ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

ANALISIS INTERFERENSI PADA

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING

ANALISIS KEGAGALAN SOFT HANDOFF PADA JARINGAN CDMA2000 1xRTT

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

Rekayasa Elektrika. Unjuk Kerja Jaringan Seluler 2G dan 3G PT. XL Axiata di Area Jawa Tengah Bagian Utara setelah Proyek Swap dan Modernisasi

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

PENGUKURAN KUALITAS SINYAL PADA JARINGAN GSM

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

PENERAPAN FITUR ADAPTIVE MULTI RATE (AMR) PADA JARINGAN GSM

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISA PERFORMANSI HASIL OPTIMALISASI PARAMETER BSS PADA BTS INDOOR

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

PENGGUNAAN TEKNIK FREQUENCY HOPPING UNTUK MENGATASI MULTIPATH FADING PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION ( GSM ) INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB III PROSES DRIVE TEST

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TEORI PENUNJANG

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana 1, 2,

BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

BAB III MEKANISME POWER CONTROL PADA SISTEM GSM

ABSTRACT. Keyword : GSM, 3G, Hierarchical Cell Structures (HCS)

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,


Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KUALITAS PANGGILAN PADA JARINGAN GSM MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

E-Journal SPEKTRUM. Ida Bagus Ari Budiarta, Pande Ketut Sudiarta, IGAK. Diafari Djuni H. 1

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

BAB III METDOLOGI PENELITIAN

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

Setyo Budiyanto 1,Mariesa Aldila 2 1,2

OPTIMASI HANDOVER PADA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) M.Yanuar Hariyawan, Hamid Azwar, Lena Miranti Siahaan

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

EVALUASI COVERAGE AREA UNTUK JARINGAN SELULAR 2G OPERATOR XYZ (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) COVERAGE AREA EVALUATION FOR 2G CELLULAR NETWORK

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

Analisis Kualitas Jaringan 2G Pada Frekuensi 900MHz Dan 1800MHz Di Area Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

Transkripsi:

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 INTISARI Hierarchical Cell Structure (HCS) merupakan aplikasi yang digunakan oleh provider pada jaringan GSM Dual Band dengan memprioritaskan band 1800 dalam pemilihan sel. Multi Band Cell (MBC) merupakan aplikasi terbaru yang memiliki perbedaan dengan HCS yakni dalam hal kapasitas jaringan dan jumlah Cell Identified (CI). MBC bertujuan untuk menambah kapasitas jaringan yang digunakan sebagai kanal trafik telekomunikasi. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti unjuk kerja GSM Dual Band dengan aplikasi MBC. Dari hasil penelitian diperoleh nilai TCH Congestion rate kurang dari 2%, Call Set-up Success Rate pada rentang 93%-98%, Call Drop Rate pada rentang 0,13% hingga 0,5%, Handover Success Rate pada rentang 97% hingga 100%, Rx Qual pada rentang 0 hingga 4 dan SQI pada rentang 19 hingga 27. Sedangkan Rx Level pada rentang -65 dbm hingga -86 dbm. Kata Kunci: Key Performance Indicator, Hierarchical Cell Structure, Multi Band Cell, GSM Dual Band. 1. PENDAHULUAN Keterbatasan bandwidth pada band 900 (GSM 900) dan meningkatnya kebutuhan akan jasa telekomunikasi, mengakibatkan adanya penambahan bandwidth yakni band 1800 (DCS 1800) yang dilakukan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi (provider). DCS 1800 memiliki bandwidth tiga kali lebih banyak dibandingkan GSM 900, sehingga penambahan bandwidth DCS 1800 merupakan 13

