Implementasi Modulasi dan Demodulasi M-ary QAM pada DSK TMS320C6416T

dokumen-dokumen yang mirip
LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

Implementasi Modulasi dan Demodulasi M-ary QAM pada DSK TMS320C6416T

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

Implementasi Encoder dan Decoder Cyclic Redundancy Check Pada TMS320C6416T

Implementasi Modulasi dan Demodulasi GMSK pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Direct Sequence Spread Spectrum pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Direct Sequence Spread Spectrum pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Modulasi dan Demodulasi GMSK pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Modem Akustik OFDM pada TMS320C6416

Implementasi Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) pada DSK TMS320C6416T

Implementasi MC-CDMA pada DSK TMS320C6416T

Spread Spectrum (FHSS) pada

Implementasi Hybrid DS/FH Spread Spectrum menggunakan DSK TMS302C6416T

Implementasi Encoder dan decoder Hamming pada TMS320C6416T

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Implementasi Encoder dan Decoder Hamming pada DSK TMS320C6416T

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

Sistem Telekomunikasi

Implementasi Encoder dan Decoder Hamming pada DSK TMS320C6416T

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64-QAM dengan Menggunakan Software

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

Implementasi Algoritma FBLMS Untuk Pereduksi Derau Pada Sinyal Suara Menggunakan TMS321C6416T

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Praktikum Sistem Komunikasi

PERANCANGAN PRESET EQUALIZER PADA DSP STARTER KIT TMS320C6713 BERBASIS SIMULINK [TM]

ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

BAB II LANDASAN TEORI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PERANCANGAN SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI 16-QAM DAN 64QAM MENGGUNAKAN LABVIEW

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DEMODULATOR 16-QAM DENGAN MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 BERBASISKAN MATLAB SIMULINK SKRIPSI

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Implementasi Convolutional Code dan Viterbi Decode pada DSK TMS320C6416T

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

ANALISIS MODEM AKUSTIK OFDM MENGGUNAKAN TMS320C6416 PADA LINGKUNGAN KANAL BAWAH AIR

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Implementasi Real Time Automatic Gain Control (AGC) Menggunakan Board DSK TMS320C6713

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) DENGAN MENGGUNAKAN DSK-TMS320C6713

RANCANG BANGUN RANGKAIAN CONVOLUTIONAL ENCODER DAN VITERBI DECODER MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 BERBASIS SIMULINK SKRIPSI

Implementasi Dan Analisa Reduksi PAPR Sinyal OFDM Dengan Metode Partial Transmit Sequence (PTS) Pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Encoder dan Decoder BCH Menggunakan DSK TMS320C6416T

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Implementasi Encoder dan Decoder BCH Menggunakan DSK TMS320C6416T

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

KINERJA MODULASI DIGITAL DENGAN METODE PSK (PHASE SHIFT KEYING)

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

PERANCANGAN SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI ASK DAN FSK MENGGUNAKAN LABVIEW

Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN PRESET EQUALIZER PADA DSP STARTER KIT TMS320C6713 BERBASIS SIMULINK [TM]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) DENGAN MENGGUNAKAN DSK-TMS320C6713

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

IMPLEMENTASI REAL TIME EFFECT PADA GITAR BERBASIS WAKTU TUNDA / DELAY MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

RANCANG BANGUN MODULATOR 16-QAM PADA DSK TMS 320C6713 DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK SKRIPSI

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

SIMULASI PENGUATAN SINYAL PADA TWTA SATELIT GEOSTASIONER

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

MODUL DIGITAL SIGNAL PROCESSING TMS320C6731 SEBAGAI MODEM BERBASIS SIMULINK

SIMULASI MODULASI BERBASIS PSK DAN QAM PADA KANAL RAYLEIGH FADING MENGGUNAKAN MATLAB

IMPLEMENTASI SISTEM MULTICARRIER OFDM MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

Transkripsi:

JUNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-46 Implementasi Modulasi dan Demodulasi M-ary QAM pada DSK TMS320C6416T Angga Yuda Prasetya, Suwadi, dan Titiek Suryani Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief ahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: suwadi110@gmail.com, titiks@ee.its.ac.id Abstrak Modulasi merupakan metode penumpangan sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa yang memiliki frekuensi lebih tinggi, sehingga metode ini sangat penting dalam proses pengiriman informasi. Salah satu jenis modulasi digital yang sering digunakan adalah QAM (Quadrature Amplitude Modulation). Modulator dan demodulator M-ary QAM dapat diprogram dengan menggunakan DSP processor. DSK TMS320C6416T adalah suatu board/hardware untuk memproses sinyal yang termasuk dalam keluarga besar processor TMS320 produksi Texas Instrument, bekerja pada frekuensi 0-96 khz yang merupakan standar dalam sistem telekomunikasi. Tujuannya yaitu melakukan implementasi modulasi dan demodulasi M-ary QAM secara real ke dalam DSP Starter Kit TMS320C6416T. Pemodelan sistemnya digenerate dengan menggunakan software MATLA, sehingga lebih fleksibel untuk mengubah parameter dalam modulator dan demodulator M-ary QAM. Terdapat empat implementasi sistem yaitu sistem dengan input bernoulli binary generator, input pulse generator, sinyal input dari function generator melalui port Line-In dan input suara melalui port Mic-In. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja DSK TMS320C6416T yang ditampilkan dalam bentuk grafik it Error ate terhadap variasi nilai Eb/N0 dilakukan dengan mengirimkan 100.000 bit. Kinerja terbaik terdapat pada implementasi menggunakan sistem QAM dengan nilai E mencapai 1.00E-05 pada nilai Eb/N0 11d. Sedangkan kinerja terburuk pada semua sistem dengan input dari function generator dengan nilai E yang tidak mencapai 1.00E-05 dibandingkan dengan sistem yang telah dirancang. Kata Kunci QAM, Modulasi Digital, DSK TMS320C6416T, Matlab I. PENDAHULUAN ADA transmisi digital terdapat tiga macam teknik dasar Pmodulasi yaitu ASK, FSK, dan PSK. Dalam perkembangannya, terdapat modulasi QAM yang merupakan kombinasi dari modulasi ASK dan PSK. Modulasi QAM membagi sinyal yang ditransmisikan menjadi dua bagian, dimana kedua bagian ini berbeda fasa 90. Orde QAM yang sering dinyatakan sebagai M-ary QAM menunjukkan jumlah simbol QAM yang dapat dihasilkan (M=2 n ), dimana pengelompokan ini tergantung pada banyaknya jumlah bit informasi total yang diwakilkan pada satu simbol. Untuk membuat modulator dan demodulator M-ary QAM dapat dilakukan dengan pemrograman pada DSK TMS320C6416T yang merupakan suatu