Jenis-jenis Kolom : Kolom Ikat ( tied column Kolom Spiral ( spiral column Kolom Komposit

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEKUATAN KOLOM PENDEK akibat BEBAN AKSIAL DAN LENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING) Winda Tri W, ST,MT

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR BETON BERTULANG II

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. silinde beton dapat digunakan rumus berikut: f c = (3.1)

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

BAB II LANDASAN TEORI

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

1.2) Kolom Tampang L a) Kondisi Regangan Berimbang b) Kondisi Tekan Menentukan c) Kondisi Tarik Menentukan BAB III.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB III LANDASAN TEORI

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen struktur yang harus diperhatikan. penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Analisis Pembetonan Struktur Portal

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

STUDI DIAGRAM INTERAKSI SHEARWALL BETON BERTULANG PENAMPANG C DENGAN BANTUAN VISUAL BASIC 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

STUDI KAPASITAS PENAMPANG EKIVALEN KOLOM PERSEGI TERHADAP PENAMPANG KOLOM L, T DAN + PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN BEBAN GEMPA

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II DASAR TEORI. Beton bertulang adalah material yang terdiri atas beton dan baja tulangan. Beton

HUBUNGAN BALOK KOLOM

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

BAB III LANDASAN TEORI

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

Transkripsi:

Pendahuluan Jenis-jenis Kolom : Wang (1986) 1. Kolom Ikat (tied column) biasanya berbentuk bujursangkar/lingkaran dimana tulangan utama memanjang kedudukannya dipegang oleh pengikat lateral terpisah yang umumnya ditempatkan pada jarak 12 sampai 24 inchi (300-600 mm) 2. Kolom Spiral (spiral column) biasanya berbentuk bujursangkar/lingkaran dimana tulangan memanjang disusun membentuk linkaran dan diikat oleh spiral yang ditempatkan secara terus-menerus dengan pitch 2 sampai 3inchi (50-70 mm) 3. Kolom Komposit (composite column) merupakan jenis yang memakai profil baja,pipa atau tube dengan penulangan memanjang tambahan. 1

Nawy (1990) Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan 1. Kolom segiempat atau bujur sangkat, dengan tulangan memanjang dan sengkang ikat. 2. Kolom Bundar, dengan tulangan memanjang serta tulangan lateral yang berupa spiral 3. Kolom Komposit, yang terdiri dari beton dan profil baja struktural didalamnya. Berdasarkan Posisi Beban yang bekerja : 1. Kolom yang mengalamai beban sentris 2. Kolom dengan beban eksentris Berdasarkan Panjang Kolom : 1. Kolom pendek 2. Kolom panjang 2

Keruntuhan Kolom Tulangan leleh karena tarik (under reinforced) Kehancuran beton yang tertekan (over reinforced) Kehilangan stabilitas lateral akibat tekuk 3

Dasar Perhitungan Kuat Perlu Faktor Beban : 1. Kuat perlu untuk menahan beban mati (D) paling tidak harus sama dengan U=1.4D Untuk beban mati (D), beban hidup (L), dan juga beban atap/hujan (A/R) U=1.2D+1.6L+0.5(A atau R) 2. Kombinasi b.mati (D), hidup (L) dan angin (W) U=1.2D+1.0L+1.6W+0.5(A atau R) 3. Kombinasi beban mati (D),hidup (L) dan gempa (E) U=1.2D+1.0L+1.0E 4. Kombinasi beban mati (D),hidup (L) dan ketahanan terhadap tekanan tanah (H) U=1.2D=1.6L+1.6H 4

