DESAIN DAN PERENCANAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN. Agustin Patmaningrum

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil dari Ujian Nasional rata-rata nilai

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNAGRAHITA

PENGELOLAAN KELAS MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB AUTIS

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAHAN MANIPULATIF UNTUK MENGENALKAN MATEMATIKA KEPADA SISWA SEKOLAH DASAR

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG

4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

ALAT PERAGA DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Samsiar Rivai

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

SILABUS MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN Menentukan letak bilangan secara urut pada garis bilangan

MEMBANGUN INTERAKSI EDUKATIF YANG BERNILAI NORMATIF MELALUI PENGAJARAN BERBASIS AKTIFITAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada arti yang sama yaitu mereka yang kecerdasannya dibawah rata-rata

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA. Dermalince Sitinjak, M.Pd Widyaiswara LPMP Sumatera Utara PENDAHULUAN

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU NAPIER PADA SISWA KELAS IV SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM SETIAP KEGIATAN PEMBELAJARAN. T. Pramono Universitas Terbuka UPBJJ Yogyakarta

PEMANFAATAN ALAT PERAGA MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DI SD

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kebanyakan dari pakar pendidikan menjadikan masalah belajar sebagai sentral

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan

Keywords: RME, paper folding media, fraction

BAB I PENDAHULUAN. Programme for International Students Assesment (PISA) pada tahun 2012

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN KELIPATAN DAN FAKTOR MENGGUNAKAN PITA BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 09 BENUA KAYONG

SILABUS TEMATIK KELAS I

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN MENGHASILKAN BILANGAN TIGA ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MATRIKS BILANGAN PADA SISWA KELAS III SD

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Pengurangan Bilangan Cacah dengan Menggunakan Blok Dienes Siswa Kelas I SDN 016 Bangkinang Kota

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pesat saat ini, baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang

Representasi Geometris dari Bentuk Aljabar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Maryam Saban Samsiar Rivai, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

DAFTAR ISI BUKU PETUNJUK ALAT PERAGA SD

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 1

Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PEMULA (DASAR)

ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Oleh: Supaarni, S.Si., M.Pd 1. Abstract

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kecerdasan intelektual yang berada di bawah rata-rata dan

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

CONTOH SILABUS BERDIVERSIFIKASI DAN PENILAIAN BERBASIS KELAS

BAB I PENDAHULUAN. pertama bagi siswa untuk mempelajari kecakapan seperti: menulis, membaca, dan

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Transkripsi:

ISBN: 978-602-361-045-7 DESAIN DAN PERENCANAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR Indra Prasetia Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU Email : indraprasetia22@yahoo.com ABSTRACT: Learning is a change in the personality who claimed to be a new pattern of the reaction in the form of skills, attitudes, habits or a gift. In mathematics at primary school level understanding of the concept must pass through concrete objects. Margaret (1991) says that studying at a low level is an active process of gaining experience or new knowledge, thus causing changes in behavior. There are 3 stages of learning mathematics namely enactive, iconic and symbolic stage. Enactive stage of the learning phase by manipulating objects or objects concrete, iconic stage is the learning phase by using an image, while the symbolic stage of the learning stage through manipulation of a symbol or a symbol. The stages of learning can be achieved if supported by the media learning tools to learn to be understanding of the mathematics become concrete. Therefore the use of teaching aids in learning is very important, especially the elementary school level. Keywords: Design and media planning, learning of mathematics ABSTRAK: Tentang belajar dikemukakan oleh Purwanto (1990 : 23) bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau suatu pemberian. Dalam belajar matematika pada tingkat sekolah dasar pemahaman konsep harus melalui benda konkrit. Margaret (1991) mengatakan bahwa belajar pada tingkat rendah merupakan suatu proses yang aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru, sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Dalam pembelajaran matematematika terdapat 3 tahap yakni tahap enactive, ekonic dan simbolik.tahap enactive yakni tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek konkrit, tahap ekonic yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, sedangkan tahap simbolik yakni tahap belajar melalui manipulasi lambing atau symbol. Tahap-tahap belajar tersebut dapat dicapai apabila ditunjang dengan alat bantu belajar yakni media belajar agar pemahaman matematika tersebut menjadi konkrit. Oleh karena itu menggunakan media bantu dalam belajar merupakan hal yang sangat penting, terutama ditingkat sekolah dasar. Kata kunci : Desain dan perencanaan media, pembelajaran matematika PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakasanakan setaiap hari, merupakan kehidupan disuatu kelas dimana guru dan siswa saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru.keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru, karena guru merupakan pengelola tunggal kelas.oleh karena itu bila siswa kurang mampu menunjukan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka ketidakberhasilan siswa tersebut merupakan kegagalan guru. Brunner (dalam Orton, 1992) menyatakan bahwa siswa dalam belajar konsep matematika melalui 3 tahap, yakni tahap enactive, tahap ekonik, dan tahap simbolik.tahap enactive yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek konkrit, tahap ekonic yaitu tahab belajar dengan menggunakan gambar, sedangkan tahap simbolik yaitu tahap belajar matematika melalui manipulasi lambing atau symbol. Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar matematika merupakan proses membangun atau mengkonstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tidak sekedar penggrojokkan yang terkesan pasif dan statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis. Hal ini sesuai dengan pandangan teori konstruktivisme, yaitu suatu pandangan dalam mengajar dan belajar dimana siswa membangun sendiri arti pengalamannya dan interaksi dengan orang lain, sedangkan tugas guru adalah 326