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 solusi yang tepat. Kombinasi antara GSM 900 dan DCS 1800 disebut sebagai GSM Dual Band. Adanya perbedaan path loss antara GSM 900 dengan DCS 1800 berakibat pada perbedaan kuat isyarat yang diterima oleh Mobile Station (MS). Base Station Controller (BSC) berperan dalam pemilihan sel yang tepat digunakan oleh MS dalam berkomunikasi, yakni sel yang memiliki kuat isyarat pada aras yang tinggi. Sehingga apabila tidak ada sistem yang mengatur dalam penempatan sel, maka DCS 1800 tidak berfungsi maksimal, karena kuat isyaratnya lebih rendah dibandingkan GSM 900. Hierarchical Cell Structure (HCS) merupakan aplikasi yang digunakan oleh provider dengan memprioritaskan band 1800 dalam pemilihan sel. [10] Kekurangan yang dimiliki oleh HCS adalah adanya blocking yang masih tinggi, karena jumlah kanal yang terbatas. Oleh karena itu, untuk mengurangi blocking maka penambahan jumlah kanal merupakan solusi yang paling tepat.multi Band Cell (MBC) merupakan aplikasi terbaru yang memiliki perbedaan dengan HCS yakni terhadap kapasitas jaringan dan jumlah Cell Identified (CI). MBC bertujuan untuk menambah kapasitas jaringan yang digunakan sebagai kanal trafik telekomunikasi, sedangkan perubahan CI memberikan keuntungan terhadap BSC dalam pengontrolan dan pemilihan sel dan MS dalam melakukan pengukuran kuat isyarat terhadap kandidat handover. Penulisan ini bertujuan untuk meneliti unjuk kerja GSM Dual Band dengan aplikasi MBC berdasar pada parameter Call Set-up Success Rate, Call Drop Rate, Handover Success Rate, Traffic Channel Congestion Rate, Rx Level, Rx Quality, dan SQI. 2. METODE PENELITIAN Kondisi Daerah yang Diteliti Pada penelitian dilakukan pengukuran terhadap unjuk kerja MBC dan HCS pada area padat trafik telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan di area padat trafik di Semarang yaitu area Simpang Lima dan Tugu Muda. Area tersebut disebut sebagai areoa padat trafik karena memiliki permintaan panggilan yang lebih tinggi dibandingkan area lainnya, sehingga kedua area tersebut dicakup oleh dua jaringan seluler yaitu GSM 900 dan DCS 1800. Metode Pengumpulan Data melalui Drive Test 14

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi Dalam peninjauan unjuk kerja jaringan, parameter yang diukur melalui drive test antara lain Rx Level, Rx Quality dan SQI. Rx Level Rx Level yaitu kuat isyarat dari isyarat termodulasi yang terukur oleh MS. Rx Level yang diukur adalah Rx Level dari serving cell dan neighbor cells untuk melihat kandidat handover. Rx Level merupakan salah satu dari parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas jaringan, yang ditetapkan oleh ETSI (European Telecommunications Standards Institute) pada GSM Technical Specification 05.08. Standar yang ditetapkan oleh ETSI tersebut disesuaikan oleh tiap provider, sehingga setiap provider memiliki standar tersendiri yang tetap mengacu pada standar ETSI. Rentang nilai Rx Level menurut standar PT.XL Axiata Tbk ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Rentang Rx Level. RxLev (dbm) Simbol Warna Keterangan -120 hingga -100 Merah Sangat Buruk -100 hingga -90 Oranye Buruk - 90 hingga -80 Kuning Cukup -80 hingga -70 Hijau muda Baik -70 hingga -10 Hijau tua Sangat Baik C/I (Carrier to Interference Ratio) Interferensi yang terjadi pada frekuensi yang sama disebut sebagai co-channel interference. Parameter C/I merupakan rasio perbandingan antara daya isyarat termodulasi MS dengan daya isyarat termodulasi MS lain yang mengakses frekuensi yang sama. Standar C/I yang ditetapkan oleh ETSI adalah >9dB, yaitu selisih kuat isyarat yang diterima oleh MS dengan isyarat lain minimal 9dB. Rx Quality Rx Quality merupakan tingkat kualitas isyarat dari isyarat termodulasi yang diterima MS, yang merupakan konversi nilai BER (Bit Error Rate). Rx Quality merupakan salah satu dari parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas jaringan radio, yang ditetapkan oleh ETSI, yang terdapat pada GSM Technical 15

