluh persen m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja q. Menataai peraturan kedinasan yang ditatapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan 3. Hukuman Disiplin Berat Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 4 dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban : a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik 15

Indonesia, dan Pemerintah, apabila pelanggran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara b. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negative pada pemerintah dan/atau negara f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan semangat untuk kepentingan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana diatur dalam pasal 3 angka 11 berupa : 1). Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja 2). Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai 40 (empat puluh) hari kerja 3). Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah 16

selama 41 (empat puluh satu) hari kerja sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja, dan 4). Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam ) hari kerja atau lebih j. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25 % (dua puluh lima persen) k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara l. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan m. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara Dari pemaparan di atas tentang pelanggaran terhadap kewajiban, dengan tingkat hukuman disiplin ringan, sedang maupun berat, maka yang membedakannya adalah sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap kewajiban, yaitu jika berdampak pada unit kerja maka hukuman disiplinnya adalah ringan, jika dampak pelanggaran tersebut pada institusi/lembaga maka hukuman disiplinnya adalah sedang tetapi jika dampak perbuatan pelanggaran tersebut pada negara maka hukuman disiplinnya adalah berat. C. Pelanggaran Terhadap Larangan Hukuman disiplin dapat diberikan bagi PNS yang melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagaimana yang diatur dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut : 1. Hukuman Disiplin Ringan a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara, secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja 17

b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja 18 2. Hukuman Disiplin Sedang a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi f. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi

peserta kampanye, dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain. g. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat h. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto copy kartu penduduk sesuai peraturan perundang-undaangan i. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarganya dan masyarakat. 3. Hukuman Disiplin Berat a. Menyalahgunakan wewenang b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain. c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/ atau organisasi internasional d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultaan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing e. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barangbarang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah/atau negara f. Melakukan kegiatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk 19

keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan h. Menerima hadiah atau pemberian apa saja dari siapapun yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya i. Melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan suatu kerugian bagi yang dilayani j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara k. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD atau DPRD dengan cara sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye m. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye. Untuk pelangaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati jam kerja akan dikumulatifkan sampai akhir tahun dalam tahun berjalan, dan tidak diakumulatifkan lagi untuk pelanggaran pada tahun depannya. 20

D. Rangkuman Hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu : Hukuman Disiplin Ringan, Hukuman Disiplin Ringan, Sedang dan Hukuman Disiplin tingkat Berat yang masing-masing terdiri dari : 1. Hukuman Disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Hukuman disiplin sedang terdiri dari : penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu), penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, dan 3. Hukuman Disiplin Berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat Dalam penjatuhan hukuman disiplin, tidak selalu berdasarkan tingkatan hukuman disiplin tetapi sangat tergantung pada pelanggaran yang dilakukan, jika pelanggaran terhadap kewajiban dan larang termasuk pelanggaraan berat, maka sanksi disiplinnya dapat saja langsung pada hukuman disiplin berat, tetapi jika pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan termasuk pelanggaran ringan, maka hukuman disiplinnya berupa hukuman disiplin ringan. Akan tetapi.pelanggaran yang ringan kemudian dilakukan secara berulang maka hukuman disiplinnya dapat ditingkatkan menjadi sedang maupun berat E. Latihan 1. Sebutkan jenis hukuman disiplin 2. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan yang masuk pelanggaran tingkat sedang 3. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban yang human disiplinnya tingkat berat 4. Sebutkan pelanggaran terhadap larangan yang hukuman disiplinnya tingkat ringan 21

