Analisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG

dokumen-dokumen yang mirip
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

Tips Mencegah LPG Meledak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SANITASI DAN KEAMANAN

TENTANG KESELAMATAN KERJA

PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

K3 Konstruksi Bangunan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serikat pekerja dengan pengusaha dan pemerintah sebagai satu kesatuan system dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

PT ASURANSI WAHANA TATA. aswata. cerita berbagi. Berbagi Pengalaman, Memberi Solusi #Seri Kenangan Yang Hilang. 2/4/2015 Marketing Retail Dept.

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kartu observasi bahaya atau HOC (Hazard Observation Card) Implementasi merupakan aspek yang sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)


BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

Transkripsi:

Analisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG Afan Kurniawan Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta pakafan@gmail.com ABSTRAK Semenjak mulai dihilangkannya subsidi terhadap harga BBM, maka Pemerintah Republik Indonesia mulai melaksanakan program konversi penggunaan minyak tanah yang digantikan dengan LPG. Program nasional pengalihan ke elpiji akan dilaksanakan dengan mengalihkan subsidi ke LPG tabung 3 kg yang direncanakan secara bertahap pada 2007 s/d 2012. Hal ini tentu semakin menambah jumlah produksi stasiun pengisian tabung LPG dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mencukupi kebutuhan energinya, setelah minyak tanah ditarik dari peredaran. Meningkatnya produksi mengakibatkan para pekerja di stasiun pengisian tabung LPG bertambah bebannya untuk memenuhi permintaan LPG tersebut. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di stasiun pengisian LPG adalah menghirup debu, menghirup gas elpiji, terpeleset, terjepit tabung, terjatuh, mata kemasukan debu dan tertindih tabung. Melalui pengenalan, pengetahuan serta pengalaman mengenai faktor penyebab, sumber bahaya, data dan, penyelidikan kasus-kasus kecelakaan, sekaligus juga melakukan analisis yang mendalam, maka identitifikasi tentang jenis dan macam sumber bahaya kecelakaan kerja dapat lebih mudah dilakukan. Upaya perbaikan secara teknis pada semua proses produksi lebih ditujukan ke arah upaya pencegahan kecelakaan, bukan sekedar perbaikan untuk teknis operasional belaka. Hal ini tentunya akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci: kecelakaan, keselamatan, kesehatan, kerja, stasiun pengisian, tabung LPG 1. Pendahuluan Pembangunan dewasa ini telah dapat memberikan manfaat yang sangat besar dan telah dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Pembangunan telah pula membuka kesempatan kerja yang cukup besar sehingga dapat memberikan suatu tingkat kesejahteraan bagi tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hasil yang telah dicapai merupakan modal untuk pembangunan selanjutnya. Dalam pembangunan digunakan berbagai tingkat teknologi, mulai dari teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju.semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan semakin tinggi pula pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan.selain itu teknologi yang makin tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar, sehingga memerlukan teknik pengendalian untuk mengurangi dampak negatif terhadap tenaga kerja dan masyarakat serta lingkungannya.karena itu setiap kesalahan atau kecelakaan dalam penerapan teknologi dapat menimbulkan kerugian yang besar baik dari segi modal maupun sumber daya insani. Semenjak mulai dihilangkannya subsidi terhadap harga BBM, maka Pemerintah Republik Indonesia mulai melaksanakan program konversi penggunaan minyak tanah yang digantikan dengan LPG. Program nasional pengalihan ke elpiji akan dilaksanakan dengan mengalihkan subsidi ke LPG tabung 3 kg yang direncanakan secara bertahap pada 2007 s/d 2012. Hal ini tentu semakin menambah jumlah produksi stasiun pengisian LPG dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mencukupi kebutuhan energinya, setelah minyak tanah ditarik dari peredaran. Meningkatnya produksi mengakibatkan para pekerja di stasiun pengisian tabung LPG bertambah bebannya untuk memenuhi permintaan LPG tersebut. 2. Tabung Baja LPG Definisi tabung baja LPG menurut SNI 19-1452-2006 adalah tabung bertekanan yang dibuat dari pelat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquid petroleum gas) dengan kapasitas pengisian antara 3 kg (6,5 liter) sampai dengan 50 kg (108 liter) dan memiliki tekanan rancang bangun 18,6 kg / cm2. Saat ini tabung LPG yang banyak beredar di masyarakat adalah yang berkapasitas 3 kg, 12 kg dan 50 kg. Dari ketiga kapasitas tersebut saat ini ukuran 3 kg dan 12 kg yang paling banyak 13

