BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 BAKI SUKOHARJO

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Sri Handayani NIM K

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan. masyarakat dan bangsa yang mampu mengembangkan kehidupan yang

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan adanya pendidikan yang berkualitas yang mampu berkompetensi secara sehat dan global sehingga dapat mensosialisasikan dan menjalankan program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis, logis, kreatif, terarah, dan memiliki keterampilan yang tinggi dalam berfikir dan bekerjasama secara efektifdan intensif. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari isi Undang-Undang Sisdiknas tersebut terlihat dari tujuannya bahwa pendidikan merupakan pengembangan potensi siswa sesuai dengan kondisi yang ada seperti budaya serta kultur masyarakat, ketersediaan sumber daya dan dukungan dari masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan tenaga pengajar dan sarana infrastruktur untuk mencapai wajib belajar 9 tahun. Sesuai dengan Pasal 11 Ayat 1 dan 2 dijelaskan (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah.dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan : a. Kurikulum dan silabus SD/MIISDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi (Pasal 6 Ayat 6) b. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK (Pasal 17 Ayat 2)

c. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Pasal 20) Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang seluas-luasnya untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasivariasi penyelengaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa mampu menghadapi dan memecahkan problematika kehidupan yang dihadapinya. Konsep pendidikan harus menyentuh nurani maupun kompetensi siswa karenaterasa semakin penting ketika seseorang memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu seorang guru diberi kebebasan untuk merancang model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa dimana seluruh siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran. Metode serta model mengajar guru dalam menyampaikan isi materi dan sarana dan prasarana yang memadai sangatlah mempengaruhi hasil belajar siswa.salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan diterapkannya suatu media pembelajaran. Penelitian Dwyer (Kusnandar, 2007), menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan dengan tulisan 10%, pesan Audio 10%, visual 30%, audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan maka mencapai 80%.

Berpedoman pada hasil penelitian Dwyer di atas maka multimedia dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu keberhasilan proses pembelajaran. Multimedia pembelajaran, idealnya harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri.untuk itu, jika ingin dikatakan sebagai multimedia pembelajaran, maka harus interaktif(kusnandar dkk, 2007). Dalam proses pembelajaran menggunakan Multimedia pada pembelajaran berbasis masalah siswa diberikan kesempatan untuk memahami konsep atau materi pelajaran untuk mengungkapkan masalah terlebih dahulu denganpengetahuan awal yang telah mereka miliki, baik formal maupun informal yang kemudian digunakan untuk memecahkan masalah. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa diharuskan menemukan masalah terlebih dahulu, menyatakan masalah, mengumpulkan fakta, membangun pertanyaan-pertanyaan, mengajukan hipotesis, meneliti kembali masalah dengan cara lain, membangun alternatif penyelesaian, dan mengusulkan solusi (Fogarty, 1997). Pembelajaran yang menggunakan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memungkinkan siswa untuk memanfaatkan pengetahuan awalnya dalam mengembangkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah diperolehnya serta mengembangkan dan mengaplikasikannya dengan dibantu Multimedia. Tujuan dasar perlunya Multimedia dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Domain Kognitif menurut Bloom (1979) terdiri dari 6 tingkatan, yaitu 1) Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3) Penerapan; 4) Analisis; 5) Sintesis; dan 6) Evaluasi. Menurut Susilana (2006) domain kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, yang dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah. Kemampuan aplikasi siswa merupakan kemampuan siswa dalam menerapkan materi pelajaran pada kehidupannya atau mempraktikkannya

sendiri.dalam kemampuan aplikasi, siswa dituntut untuk dapat menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, gambaran) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. Carneson, et al (1996) menyatakan bahwa, Application refers to the ability to use learned material in new and concrete situations. This may include the application of such things as rules, methods, concepts, principles, laws, and theories. Learning outcomes in this area require a higher level of understanding than those under comprehension. Berdasarkan keterangan di atas, bahwa aplikasi mengacu pada kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan situasi nyata.hal-hal yang meliputi aplikasi diantaranya seperti aturan-aturan, metode, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam Sudjana (2002), pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik diperlukan pemahaman dari siswa dan mampu mengaplikasikan materi yang diajarkan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Penerapan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan aplikasi siswa. 1.2 RumusanMasalah Rumusan Masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas sebagai berikut : 1. Bagaimana desain multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)? 2. Apakah penerapan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapatmeningkatkankemampuan aplikasi siswa dari siswa yang mengikuti Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)tanpa multimedia? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan Multimedia

pada Pembelajaran Berbasis Masalah? 1.3 BatasanMasalah Agar penelitian lebih terfokus, peneliti membatasi permasalahan diatas dalam beberapa hal berikut ini : 1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas X. 2. Materi yang dipilih dalam penelitian adalah Memahamistruktur/proses dasaralgoritmadanmembuat program pemilihan dan perulangan. 3. Multimedia yang digunakan dibangun dengan perangkat lunak Adobe Flash CS 5, dan digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan aplikasi siswa. 1.4 TujuanPenelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan,tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengembangkandesain multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah. 2. Mengetahui peningkatankemampuan aplikasi siswa setelah mengikuti pembelajarannya dengan menggunakan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 3. Mengetahui respon/sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 1.5 ManfaatPenelitian 1. Bagi peneliti Memberikan jawaban dari permasalahan yang melatarbelakangi dilaksanakannya penelitian ini dan membuktikan hipotesis yang menjadi

pedoman dalam penelitian ini serta untuk dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Siswa Diharapkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pelajarannya dapat meningkat, dapat termotivasi serta berperan aktif dalam mengikuti proses belajarnya menggunakan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah, dan sekiranya dapat merangsang juga menumbuhkan minat dalam bidang Teknik Informatika. 3. Bagi Guru Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dan sebagai referensi bahan ajar untuk siswa. 4. Bagi pembaca dan peneliti lain Memberikan wawasan yang berhubungan dengan penelitian agar dapat memberikan stimulus serta memotivasi untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk lebih meningkatkan konsep dan teori tentang Penerapan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah. 1.6 HipotesisPenelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dibuat untuk melakukan pengecekannya. (Sudjana, 2005). Secara singkat hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan dalam penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian yang aka dilaksanakan, hipotesis yang dapat ditetapkan adalah : Kemampuan aplikasi siswa yang mengikuti pembelajarannya menerapkan Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) meningkat

daripada kemampuan aplikasi siswa yang mengikuti Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) tanpa multimedia. 1.7 DefinisiOperasional Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah dalam penelitian ini. Maka dijelaskan beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian yang dianggap penting, yaitu sebagai berikut: 1. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah salah satu pembelajaran dimana siswa diberikan suatu permasalahan yang dimulai dengan 1) Mendefinisikan masalah ; 2) Mendiagnosis masalah; 3) Merumuskanalternatif strategi; 4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan; dan 5) Melakukan evaluasi. 2. Multimedia pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah multimedia yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. 3. Kemampuan aplikasi siswa adalah kesanggupan siswa untuk menerapkan suatu abstraksi tertentu (konsep, prinsip, prosedur, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) dalam situasi baru dan kongkret. 4. Pembelajaran adalah proses belajar-mengajar mata pelajaran Algoritma.