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 Specification 05.08. Rentang nilai Rx Qual menurut standar ETSI ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rentang Rx Quality menurut Standar ETSI. Level RxQual BER (%) 0 BER<0.1 1 0,26<BER<0,3 2 0,51<BER<0,64 3 1,0<BER<1,3 4 1,9<BER<2,7 5 3,8<BER<5,4 6 7,6<BER<11,0 7 BER>15 Berdasarkan standar tersebut, rentang nilai Rx Qual menurut standar PT.XL Axiata Tbk ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Rentang Rx Quality menurut Standar PT.XL Axiata Tbk. Level RxQual Simbol Warna Keterangan 0-2 Hijau Baik 2-4 Kuning Cukup Baik 4-6 Orange Buruk 6-7 Merah Sangat Buruk SQI SQI (Speech Quality Index) merupakan taksiran kualitas pembicaraan yang dirasakan oleh pendengar. Tidak seperti Rx Level dan Rx Quality yang termasuk dalam parameter yang ditetapkan oleh ETSI dalam GSM Technical Specification 05.08, SQI merupakan parameter yang terdapat pada software TEMS Investigation. Kualitas pembicaraan yang terukur dalam SQI mencakup kualitas jaringan, sehingga konversi untuk mendapatkan SQI lebih kompleks daripada Rx Qual karena mencakup beberapa aspek meliputi BER (Bit Error Rate), FER (Frame Erasure Rate), HO (Handover Events), DTx (Discontinuous Transmission) dan codec yang 16

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi diproses sedemikian rupa dalam software Tems Investigation menghasilkan parameter SQI yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Proses Pembentukan SQI. Rentang nilai SQI menurut standar PT.XL Axiata Tbk ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Rentang SQI. SQI Warna Keterangan -20 hingga 0 Merah Buruk 0 hingga 18 Kuning Medium 18 hingga 30 Hijau Baik Band yang Menangani Panggilan Untuk mengetahui band yang menangani panggilan, maka dengan data drive test yang diambil dapat diketahui melalui penomeran BTS dan sektor-sektornya. Penomeran ini diambil dari CI (Cell Identified) yang merupakan bagian dari CGI (Cell Global Identity). Perbandingan list kandidat handover dan band yang melayani MS antara GSM Dual Band dengan aplikasi HCS dengan GSM Dual Band dengan aplikasi MBC akan diambil berdasarkan titik-titik sampel seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Penamaan sektor yang menangani area yang diukur pada GSM Dual Band dengan aplikasi HCS dan MBC ditunjukan pada Tabel 5. 17

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 (a) (b) Gambar 2. Titik-Titik Sampel yang Diambil (a) Simpang Lima dan (b) Tugu Muda. Tabel 5. Penamaan Sektor pada GSM Dual Band dengan aplikasi HCS. CI Keterangan HCS MBC 22061 Band 900 Sektor 1 area T Band 900 dan Band 1800 Sektor 1 area T 22062 Band 900 Sektor 2 area T Band 900 dan Band 1800 Sektor 2 area T 22063 Band 900 Sektor 3 area T Band 900 dan Band 1800 Sektor 3 area T 56497 Band 1800 Sektor 1 area T - 56498 Band 1800 Sektor 2 area T - 56499 Band 1800 Sektor 3 area T - 22151 Band 900 Sektor 1 area S Band 900 dan Band 1800 Sektor 1 area S 22152 Band 900 Sektor 2 area S Band 900 dan Band 1800 Sektor 2 area S 22153 Band 900 Sektor 3 area S Band 900 dan Band 1800 Sektor 3 area S 56767 Band 1800 Sektor 1 area S - 56768 Band 1800 Sektor 2 area S - 56769 Band 1800 Sektor 3 area S - Keterangan: T = Tugu Muda dan S = Simpang Lima Metode Pengumpulan Data melalui Database BSC 18