Kuat Rencana Faktor reduksi kekuatan ø : 1) Lentur tanpa beban aksial. 0.80 2) Beban aksial - aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur..... 0.80 -aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur a) tulangan spiral dan sengkang ikat... 0.70 b) struktur lainnya... 0.65 c) untuk nilai aksial rendah : jika fy<400 dan (h-d-ds)<0.65 dapat ditingkatkan secara linear menjadi 0.80 seiring dengan berkurangnya nilai øpn dari 0.10f c.ag ke nol 5

untuk struktur lainnya, dapat ditingkatkan menjadi 0.80 seiring dengan berkurangnya nilai øpn dari nilai terkecil antara 0.10f c.ag ke nol - daerah rawan gempa...... 0.50 3) Geser dan Torsi...... 0.75 Kecuali Struktur penahan gempa dengan kuat geser nominal lebih kecil dari gaya geser yang timbul sehubungan dengan pengembangan kuat lentur nominalnya... 0.55 Pada diagfragma tidak boleh melebihi faktor reduksi minimum untuk geser yang digunakan pada komponen vertikal dari sitem pemikul beban lateral Geser pada hubungan balok-kolom dan pada geser balok perangkai yang diberi tulangan diagonal...0.80 4) Tumpuan pada beton kecuali untuk daerah pasca tarik.0.65 5) Daerah pengangkuran pasca tarik...0.85 6

7

Asumsi dalam perencanaan beban lentur dan aksial (SNI 2002 psl.12.2) 1. Regangan pada tulangan dan beton diasumsikan berbanding lurus dengan sumbu netral. 2. Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat tekan terjauh sama dengan 0.003 3. Jika fs < fy fs = Es * εs Jika fs > fy fs = fy 8

4. Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang, kuat tarik beton diabaikan. 5. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola, atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil pengujian 9

6. Distribusi tegangan beton persegi ekivalen didefinisikan sebagai berikut : a.teg. beton sebesar 0.85 fc diasumsikan terdistribusi secara merata pada daerah tekan ekivalen yang dibatasi tepi penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral sejarak a=β1.c dari serat dengan regangan maksimum. b. Jarak c dari serat dengan ε maks ke sumbu netral harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu. 10

c. Faktor β1 diambil sebesar 0.85 untuk beton dengan f c < 30 Mpa. Untuk beton f c > 30 Mpa, β1 direduksi 0.05 untuk setiap kenaikan 7 Mpa, tetapi β1 tidak boleh lebih kecil dari 0.65 11

Batas Tulangan Luas tulangan longitudinal struktur tekan nonkomposit tudak boleh kurang dari 0.01 ataupun lebih dari 0.08 kali luas bruto penampang Ag (1%- 8%Ag) Jumlah minimum batang tulangan 4 buah untuk di dalam sengkang ikat segiempat atau lingkaran 3 buah untuk di dalam sengkang ikat segitiga 6 untuk batang tulangan yang dikelilingi spiral 12

Analisis Kekuatan Kolom Pendek 1. Dengan beban sentris Kapasitas beban : Po = 0.85 f c(ag-ast)+ast.fy Batasan : Kolom Spiral : Pn(maks)= 0.85[0.85f c(ag-ast)+ast.fy] Kolom bersengkang : Pn(maks)= 0.80[0.85f c(ag-ast)+ast.fy] 13

2. Kekuatan Kolom Pendek akibat beban uniaksial Pers. Keseimbangan Gaya dan Momen: Pn = Cc + Cs Ts Momen tahanan Nominal (Mn) didapat dari keseimbangan momen terhadap sumbu lentur - kolom : Mn = Pn. E = Dimana : a Cc ( y - ) + Cs( y - d') + T( d - y) 2 Cc = 0.85f ' cb.. a; Cc = As' f ' s; Ts = As. fs 14

Kondisi Keruntuhan Beberapa jenis keruntuhan antara lain adalah : 1. Keruntuhan balanced 2. Keruntuhan Kondisi Tarik Menentukan 3. Keruntuhan Kondisi Tekan Menentukan 15

Kondisi Keruntuhan Balanced Jika eksentrisitas semakin kecil, maka akan ada transisi dari keruntuhan tarik ke keruntuhan tekan. Kondisi keruntuhan balanced tercapai apabila tulangan tarik mengalami regangan leleh dan saat itu juga beton mengalami regangan batasnya. 16

Syarat : Pn = Pb Dari gambar segitiga sebagun sebelumnya, dapat diperoleh tinggi sumbu netral pada kondisi balanced : Cb d 0.003 fy 0.003 Es 17

