APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI DEBLURING (DEBLURRING APPLICATION) MENGGUNAKAN MATLAB DENGAN METODE BLIND DECONVOLUTION

Perbandingan Efektivitas Algoritma Blind-Deconvolution, Lucy-Richardson dan Wiener-Filter Pada Restorasi Citra. Charles Aditya /

APLIKASI PENCARIAN RUTE OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE TRANSITIVE CLOSURE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012

ANALISIS PERBANDINGAN PENDETEKSI GARIS TEPI PADA CITRA DIGITAL ANTARA METODE EDGE LINKING DAN OPERATOR SOBEL SKRIPSI

Operasi Bertetangga (1)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Implementasi Image Enhancement Menggunakan Homomorphic Filtering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PROSES PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK PENGGESERAN BIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BITSHIFT OPERATORS

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

PERBAIKAN METODE B.GATOS UNTUK RESTORASI CITRA DOKUMEN KUNO NON-LINIER. Arliansyah J2A

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi. Untuk itulah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

ANALISIS KINERJA METODE LUCY-RICHARDSON DAN BLIND DECONVOLUTION

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang diperlukan. Output alatalat

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile

APLIKASI PERUBAHAN CITRA 2D MENJADI 3D DENGAN METODE STEREOSCOPIC ANAGLYPH BERBASISKAN KOMPUTER

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Simulasi Teknik Image Enhancement Menggunakan Matlab Yustina Retno Wahyu Utami 3)

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa gambar, audio (bunyi, suara, musik), dan video. Keempat macam data atau

PERANCANGAN DAN REALISASI PENDETEKSI POSISI KEBERADAAN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI GERAK DENGAN SENSOR WEBCAM

APLIKASI SEGMENTASI TEKS DALAM BAHASA MANDARIN DENGAN METODE RULE-BASED DAN STATISTICAL

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PENDETEKSI GERAKAN SEBAGAI NATURAL USER INTERFACE ( NUI ) MENGGUNAKAN BAHASA C# ABSTRAK

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH PISANG DENGAN MENGGUNAKAN RUANG WARNA HUE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PERSYARATAN PRODUK

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM

PERANCANGAN APLIKASI MENENTUKAN EFEK RESOLUSI BERDASARKAN JUMLAH PIXEL PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE RETINEX

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

PROSES PENAJAMAN DAN REDUKSI NOISE PADA SEBUAH CITRA DIGITAL DALAM BIDANG FOTOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NORMALISASI DAN PEMBOBOTAN UNTUK KLONING MULUS PADA PENCAMPURAN CITRA MENGGUNAKAN METODE POISSON

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

Supaya Foto Tidak Blur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerjaan, baik yang sifatnya rutinitas maupun tidak rutinitas. Kemajuan

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

KLASIFIKASI GAMBAR FOTO BERDASARKAN TEMPAT PENGAMBILAN DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH

One picture is worth more than ten thousand words

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

RESTORASI CITRA KABUR MENGGUNAKAN ALGORITMA LUCY-RICHARDSON

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Restorasi pada Citra Digital Menggunakan Metode Image Inpainting

2 Berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan derau, berbagai filter yang dikombinasikan dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada citra yan

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

Aplikasi Rekonstruksi 3D Menggunakan Metode Voting- Based Voxel Carving

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

BAB 4. mempunyai prosesor 1.6 Ghz atau diatasnya dengan memori RAM sebesar 1GB. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

Transkripsi:

