Student s Guide Blok 2.5 (Gangguan Hormon Dan Metabolisme) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
Hormon Dan Metabolisme) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tim Pengelola Blok 2.4 (Gangguan Hormon dan Metabolisme)

Blok 2.3 (Gangguan Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi) Edisi Ke-1 Tahun

BLOK 1.4 PENCERNAAN, METABOLISME, DAN HORMON

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN BLOK 2.3(GANGGUAN ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLISME) TAHUN AJARAN 2016/2017

BLOK 1.5 UROGENITAL PENDAHULUAN. Koordinator Blok 1.5. Dr. Susila sastri M.Biomed. Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon 1

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

GANGGUAN SISTEM UROGENITAL. STUDENT`S GUIDE EdisikeenamTahun 2012

MUDAH LAPAR DAN HAUS

Edisi kedelapan Tahun 2014

GANGGUAN SISTEM UROGENITAL. STUDENT`S GUIDE EDISIKEENAMTAHUN 2012

KULIT MENGHITAM MODUL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MAHASISWA SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

Diabetes Mellitus Type II

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK. Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELITUS TIPE II PADA IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGETAHUAN YANG KURANG TENTANG DIABETES DAN AKTIVITAS FISIK KURANG TERATUR

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedalam suatu keterampilan yang nyata (Haryati, 2008). Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BLOK 1.5 UROGENITAL PENDAHULUAN. Koordinator Blok 1.5. Dr. Susila sastri M.Biomed. Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

FORMULIR SURVEILANS PTM

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

MODUL-1 LUKA / TRAUMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

JADWAL BLOK SISTEM ENDOKRIN

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

Transkripsi:

BLOK 2.5 GANGGUAN HORMON DAN METABOLISME PENDAHULUAN Istilah hormon berasal dari bahasa Yunani, yang berarti to set in motion yaitu dimana aksi dinamiknya, melalui respon seluler, mengatur proses fisiologi tubuh dengan mekanisme umpan balik (Feedback mechanism). Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan disekresi langsung masuk darah. Dalam fisik endokrin terdapat saling terkait antar berbagai hormon. Secara umum, hipotalamus dengan releasing hormones nya merupakan pusat kembali melalui hipofisis anterior/yang menghasilkan tropic hormones akan mengembalikan kelenjer endokrin target seperti kelenjar tiroid (menghasilkan hormon-hormon tiroid), kelenjar adrenal (menghasilkan hormon-hormon kortikosteroid) dan kelenjer gonad yang menghasilkan hormon-hormon seks. Kelenjar adrenal terdiri atas sepasang, terletak pada kutub superior masing-masing ginjal. Kelenjar ini berbentuk piramid dan masing-masing terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medula. Hormon yang disintesis di bagian korteks disebut hormon korteks adrenal, sedangkan yang dihasilkan di bagian medula disebut hormon medula adrenal. Bagian medula dirangsang melalui saraf preganglionik simpatik dari hipotalamus. Hormon-hormon yang berperan dalam metabolisme tubuh sebagai contoh : kadar gula darah meningkat (hiperglikemia) atas pengaruh hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon tiroid, kortikosteroid, glukagon dan adrenalin, sedangkan kadar gula diturunkan (bisa sampai hipoglikemia) oleh hormon insulin. Obesitas merupakan suatu penyajit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi apabila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya juga bertambah banyak. Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 1

POHON TOPIK GANGGUAN HORMON DAN METABOLISME SISTEM HORMON METABOLIK PANKREAS TIROID KELAINAN KELENJAR ADRENAL OBESITAS DIABETES MILETUS STRUMA TOKSIK STRUMA NON TOKSIK DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 2