Dengan Es = 2. 105 maka : C b = [600.d/(600+fy)] a b = β1.c b = β1.d.(600d/(600+fy) Pnb=0.85f c.ba b + A s f s - A s f s Mnb=Pnb.eb =0.85f cbab[y-(ab/2]+a sf s(y-d )+Asfy(d-y) 18

Kondisi Tarik menentukan Awal keadaan runtuh dalam hal eksentrisitas yang besar dapat terjadi dengan lelehnya tulangan baja yang tertarik. Dalam praktek biasanya digunakan penulangan yang simetris yaitu A s=as agar mencegah kekeliruan dalam penempatan tulangan tarik dan tulangan tekan dan untuk menjaga kemungkinan tegangan berbalik tanda, seperti beban agin atau gempa yang berbalik. 19

Syarat : Pn < Pb e > e b Langkah-langkah dari prosedur coba-coba dan penyesuaian adalah : 1. Jarak sumbu netral c ditetapkan 2. Tinggi blok tegangan ekivalen a=β1.c 20

3. Tegangan baja tekan dan tarik : 0.003 f ' s = Es.εs' = Es c 0.003 fs = Es.εs = Es c ( c - d' ) ( d - c) 4. Beban aksial nominal : f y f y Pnb=0.85f c.ba b + A s f s - A s f s 21

5. Eksentrisitas yang terjadi : Mnb=Pnb.eb=0.85f cbab[y-(ab/2]+a sf s(yd )+Asfy(d-y) 6. Hitungan dihentikan jika nilai eksentrisitas hitungan sama dengan yang telah diberikan. 22

Kondisi Tekan Menentukan Diawali dengan hancurnya beton Kondisi ini dicoba didekati dengan menggunakan prosedur pendekatan dari Whitney (Wang, 1986) dimana penulangan ditempatkan simetris dalam lapis tunggal yang sejajar dengan sumbu lentur. 23

Syarat : Pn > Pb e < e b Dengan mengambil momen dari gaya-gaya pada gambar diperoleh : d - d' a pn e+ = Cc d - + C 2 2 s ( d - d' ) 24

Dalam menaksir gaya tekan Cc dalam beton untuk tinggi distribusi tegangan persegi, Whitney menggunakan harga rata rata yang berdasarkan keadaan regangan berimbang a=0.54d, sehingga : Cc = 0.85 f ' c. b. a = 0.85 f ( ) ' c. b. 0.54d = 0.459bdf ' c Cc d - a 2 = 0.459bdf ' c d - 0.54d 2 = 1 3 f ' cbd 2 25

Dengan beberapa substitusi dan persamaan matematika lainnya didapatkan : P n = d As e - d 1 1. fy + 0.5 bhfc 1 3he + 1.18 d 2 26

Kolom Penampang Bundar dengan Beban Eksentris Tidak mengenal istilah beban biaksial yaitu beban yang bekerja secara bersamaan terhadap sumbu lentur x dan y. Digunakan istilah beban eksentris yaitu beban yang bekerja pada suatu eksentrisitas tertentu, tanpa membedakan arah x ataupun y, kerena dimana pun letak beban maka penampang beton selalu membentuk daerah beton tertekan yang sama yaitu berbentuk tembereng lingkaran. 27

Perbedaan kolom bundar dan kolom persegi : 1. Bentuk luas yang tertekan merupakan elemen lingkaran 2. Tulangan-tulangan tidak dikelompokkan kedalam kelompok tekan dan tarik yang sejajar. Sehingga Gaya dan tegangan pada masing-masing tulangan harus ditinjau sendiri-sendiri. 28

Penampang ekivalen berdasarkan asumsi Whitney d 0.003mm/mm 0.85f c P n e d A s=ast/2 As=Ast/2 2/3Ds 0.8h c a Cc gn Cs Ast D s ds e es<ey (b) Ts h (a) (a). Penampang aktual (b). Penampang segiempat ekivalen (keruntuhan tekan) (c). Penampang keruntuhan ekivalen (keruntuhan tarik) 29