BAB IV PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang memiliki kewenangan dalam hal ini adalah kewenangan menghukum. Ini tentu berbeda dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian, yaitu kewenangannya adalah tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Dengan demikian yang dimaksud dengan pejabat yang berwenang menghukum menurut Peraturan Pemerintah Nonor 53 Tahun 2010 adalah pejabat yang memiliki kewenangan menghukum dimana kewenangan tersebut terkait dengan jabatan dalam artian bahwa jabatan tersebut melekat dengan kewenangan. Pejabat yang berwenang yaitu; Presiden, menteri, Eselon I sampai dengan eselon V dan Gubernur, bupati/walikota dan beberapa jabatan yang disetarakan. Berikut pejabat yang berwenang menghukum dan kewenangannya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 sebagai berikut : A. Pejabat Yang Berwenang Menghukum dan Kewenangannya 1. Presiden Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemeberhentiannya menjadi kewenaangan presiden, untuk jenis hukuman disiplin : 1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah 2) Pembebasan dari jabatan 3) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 4) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS Hukuman disiplin diatas berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian dan untuk jenis hukuman disiplin penurunan jabatan dari eselon I menjadi eselon II maka pengangkatannya menjadi eselon II ditetapkan oleh PPK dan dilantik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud dengan jabatan lain yaitu yang pengangkatannya dan pemberhentiannya menjadi kewenangan Presiden antara lain Panitera Mahkamah Agung dan Panitera Mahkamah Konstitusi. 22

2. Instansi Pusat a. PPK Pusat menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi 1) PNS yang menduduki jabatan : a) Struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman: i) Teguran lisan ii) Teguran tertulis iii) Pernyataan tidak puas secara tertulis iv) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun v) Penundaan kenaaikan pangkat selama 1 (satu) tahun vi) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun vii) Penerunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun b) Fungsional tertentu Jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Hukuman disiplin berat c) Fungsional umum Golongan ruang IV/d dan IV/e di lingkungannya : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri v) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS d) Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional Penyelia di lingkungannya : i) Hukuman disiplin sedang ii) Hukuman disiplin berat e) Struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan pejabat setara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK, untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Hukuman disiplin berat 23

f) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya : i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS g) Struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah di lingkungannya : i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah iv) Pembebasan dari jabatan v) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri vi) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS h) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya: i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri iv) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS 2) PNS yang Dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin ringan b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah iii) Pembebasan dari jabatan c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman disiplin ringan d) Struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin : i) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ii) Pembebasan dari jabatan 24

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan : a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selamaa 3 (tiga) tahun b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah v) Pembebasan dari jabatan c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin ringan ii) Hukuman disiplin sedang iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun d) Struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah iv) Pembebasan dari jabatan e) Fungsional umum golongan ruang IV/a samapai dengan IV/c jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia jenis hukuman disiplin : i) Penurunan pangkat setingkat lebig rendah selama 1 (satu) tahun ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah iv) Pembebasan dari jabatan 25

g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah jenis hukuman disiplin : i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun 4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan: a) Eselon I untuk jenis hukuman disiplin : i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun b) Eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS c) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah i) Hukuman disiplin sedang ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iii) Pemeberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS 5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabataan struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah dan jabatan fungsional umum gololongan IV/e ke bawah untuk jenis hukuman disiplin : a) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri b) Pemberhentian tidak dengan hormat 6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin : a) Hukuman disiplin sedang b) Penurunan pangkaat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri d) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS 26

7) Yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin : a) Hukuman disiplin ringan b) Hukuman disiplin sedang c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun d) Pemeberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS b. Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi : 1) PNS yang menduduki jabatan : a) Eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya, dan fungsional umum golongan IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan b) Struktural eslon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan fungsional umum golongan III/b sampai dengan III/d untuk jenis hukuman disiplin : i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun 2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya dan jabatan fungsional umum golongan IV/a sampai dengan IV/c untuk jenis hukuman disiplin ringan 3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/b untuk jenis hukuman disiplin : a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun 27

c. Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi : 1) PNS yang menduduki jabatan a) Struktural eslon III fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/ddi lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan b) Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama, dan pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan 2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/d untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan 3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV. Jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan II/c sampai dengan III/b untuk jenis hukuman disiplin: a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun d. Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya 1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya PPK dalam ketentuan ini antara lain kepala kantor wilayah Kementerian Agama, Kepala Perwakilan BPKP dan Kepala Kantor BKN 2) Pejabat Struktural eselon I yang bukan PPK Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya pejabat struktural eselon I yang bukan PPK dalam ketentuan ini antara lain Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Bea dan Cukai 28