The Progressive and Fun Education Seminar memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Sedangkan menurut Pieget (dalam Sukayati, 2001) menyatakan bahwa taraf berpikir anak usia SD masih bersifat konkrit operasional. Artinya untuk memahami suatu konsep siswa masih harus diberikan kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata atau kejadian nyata yang dapat diterima akal mereka. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapatlah ditaris suatu kesimpulan bahwa dalam belajar matematika pengalaman belajar siswa sangatlah penting. Pengalaman tersebut akan membentuk pemahaman apabila ditunjang dengan alat Bantu belajar, agar pemahaman matematika tersebut menjadi konkrit. Dengan demikian alat Bantu belajar atau yang sering disebut media, akan berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan bagi siswa. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar matematika dengan berbagai strategi dan variasi serta sajian yang menarik, misalnya permainan, diskusi, pemecahan masalah, praktek, demonstrasi dan lainnya. Semua strategi tersebut dapat ditunjang dengan media atau alat bantu yang sesuai dengan materi pembelajarannya. Namun bagaimana cara mendesain dan menggunakan media tidak semua guru dapat melakukan dan terampil menggunakannya. Oleh karena itu masalah yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana mendesain dan menggunakan media dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. PEMBAHASAN Bila dicermati, kebanyak pembelajaran di sekolah-sekolah masih dikelola secara klasikal dan bersifat tradisional. Artinya semua siswa diperlakukan sama oleh guru. Pembelajaran klasikal merupakan pembelajaran yang paling disenangi oleh guru karena pembelajarannya paling mudah untuk dilaksanakan.pada pembelajaran klasikal umumnya komunikasi yang terjadi hanya searah, yaitu dari guru ke siswa, dan hamper tidak terjadi sebaliknya.oleh karena itu guru sebagai media perantara yang bersifat tunggal.untuk meminimalkan dominasi guru, perlu direncanakan media pembelajaran untuk kelompok atau media bersifat individual, baik untuk alat peraga maupun asarana. Ada beberapa keuntungan bila media digunakan untuk kegiatan kelompok, antara lain : 1. Adanya tutor sebaya dalam kelompok, yang kadang-kadang lebih mudah menerangkan temuannya pada temantemannya. 2. Kerjasama yang terjadi dalam penggunaan media akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan. 3. Banyaknya anggota relative lebih kecil dalam kelompok, sehingga siswa merasa nyaman dalam mengemukakan pendapat dan temuan-temuannya dibandingkan dalam satu kelas. Namun demikian dalam penggunaan media ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kelompok, yakni : 1. Tugas-tugas pelengkap dari media yang menjadi tanggung jawab kelompok haruslah mengaktifkan semua anggota kelompok agar tidak terjadi dominasi oleh seorang dari anggota kelompok. 2. pemilihan anggota kelompok dalam melaksanakan tugas-tugas pelengkap dari media haruslah secermat mungkin, sehingga tidak terjadi penunpukkan siswa yang pandai atau yang kurang dalam satu kelompok. Agar media yang akan digunakan telah terencana dan terdesain dengan baik, maka dibutuhkan identifikasi media dalam 1 (satu) tahun ajaran menurut jenjang kelas. Adapun urutan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 1. Perencanaan kebutuhan media menurut silabus telah sesuai dengan jenjang kelas. 2. Pengadaan media. 3. Penempatan media dalam kelas. Dari ketiga urutan langkah tersebut, hanya urutan ke-1 dan ke-3 yang mutlak dapat dilaksanakan dan dikoordinir oleh guru.untuk urutan ke-2 yaitu pengadaan media yang sederhana dapat dibuat oleh guru maupun siswa. Sedangkan yang menyangkut dana terkadang harus memerlukan kebijaksanaan pimpinan sekolah. Berikut akan diberikan desain dan perencanaan penggunaan media dalam pembelajaran di sekolah dasar mulai kelas I dan II. 327