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi Untuk memperoleh jumlah kanal MBC dan HCS maka diperlukan data jumlah kanal yang diperoleh melalui database BSC pada BTS di area Tugu Muda dan Simpang Lima. KPI dalam peninjauan unjuk kerja meliputi Call Set-up Success Rate, Call Drop Rate, Handover Success Rate, Traffic Channel Congestion Rate diperoleh melalui database BSC. Selain itu diperoleh data intenditas trafik pada jam sibuk untuk menganalisis penggunaan kanal trafik pada jam sibuk. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh dari database BSC diolah menggunakan pivot table yang terdapat pada Microsoft Excel. Sedangkan data yang diambil melalui drive test berupa logfile diolah dengan software TEMS Investigation. 3. HASIL PENELITIAN DAN ANALISISNYA Perbandingan Kapasitas Jaringan antara MBC dengan HCS Perbedaan antara GSM Dual Band dengan aplikasi HCS dengan GSM Dual Band dengan aplikasi MBC adalah adanya penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi tanpa adanya penambahan lebar pita. Tabel 6. Kapasitas Jaringan Telekomunikasi di BTS Simpang Lima pada GSM Dual Band dengan Aplikasi HCS dan MBC. Simpang Lima Tugu Muda Sektor HCS MBC HCS MBC 900 1800 900 1800 900 1800 900 1800 1 27 27 27 32 2 27 27 25 32 3 27 27 27 32 28 28 27 28 27 28 26 32 25 32 27 32 Berdasarkan Tabel 6 kenaikan kapasitas jaringan berada pada rentang 3,57 % hingga 9,25 %. Penambahan kapasitas tanpa penambahan lebar pita dapat diperoleh 19

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 karena TDMA (Time Division Multiple Access) yang digunakan oleh jaringan GSM. Pada sistem TDMA ini, pada satu frekuensi pembawa terdapat 8 slot waktu yang digunakan sebagai kanal, sehingga 8 MS dapat mengakses frekuensi yang sama dengan adanya perbedaan slot waktu. BTS Tugu Muda sektor 1 memiliki efektifitas trafik sebesar 24,008 % hingga 38,39 %, sektor 2 sebesar 42,071 % hingga 64,19 %, dan sektor 3 sebesar 74,35 % hingga 98,49 %. BTS Simpang Lima sektor 1 memiliki efektifitas trafik sebesar 27,44 % hingga 45,76 %, sektor 2 sebesar 40,165 % hingga 56,36 %, dan sektor 3 sebesar 40,68 % hingga 56,074 %. Berdasarkan data tersebut sel yang memiliki efektifitas kanal terbesar adalah sektor 3 di BTS Tugu Muda dan sektor 2 di BTS Simpang Lima. Perubahan Sel dan Jumlah Kandidat Sel Handover Perbedaan GSM Dual Band dengan MBC dengan GSM Dual Band dengan HCS terhadap prioritas band yang menangani panggilan, GSM Dual Band dengan HCS memprioritaskan band 1800 untuk menangani panggilan, sedangkan GSM Dual Band dengan MBC tidak memprioritaskan band manapun. Tabel 7. Perubahan Cell Identified pada titik sampel antara GSM Dual Band dengan Aplikasi HCS dengan GSM Dual Band dengan Aplikasi MBC. Simpang Lima Tugu Muda Titik Sampel HCS MBC HCS MBC 1 56767 22151 56497 22061 2 56768 22152 56498 22062 3 56768 22152 56498 22062 4 56769 22153 56499 22063 5 - - 56499 22063 Tabel 7 menunjukkan bahwa dengan adanya aplikasi MBC terjadi perubahan Cell Identified, bilamana MBC memiliki satu Cell Identified pada 2 band sekaligus, sedangkan pada GSM Dual Band dengan Aplikasi HCS terdapat Cell Identified untuk masing-masing band. Penggabungan Cell Identified pada band 900 dan 1800 dapat mengurangi beban BSC pada saat dilakukan proses handover karena jumlah sel menjadi 20

