OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN RBA BLU. Direktorat Pembinaan PK BLU Bimtek Penyusunan RBA BLU Jakarta, 29 Maret 2012

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

1 of 6 18/12/ :41

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BLU DASAR HUKUM

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

TENTANG - RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum; Memperhatikan

1/3/2014 I. PENDAHULUAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH,

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

MATRIK PERSANDINGAN REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

Instrumen Pengawasan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

3. PMK No. 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran BLU

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

PROSES DAN JADWAL PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BLU DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018

POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 115 TAHUN 2016 TENT ANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

TITIK KRITIS PENGAWASAN DEWAS PTN BLU DEWAS BLU UNS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 37/PMK.02/2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.02/2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

Ir. Benny J. Pandie Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Yogyakarta 22 s.d. 24 Juni 2012

DAFTAR RINCIAN KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN TA 2012 (DALAM RUPIAH) URAIAN KEGIATAN, OUTPUT, PAGU REALISASI *) SISA KETERANGAN

SALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SELAYANG PANDANG PENGELOLAAN KEUANGAN MODEL BADAN LAYANAN UMUM* Oleh: Sutrisna Wibawa (PRII UNY)

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2016

Transkripsi:

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

AGENDA PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Mekanisme Penyusunan dan Pengajuan RBA BLU 3. Hal-Hal yang Perlu Dilakukan oleh Dewan Pengawas 2

I. PENDAHULUAN 3

DASAR HUKUM 1. PP nomor 23 tahun 2005 jo. PP nomor 74 tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 2. Peraturan Menteri Keuangan nomor 92/PMK.05/2011 tentang RBA dan Pelaksanaan Anggaran BLU. 3. Perdirjen Perbendaharaan nomor PER-55/PB/2011 tentang Tata Cara Revisi RBA Definitif dan Revisi DIPA BLU. 4. Perdirjen Perbendaharaan nomor PER-20/PB/2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan RBA Satker BLU. 5. Peraturan lainnya yang terkait. 4

PERMASALAHAN PENYUSUNAN RBA 1. Ketepatan waktu penyampaian: Masih terdapat satker BLU yang belum menyampaikan RBA definitif kepada Kementerian Keuangan dengan tepat waktu, yaitu 7 hari kerja sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dimulai. 2. Akurasi penyajian: Masih terdapat satker BLU yang telah menyampaikan RBA, namun belum sesuai dengan yang diharapkan, antara lain: a. Format yang digunakan tidak sesuai peraturan yang berlaku; b. Tidak ada tanda-tangan dari Dewas dan/atau pejabat yang ditunjuk apabila Dewas belum terbentuk; c. Belum dapat melakukan penghitungan akuntansi biaya; d. Jumlah dana yang tercantum dalam Ikhtisar RBA tidak sama dengan RKA KL; e. Indikator kinerja tidak konsisten dengan Renstra Bisnis sehingga pencapaian kinerja tidak dapat diperbandingkan; f. Terdapat informasi kuantitatif yang belum diuraikan, seperti: ambang batas belanja, nilai penghapusan bersyarat, dan g. Terdapat informasi kualitatif di dalam RBA yang belum diungkapkan, seperti: perubahan visi dan misi, kebijakan baru terkait pengelolaan keuangan, dan asumsi ekonomi terkait. 5

II. MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN RBA 6

DEFINISI DAN FUNGSI RBA Rencana Bisnis dan Anggaran BLU adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran BLU. RBA memiliki fungsi sebagai: 1. Dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran satker PK BLU 2. Pedoman pelaksanaan kegiatan satker PK BLU 3. Dokumen yang menggambarkan pencapaian kinerja satker PK BLU 4. Dokumen yang menggambarkan proyeksi keuangan satker PK BLU Oleh karena itu, RBA adalah untuk kepentingan satker PK BLU untuk merencanakan aktivitasnya dan bahan evaluasi selama pelaksanaan anggaran. 7

PENGATURAN BARU...(1) 1. BLU menyusun RBA mengacu kepada Renstra Bisnis BLU dan Pagu Anggaran K/L. 2. RBA disusun berdasarkan: a. Basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya; b. Pagu belanja dan target pendapatan yang diperkirakan akan diterima; dan c. Basis akrual. 3. RBA memuat paling kurang: a. Seluruh program, kegiatan dan target kinerja (output); b. Kondisi kinerja BLU tahun berjalan, c. Asumsi makro dan mikro; d. Target pendapatan dan pagu belanja; e. Perkiraan biaya; f. Prakiraan maju pendapatan dan belanja 3 tahun ke depan. 4. Rumusan program dan kegiatan RBA harus sama dengan RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) K/L. 5. RBA disusun per unit kerja pada satker BLU. Penentuan unit kerja disesuaikan dengan kebutuhan BLU. 8