ISBN: 978-602-361-045-7 1. Desain Media Dalam Pembelajaran Matematika di SD Tabel 1 : Desain pada Kelas I : No Media Jenis Kegiatan Keterangan 1 Benda konkrit : batang korek api, kelereng, manik-manik, bijibijian 2 Kumpulan gambar-gambar benda yang dapat ditempel pada papan flannel. Contoh : bangun ruang, bunga, binatang (yang warna dan bentuknya berbeda). 3 Papan flannel untuk menempel 4 Kartu bilangan 0 s/d 10 yang dapat ditempel pada papan flannel 0 1 2 10 5 + 2 kebalikan 2 + 5 Digunakan pada penanaman konsep pengenalan bilangan, penjumlahan dan pengurangan bilangan Digunakan untuk menjelaskan lebih dari, kurang dari, sama dengan pada pengenalan bilangan, operasi bilangan. Sebagai media tempat menempelkan berbagai gambar. Digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan 0 s/d 10 pada kegiatan penanaman dan pemahaman konsep. Kartu jumlah dapat menunjukkan sifat komutatif penjumlahan, meskipun sifat tersebut tidak disampaikan kepada siswa. No Media Jenis Kegiatan Keterangan 5 Kartu pasangan penjumlahan dengan Kartu yang bilangan biasa. Setiap set ada 28 buah. dipasangkan adalah Contoh : dipasangkan kartu yang memuat penjumlahan dengan 7 2 + 5 8 bilangan yang bukan 5 + 2 penjumlahan 6 dipasangkan 3 + 2 5 4 + 1 6 Timbangan Bilangan menunjukkan untuk 328

The Progressive and Fun Education Seminar Contoh : 2 + 3 = 5 penjumlahan, pengurangn. Jika hasil penjumlahan/penguran gan betul maka batang timbangan akan seimbang. 7 Tabel penjumlahan 1 s/d 10 + 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 8 Kartu pasangan pengurangan 0 s/d 20 7 2 6 5 9 3 4 dipasangkan Tabel ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kemampuan dasar penjumlahan. Penempatannya di gantungkan didinding (tidak permanent) sehingga dapat digunakan jika diperlukan. dalam pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan tentang pengurangan. 8-2 No Media Jenis Kegiatan Keterangan 9 Kalender yang berlaku dan 2 kalender yang sudah tidak berlaku yaitu untuk tahun kabisat dan bukan kabisat mengenalkan hari dan hubungannya dalam 1 minggu dan 1 bulan. 10 Dekak-dekak Berfungsi untuk 11 Benda-benda konkrit bangun datar, bangun ruang dan gambar. 12 Papan paku besar, kecil dan karet gelang berwarna 13 Mata uang logam, kertas dan fotocopy tiruannya. menerangkan tempat memperkenalkan bangun geometrid an datar membentuk gambargambar geometri bangun datar pengenalan mata uang dalam pembelajaran jual dan beli 329

ISBN: 978-602-361-045-7 Tabel 2 Desain Untuk Kelas II No Media Jenis Kegiatan Keterangan 1 Kalender 2 macam, yaitu tahun kabisat dan bukan kabisat pengenalan hari, minggu, bulan, tahun dan hubungannya. 2 Jam dari karton pengenalan waktu 3 Dekak-dekak Mengenal nilai tempat 4 Penggaris berkala dari kayu dan plastik Untuk pengukuran panjang dengan satuan yang baku. 5 Tangga satuan panjang Untuk mengingatkan m pada siswa hubungan dm antara satuan panjang cm 6 Uang logam dan kertas dalam bentuk kopiannya 7 Papan flannel dan gambar benda-benda yang warnanya sama 8 Daftra perkalian dasar 1 s/d 10 x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 Kartu perkalian bilangan yang dapat dipasangkan 7 x 2 27 14 dipasangkan mengenalkan jual beli, tabungan dan lain-lain. sebagai alat peraga dalam mengenalkan perkalian adalah jumlah berulang sebagai keterampilan perkalian dan pengenalan sifatsifat perkalian, angka dapat dicopot-copot sehingga dapat digunakan berulang-ulang. dalam membina keterampilan dalam perkalian 330 8 x2