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE NSHARP MASK Rudy Adipranata 1), Januar Wijaya, Kartika Gunadi 2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, niversitas Kristen Petra, Surabaya rudya@petra.ac.id 1), kgunadi@petra.ac.id 2) ABSTRACT Nowadays digital camera has frequently been used to take picture. Taking picture digitally has a lot of advantages in terms of media storage. But, it is not flawless. Sometimes, the pictures taken using digital camera are blurred because of the camera shake. Because of that reason, this research offers an application to recover the blurred image caused by camera shake using unsharp mask method. The result of this research shows that the unsharp method can change blurred image. However the change resulted using the method has not been significant enough. Keywords: Image Stabilizer, nsharp Mask, Blurred Image, Camera Shake 1. Pendahuluan Saat ini penggunaan kamera digital untuk pengambilan citra atau foto lebih banyak dibanding penggunaan kamera manual dengan media film. Hal ini dikarenakan pengambilan citra secara digital memiliki banyak keuntungan terutama dalam hal penyimpanan yang tidak lagi menggunakan media fisik (film) tetapi menggunakan media digital serta usia penyimpanan citra yang sangat lama tanpa berkurangnya kualitas citra tersebut. Tetapi pada saat pengambilan citra, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi kerusakan atau kegagalan. Salah satu bentuk kerusakan yang mungkin terjadi adalah blurred image (citra yang kabur). Kerusakan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya ketidakfokusan lensa kamera, pergerakan obyek pada saat pengambilan citra serta camera shake (pergerakan kamera). Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya blurred image yang disebabkan oleh camera shake adalah dengan menghindari terjadinya getaran atau goncangan kamera pada saat pengambilan citra. Tetapi pada kenyataannya, sangat sulit untuk menstabilkan kondisi kamera saat pengambilan citra ini. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan alat penahan posisi kamera (tripod). Akan tetapi, penggunaan tripod ini dapat mengurangi fleksibilitas pengguna kamera. Cara lain untuk mengurangi tingkat kekaburan citra yang disebabkan oleh camera shake, adalah dengan menggunakan aplikasi guna melakukan perbaikan blurred image. Beberapa metode telah dikembangkan guna melakukan perbaikan blurred image, diantaranya adalah dengan menggunakan proses dekonvolusi terhadap blur kernel [1], unsharp mask [7]. Pada penelitian ini dikembangkan aplikasi guna melakukan perbaikan pada blurred image yang disebabkan oleh terjadinya camera shake pada saat melakukan pengambilan citra dengan menggunakan metode unsharp mask. 2. Landasan Teori 2.1 Image Stabilization Image Stabilization (IS) merupakan salah satu teknik restorasi (perbaikan) citra dengan cara meningkatkan tingkat kestabilannya [3]. Yang dimaksud dengan kestabilan citra adalah tingkat kejelasan (ketidakkaburan) obyek yang terdapat pada sebuah citra. IS telah banyak diimplementasikan pada berbagai peralatan optikal sehubungan dengan kegunaannya dalam bidang masing-masing. Beberapa peralatan yang menggunakan IS adalah teleskop astronomik, teropong otomatis, dan peralatan fotografi. Secara umum, penyebab utama blurred image (kekaburan citra) adalah terjadinya camera shake (pergerakan kamera) pada saat pengambilan citra. Camera shake ini mempengaruhi posisi lensa yang menjadi salah satu kunci utama pengambilan citra sehingga mengubah posisi titik-titik obyek pada citra. Selain karena camera shake, blurred image dapat juga disebabkan oleh pergerakan obyek pada saat pengambilan citra ataupun karena ketidakfokusan lensa kamera. IS dirancang untuk mengatasi kekaburan yang disebabkan oleh camera shake, bukan oleh pergerakan obyek. Contoh blurred image yang diakibatkan karena camera shake terdapat pada Gambar 1 dan contoh blurred image akibat pergerakan obyek terdapat pada Gambar 2. Gambar 1. Contoh Blurred Image Akibat Camera Shake 145