A. Aktivitas Pembelajaran METODE PEMBELAJARAN a. Tutorial. Diskusi kelompok dengan tutor dijadwalkan dua kali seminggu. Jika berhalangan hadir karena sesuatu hal, mahasiswa yang bersangkutan harus menginformasikan kepada tutor dalam waktu 2 x 24 jam. Mahasiswa harus menerapkan metode tujuh langkah dalam membahas skenario yang telah dipersiapkan. Kegiatan tutorial ini meliputi diskusi didampingi tutor (I & II), belajar mandiri, konsultasi pakar, penelusuran pustaka / internet, diskusi tanpa tutor, dan diskusi pleno. Penilaian didasari aktivitas mahasiswa dalam turorial. b. Skill s lab. Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari komunikasi, keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural dan keterampilan klinik. Materi keterampilan dalm Blok reproduksi adalah pemeriksaan kehamilan. Sebelum pemeriksaan langsung ke pasien, terlebih dulu mahasiswa harus melakukan pemeriksaan secara simulasi dibawah bimbingan instruktur. Hasil pemeriksaan langsung terhadap pasien didiskusikan pada minggu berikutnya.. c. Praktikum Kegiatan yang dilakukan di laboratorium, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teori. d. Diskusi pleno Tujuan dari diskusi ini untuk mempersamakan dan membandingkan proses pembelajaran kelompok untuk mencegah adanya kelompok yang mengambil jalur yang salah. Kelompok dapat mengajukan masalah yang belum terpecahkan dan fasilitator akan mengarahkan diskusi. Kegiatan ini diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh pakar yang terkait. e. Kuliah pakar Mahasiswa mengikuti kuliah oleh dosen yang ekspert dalam bidangnya, sebagai pengantar ke materi Blok 2.5 ini. Jadwal, materi, dan pemberi kuliah diatur tersendiri. f. Konsultasi dengan fasilitator / instruktur / pakar. Konsultasi dengan pakar apabila diperlukan dengan membuat perjanjian sebelumnya g. Belajar mandiri Sebagai seorang pelajar dewasa, anda diharapkan untuk melakukan belajar mandiri, suatu keterampilan yang penting untuk karir anda ke depan dan perkembangannya. Keterampilan ini meliputi mengetahui minat anda sendiri, mencari informasi yang lebih banyak dari sumber pembelajaran yang tersedia, mengerti informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dan berbagai aktivitas, menilai pembelajaran anda sendiri dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri adalah ciri yang penting pada pendekatan PBL dan belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tiada akhir tanpa batas untuk memperoleh informasi. Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 3

h. Diskusi kelompok tanpa tutor Tergantung pada kebutuhan, mahasiswa juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teoritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok tersebut telah mengumpulkan cukup informasi, atau untuk mengidentifikasi pertanyaan praktis B. Sumber Pembelajaran. Sumber pembelajaran berupa: a. Buku teks b. Majalah dan Jurnal. c. Internet (e-library). d. Nara sumber. e. Laboratorium. C. Media Instruksional. Media instruksional yang digunakan a. Panduan tutorial (student s guide). b. Penuntun Praktikum. c. CD Rom. d. Preparat dan peraga praktikum. e. Panduan Skill s Lab. Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 4

PENILAIAN NO KOMPONEN BOBOT 1 Penilaian Tutorial 20% 2 Ujian Skills Lab 20% 3 Ujian Tulis (MCQ, PAQ) 60% Ketentuan : 1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus mengikuti persyaratan berikut : a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90% b. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 90% c. Minimal kehadiran dalam kegiatan skills lab 100% d. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100% 2. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali pada akhir tahun akademik yang bersangkutan. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang Blok. 3. Apabila tidak lulus ujian skills lab, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali di akhir Blok. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang Blok 4. Ketentuan penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana Universitas Andalas tahun 2006. Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu 90-100 A+ 4.00 Sangat cemerlang 85-89 A 3.75 Cemerlang 80-84 A- 3.50 Hampir cemerlang 75-79 B+ 3.25 Sangat baik 70-74 B 3.00 Baik 65-69 B- 2.75 Hampir baik 60-64 C+ 2.25 Lebih dari cukup 55-59 C 2.00 Cukup 50-54 C- 1.75 Hampir cukup 40-49 D 1.00 Kurang <40 E 0.00 Gagal Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 5