Penampang ekivalen berdasarkan P n asumsi Whitney e 0.003mm/mm 0.85f c c a Cc gn D s h es>ey (c) Ts (a). Penampang aktual (b). Penampang segiempat ekivalen (keruntuhan tekan) (c). Penampang keruntuhan ekivalen (keruntuhan tarik) 30

Keruntuhan Balanced Transformasi kolom bundar menjadi penampang persegi ekivalen : 1. Tinggi dalam arah lentur sebesar 0.8h, dimana h adalah diameter luar kolom bundar 2. Lebar kolom segiempat ekivalen diperoleh dengan membagi luas bruto penampang kolom bundar dengan 0.8h, jadi b=ag/0.8h 3. Luas tulangan total A ekivalen didistribusikan pada dua lapis sejajar dengan jarak 2Ds/3 dalam arah lentu, dimana D adalah diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as. 4. Perhitungan tinggi garis netral, beban dan momen sama dengan persamaan pada kolom persegi kondisi balanced. 31

Keruntuhan Tekan Whitney : penampang kolom bundar dapat diubah menjadi penampang persegi ekivalen bila kegagalannya berupa keruntuhan tekan. Persamaan diperoleh dengan mengggantikan : A s menjadi 0.5A st (d-d ) menjadi 2D s /3 d menjadi 0.5(h+2D s /3) h menjadi 0.8h 32

Sehingga persamaan menjadi : Pn = A 3e ds fy + + 1 st Asf ' c 9.6he (0.8h + 0.67D s ) 2 + 1.18 33

Digunakan kolom aktual untuk menghitung C c, tetapi 40% dari luas tulangan Ast dikelompokkan sejajar berjarak 0.75Ds Beberapa langkah atau prosedur cobacoba adalah : 1. Jarak sumbu netral c ditetapkan 2. Tinggi blok tegangan ekivalen a=β 1 c 34

35 3. Tegangan baja tekan dan tarik : 4. Beban aksial nominal : Pn=0.85f c.ba + A s f s - A s f s ( ) ( ) y s s s s y s s s f c c d E ε E f f c d c E ε E s f - 0.003. ' - 0.003 '. ' = = = =

5. Eksentrisitas yang terjadi : Mn=Pn.e=0.85f cba[y-(ab/2]+a sf s(yd )+Asfy(d-y) 6. Hitungan dihentikan jika sudah tercapai syarat konvergensi yaitu eksentrisitas hasil hitungan kira-kira sama atau mendekati dengan eksentrisitas yang diberikan. 36

Pengaruh kelangsingan Komponen Struktur Tekan yang ditahan terhadap goyangan ke samping kl u /r < 34 12M 1b /M 2b kolom pendek Komponen Struktur Tekan yang tidak ditahan terhadap goyangan ke samping kl u /r < 22 kolom panjang 37

Analisis kekuatan kolom panjang 1. Metode pembesaran momen (moment magnification method) M b s c 1- M 1 2 Cm Pu 1- P c P u P c b M 1 2b 1 s M 2s dan P c 2 π EI = ( kl ) u 2 38

ΣP u dan ΣP c adalah penjumlahan gaya tekan dari semua kolom dalam satu tingkat Untuk rangka yang tidak ditahan terhadap goyangan ke samping, nilai δ b dan δ s harus dihitung, serta nilai k harus lebih besar dari 1. Untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, nilai δ b harus diambil sebesar 0 dan nilai k lebih kecil dari 1. 39

Untuk komponen struktur yang ditahan terhadap goyangan kesamping dan tanpa beban traversal diantara tumpuannya, Cm boleh diambil sebagai : Cm 0,6 0,4 M M 1 2 0,4 Dan untuk kasus2 lain C m harus diambil sebesar 1. 40

2. Metode Orde Kedua Diperlukan apabila angka kelangsingan kl u /r > 100 Pada analisis ini, deformasi struktur harus diperhitungkan. (Nawy, 1990): kebanyakan kolom pada bangunan beton bertulang tidak memerlukan analisis ini karena angka kelangsingannya biasanya lebih kecil dari 100. 41