BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya. tertentu demi mencapai suatu tujuan. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan firman Allah dalam surat Al-Insaan ayat 1: berusaha menyelesaikannya, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dengan ilmu yang dimiliki. Kemampuan mengembangkan diri ini

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

ط ل ب ا لع ل م ف ر ی ض ة ع ل ى ك ل م س ل م و ا لم س ل م ة

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan relevansi serta kualitas pendidikan yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.


STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Islam juga memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting. dalam kehidupan manusia, seperti firman Allah Ta ala berikut:

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. mampu bekerja sama. Kemampuan tersebut diberikan agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran. Penggunaan metode

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan judul. Pengaruh Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Tingkat Pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani kearah terbentuknya kepribadian utama (pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus mempertimbangkan siswa yang diajarkannya. Salah satu yang harus dipertimbangkan guru adalah apakah murid-murid yang diajarkan benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran. 1 Didalam proses pembelajaran, terkandung dua aktivitas sekaligus, yaitu aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar (siswa). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, yaitu interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. 2 Mengingat betapa pentingnya aktivitas belajar ini, sehingga wahyu yang pertama diturunkan oleh Allah SWT, kepada rasul-nya adalah berkenaan dengan masalah belajar, Nabi pun baru melakukan belajar dengan bimbingan malaikat Jibril seperti berfirman Allah SWT dalam Q.S Al-Alaq Ayat 1-5 sebagai berikut: 1 Mudasir, 2012, Desain Pembelajaran, Riau: STAI Nurul Falah Press, h. 8 2 Tohirin, 2006, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h. 8

2 Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 3 1 Kemudian didalam hadis Nabi dijelaskan betapa pentingnya belajar bahkan diwajibkan bagi kaum muslimin dan muslimat yang berbunyi: ط ل ب ال ع ل م ف ر ی ض ة ع ل ى ك ل م س ل م و ال م س ل م ة Artinya: Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan (HR. Ibnu Majah) 4 Dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan diajarkan, maka sebelum memulai pelajaran yang baru sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan disampaikan dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa yang berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang dilakukan atau dari pengalaman. Inilah yang dimaksud dengan apersepsi. Soewarno menyatakan apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang kita alami apabila suatu kesan baru masuk dalam kesadaran kita dan berassosiasi/bertautan dengan kesan-kesan lama yang sudah kita miliki yang disertai pengolahan, maka menjadi kesan yang lebih luas. 5 3 Departemen Agama RI, 2008, Al- Qur an dan Terjemahnya, Q. S Al-Alaq (96), Bandung: CV Penerbit Diponegoro, h. 597 4 Alfiah, 2011, Hadis Tarbawiy (Pendidikan Islam Tinjaun Hadis Nabi), Pekanbaru: Al- Mujtahadah Press, h. 33 5 Soewarno, 1995, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT Grafindo Persada, h. 25

3 Mulyati Arifin mengungkapkan, apersepsi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan prakondisi belajar, sehingga timbul minat dan situasi belajar yang menguntungkan proses belajar. Pada permulaan pelajaran, pertama seorang guru perlu memusatkan perhatian siswa kearah pelajaran, terutama bagi siswa yang belum tertarik perhatiannya, guru perlu membangkitkan minat siswa terlebih dulu, sampai siswa termotivasi secara mental siap menerima pelajaran. 6 Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. 7 Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran umumnya dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan fakta di lapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam proses pembelajaran ketidak bisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidak matangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai atau tidak sesuai dengan harapan. Dengan demikian guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan guru ajarkan perlu kiranya guru mengkaitkan 6 Mulyati Arifin, 1995, Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, Surabaya: Airlangga University Press, h. 34 7 file:///d:/bhn%20apersepsi/c.%20definisi%20operasional%20for%20skripsi_shirli_ 2012_Hubungan%20Antara%20Apersepsi%20Dengan%20Hasil%20Belajar%20Siswa%20Pada% 20Pembelajaran%20IPS%20Di%20Kelas%20V.htm. Diakses/2013/06/02/18:56

4 dengan apersepsi. Secara umum fungsi apersepsi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk membawa dunia siswa ke dunia guru. Artinya, mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian apersepsi dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 8 Pada dasarnya motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tertentu guna pencapain suatu tujuan. 9 Secara spesifik, motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, ketekunan dalam kegiatan belajar. Sebagaimana yang diutarakan oleh Made Wena bahwa: Motivasi belajar dapat dilihat dari indikator-indikator seperti keantusiasannya dalam belajar, minat atau perhatiannya pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran. 10 Dari uraian di atas, Nampak jelas bahwa motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan, khususnya dalam pembelajaran, 8 Sardiman, 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 73 9 Djaali, 2008, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 101 10 Made Wena, 2010, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, h. 33

5 karena Allah SWT mengizinkan kita mengubah kehidupan jika kita terus berusaha. Sebagaimana berfirman Allah SWT dalam Q.S Ar-Ra ad ayat 11 yang berbunyi: Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. 11 Namun berdasarkan teori tentang pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan masih terdapat siswa yang kurang bersemanagat dalam belajar. Walaupun guru Pendidikan Agama Islam telah melaksanakan apersepsi dengan baik. hal ini diketahui dengan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Terdapat sebagian siswa datang terlambat; 2. Terdapat siswa yang bercerita-cerita dengan teman sebangkunya; 3. Terdapat siswa yang tidak mau mengajukan pertanyaan. Berdasarkan gejala di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Apersepsi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah 11 Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 250

6 Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman tentang judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan istilah-istilah yang terdapat didalam judul ini adalah: 1. Apersepsi adalah menafsirkan buah pikiran, jadi menyatupadukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki. 12 Apersepsi yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. 2. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar. 13 Adapun siswa yang peneliti maksud adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka ditemukan permasalahan sebagai berikut : a. Apakah ada pengaruh pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah 12 S. Nasution, 2010, Didakti Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, h. 156 13 Ridwan Abdullah Sani, 2013, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, h. 49

7 Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan? b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan? c. Bagaimana guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan apersepsi terhadap siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan? 2. Batasan Masalah Disebabkan begitu banyaknya masalah yang dikemukakan pada identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan pada masalah pengaruh pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan dari pembahasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan? 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

8 Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. b. Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan bermanfaat untuk : 1) Secara teoretis, kajian ini akan memberikan sumbangan pemikiran dalam aspek ilmu pengetahuan, secara khusus dibidang pembelajaran. Tentang pengaruh pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa. 2) Secara praktis, kajian ini akan memberikan sumbangan kepada guru-guru sebagai bahan pertimbangan tentang pelaksanaan apersepsi terhadap motivasi belajar siswa dan pengaplikasiannya. Kepada siswa, kajian ini memberikan sumbangan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

9