SKENARIO BLOK 2.5.GANGGUAN METABOLISME DAN HORMON TAHUN 2012 MODUL 1 SKENARIO 1: KERISAUAN NY.DIAN MELITA Ny. Dian Melita, 42 tahun datang ke dokter keluarga dengan keluhan badan terasa letih sejak 1 bulan ini. Dari anamnesis dokter mengetahui bahwa disamping letih juga terdapat penurunan berat badan dan kesemutan pada kedua tungkai. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB 70 kg dan TB 150 cm, sensibilitas di kedua tungkai berkurang. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah sewaktu 240 mg/dl. Dokter mendiagnosis Ny. Dian Melita sebagai penderita Diabetes Melitus, sebelum memberikan obat, dokter menerangkan pada Ny. Dian Melita dan suaminya segala sesuatu tentang diabetes termasuk pengaturan diet dan exercise. Ny. Dian Melita tidak habis pikir, kenapa ia sampai menderita diabetes, sementara dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit ini. Ny.Dian melita khawatir jika anaknya juga terkena DM. Namun demikian Ny. Dian Melita berjanji akan mematuhi semua nasehat dokter, karena Ny. Dian Melita sangat takut melihat tetangganya yang juga penderita diabetes terkena stroke. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny. Dian Melita? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 6

MODUL 2 SKENARIO 2 : ADAM S APEL Seorang mahasiswa FK sedang melaksanakan kepaniteraan klinik di RS daerah di Bukittinggi, yang secara epidemiologi merupakan daerah endemik goiter. Sewaktu sedang bertugas di poliklinik Penyakit Dalam, Ia mendapatkan seorang pasien perempuan yang bernama Anisa berumur 45 tahun dengan keluhan leher bengkak. Pada pemeriksaan terlihat pasien kurus, tremor dan takikardi. Dari rekam medis diketahui bahwa Anisa sudah mendapat obat PTU 3x 100mg selama satu bulan, namun sampai saat ini keluhannya belum hilang. Pasien juga mengatakan bahwa benjolan tiroid banyak terdapat pada orang di kampungnya, termasuk pada wanita hamil dan malahan pada beberapa anak remaja. Salah seorang tetangganya dengan benjolan di leher menjalani operasi karena menurut dokter benjolan tersebut merupakan tumor ganas. Tetangganya tersebut sekarang masih kontrol berobat ke RS setelah mendapatkan pengobatan radiasi. Dokter konsulen yang merawat Anisa kemudian menjelaskan bahwa dari pemeriksaan BAJAH dan USG thyroid hasilnya bukan tumor ganas, Sehingga Anisa tidak perlu dirujuk ke RS untuk radiasi seperti tetangganya. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Anisa dan masyarakat sekitarnya? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 7

MODUL 3 SKENARIO: Tn OBENG YANG GEMUK Tn. Obeng 30 tahun, berkonsultasi pada dokter Puskesmas tentang masalah yang dihadapinya. Tn. Obeng sudah dari kecil menderita obesitas, dan segala usaha menurunkan berat badan ini telah dilakukan termasuk diet dan olah raga. Dari anamnesis dokter mengetahui bahwa ibu dan tante Tn. Obeng juga gemuk. Dokter menganjurkan untuk dilaksanakan Medical Check Up. Hasilnya: lingkaran perut 104 cm, tekanan darah 120/80 mmhg, gula darah puasa 120 mg/dl dan 2 jam post prandial 180 mg/dl, trigliserida 200 mg/dl. Dokter menerangkan pada Tn. Obeng tentang penyakitnya yang sudah dapat dikategorikan sebagai sindroma metabolik. Keterangan dokter yang paling diperhatikan Tn. Obeng adalah bahwa Tn. Obeng berisiko tinggi untuk terkena penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal. Terlintas dalam pikiran Tn. Obeng untuk dilakukan operasi saja agar berat badannya bisa turun. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Tn. Obeng? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 8

MODUL 4 SKENARIO 4 : WAJAH ANAK SAYA BERBULU Seorang ibu membawa anak laki-lakinya Primus 6 tahun ke dokter puskesmas karena penyakit sesak nafas yang tidak kunjung sembuh, padahal sudah sering diberi prednison yang dibelinya sendiri. Primus mengkonsumsi obat ini sejak 4 bulan terakhir. Dokter terkejut dan menjelaskan bahwa tindakannya itu tidak tepat karena akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan, metabolisme, keseimbangan cairan-elektrolit, sirkulasi dan lainnya. Pada pemeriksaan fisik Primus terlihat lebih pendek dibanding usianya, mengalami hipertensi, terlihat adanya moonface, buffalo hump, striae, wajah berbulu, dan atropi otot betis. Setelah memeriksa dan menjelaskan tentang kelainan anaknya, dokter membuat surat rujukan ke RS Dr M Djamil untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Setelah itu dokter puskesmas berdiskusi dengan 6 orang mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani Rotasi 2 di puskesmas tersebut. Pada diskusi dibicarakan bahwa gejala klinis yang dialami Primus dapat juga terjadi karena kelainan endogen pada korteks adrenal walaupun kejadiannya tidak sesering akibat eksogen. Pada akhir diskusi dokter memberikan tugas kepada mahasiswa tentang bagaimana kalau terjadi kasus sebaliknya. Bagaimana anda dapat menjelaskan tentang masalah Primus dan tugas yang diberikan dokter puskesmas? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 9