Gambar 2. Contoh Blurred Image Akibat Pergerakan Obyek Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah ataupun mengatasi terjadinya blurred image akibat camera shake, misalnya dengan penggunaan penyangga kamera, penggunaan kamera yang menggunakan teknologi IS, ataupun dengan melakukan pemrosesan paska pengambilan citra. 2.1.1 Pemrosesan Paska Pengambilan Citra Image Stabilization dapat dilakukan setelah masa pengambilan citra dalam bentuk citra digital. IS pada sebuah citra digital dilakukan dengan melakukan deteksi pergerakan pixel dari keadaan citra terhadap keadaan sebenarnya dan melakukan perbaikan citra berdasarkan pergerakan pixel. Beberapa metode yang telah dikembangkan guna pemrosesan citra ini adalah menggunakan dekonvolusi terhadap blur kernel [1] serta unsharp mask [7]. Pada metode yang menggunakan dekonvolusi, pendekatan dilakukan dengan mencari faktor penyebab kekaburan citra yang disebut dengan blur kernel. Faktor penyebab kekaburan biasanya terlihat melalui persebaran cahaya (Point Spread Function/PSF) yang terdapat pada citra. PSF sendiri merupakan fungsi matematis yang menggambarkan pengaruh suatu titik pusat cahaya terhadap titik yang lain yang terdapat pada citra [4]. Setelah mendapatkan blur kernel, dilakukan proses dekonvolusi [5] antara citra input dengan blur kernel tersebut untuk mendapatkan citra output yang diharapkan. Metode lain adalah unsharp mask yang melakukan pendekatan dengan menggunakan mask yang merupakan pengurangan antara citra input dengan citra input yang dibuat menjadi lebih kabur. Mask yang dihasilkan akan dijumlahkan dengan citra input guna menghasilkan citra output yang diharapkan. 2.2 nsharp Mask nsharp mask [7] merupakan salah satu metode pemrosesan citra digital yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kekaburan citra yang disebabkan oleh camera shake. Penamaan kata unsharp dikarenakan metode ini menggunakan citra yang lebih blur terhadap citra asli sebagai faktor pembuat mask. Setelah didapatkan mask, maka mask tersebut akan dijumlahkan dengan citra asli sehingga didapatkan keadaan citra yang lebih tajam dibandingkan citra asli. O(x,y) = I(x,y) + M(x,y) (1) M(x,y) = I(x,y) (I*F)(x,y) (2) dimana: O = citra output * = konvolusi I = citra input x = 0,1,2,...,M-1 M = mask y = 0,1,2,...,N-1 F = filter M,N = ukuran panjang, lebar citra ntuk membuat citra yang lebih kabur, digunakan filter dengan menggunakan nilai filter 1. ini diproses terhadap citra asli dengan konvolusi [2] sehingga didapatkan citra yang lebih kabur. Gambar 3 menunjukkan contoh filter unsharp mask dengan ukuran 5x5. Gambar 3. Contoh nsharp Mask dengan 5x5 Proses konvolusi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (3). dimana: a = (m-1)/2 b = (n-1)/2 m,n = ukuran panjang, lebar filter a b ( I * F)( x, y) = F( s, t) I( x + s, y + t) (3) s= at= b 146

Dibanding dengan metode menggunakan dekonvolusi, unsharp mask melakukan proses yang berbeda dimana pada unsharp mask tidak dibutuhkan informasi penyebab kekaburan citra. Dekonvolusi membutuhkan informasi penyebab kekaburan citra sebagai dasar proses perbaikan. Hal ini menyebabkan terdapat perbedaan mencolok pada waktu persiapan dan pemrosesan citra antara kedua metode. nsharp mask menggunakan waktu yang relatif lebih cepat dalam pemrosesannya, sedangkan dekonvolusi membutuhkan waktu yang lebih lama. 3. Perancangan Sistem Sebelum melakukan implementasi, terlebih dahulu dilakukan perancangan sistem dengan menggunakan diagram alir. Sistem terdiri atas 3 bagian yaitu pengambilan data, pembuatan unsharp mask serta pengolahan citra. Rancangan sistem secara garis besar terdapat pada Gambar 4. Gambar 4. Garis Besar Metode nsharp Mask Proses pertama yang dilakukan oleh sistem adalah melakukan pengambilan data. Data yang diperoleh dalam proses ini adalah citra input dan ukuran filter yang digunakan. Gambar 5. Diagram Alir Proses Pengambilan Data Setelah mendapatkan citra yang akan diproses serta ukuran filter, proses dilanjutkan pada pembuatan unsharp mask dimana pada proses ini dilakukan pembuatan filter sesuai ukuran yang didapat dan melakukan proses konvolusi antara filter tersebut dengan image input untuk mendapatkan image yang lebih kabur. ntuk menghasilkan mask dilakukan penghitungan selisih antara citra input dan citra yang telah diproses dengan filter. Setelah mendapat mask, maka proses terakhir adalah pengolahan citra yang melakukan perbaikan citra input dengan melakukan penjumlahan antara mask dan citra input untuk menghasilkan citra output yang diharapkan. Diagram alir proses pengolahan citra terdapat pada Gambar 7. 147

Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan nsharp Mask Gambar 7. Diagram Alir Proses Pengolahan Citra 4. Implementasi dan Hasil Pengujian Implementasi aplikasi pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak bahasa pemrograman Microsoft Visual C++ 6.0. Pemilihan perangkat lunak ini berdasarkan pada kemampuan Visual C++ untuk melakukan pemrosesan secara berulangulang dengan performa tinggi dan waktu pemrosesan yang relatif cepat. ntuk memudahkan dan membantu dalam melakukan pendesainan interface agar tampak lebih jelas dan user friendly, digunakan MFC (Microsoft Foundation Class) dengan tipe multiple document interface (MDI). ntuk mempermudah pemrosesan citra, digunakan library OpenCV dengan HighGI [6] sebagai penunjang implementasi aplikasi. Hasil implementasi aplikasi yang dikembangkan terlihat pada Gambar 8. Gambar 8. Tampilan Aplikasi Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter ukuran filter yang berbeda untuk mengetahui pengaruh ukuran filter terhadap citra yang dihasilkan. Hasil pengujian beserta dengan histogram serta waktu proses dari masingmasing citra ditampilkan pada Tabel 1. 148

Input Gambar Tabel 1. Hasil Pengujian Pertama Histogram 5x5 (2,13 detik) 15x15 (17,03 detik) 25x25 (46,16 detik) Dari hasil pengujian pada Tabel 1 secara visual, terlihat bahwa hasil citra output belum menunjukkan perubahan yang signifikan pada pengurangan tingkat kekaburan. Terlihat perubahan citra output terjadi seiring dengan penggunaan beberapa ukuran filter yang berbeda. Penggunaan paling baik diperoleh pada penggunaan filter berukuran 15x15. Sedangkan waktu proses dengan menggunakan filter yang berukuran besar akan lebih lama tetapi lama waktu proses ini tidak berbanding linear terhadap ukuran filter. Berikut ini ditampilkan hasil pengujian dengan menggunakan citra yang berbeda dan parameter ukuran filter yang bervariasi pada Tabel 2. Input Gambar Tabel 2. Hasil Pengujian Kedua Histogram 5x5 (0,829 detik) 149

15x15 Gambar Histogram 25x25 (6,422 detik) (17,765 detik) Hasil pengujian dengan citra yang berbeda ini menghasilkan hasil yang hampir sama dengan pengujian pertama yaitu secara visual hasil terbaik didapat saat menggunakan ukuran filter 15x15 serta waktu proses yang dilakukan juga berbanding tidak linear terhadap ukuran filter yang digunakan. 5. Kesimpulan Dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan yaitu citra output yang dihasilkan mengalami perubahan tingkat kekaburan namun secara visual perubahan tersebut belum terlihat signifikan. Penggunaan ukuran filter terbaik dari hasil pengujian adalah 15x15. Seiring dengan makin besarnya ukuran filter yang digunakan, waktu yang dibutuhkan untuk proses juga semakin besar tetapi perbandingan waktu proses tersebut tidak linear terhadap ukuran filter yang digunakan. Daftar Pustaka [1] Fergus, Rob, etc. (2006). Removing camera shake from a single photograph. ACM SIGGRAPH 2006 Papers, 25(3). [2] Gonzalez, Rafael & Woods, Richard. (2002). Digital image processing 2 nd ed. New Jersey: Prentice Hall. [3] Image stabilization. http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=image_stabilization, diakses terakhir tanggal 3 Pebruari 2008. [4] Joshi, Neel. (2008). PSF estimation using sharp edge prediction. http://vision.ucsd.edu/kriegman-grp/research/psf_ estimation, diakses terakhir tanggal 2 April 2008. [5] Miskin, J. & Mackay D. J. C. (2000). Ensemble learning for blind image separation and deconvolution. Independent Component Analysis. http://www.inference.phy. cam.ac.uk, diakses terakhir 10 Maret 2008. [6] Open CV Documentation by Intel Research, http://sourceforge.net/projects/opencv/, diakses terakhir tanggal 3 Maret 2008. [7] nsharp Masking, http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=nsharp_masking, diakses terakhir tanggal 21 Maret 2008. 150