The Progressive and Fun Education Seminar 16 5 x 7 10 Kertas karton berwarna yang dapat dilipat-lipat secara simetri dalam pengenalan konsep pecahan : ½, ¼ dan lainnya 11 Papan flannel untuk menempel menempelkan berbagai gambar, angka dan 12 Benda-benda konkrit berbentuk kubus, balok, segitiga, limas. 13 Papan paku besar, kecil dan karet gelang berwarna Lanjutan : 14 Papan berpetak besar, kapur berwarna dan kertas berpetak untuk siswa. 2. Desain Pembelajaran Dengan Penguatan Konsep Dalam penanaman konsep berhitung kepada siswa, tidak selamanya harus menggunakan media-media atau alat peraga yang mahal biayanya.benda-benda disekitar kita yang sering kita jumpai seperti lidi, juga dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga dalam penanaman konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.dalam peragaan berhitung dengan menggunakan alat lidi tersebut bermanfaat untuk pemahaman secara konkrit konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Berikut peragaan penggunaan lidi dalam berhitung : 1. Peraga penjumlahan bilangan cacah dengan teknik menyimpan Contoh : 28 45 + lainnya mengenalkan bangun geometri membentuk gambar-gambar geometri bangun datar pengenalan luas suatu daerah dengan menghitung banyaknya petak yang ditutupi bangun tersebut. Langkah-langkah peragaan Diperagakan 28 dengan lidi yang berdiri dari 2 ikatan puluhan dan 8 satuan Diperagakan 45 dengan lidi 4 ikatan puluhan dan 5 satuan Penggabungan 28 dan 45 dimulai dengan penggabungan satuan 8 dengan 5 menjadi 13 satuan. Dari 13 satuan ini, 10 diantara lidi tersebut diikat menjadi 1 puluhan dan sisa 3 satuan dibiarkan. 1 ikatan puluhan tersebut digabungkan dengan 2 ikatan puluhan dan 4 ikantan puluhan lainnya, sehingga jumlahnya menjadi 7 ikatan puluhan dan 3 satuan, maka jumlah lidi seluruhnya menjadi 73 batang lidi. 2. Peragaan pengurangan bilangan cacah dengan teknik penyimpanan 331