MODUL 5 SKENARIO 5 : BULAT BAK BULAN PURNAMA Seorang kader aktif di jorong Kelok Tigo, sebuah desa terpencil di Nagari Limo Bangso yang merupakan daerah endemik GAKI, melaporkan ke Tim Pemantau Gizi Puskesmas tentang seorang balita bernama Sangguno (2 tahun) yang berwajah bulat seperti bulan purnama, perut besar namun lengan kecil yang menghitam dan sering terjatuh pada senja hari. Balita tersebut tak pernah sempat dibawa ibunya ke posyandu karena ibu terlalu sibuk bekerja sebagai buruh pemetik bawang yang berada agak jauh dari rumahnya. Sangguno anak ke 6 dari 7 bersaudara, sehari-hari ditinggal dengan kakaknya. Adiknya yang masih berumur 6 bulan dibawa ibunya bekerja. Dokter Puskesmas menginstruksikan Tim Pemantau Gizi untuk melakukan kunjungan rumah dan melakukan penilaian status gizi Sangguno. Jika Sangguno termasuk dalam kategori anak yang berada di Bawah Garis Merah (BGM), Sangguno akan dirujuk ke Terapeutic Feeding Centre. Setelah kunjungan rumah dilakukan, Tim mendapatkan Tinggi Badan Sangguno kurang dari -3 SD Standar WHO NCHS. Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada Sangguno dan masalah kesehatan yang terjadi di nagari Limo Bangso? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 10

MODUL 6 SKENARIO 6 : ANOREKSIA Tn. Ano (45 Tahun) telah tujuh hari mengalami demam tinggi disertai menggigil. Istrinya yang setia merawat Tn. Ano dengan memberikan ramuan menurut cara tradisional. Sejak demam, Tn. Ano kehilangan nafsu makan sehingga tidak mampu menghabiskan makanan yang disajikan istrinya. Kedatangan anaknya yang tertua, seorang mahasiswa di ibukota propinsi, memaksa Tn. Ano untuk dibawa ke puskesmas rawatan di ibukota kecamatan. Dokter Puskesmas memutuskan Tn. Ano untuk dirawat inap oleh karena demam tinggi dan berat badan Tn. Ano telah turun lebih dari 10% dan Tn. Ano dapat dikategorikan gizi kurang berdasarkan Indeks Massa Tubuhnya. Oleh karena mengalami anoreksia dokter memutuskan memberikan dukungan nutrisi lewat enteral dan parenteral. Untuk mencapai realimentasi Tn. Ano, Dokter segera menghitung kebutuhan kalori dan zat gizi secara cermat. Tn. Ano dirawat di ruangan dimana sudah ada seorang pasien yang telah di rawat selama 1 bulan. Bagaimana anda menjelaskan kebutuhan kalori dan zat gizi Tn. Ano dan pasien di sebelahnya? Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 11

LAMPIRAN 2 : METODA TUJUH LANGKAH (SEVEN JUMPS) DALAM DISKUSI TUTORIAL Untuk mencapai tujuan pembelajaran, digunakan metoda tujuh langkah (seven jumps) dalam diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1-5, dan langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang skenario yang sama. Pertanyaan yang digarisbawahi adalah : Apa yang perlu diketahui? Apa yang telah diketahui? Apa yang ingin diketahui? Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi dan konsep Langkah 2. Menentukan masalah Langkah 3. Menganalisis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge Langkah 4. Membuat pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan pada langkah 3 Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dll Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh Blok 2.5 (Gangguan Hormon dan Metabolisme) Edisi Ke-1 Tahun 2012 12