PENGATURAN BARU...(2) 6. BLU wajib menyusun perhitungan biaya per layanan (unit cost per layanan), namun tidak menjadi lampiran RBA yang disampaikan kepada Menkeu. 7. Penggunaan Standar Biaya a. Bagi BLU yang telah menyusun standar biaya layanannya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya (dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya), RBA disusun menggunakan standar biaya tersebut. Penetapan standar biaya oleh Pemimpin BLU dan dilampiri SPTJM. b. Bagi BLU yang belum menyusun standar biaya layanannya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya, BLU menggunakan standar biaya yang ditetapkan oleh Menkeu. 8. Pengesahan RBA a. ditandatangani oleh Pemimpin BLU dan diketahui oleh Dewas/pejabat yang ditunjuk. b. Disetujui oleh Menteri/Pimpinan lembaga/ketua dewan kawasan. 9

PENGATURAN BARU...(3) 9. RBA diajukan pada saat penyusunan RKA K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L (akhir Juli). 10. Tata cara penyusunan dan format RBA yang baru berlaku untuk penyusunan: a. RBA tahun anggaran 2013; dan b. RBA tahun anggaran 2012 terhadap satker yang ditetapkan menjadi BLU pada tahun anggaran 2012. 10

PENYUSUNAN RBA Renstra K/L Renstra Bisnis 5 Tahunan R B A Termasuk Prakiraan Y + 1 Memuat: Program Kegiatan Anggaran penerimaan/pend apatan Anggaran pengeluaran/ belanja Estimasi Saldo Awal Kas & Saldo Akhir Kas Penyusunan : Berbasis Kinerja & perhitungan akuntansi biaya Kebutuhan & kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima Berbasis Akrual Flexible Budget

PENDAPATAN BLU A. Pendapatan yang akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat B. Hibah tidak terikat dan/ atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain, C. Hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/ atau hasil usaha lainnya, D. Penerimaan lainnya yang sah dan/ atau E. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN Pendapatan Jasa Lemb Keu Hasil penjualan Aset Tetap Pendapatan Sewa Ps. 2 ay 4,7,8 12

PENGGUNAAN STANDAR BIAYA Berdasarkan basis kinerja Gunakan Perhitungan Akuntansi Biaya Menyusun Std Biaya Standar Biaya Perhitungan Sendiri (ditetapkan sebagai SBK) R B A X Perhitungan Akuntansi Biaya X Berdasarkan basis kinerja X Menyusun Std Biaya Gunakan Standar Biaya Menkeu (SBM) 13

BUDGET REALISASI P E N D A P A T A N B E L A N J A P E N D A P A T A N P E N D P T N B E L A N J A B E L A N J A FLEXIBLE % Ambang Batas RKA- KL DIPA PENERAPAN FLEXIBLE BUDGET

PENYUSUNAN IKHTISAR RBA FUNGSI IKHTISAR RBA: menyesuaikan struktur/komponen pendapatan dan biaya dalam RBA menjadi struktur/komponen pendapatan dan belanja dalam RKA KL. Ikhtisar RBA RBA Konsolidasi RKA-KL 15

BELANJA PEGAWAI Belanja Pegawai merupakan belanja pegawai yang berasal dari APBN (RM), sedangkan belanja pegawai yang didanai dari PNBP BLU dimasukkan ke dalam Belanja Barang BLU. 16

BELANJA BARANG 1. Belanja Barang terdiri dari Belanja Barang yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dan Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU. 2. Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Barang, Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan, dan Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya yang berasal dari PNBP BLU, termasuk Belanja Pengembangan SDM. 17

BELANJA MODAL BELANJA MODAL Belanja Modal yang berasal dari APBN (RM) Belanja Modal BLU berasal dari PNBP Belanja Modal Tanah; Belanja Modal Gedung dan Bangunan; Belanja Modal Peralatan dan Mesin; Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan;dan Belanja Modal Fisik Lainnya (mencakup antara lain pengeluaran untuk perolehan aset tidak berwujud, pengembangan aplikasi/software yang memenuhi kriteria aset tak berwujud) 18

