pemahaman-penghayatan nilai wawasan kebangsaan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

MODEL PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MANDIRI 1

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

2009/2010 Course Plan. KU-104 Pendidikan Kewarganegaraan Drs. Manik Ginting, M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Berdasar data penelitian, interpretasi, dan pembahasan, yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dipero leh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi sebagai berikut: A. Kesimpulan Penelitian ini bersifat kasus, maka penarikan kesimpul an tidak bermaksud sebagai upaya penggeneralisasian, melainkan lebih merupakan upaya merekapitulisasikan makna-makna esensial dari temuan-temuan penelitian dan pembahasannya. Pengungkapan kesimpulan terutama mengacu pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Setelah dilakukan wawancara dan diskusi terhadap subyek serta didukung hasil penga matan di lapangan, maka dapat disimpulkan: 1. Meskipun pendidik di lingkungan masyarakat berpendapat bahwa wawasan kebangsaan penting, tetapi pemahaman mereka tentang hal itu sangat kurang. 2. Menurut pendidik di lingkungan masyarakat, sebagai warga negara memahami-menghayati wawasan kebangsaan merupakan suatu kewajiban, mengingat kelangsungan kehidupan ber bangsa dan bernegara tidak luput dari perubahan keadaan, baik yang positif maupun yang negatif. 3. Menurut pendidik di lingkungan masyarakat, menurunnya pemahaman-penghayatan nilai wawasan kebangsaan oleh 1 Pii

152 generasi muda tampak dalam fenomena yang mengganggu kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Menurut pendidik di lingkungan masyarakat, wawasan ke bangsaan wajib dimiliki oleh generasi muda, tetapi pendi dik sendiri dalam pembinaan belum dapat berperan secara optimal. 5. Menurut pendidik dan generasi muda di lingkungan masyara kat, pembinaan wawasan kebangsaan seyogyanya diintegrasi kan dengan kegitan rutin lain yang menarik. B. Implikasi Dari kesimpulan tersebut di atas, dapat ditarik implikasinya sebagai berikut: 1. Memahami wawasan kebangsaan bagi bangsa dan generasi muda Indonesia merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan, sebab bersifat imperatif. Wawasan kebangsaan adalah komitmen bangsa, maka wajib warga negara untuk memahami dan menghayatinya. Warga negara yang baik tentu berusaha menjunjung tinggi dan mempertahankan komitmen bangsa, sebab penghayatan berpengaruhi terhadap kelanggengan kehidupan bangsa. Menjunjung tinggi dan mempertahankan wawasan kebangsaan merupakan kemauan seluruh bangsa. Agar setiap anggota bangsa dapat menghayati dan mempunyai kemauan kuat untuk mempertahankan, maka dimulai dengan

153 memahami maknanya secara benar. Pemahaman yang benar memberi kemungkinan untuk dapat menghayati secara benar pula. Sikap memandang kurang penting memahami pengertian wawasan kebangsaan dapat berdampak pada melemahnya motivasi untuk menghayati, dan hal ini jelas tidak sejalan dengan amanat konstitusi negara. 2. Positifnya alasan-tujuan pendidik dan generasi muda di lingkungan masyarakat dalam memahami dan menghayati wawasan kebangsaan memberi peluang sangat baik bagi penumbuhan kesadaran mengaktualisasikan komitmen kebang saan dalam segenap aspek dan bidang kehidupan berbangsa. Merasa wajib yang bersifat otomatis dan naluriah merupa kan modal dasar bagi negara, termasuk pendidik di ling kungan masyarakat dalam melaksanakan misi menumbuhkem bangkan nilai wawasan kebangsaan pada generasi muda. Hal tersebut mendorong dilakukannya upaya yang lebih konkrit dan terarah, yaitu dengan memberi wawasan yang luas dan bermanfaat sesuai kondisi yang ada. Dengan demikian nilai wawasan kebangsaan lebih dirasakan manfaatnya. 3. Menurunnya pemahaman-penghayatan wawasan kebangsaan oleh generasi muda dapat berdampak luas dan serius terhadap kelangsungan kehidupan kebangsaan apabila tidak diperha-

tikan dan ditangani segera. Kelangsungan negara sangat bergantung pada kesadaran seluruh warga negara dalam menghayati wawasan kebangsaan. Memperhatikan karakteris tik, aspirasi, eksistensi, dan kondisi generasi muda sangat penting, sebab diabaikannya hal tersebut akan menumbuhkan sikap acuh-tak acuh dan apriori yang menjadi penghalang besar upaya pembinaan. Mengingat penyebab yang menonjol atas menurunnya pemahaman-penghayatan wawasan kebangsaan karena harapan-arahan orangtua yang semakin pragmatis-materialis, maka menyeimbangkan harapan yang pragmatis-idealis dengan yang bernuansakan nilai wawasan kebangsaan oleh orangtua merupakan sikap yang sangat bij aksana. 4. Meningkatkan peran pendidik di lingkungan masyarakat dalam pembinaan nilai wawasan kebangsaan pada generasi muda merupakan kebutuhan mendesak. Berbagai peluang pendidik di lingkungan masyarakat dalam interaksi sosialnya bersama generasi muda dapat dikaitkan dan dimanfaatkan bagi penumbuhan nilai wawasan kebangsaan. Kehadiran pendidik yang mampu membimbing dan membombong motivasi akan lebih menggairahkan generasi muda. Penekanan berlebihan sifat pragmatis-materialis menghalangi genera-