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi berkurang separuh. Selain itu penggabungan Cell Identified dapat mengurangi kandidat handover sebesar 50 %. Pengurangan kandidat handover dapat berpengaruh terhadap pengukuran kuat isyarat sel tetangga yang diukur oleh MS pada saat dilakukan proses handover, sehingga pengukuran dapat lebih akurat karena pengukuran dapat lebih lama dilakukan. Analisis unjuk kerja MBC Rx Level Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat isyarat tergolong baik dalam rentang -74 dbm hingga -82 dbm pada sektor 2 di BTS Simpang Lima dan -65 dbm hingga - 86 dbm pada sektor 3 di BTS Tugu Muda. Sebagian besar area pengamatan MS memiliki kuat isyarat yang cukup untuk melakukan komunikasi dengan BTS dengan rentang terburuk -90 dbm hingga -80 dbm. Rx Level merupakan penjumlahan antara kuat isyarat termodulasi dengan interferensi. Pada hasil penelitian sebagian besar C/I berkisar di atas 9 db, sehingga kuat isyarat termodulasi masih dominan dibandingkan interferensi. Rx Qual Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas isyarat tergolong baik dalam pada level 0 hingga 4 dengan rentang BER 0,28 % hingga 0,65 % pada sektor 2 di BTS Simpang Lima dan 0,26 % hingga 0,53 % pada sektor 3 di BTS Tugu Muda. Rx Qual menunjukkan kualitas isyarat dengan nilai Rx Qual paling baik pada level 0 hingga 2 dengan BER 0 hingga 0,57 %. Sebagian besar area MS memiliki kualitas isyarat yang baik pada saat melakukan komunikasi dengan BTS. SQI Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas isyarat yang langsung dirasakan oleh pendengar tergolong dalam level yang baik, karena di sebagian besar area Simpang Lima SQI yang terukur dalam rentang terbaik 19 hingga 27 pada sektor 2 di BTS Simpang Lima dan dalam level yang baik dalam rentang 24 hingga 28 pada sektor 3 di BTS Tugu Muda, bilamana nilai SQI dipengaruhi oleh dominasi jumlah handover yang sukses dilaksanakan sebesar 100 %. Call Set-up Success Rate 21

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 Call Set-up Success Rate (CSSR) merupakan persentase perbandingan antara panggilan yang terlayani oleh kanal SDCCH dengan permintaan panggilan (call attempt). Sebelum dialokasikan TCH, MS dihandle oleh SDCCH selama proses pensinyalan. Setelah terdapat TCH yang akan dialokasikan ke MS, BTS mengirimkan time slot dan TCH yang harus diakses oleh MS tersebut. CSSR yang dimiliki oleh PT.XL Axiata Tbk Semarang dalam rentang 95 % hingga 98 % pada BTS Tugu Muda dan 93,62 % hingga 98 % pada BTS Simpang Lima, sedangkan CSSR yang ideal adalah sebesar 100%. Kegagalan Call Set-up dapat terjadi karena blocked call pada SDCCH dan lemahnya kuat isyarat baik downlink maupun uplink sehingga BTS dan MS tidak terhubung dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian blocked call SDCCH sebesar 0,001 % hingga 0 %, sedangkan penyebab kegagalan call set-up karena lemahnya Rx Level tidak dapat terdeteksi. Dengan demikian, dimungkinkan penyebab kegagalan call set-up didominasi oleh lemahnya Rx Level karena persentase blocked call SDCCH yang rendah. TCH Congestion Rate TCH Congestion Rate merupakan jumlah panggilan yang ditolak (blocked call) dibandingkan dengan jumlah permintaan untuk mengakses TCH yang terjadi saat jam sibuk. Persentase blocked call atau TCH Congestion Rate yang diijinkan oleh Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika dalam bab IV pasal 17 ayat 1 adalah sebesar 10%. Sedangkan Persentase blocked call atau GOS yang diijinkan oleh ITU (International Telecommunication Union) dalam ITU-R F.757-3 yaitu maksimum GOS untuk jaringan GSM sebesar 2% per sektor. Blocked call MBC yang dimiliki oleh PT.XL Axiata Tbk Semarang dalam rentang 0,02 % hingga 1% pada sektor 1 dan 2 BTS Tugu Muda dan 1,53 % hingga 3,29 % pada sektor 3 BTS Tugu Muda. Terjadinya blocked call sebesar 1,53 % hingga 3,29 % disertai dengan efektifitas trafik sebesar 74 % hingga 98 %. Sedangkan blocked call yang terjadi di BTS Simpang Lima sebesar 0 % hingga 0,6 %. Dengan demikian, di sebagian besar area pengamatan terjadinya blocked call masih berada di atas standar ITU. Multi Band Cell menggunakan kanal SDCCH, BCCH, CBCH pada band 1800 sebagai kanal TCH. SDCCH merupakan kanal yang penting karena digunakan sebagai penghubung MS dengan TCH serta berperan 22