PENGAJUAN RBA Pimpinan BLU Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan c.q. Dirjen Anggaran 1 Usulan RBA & Ikhtisar RBA Usulan RBA & Ikhtisar RBA Usulan RBA & Ikhtisar RBA 2 3 4 Disertai dengan : Usulan standar pelayanan minimal; Tarif; dan/atau Biaya dari keluaran (output) yang akan dihasilkan. Disetujui dan ditandatangani Dilakukan pengkajian mencakup : standar biaya dan anggaran BLU; Kinerja keuangan BLU; Besaran persentase Ambang Batas, dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLU Ditandatangani oleh Pemimpin BLU, dan diketahui oleh DEWAS atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/pimpinan lembaga jika BLU tidak mempunyai DEWAS Hasil kajian RBA & Ikhtisar menjadi dasar dalam rangka pemrosesan RKAKL 5 Pengkajian RBA & Ikhtisar RBA Dapat mengikutsertakan DJPb

REVISI RBA DEFINITIF BATASAN a. Tidak Mengubah program DIPA BLU b. Dlm rangka percepatan pencapaian sasaran kinerja; c. Dlm rangka penggunaan saldo; dan/atau d. Akibat terlampauinya target PNBP BLU. PENGESAHAN 1.Disahkan oleh Pemimpin BLU untuk belanja s.d. pagu DlPA BLU. 2.Disahkan oleh Pemimpin BLU dan diketahui dewas, untuk: a.belanja yang melebihi pagu DIPA BLU (s.d. ambang batas maupun melebihi) b.penggunaan saldo awal kas, dan c.belanja yang melebihi pagu DIPA BLU pada BLU Bertahap. 3.Revisi RBA Definitif disampaikan kepada K/L/Dewan Kawasan dan Menteri Keuangan (DJA & DJPBN). 2 0

REVISI RBA DEFINITIF MERUBAH DIPA BLU DAPAT BERAKIBAT TIDAK MERUBAH DIPA BLU MERUBAH DATA RKA/KL TIDAK MERUBAH DATA RKA/KL MEMBUAT IKHTISAR REVISI RBA DEFINITIF REVISI DIPA BLU UPDATING DATA RKA K/L KE KANWIL DJPBN TIDAK MEREVISI DIPA BLU 2 1

III. HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN OLEH DEWAN PENGAWAS 22

TAHAP PERSIAPAN...(1) Sebelum melakukan penelaahan RBA BLU, Dewas harus mempersiapkan dokumen-dokumen berikut ini: 1. Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal BLU, terutama terkait dengan pengukuran capaian kinerja sepanjang 5 tahun ke depan. Apabila satker BLU telah memiliki Pedoman Penilaian Kinerja Teknis/Layanan, perlu dilihat konsistensinya dengan RSB. 2. Laporan Hasil Pengukuran Kinerja tahun anggaran sebelumnya. 3. Laporan Realisasi Anggaran tahun anggaran sebelumnya dan Prognosa Realisasi Anggaran tahun berjalan. 4. Kertas Kerja Penelaahan untuk mencatat hal-hal penting terkait penelaahan RBA. 5. Dokumen-dokumen lainnya yang mendukung, seperti: analisis mikro dan makro ekonomi dari para pakar yang relevan. 23

TAHAP PERSIAPAN...(2) A. Renstra Bisnis dan SPM BLU 1. Dewas harus memastikan bahwa Renstra Bisnis sesuai dengan Renstra K/L; 2. Dewas memastikan bahwa Renstra Bisnis realistis untuk diwujudkan dalam jangka 5 tahun; 3. Dewas harus memastikan Renstra Bisnis yang ada masih berlaku/tidak daluwarsa; 4. Dewas harus memastikan bahwa indikator kinerja dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) sudah termuat dalam Renstra Bisnis; 5. Perubahan dalam Renstra Bisnis dan SPM harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewas, sebelum disampaikan kepada dan ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga, serta disampaikan kepada Menteri Keuangan; dan 6. Dewas dapat memberikan pendapat dan saran kepada menteri/pimpinan lembaga mengenai perubahan Renstra Bisnis dan SPM yang diusulkan satker BLU. 24