dipergunakan masyarakat. Tabung gas yang dipasarkan harus memenuhi standard safety SNI 19-1452-2006 dimana tabung LPG yang diproduksi sesuai standard dilengkapi katup pengaman (safety valve) yang akan membuka sendiri pada tekanan 8 kg/cm2. Tabung dengan tipe 3 kg sampai dengan tipe 12 kg tidak boleh pecah pada tekanan air minimum sebesar 110 kg/cm2 dan apabila dilakukan penambahan tekanan, terjadi pecah tabung tidak boleh terjadi pada sambungan las sedangkan tekanan gas LPG dalam tabung berkisar 5-6 kg/cm2. LPG terdiri dari campuran utama propan dan Butan dengan sedikit persentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksi C 2 yang lebih ringan dan C 5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan (C 3 H 8 ), Propilen (C 3 H 6 ), normal dan iso-butan (C 4 H 10 ) dan Butilen (C 4 H 8 ). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut yang berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas, namun untuk kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair jika menguap maka akan berubah membentuk gas dengan volume yang lebih besar. Uap LPG lebih berat dari udara, butan beratnya sekitar dua kali berat udara dan propan sekitar satu setengah kali berat udara. Sehingga, uap dapat mengalir didekat permukaan tanah dan turun hingga ke tingkat yang paling rendah dari lingkungan dan dapat terbakar pada jarak tertentu dari sumber kebocoran. Pada udara yang tenang, uap akan tersebar secara perlahan. Lolosnya gas cair walaupun dalam jumlah sedikit, dapat meningkatkan campuran perbandingan volum uap/udara sehingga dapat menyebabkan bahaya. Untuk membantu pendeteksian kebocoran ke atmosfir, LPG biasanya ditambah bahan yang berbau (merkaptan). Harus tersedia ventilasi yang memadai didekat permukaan tanah pada tempat penyimpanan LPG. Karena alasan diatas, sebaiknya tidak menyimpan silinder LPG di gudang bawah tanah atau lantai bawah tanah yang tidak memiliki ventilasi udara. 3. Kecelakaan Kerja Menurut Suma mur, 1995, kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga maksudnya yaitu di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanan. Hakikatnya, kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak terduga dan pasti tidak diharapkan oleh siapapun juga. Kejadian yang tidak terduga tersebut, jelas bukan merupakan suatu bentuk kesengajaan dan tidak direncanakan lebih dahulu. Pada peristiwa kecelakaan kerja, atau kecelakaan akibat kerja, selalu akan berkaitan dengan hubungan kerja, yakni sebagai akibat pekerjaan atau pada waktu melaksanakan suatu pekerjaan, termasuk juga kecelakaan yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan atau pulang dari tempat kerja. Menurut Suma mur, 1995, cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di berbagai negara tidak sama. Namun ada kesamaan umum, yaitu bahwa kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab : 1) Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts), yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor antara lain : a) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan, b) Keletihan dan kelesuan c) Sikap dan tingkah laku tidak aman. 2) Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions) dari : a) Mesin, peralatan, pesawat dan bahan b) Lingkungan c) Proses d) Sifat pekerja dan e) Cara kerja. Setiap kejadian kecelakaan kerja, ternyata menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, baik berupa kerugian yang bersifat ekonomi, dalam bentuk kerusakan, hilangnya waktu kerja, biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya jumlah dan mutu produksi, maupun kerugian yang berupa penderitaan manusia karena cedera, cacat atau bahkan kematian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan juga menghindari kemungkinan terulangnya bencana tersebut harus senantiasa diketahui sebagai salah satu upaya preventif yang sangat dibutuhkan. 4. Persyaratan Keselamatan Kerja Dalam UU Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh pemerintah RI pada tanggal 12 Januari 1970 mengatur masalah-masalah keselamatan kerja dalam tempat kerja. Tujuan undang-undang ini adalah perubahan pengawasan yang bersifat preventif. Dalam pasal 3 undangundang tersebut mengatur keselamatan kerja menetapkan antara lain : 14

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan 4) Memberi kesempataan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5) Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan 6) Memberi alat-alat pelindung diri pada para pekerja 7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran 8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan 9) Memperolah penerangan yang cukup dan sesuai 10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup 12) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban 13) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat, lingkungan, cara dan proses kerjanya 14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang 15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang 17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya 18) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerja yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Dari syarat-syarat keselamatan kerja tersebut, jelas bahwa keselamatan kerja menjadi perhatian pengusaha dan karyawannya sekaligus wujud dari perhatian pemerintah agar keselamatan kerja tersebut dapat ditanamkan dan dijalankan bagi pengusaha dan karyawannya. 5. Kesehatan Kerja Suma mur, 1995, menyatakan pelayanan kesehatan kerja merupakan usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan memberikan bantuan kepada pekerja dalam menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja, melindungi pekerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pekerja atau lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan mental dan kemampuan fisik pekerja, memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit. Usahausaha yang dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan pekerja adalah dengan cara preventif, kuratif dan rehabilitatif. Cara pencegahan (preventif) adalah suatu upaya yang bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh, pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses suatu penyakit sebelum timbul kelainan. Yaitu dengan cara pencegahan timbulnya penyakit bagi pekerja melalui berbagai aspek seperti imunisasi, atau vaksinasi meniadakan sumber penularan, proteksi khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu. Pencegahan ditujukan baik kepada kuman maupun penyakit akibat kerja. Cara pengobatan (kuratif) merupakan suatu upaya perawatan dan hospitalisasi serta tindakan medis lainnya yang bertujuan untuk penyembuhan secara cepat dan tepat agar pekerja dapat produktif setelah kembali bekerja. Perawatan kesehatan pekerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Cara pemulihan (rehabilitatif) adalah upaya pemulihan kesehatan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat. Dengan upaya pemulihan tersebut adanya penyakit atau luka yang berlanjut pada diri pekerja sampai pada masa perawatan bertujuan agar pekerja yang mendapatkan rehabilitatif dapat bekerja kembali secara maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan dari kesehatan kerja adalah untuk mengupayakan agar dengan kesehatan para pekerja dapat bekerja lebih maksimal dan lebih efisien serta meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui cara preventif, kuratif dan rehabilitatif. 6. Analisis Kecelakaan Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada saat proses pengisian tabung LPG adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penyebab Utama Setiap Jenis Kecelakaan 15