board/hardware yang digunakan untuk memproses sinyal digital, speech, hingga image processing dan termasuk dalam keluarga besar prosessor TMS320 produksi Texas Instrument. Pemrograman DSP processor dapat dilakukan menggunakan bahasa C dan bahasa assembly. Selain itu metode pemrograman lain yang lebih praktis yaitu menggunakan DSP Simulink blockset yang terdapat dalam software MATLA. Oleh karena itu akan diimplementasikan modulasi dan demodulasi M-ary QAM secara real ke dalam DSK TMS320C6416T. Pemodelan sistemnya di-generate dengan menggunakan software MATLA melalui bantuan software Code Composer Studio yang merupakan interface board untuk DSK TMS320C6416T. II. TEOI PENUNJANG A. Quadrature Amplitude Modulation Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal carrier. Sinyal informasi tersebut dapat ditumpangkan dengan cara mengubah amplitudo, frekuensi maupun fase dari sinyal carrier. Untuk meningkatkan kapasitas informasi yang dikirimkan, dapat melakukan perubahan dengan kombinasi dari beberapa parameter tersebut. QAM mengkombinasikan antara ASK dan PSK. Jadi konstelasi sinyalnya berubah sesuai amplitude (jarak dari titik asal ke titik konstelasi) juga berdasarkan phase (titik konstelasi tersebar di bidang kompleks). Quadrature Amplitude Modulation adalah skema modulasi dua sinusoidal carrier, tepat 90 dari fase dengan yang lainnya, digunakan untuk mengirimkan data melalui suatu saluran fisik [1]. Proses modulasi secara umum dapat dilihat pada Gambar 1. Pada umumnya sistem ini dibagi menjadi dua yaitu modulator yang berfungsi sebagai transmitter dan demodulator sebagai receiver. Sinyal informasi yang akan dikirim (baseband) dibagi menjadi dua komponen, Inphase merupakan bagian real dan Quadrature merupakan bagian imajiner dari sinyal modulasi yang berbeda 90. Data yang akan dikirim dibagi menurut jumlah bit kemudian dikonversi menjadi suatu simbol. Setiap simbol pada modulasi QAM memiliki pola digital 2 bit. Misalkan bitstream (0 1 1 1 1 0 0 0) dikelompokkan menjadi 2 bit menjadi (0 1, 1 1, 1 0, 0 0) yang nantinya dipetakan menjadi 4 simbol sesuai amplitudo dan fasenya [3]. Sinyal QAM yang sudah ditransmisikan harus didemodulasikan agar didapatkan sinyal informasi sesuai yang dikirimkan pemancar. Penerima hanya melakukan proses kebalikan dari pemancar. Dengan melewatkan sinyal pada penerima matched filter, sinyal yang berfrekuensi tinggi akan dihilangkan sehingga diperoleh sinyal Inphase. egitu pula pada komponen Quadrature, untuk mendapatkan nilainya didapatkan dengan cara mengalikan sinyal hasil modulasi dengan gelombang sinus. Kedua sinyal tersebut kemudian digabungkan kembali sama seperti bentuk sinyal informasinya.

JUNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-47 Gambar. 1. lok Diagram QAM Modulator / Demodulator [2]. Gambar. 2. Diagram Konstelasi 16-QAM [4]. Gambar. 3. DSK TMS320C6416T [6].. Diagram Konstelasi Diagram konstelasi adalah sebuah diagram yang merepresentasikan pola modulasi digital pada bidang kompleks dan diurutkan berdasarkan aturan kode gray. Kode Gray adalah pengurutan nilai biner dimana kedua nilai yang berdekatan hanya mempunyai perbedaan satu digit. Penggunaan kode gray akan membantu mengurangi bit error yang terjadi. Jumlah titik-titik pada diagram berupa pemangkatan dari 2 n, karena pada komunikasi digital datanya bernilai biner [4]. C. Probabilitas Error it Dalam pengiriman bit, pada bagian penerima dapat terjadi kesalahan yang biasa disebut probabilitas error bit (Pb). Untuk menunjukkan kinerja sistem, digunakan probabilitas error yang nantinya didapatkan nilai E (it Error ate). Pada konstelasi rectangular, kanal Gaussian, dan penerima matched filter, probabilitas error bit untuk M-ary QAM dimana M=2 k dan k=2,4,6,,n (bilangan genap) dinyatakan dalam persamaan 1 [1]: PPPP = 2(1 LL 1 ) llllll 2 LL QQ 3llllll 2LL LL 2 2EEEE NNNN (1) Dimana Q(x) merupakan persamaan Q-function yang disebut complementary error function atau co-error function, didefinisikan sebagai probabilitas error simbol pada noise Gaussian dan LL = MM yang merepresentasikan level amplitudo pada satu dimensi. Sedangkan perbandingan nilai energy bit dengan noise (Eb/N0) [1] didapatkan dari persamaan 2 berikut: EE bb NN 0 = SS NN WW S merupakan daya sinyal, N adalah daya noise yang terukur, W merupakan bandwidth dan adalah laju bit yang digunakan. D. DSP Starter Kit TMS320C6416T Texas Instruments DSK TMS320C6416T adalah low cost development platform untuk aplikasi pemrosesan sinyal digital secara real-time. Terdiri dari sebuah papan sirkuit kecil berisi DSP TMS320C6416 fixed-point dan interface rangkaian analog (codec) TLV320AIC23 yang terhubung ke PC melalui port US [5]. Digital Signal Processor digunakan untuk berbagai aplikasi, dari komunikasi, speech control dan image processing. Aplikasi umum yang menggunakan DSP ini yaitu untuk frekuensi 0-96 khz. Frekuensi tersebut merupakan standar dalam sistem telekomunikasi untuk sample speech di 8 khz (satu sampel setiap 0,125 ms). DSK TMS320C6416 merupakan multi-layer board berukuran 8.75 x 4.5 inch (210 x 115 mm), disuplai daya eksternal +5 volt. DSK ini terdiri dari sebuah 1 GHz DSK TMS320C6416 fixed-point digital signal processor dan 16- bit stereo codec TLV 320AIC23 untuk input dan output analog. Codec AIC23 menyediakan ADC dan DAC dengan clock 12 MHx dan sampling rate 8 96 khz. DSK memiliki 16 M Synchronous Dynamic andom (SDAM) dan 512 k flash memory. Fasilitas card expansion dan dua konektor 80-pin juga disediakan untuk external peripheral dan external memory interfaces. JTAG emulation melalui onboard JTAG emulator dengan US host interface atau external emulator. Konfigurasi software board melalui register diimplementasikan pada CPLD serta pemilihan configured boot dan clock input [6]. Terdapat empat konektor pada DSK untuk input dan output: MIC IN untuk input dari microphone. LINE IN untuk input dari function generator. LINE OUT untuk output. HEADPHONE untuk output pada headphone. Dip switch dalam DSK dapat difungsikan sesuai program dan menyediakan fungsi kontrol. Terdapat pengatur tegangan yang menyediakan 1,26 V untuk processor dan 3,3 V untuk sistem memori dan kelengkapan lain. E. Code Composer Studio v3.1 CCS merupakan sebuah Integrated Development Environment (IDE) untuk Texas Instruments (TI) embedded processor. CCS menyediakan IDE untuk pemrosesan sinyal digital real-time berdasarkan bahasa pemrograman C. CCS menghasilkan kode seperti assembler, C compiler, dan linker untuk keluaran DSK Texas Instrument. CCS memiliki kemampuan grafis dan mendukung real-time debugging. C compiler mengkompilasi sebuah program dalam bahasa C dengan ekstensi *.c, untuk menghasilkan file assembly menggunakan ekstensi *.asm. Assembler memproses file *.asm untuk menghasilkan file bahasa mesin dengan ekstensi *.obj. Kemudian linker menggabungkan file file tersebut menjadi executable file dengan ekstensi *.out. File ini kemudian dimasukkan ke dalam prosesor C6714. Untuk analisis real-time dapat menggunakan fasilitas real-time (2)

JUNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-48 data exchange (TDX) yang memungkinkan pertukaran data antara PC dan DSK tanpa melepas DSK [6]. Pada software Matlab telah disediakan sebuah fungsi untuk berkomunikasi dengan DSK TMS320C6x dengan bantuan CCS. Kemudian CCS mengintegrasikan simulasi yang sudah dibentuk dari Simulink Matlab kemudian mengkonversikan ke dalam bahasa C maupun assembly. III. PEANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi sistem dibuat diagram alir yang berpedoman pada Gambar 5. Sesuai dengan blok diagram yang dirancang, sinyal input akan dibangkitkan dengan 2 cara, yaitu: 1. Sinyal input dari Matlab yang berupa bernoulli binary generator serta pulse generator. 2. Sinyal input dari function generator (port Line-In) dan input suara (port Mic-In). Jika sinyal input digital yang dibangkitkan dari dalam Matlab, bit yang dihasilkan dapat dibuat secara acak dari bernoulli binary generator (misalkan 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0) atau melalui pulse generator dengan logika 1 dan 0 sesuai pengaturan parameternya (misal 1 0 1 0 1 0 atau 1 1 0 0 1 1 0 0). Untuk sinyal input digital yang dibangkitkan dari function generator merupakan sinyal kotak dengan pengaturan frekuensi yang sesuai dengan jenis modulasinya dan amplitudo 1 Vpp dengan bit yang dihasilkan adalah logika 1 dan 0. Jika sinyal input yang berasal dari port Mic-In, maka sinyal input berasal dari suara manusia. erdasarkan diagram alir pada Gambar 5, untuk input dari Matlab berasal dari bernoulli binary generator (dengan nilai 1 dan 0 secara acak) dan pulse generator (dengan nilai 1 dan 0 sesuai pengaturan parameter). Selanjutnya dilakukan konversi bit-bit sebanyak n menjadi sinyal yang bernilai integer dengan nilai 0 hingga (2 n )-1 sesuai jenis modulasi yang telah ditentukan m-qam (m=2 n, dimana n=2,4,6). Sinyal tersebut kemudian dipetakan sesuai dengan amplitudo dan fasanya untuk dikalikan sinyal carrier cos(2πf c t) untuk komponen Inphase dan sinyal carrier - sin(2πf c t) untuk komponen Quadrature dengan frekuensi yang ditentukan yaitu 8000 Hz. Sinyal output dari proses modulasi ini disebut sinyal hasil modulasi. Proses demodulasi merupakan proses kebalikannya yaitu dengan mengalikan sinyal hasil modulasi dengan sinyal carrier untuk memisahkan sinyal carrier dengan sinyal informasi. Selanjutnya dilakukan proses de-mapping yang kemudian masuk blok multiplier untuk mengembalikan sinyal info dengan nilai integer 0 hingga (2 n )-1 menjadi bit 0 dan 1. Sesuai dengan diagram alir pada Gambar 4, maka dibuat pemodelan sistem modulasi-demodulasi dengan menggunakan software Matlab Simulink seperti pada Gambar 6. Untuk pemodelan sistem yang menggunakan sinyal input dari blok pulse generator sama seperti Gambar 6, hanya saja blok bernoulli binary generator diganti dengan blok pulse generator. Untuk sinyal input dari function generator dan sinyal input suara, sebelum dan setelah masuk sistem modulasi-demodulasi harus dilakukan konversi untuk menghasilkan sinyal dengan logika 0 dan 1. entuk sinyal input dari function generator adalah sinyal kotak dengan amplitudo ±1V dan frekuensi 1000 Hz. Dengan sinyal yang amplitudonya ±1V bertipe data 16-bit double, sinyal tersebut harus dikonversi dahulu ke nilai biner 0 dan 1 agar dapat masuk ke dalam sistem yang telah dirancang. Gambar. 4. Diagram alir antara Simulink, CCS, dan C6000 DSP [7]. Gambar. 5. Diagram Alir Modulasi dan Demodulasi M-ary QAM. Gambar. 6. Implementasi Sistem Modulasi Demodulasi QAM dengan input ernoulli inary Generator. Pada output dari sistem demodulasi dilakukan proses konversi kebalikannya yaitu mengkonversikan sinyal dengan nilai biner 0 dan 1 menjadi sinyal dengan amplitudo ±1V bertipe data 16-bit double. Sama seperti halnya dengan sinyal input dari port Line-In, sinyal input dari port Mic-In menghasilkan sinyal dengan amplitudo ±1V namun memiliki range frekuensi yang berbeda pula yaitu mulai 0 hingga 4000 Hz. Semua jenis sinyal dapat ditangkap oleh microphone jika berada dalam range frekuensi tersebut. Pada pemodelan sistem yang menggunakan sinyal input dari luar (function generator melalui port Line-In dan sinyal suara melalui port Mic-In) ditambahkan blok konversi. lok ini berfungsi untuk mengubah nilai output dari blok Line-In atau Mic-In yang bertipe data 16-bit double menjadi nilai biner.

JUNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-49 E 1,00E-02 Gambar. 7. Implementasi Sistem Modulasi Demodulasi 16-QAM dengan input Line-In C6416DSK (ADC). IV. PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian dari implementasi modulasi dan demodulasi M-ary QAM yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian III. Hasil pengujian kinerja sistem akan ditampilkan pada grafik E vs Eb/N0. Terdapat beberapa model sistem yang dapat dianalisis yaitu: 1. Sinyal input dari Matlab yang berupa bernoulli binary generator serta pulse generator. 2. Sinyal inputan dari function generator (port Line-In) dan suara (port Mic-In). Selain dilakukan pengujian berdasarkan simulasi dan implementasi, hasil dari kinerja sistem tersebut dibandingkan dengan kinerja modulasi dan demodulasi M- ary QAM secara teoritis. Kinerja sistem baik secara simulasi dan implementasi untuk sinyal generator direpresentasikan melalui grafik E vs Eb/N0 menggunakan metode Monte Carlo. erbeda untuk sinyal input suara dari port Mic-In, pengujiannya menggunakan metode MOS (Mean Opinion Score) dimana dalam penilaiannya diberikan sesuai dengan parameter yang diukur pada kinerja sistemnya. A. Pengujian Sistem dengan Input dari Matlab Pengujian sistem ini menggunakan input dari Matlab yaitu bernoulli binary generator dan pulse generator. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja maksimal dari DSK TMS320C6416T dalam melakukan proses modulasi dan demodulasi M-ary QAM. Pada Gambar 8 dan 9 dapat dilihat bahwa nilai E implementasi lebih buruk karena berada diatas grafik nilai E teori. Grafik nilai E dari implementasi yang paling bagus terdapat pada sistem QAM dengan input pulse generator dan input bernoulli binary generator. Sistem ini merupakan kondisi terbaik dari DSK TMS320C6416T karena hanya memiliki salah 1 bit di penerima dari 100.000 bit yang dikirimkan dalam tiga kali pengujian dengan nilai E rata-rata 0,00001 dengan variasi nilai Eb/N0 11d. Hal ini dikarenakan DSK bekerja dalam kondisi sinkron baik antara sinyal informasi dengan sinyal carrier dan keseluruhan pengolahan sinyalnya.. Pengujian Sistem dengan Input melalui port Line-In Sinyal input atau data dari sistem ini dibangkitkan dari function generator yang dihubungkan ke port line-in pada DSK TMS320C6416T. Function Generator dapat dibangkitkan dari software Visual Analyzer. Input ini dibangkitkan dari luar DSK, hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja DSK TMS320C6416T dalam melakukan proses modulasi dan demodulasi ketika menerima sinyal input dari port line-in. 1,00E-04 Gambar. 8. Grafik E vs Eb/N0 dengan input ernoulli inary Generator. E 1,00E-02 1,00E-04 64-16-QAM Simulasi 64-64- 16-QAM Simulasi 64- QAM Simulasi 64-QAM Simulasi 16- QAM Simulasi 64-QAM Simulasi 16- Gambar. 9. Grafik E vs Eb/N0 dengan input Pulse Generator. Dapat dilihat pada Gambar 10, grafik nilai E pada mulanya memiliki nilai E lebih baik daripada E teori namun semakin besar nilai Eb/N0 semakin buruk pula hasil yang didapatkan sehingga nilai E melebihi nilai E teori. Peristiwa ini disebabkan sistem sangat rentan terhadap noise jika menggunakan sinyal input yang dihasilkan oleh function generator yang dihasilkan software Visual Analyzer. Karena function generator dibangkitkan melalui PC maka kejadian tersebut juga tergantung berdasarkan kualitas sinyal yang dihasilkan software Visual Analyzer.

JUNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-50 E 1,00E-02 64-16- 64- Gambar. 10. Grafik E vs Eb/N0 dengan input Function Generator. Tabel 1. Pengujian nilai MOS sistem QAM melalui port Mic-In Suara Music 0 2.4 2.4 1 2.4 2.4 2 2.7 3.1 3 3 3.3 4 3.2 3.3 5 3.3 3.3 6 3.3 3.2 7 3.3 3.5 8 3.5 3.5 9 3.6 3.6 10 3.6 3.6 11 3.8 3.8 C. Pengujian Sistem dengan Input melalui port Mic-In Untuk pengujian dengan input menggunakan microphone dilakukan dengan metode lain yaitu dengan MOS (Mean Opinion Score). MOS merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memberikan indikasi numerik tentang kualitas suara yang didapatkan setelah melewati jalur transmisi. Metode ini merupakan hasil rekomendasi dari International Telecommunication Union (ITU-T P.800.1) [8]. Kualitas dari MOS ini ditentukan secara subyektif menggunakan pendapat orang-perorangan. Pengujiannya dapat menggunakan conversation opinion test dan listening test. Dari uji ini akan diperoleh 5 jenis nilai MOS sebagai berikut : 1. Nilai MOS 5, artinya tidak terdengar derau. 2. Nilai MOS 4, artinya derau terdengar tapi tidak mengganggu. 3. Nilai MOS 3, artinya derau sedikit mengganggu. 4. Nilai MOS 2, artinya derau mengganggu. 5. Nilai MOS 1, artinya derau sangat mengganggu. Hasil pengujian dengan input menggunakan microphone dapat dilihat pada Tabel 1 untuk sistem QAM, dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Untuk sinyal input dengan menggunakan suara melalui port Mic-In, pengujiannya menggunakan metode MOS (Mean Opinion Score). Didapatkan hasil sistem QAM memiliki nilai MOS paling baik dibandingkan sistem 16- QAM maupun 64-QAM. Hal ini juga sudah sesuai teori karena sesuai nilai E sistem QAM yang lebih baik dibandingkan dengan sistem 16-QAM dan 64-QAM. V. KESIMPULAN/INGKASAN 1. Pada sistem QAM kondisi sinkron, hasil implementasi didapatkan nilai E=1.00E-05 dalam pengujian 100.000 bit pada Eb/N0 11d baik untuk input Pulse Generator maupun input ernoulli inary Generator. 2. Pada sistem 16-QAM kondisi sinkron, hasil implementasi didapatkan nilai E=1.00E-05 dalam pengujian 100.000 bit pada Eb/N0 15d untuk input Pulse Generator dan Eb/N0 14d input ernoulli inary Generator. 3. Pada sistem 64-QAM kondisi sinkron, hasil implementasi didapatkan nilai E=1.00E-05 dalam pengujian 100.000 bit pada Eb/N0 19d baik untuk input Pulse Generator maupun input ernoulli inary Generator. 4. Hasil implementasi terburuk terdapat pada sinyal input dari Function Generator dengan E yang dihasilkan tidak ada yang mencapai nilai 1.00E-05 untuk semua sistem M-QAM. 5. Hasil implementasi terburuk terdapat pada sistem 64- QAM dibandingkan dengan sistem QAM dan 16-QAM untuk keempat input yang digunakan. Hasil ini karena sistem 64-QAM memiliki nilai E yang lebih buruk berdasarkan variasi nilai Eb/N0 jika dibandingkan dengan nilai E yang sama yaitu 1.00E-05. DAFTA PUSTAKA [1] Sklar, ernard. Digital Communications Fundamentals and applications. Prentice Hall. California. 2001. [2] Kousa, Maan A. Muqaibel, Ali H. LA Manual: EE370 Communication Engineering. King Fadh University of Petroleum and Minerals. 2011. [3] National Instrument. Quadrature Amplitude Modulation (QAM). 2007. [4] K, Kisiel. D, Sahota. G, Swaminathan. Quadrature Amplitude Modulation : A simulation study. Simon Frasier University. Canada. 2005. [5]. TMS320C6416T DSK Technical eference. SPECTUM DIGITAL, INC. 2004. [6] Chassaing, ulph. Digital Signal Processing and Applications with the TMS320C6713 and TMS320C6416 DSK. JOHN WILEY & SONS, INC. USA. Second Edition, 2008. [7] Hasnain, S K. Jamil, Nighat. Implementation of DSP eal Time Concepts Using CCS 3.1, TI DSK TMS320C6713 and DSP Simulink locksets. Pakistan Navy Engineering College. 2007. [8] Siddiq, Nur Halim. Penyisipan Pesan ahasia pada erkas MP3 Menggunakan Algoritma Advanced Encryption Standard (AES). Jurusan Matematika FMIPA-ITS. Surabaya. 2012.