TAHAP PERSIAPAN...(3) B. Laporan Hasil Pengukuran Kinerja dan Realisasi Anggaran 1. Sekretaris Dewas menyiapkan kertas kerja penelaahan yang berisi data target dan capaian kinerja teknis/layanan dan keuangan BLU tahun sebelumnya. 2. Dewas mengevaluasi capaian kinerja teknis/layanan dan keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan target kinerja yang terdapat dalam Renstra Bisnis dan SPM BLU; 3. Dewas memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU kepada Pejabat Pengelola BLU; 4. Dewas memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLU dalam melaksanakan pengelolaan BLU; dan 5. Dewas melaporkan kepada menteri/pimpinan lembaga dan Menteri Keuangan apabila terjadi gejala menurunnya kinerja BLU. 25

TAHAP PERSIAPAN...(4) C. Dokumen-Dokumen Lainnya 1. Kondisi ekonomi mikro/sektoral yang dipengaruhi ketentuan peraturan terbaru dan hal-hal lainnya, misal: skema BPJS dan Kartu Sehat Jakarta berpengaruh pada optimalisasi pendapatan RS BLU, aturan SPP tarif tunggal pada PTN BLU berpengaruh pada optimalisasi pendapatan PTN BLU, aturan perumahan rakyat yang terbaru berpengaruh pada permintaan rumah oleh MBR/MBM, pasar RS yang semakin bebas akan menarik RS swasta baru untuk tumbuh dan menjadi kompetitor bagi RS BLU, atau naiknya rating PTN di dunia dan kedekatan geografis meningkatkan animo mahasiswa LN untuk belajar di PTN BLU. 2. Kondisi ekonomi makro yang dipengaruhi oleh naik/turunnya indikator makroekonomi yang terkait, misal: turunnya suku bunga pasar akan berpengaruh pada pendapatan BLU pengelola dana, turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing mengakibatkan biaya belanja modal untuk keperluan investasi peralatan kedokteran pada RS BLU naik, atau turunnya nilai tukar membuat biaya pendidikan yang lebih murah di DN yang dapat menarik minat mahasiswa kelas internasional. 26

TAHAP PENELAAHAN...(1) Efektivitas Pengukuran dan Penilaian Kinerja Kesesuaian dg RSB dan SPM RBA Efisiensi Belanja Optimalisasi PNBP KERANGKA PENELAAHAN RBA BLU 27

TAHAP PENELAAHAN...(2) A. Efektivitas Pengukuran dan Penilaian Kinerja 1. Sekretaris Dewas menyiapkan data hasil pengukuran dan penilaian kinerja dan/atau data lainnya yang dibutuhkan oleh Dewas; 2. Dewas mengevaluasi efektivitas pelaksanaan RBA tahun sebelumnya dan dituangkan ke dalam laporan Dewas; 3. Dewas membandingkan antara capaian kinerja BLU dengan target/proyeksi tahun terkait yang termuat dalam Renstra Bisnis dan SPM BLU; 4. Dewas menilai prioritas dan target kinerja yang diharapkan dalam RBA dikaitkan dengan konsistensi pencapaian target dalam Renstra Bisnis dan SPM BLU; 5. Dewas mengevaluasi kesesuaian antara program/kegiatan dalam RBA dengan target kinerja dalam Renstra Bisnis; 6. Dewas memberikan masukan dan arahan kepada Pejabat Pengelola BLU apabila alokasi yang disusun tidak sejalan dengan prioritas dan target kinerja. 28

TAHAP PENELAAHAN...(3) B. Efisiensi Belanja 1. Sekretaris Dewas menyiapkan data realisasi anggaran tahun sebelumnya dan/atau data lainnya yang dibutuhkan oleh Dewas; 2. Dewas mengevaluasi kepatuhan belanja yang dilakukan satker BLU berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku dan memberikan masukan/saran kepada pemimpin BLU apabila terdapat ketidakpatuhan terhadap alokasi belanja satker BLU; 3. Dewas menilai kelayakan belanja yang dilakukan oleh BLU berdasarkan konsistensi antara program/kegiatan yang ingin dicapai dengan jenis belanja yang diusulkan; 4. Dewas menilai kepatutan belanja yang dilakukan oleh BLU berdasarkan profesionalisme dan/atau benchmarking terhadap institusi pemerintah lainnya yang sejenis; 5. Dewas mengevaluasi struktur biaya (cost structure) dan besaran standar biaya yang terdapat di dalam RBA agar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; dan 6. Dewas membuat kertas kerja penelaahan RBA/Revisi RBA dan dapat memberitahukannya kepada menteri/pimpinan lembaga apabila terdapat indikasi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. 29