ISBN: 978-602-361-045-7 Contoh 1 : 75 29. Langkah-langkah peragaan : a. Diperagakan 75 dengan lidi yang terdiri dari 7 ikatan puluhan dan 5 satuan b. Pengurangan 75 dengan 29 dimulai dengan mengurangkan 5 satuan dengan 9. Karena 5 satuan tidak cukup untuk dikurangi sebanyak 9, maka diambil 1 ikatan puluhan dari 7 ikatan puluhan yang ada kemudian dilepaskan ikatannya. Sehingga puluhan menjadi 6 ikatan dan satuannya menjadi 10 + 5 atau 15 satuan, 15 satuan kemudian dikurangi dengan 9 menjadi 6 satuan. c. Berikutnya pengurangan 6 ikatan puluhan yang diambil oleh 2 ikatan puluhan menjadi 4 ikatan puluhan ( 6 puluhan 2 puluhan = 4 puluhan) d. Hasil pengurangan dari 75 29 adalah 4 ikat puluhan dan 6 satuan, atau 46. Contoh 2 : 207 29.. Langkah-langkah peragaan : a. Diperagakan 207 dengan lidi yang terdiri dari 2 buah ikatan ratusan yang masing-masing ikatan terdiri dari 10 ikatan puluhan dan tujuh satuan. b. Pengurangan dari 207 dengan 29 dimulai dengan mengurangkan 7 satuan dengan 9 satuan. Karena tidak cukup untuk dikurangi, maka diambil 1 ikatan ratusan. Kemudian 1 ikatan ratusan dilepaskan menjadi 10 ikatan puluhan, yang kemudian dari 10 buah ikatan puluhan diambil 1 buah ikatan puluhan lalu dilepaskan untuk menjadi satuan. c. Dari 207 tadi kini menjadi 1 ikatan ratusan, 9 ikatan puluhan dan 17 satuan. 17 satuan tersebut diambil (dikurangi) sebanyak 9, dan hasilnya tinggal 8 satuan. 9 puluhan diambil 2 puluhan tinggal 7 puluhan sedangkan 1 ikat ratusan tetap. Sehingga hasil pengurangan 207 29 = 178. 3. Peragaan perkalian bilangan cacah dengan cara pendek Contoh : 46 3 x.. Langkah-langkah peragaan : a. Diperagakan 3 x 46 dengan menggunakan lidi. Perkalian 3 x 46 artinya 46 + 46 + 46 yang dapat diperagakan sebagai 3 baris lidi, setiap baris masing-masing berisikan 46 buah lidi. b. Pisahkan 3 kelompok baris menjadi 4 puluhan dan 6 satuan, kemudian jumlahkan pada ke 3 kelompok yang berisikan 4 puluhan tersebut maka jumlahnya menjadi 120 buah lidi yang kemudian dipisah-pisahkan menjadi 12 ikatan puluhan c. Selanjutnya jumlahkan 3 kelompok 6 satuan menjadi 18 buah lidi. Kemudian 18 satuan lidi tadi diambil 10 buah lidi yang kemudian diikat menjadi 1 ikatan puluhan. d. 1 ikatan puluhan dari 18 satuan tersebut kemudian dijumlahkan pada 12 ikatan puluhan sehingga terdapat 13 ikatan puluhan (12 ikatan puluhan + 1 ikatan puluhan) e. Hasil 13 ikatan puluhan + 8 satuan maka hasilnya menjadi 138. 4. Peragaan pembagian susun ke bawah dengan cara pendek Contoh : 3 72 =. Langkah-langkah peragaan : a. Diperagakan 72 dengan lidi yang terdiri dari 7 ikatan puluhan dan 2 satuan b. Pembagian 72 dengan 3 dimulai dari membagi 7 ikatan puluhan dengan 3 menghasilkan 2 puluhan, dengan sisa 1 ikatan puluhan. 332

The Progressive and Fun Education Seminar c. Kemudian 1 ikatan puluhan tersebut dilepaskan untuk digabungkan dengan satuan sehingga menjadi 12 satuan. Dari 12 satuan dibagi 3 sehingga menghasilkan 4 tanpa sisa. d. Jadi hasil pembagian 72 dengan 3 menghasilkan 2 ikatan puluhan dan 4 satuan maka hasilnya 24. 30 Oktober 2001). Yogyakarta : PPPG Matematika. KESIMPULAN Berdasarkan dari uraian dan berbagai desain serta peragaan penggunaan media di atas dapat disimpulkan bahwa : penggunaan media atau alat peraga dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya bagi siswa-siswa sekolah dasar sangatlah penting, karena penggunaan media dalam pembelajaran sesungguhnya bertujuan untuk mengurangi keabstrakan dari konsep, karena pada tingkat sekolah dasar pemahaman konsep harus dijelaskan secara konkrit, agar siswa dapat menangkap arti dari konsep yang sesungguhnya. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi objek atau alat peraga, maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupannya sehari-hari tentang arti dari konsep itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Estiningsih, E. (1994). Landasan Teknik Berhitung SD. Yogyakarta : PPPG Matematika Gagne, R.M. (1988), Principles of Instructional Desighn, New York : Holt. Renehart and Winston. Grinder. (1991), Metode Belajar Terpadu dan Terjala, KAIFA : Jakarta. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di SD. Rosda Karya : Bandung. Hudoyo, Herman. (1998). Mengajar Belajar Matematika.Jakarta : Depdikbud...(1992), Dasar-Dasar Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta : Jakarta Orton, A. (1991). Learning Mathematics : Issues, Theory and Classroom Practice. University of Leads Centers for Stdies Science and Mathematics Education. Sukayati.(2001). Pembelajaran Matematika Secara Aktif Efektif dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran. (Makalah Pelatihan Supervisi Pembelajaran Matematika SD, tanggal 333