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi dalam pengiriman SMS. Namun dengan adanya pengurangan SDCCH tidak berakibat terjadinya blocked call pada SDCCH. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh persentase blocked call SDCCH sebesar 0,001 % hingga 0 %. Call Drop Rate Call Drop Rate (CDR) merupakan persentase perbandingan antara dropped call dengan panggilan yang terlayani. Dropped call adalah suatu kondisi bilamana pembicaraan yang sedang berlangsung terputus sebelum user berniat mengakhiri pembicaraan. Hal tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan user saat berkomunikasi. CDR yang dimiliki oleh PT.XL Axiata Tbk Semarang pada BTS Tugu Muda dalam rentang 0,17 % hingga 0,5 %, sedangkan pada BTS Simpang Lima dalam rentang 0,13 % hingga 0,28 %. Standar dropped call berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika dalam bab IV pasal 18 ayat 1 adalah sebesar 5 %. Dengan demikian PT.XL Axiata Tbk Semarang memiliki unjuk kerja yang bagus dalam Call Drop Rate karena berada di atas standar yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian di area pengamatan, dropped call yang disebabkan oleh buruknya Rx Level memiliki nilai pada rentang 6,50 % hingga 57,25 %, sedangkan dropped call yang disebabkan oleh buruknya Rx Qual memiliki nilai pada rentang 5,26% hingga 50,63 %. Handover Success Rate Handover Success Rate (HSR) merupakan persentase jumlah handover yang berhasil terjadi dibandingkan permintaan handover. Saat melakukan panggilan dan dengan adanya mobilitas user, MS berpindah dari suatu sel ke sel yang lain, oleh karena itu diperlukan handover agar panggilan tidak terputus (dropped call). Sama halnya dengan CSSR, idealnya HSR sebesar 100%. HSR yang dimilik oleh PT.XL Axiata Tbk Semarang dalam rentang 92 % hingga 100 %. 23

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 1 April 2013 Hal 13 24 4. KESIMPULAN 1. GSM Dual Band dengan aplikasi MBC meningkatkan kapasitas jaringan sebesar 3,57 % hingga 9,25 % dan mengurangi kandidat handover sebesar 50 %. 2. Sel yang memiliki efektifitas kanal terbesar adalah sektor 3 di BTS Tugu Muda dan sektor 2 di BTS Simpang Lima, sehingga pada kedua area tersebut memiliki tingkat kepadatan trafik terbesar dibandingkan dengan area lain yang dicakup oleh BTS Tugu Muda dan Simpang Lima. 3. GSM Dual Band dengan aplikasi MBC di PT.XL Axiata Tbk Semarang memiliki unjuk kerja yang tergolong baik berdasarkan standar ITU pada TCH Congestion rate dalam rentang 0,2 % hingga 0 %, Call Set-up Success Rate dalam rentang 95 % hingga 98 %, Call Drop Rate dalam rentang 0,15 % hingga 0,2 %, Handover Success Rate dalam rentang 92 % hingga 100 %, Rx Qual yang tergolong baik berdasarkan standar PT.XL Axiata Tbk Semarang dalam rentang 0 hingga 4 dan SQI yang tergolong baik berdasarkan standar PT.XL Axiata Tbk Semarang dalam rentang 19 hingga 27. Sedangkan Rx Level berada pada level yang cukup baik pada rentang -65 dbm hingga -86 dbm. DAFTAR PUSTAKA [1] Akawa, Yoshihiko, Introduction to Digital Mobile Communication, 1997, United States: Wiley Interscience. [2] Stalling, William, Komunikasi dan Jaringan Nirkabel, 2007, Jakarta: Penerbit Erlangga. [3] Ziemer, R.E.& W.H.Tranter. Principle of Communication Systems,Modulation and Noise. England: John Wiley and Sons. [4] Maral, G, VSAT Networks, England: John Wiley and Sons. [5] Sunomo, Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel, 2004, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. [6] Nokia Network Oy 2002. 2002. GSM Air Interface & Network Planning. [7] Ericsson Radio System AB 2000. 2000. User Description, Hierarchical Cell Structures. [8] Ericsson Radio System AB 2000. 2003. User Description, Multi Band Cell. 24