N o Proses Produksi Kecelakaan Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 1 Areal pabrik Menghirup debu Proses Pengisian Pekerja tidak menggunakan masker Pekerja tidak terbiasa menggunakan masker Aktifitas kendaraan berat membuat debu beterbangan Lokasi pabrik panas dan kering Masker tidak layak digunakan (masker tidak steril, tali masker putus, kondisi masker kotor dan berdebu) Persediaan masker habis Menghirup gas Ada kebocoran gas Tabung sudah kadaluarsa dan berkarat Kebakaran Ada kebocoran gas Ada sumber panas/api Mata kemasukan debu Terjatuh, terpeleset, tersandung Terjepit Tidak menggunakan kaca mata pelindung Operator tidak terbiasa mengenakan kaca mata pelindung Mengangkat beban terlalu berat Kekuatan fisik karyawan tidak sesuai dengan pekerjaan Terburu-buru Sikap kerja yang salah Tidak hati-hati meletakkan tabung Aktifitas kendaraan berat membuat debu beterbangan Lokasi pabrik panas dan kering Kaca mata tidak layak digunakan (tali kaca mata putus, kaca bnyak goresan, kaca pecah) Lantai pabrik licin Terkena tumpahan air, minyak Lantai jarang dibersihkan Kondisi alat yang kurang layak pakai 2 3 Pemindahan, Penimbangan, Penyimpanan Tabung Kejatuhan, tertindih tabung Tidak meletakkan tabung dengan baik dan benar Posisi tabung agak miring Gudang penyimpanan penuh Lantai tidak rata Sikap kerja yang salah Tersenggol Karyawan kurang hati-hati 16

7. Solusi Pencegahan Kecelakaan Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka diberikan solusi pencegahan kecelakaan di stasiun pengisian tabung LPG yang ditampilkan dalam tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Solusi Pencegahan Kecelakaan Kerja Jenis kecelakaan Terjatuh atau terpeleset Terjepit Kejatuhan atau tertindih tabung Mengangkat beban terlalu berat Menghirup gas/debu Kebakaran Tidak memakai alat pelindung diri (masker, kaca mata) Solusi Lantai yang terkena tumpahan air atau oli wajib segera dibersihkan Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sepatu bersol karet. Pekerja lebih hati-hati dalam menggunakan alat dan mengikuti instruksi kerja yang ada. Pekerja lebih hati-hati dalam mengangkat atau menata tabung Menyediakan rantai-rantai pengaman untuk menahan tabung yang diletakkan berjajar di dinding. Menyediakan alat pengangkut tabung Perusahaan menyediakan masker dan mewajibkan pemakaiannya. Larangan merokok dan mengawasi penggunaan peralatan yang berpotensi memicu nyala api. Cara mencegah penyebab kecelakaan ini ialah dengan mendisiplinkan pekerja memakai alat pelindung diri dan memberi tahu resiko dan kerugian yang ditimbulkan baik pada dirinya maupun perusahaan. 8. Kesimpulan Melalui pengenalan, pengetahuan serta pengalaman mengenai faktor penyebab, sumber bahaya, data dan, penyelidikan kasus-kasus kecelakaan, sekaligus juga melakukan analisis yang mendalam, maka identitifikasi tentang jenis dan macam sumber bahaya kecelakaan kerja dapat lebih mudah dilakukan. Upaya perbaikan secara teknis pada semua proses produksi lebih ditujukan ke arah upaya pencegahan kecelakaan, bukan sekedar perbaikan untuk teknis operasional belaka. Hal ini tentunya akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya diperlukan kerja sama dan koordinasi antara berbagai pihak terkait, baik dari pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Daftar Pustaka: 1. Bernett N.B., Rumondang Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo 2. Brauer, Roger L. 2006. Safety and Health for Engineers, 2nd ed. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey 3. Gempur S, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka Publisher 4. John Ridley and John Channing, 2003, Safety at Work, Sixth Edition, Butterworth-Heinemann 5. Suma mur P.K. 1995. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. 17