TAHAP PENELAAHAN...(4) C. Optimalisasi PNBP 1. Sekretaris Dewas menyiapkan data realisasi pendapatan tahun sebelumnya dan/atau data lainnya yang dibutuhkan oleh Dewas; 2. Dewas mengevaluasi target pendapatan yang akan dicapai realistis dengan progress PNBP yang telah dicapai oleh satker BLU dalam beberapa tahun terakhir; 3. Dewas memastikan bahwa seluruh potensi pendapatan BLU yang berasal dari barang/jasa layanan, hibah langsung, kerjasama/hasil usaha lainnya, dan pendapatan lainnya yang sah telah tercantum dalam RBA; dan 4. Dewas harus memastikan bahwa setiap pungutan yang berasal dari masyarakat telah ditetapkan tarif layanannya oleh Menteri Keuangan dan/atau mendapatkan pendelegasian dari Menteri Keuangan. 30

TAHAP PENELAAHAN...(5) D. Hal-hal lainnya 1. Dewas menilai kesesuaian faktor-faktor internal/eksternal dan mikro/makro ekonomi telah sesuai dengan progress dan rencana dalam RBA; 2. Dewas memastikan bahwa RBA BLU: a. Mengikuti format sesuai Perdirjen Perbendaharaan nomor PER-20/PB/2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan RBA Satker BLU; b. Sesuai dengan pagu indikatif, pagu anggaran dan alokasi definitif; c. Telah ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga sebelum 31 Desember tahun anggaran sebelumnya; d. Telah disampaikan tepat waktu kepada DJA dan DJPBN dalam hal pagu anggaran (RBA sementara), dan DJPBN dalam hal alokasi anggaran (RBA definitif). 3. Dalam hal Revisi RBA, Dewas harus memastikan bahwa setiap revisi RBA yang mengakibatkan pertambahan/pengurangan pagu anggaran harus diketahui oleh anggota Dewas; dan 4. Seluruh anggota Dewas memberikan tanda-tangan pada lembar persetujuan RBA dalam hal RBA telah dievaluasi dan diketahui oleh Dewas. 31

32

LAMPIRAN-LAMPIRAN 33

PERBANDINGAN FORMAT RBA RBA EXISTING 2012 RBA (FORMAT BARU) 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN BAB II KINERJA BLU TA 2012 BAB III RBA BLU TA 2013 BAB IV PROYEKSI KEUANGAN TA 2013 BAB V PENUTUP TETAP DISEMPURNAKAN DIGABUNG DIHAPUS TETAP RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN BAB II KINERJA BLU TA 2012 & RBA BLU TA 2013 BAB III PENUTUP 34

SISTEMATIKA FORMAT RBA 1.RINGKASAN EKSEKUTIF Memuat uraian ringkas mengenai apa yang termuat dalam RBA (uraian singkat mengenai rencana bisnis/kegiatan dan target pencapaian serta rencana pendapatan dan biaya) 2.BAB I PENDAHULUAN a. Gambaran Umum b.visi Badan Layanan Umum c. Misi Badan Layanan Umum d.budaya Badan Layanan Umum e. Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas 35

SISTEMATIKA FORMAT RBA...(2) 3. BAB II KINERJA TAHUN 2012 DAN RBA TAHUN 2013 a. Gambaran Kondisi BLU (kondisi internal BLU, kondisi eksternal BLU serta asumsi makro dan mikro yang digunakan dalam penyusunan RBA). b. Pencapaian Kinerja dan Target Kinerja BLU. Uraian pencapaian kinerja tahun 2012, dan target kinerja yang akan dicapai tahun 2013. Informasi /tabel yang disajikan: 1. Rincian Pendapatan Per Unit Kerja; 2. Rincian Belanja Per Unit Kerja; 3. Pengelolaan Dana Khusus bagi satker BLU Pengelola Dana Khusus; 4. Ikhtisar Target Pendapatan menurut Program dan Kegiatan TA 2013; 5. Ikhtisar Belanja/Pembiayaan menurut Program dan Kegiatan TA 2013; 6. Pendapatan dan Belanja Agregat; 7. Perhitungan Biaya Layanan Per Unit Kerja; 8. Prakiraan Maju Pendapatan dan Prakiraan Maju Belanja. c. Informasi lainnya yang perlu disampaikan (ISO, tingkat kesehatan). d. Ambang Batas Belanja BLU. 4. BAB III PENUTUP Kesimpulan dan Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian. 36