155 si muda mencurahkan sebagian perhatiannya bagi kehidupan kebangsaannya. 5. Pendidikan umum memegang peran penting dalam meningkatkan pemahaman-penghayatan wawasan kebangsaan generasi muda. Hal itu adalah bagian tugas pendidikan umum yang penting dalam membina manusia seutuhnya dan anak yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat di mana anak tinggal. Wawasan kebangsaan yang mantap merupakan salah satu indikator penting terwujudnya pembangunan pendidikan di Indonesia. Secara bertahap dan berkesinambungan pendidikan umum perlu memprogramkan pembinaan wawasan kebangsaan generasi muda secara dialogis-komunikatif. Komunikasi dialogis tetapi terprogram akan lebih dapat diterima, karena menghargai generasi muda secara lebih manusiawi sesuai dengan kedudukannya sebagai priba di warga negara dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. C. Rekomendasi Sebagai akhir tesis ini, atas dasar kesimpulan dan implikasi diberikan rekomendasi sebagai berikut. 1. Bagi Pemerintah dan Lembaga Penentu Kebijakan di Bidang Pembinaan Generasi Muda di Lingkungan Masyarakat Pelaksanaan pendidikan wawasan kebangsaan generasi muda di lingkungan masyarakat mendesak untuk dilaksanakan.

156 Urgensi mendesak dilaksanakannya tidak semata dilatar belakangi oleh terjadi penurunan wawasan kebangsaan generasi muda saja, tetapi juga dalam upaya menjawab tantangan. Pemantapan wawasan kebangsaan sebagai bagian pemantapan persatuan bangsa menjadi semakin penting. Kebijakan pembinaan generasi muda telah menggariskan arah tegas pemantapan wawasan kebangsaan sebagai upaya membekali pemuda tetap berakar pada budaya dan kepribadian bangsanya dalam memapaki masa depannya. Tanggung jawab pembinaan generasi muda tidak hanya pada sekolah/lembaga formal, tetapi juga pada pendidik di lingkungan masyarakat. Berdasarkan temuan penelitian pembinaan wawasan kebangsaan tidak perlu diselenggarakan.secara khusus dan formal, melainkan dengan diintegrasikan pada berbagai kegiatan rutin lain yang menarik. Setiap kegiatan hendaknya disisipi pesan nilai wawasan kebang saan. Cara demikian selain tidak akan membentuk mental rendah diri atau inlander, juga tidak membosankan yang menumbuhkan sikap apriori. Berbagai peluang interaksi sosial antara orangtua, tokoh masyarakat, dan penatar dengan generasi muda harus dimanfaatkan untuk menanamkan nilai wawasan kebangsaan. Bentuk dialog, sarasehan, dan yang sejenisnya merupakan kondisi ideal bagi pembinaan wawasan kebangsaan generasi muda yang dapat membangkit kan rasa memiliki dan tanggung jawab. Pentingnya pembinaan wawasan kebangsaan dilihat dari sifat kemanfaatannya dapat merupakan kegiatan penanaman

157 visi kebangsaan, pemeliharaan atau pemantapan visi ke bangsaan, dan penyamaan atau penegasan visi kebangsaan pada generasi muda. Dengan adanya penanaman, pemelihara an, dan penegasan visi kebangsaan tersebut, nilai wawasan kebangsaan mampu berperan sebagai acuan perilaku dan acuan penilaian bagi perilaku generasi muda. Materi seyogyanya mempertimbangkan dimensi manfaat, proyeksi masa depan, sejarah bangsa, usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat, sifat inovatif, dan ATHG bangsa. Bagi orangtua perlu menyadari bahwa nilai wawasan ke bangsaan harus menjadi muatan harapan pada anak-anaknya di masa depan, selain kehidupan sejahtera secara materiil. Sentuhan nilai wawasan kebangsaan oleh orangtua dapat dilakukan di berbagai kesempatan hidup bersama seharihari. Bagi tokoh masyarakat perlu memanfaatkan wibawa dan peluangnya untuk menyisipkan nilai wawasan kebangsaan melalui interaksi sosialnya dengan generasi muda. Bagi penatar, selain mengacu target materi bidang tanggung jawabnya, perlu memanfaatkan pembahasan materi dengan mengkaitkan pada nilai wawasan kebangsaan. Berbagai usaha tersebut diyakini akan mampu meningkatkan usaha dan semangat generasi muda dalam mengaktualisasikan nilai wawasan kebangsaan di kehidupan nyata. Memperhatikan berbagai terauan tersebut diatas, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan model pendidikan wawasan kebangsaan pada generasi muda di lingkungan masyarakat.

158 2. Bagi Perkuliahan Pendidikan Umum di Perguruan Tinggi ten tang Nilai Wawasan Kebangsaan Sebagai program pendidikan yang berupaya mengembangkan kepribadian/jati diri yang utuh dan mendasari pengembang an intelektualitas dan profesionalitas, maka Pendidikan Umum raengemban misi menumbuhkembangkan nilai wawasan kebangsaan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap negara-bangsanya. Oleh karena itu dalam pengembangan per kuliahan Pendidikan Umum perlu disajikan topik-topik bahasan yang terkait dengan nilai wawasan kebangsaan yang diangkat dari realitas kehidupan berbangsa yang bersifat aktual dan problematis. Pengembangan perkulihan Pendidikan Umum tersebut mela lui komponen mata kuliah yang tergabung dalam Mata Kuliah Umum(MKU), yang merupakan komponen formal dalam kurikulum di perguruan tinggi untuk menunjang pembentukan kepriba dian yang utuh dan kompetensi profesional seorang alum nus, sebelum memasuki kehidupan kemasyarakatan. Penyajian nilai wawasan kebangsaan dilakukan dengan analisa kritis dan komprehensif, sehingga mahasiswa tergairahkan untuk berdialog dengan segaia potensi dirinya, membekali diri bagi partisipasinya dalam lkut menanamkan, memelihara, dan menegaskan wawasan kebangsaan yang meru pakan komitmen berbangsa. Dalam mengangkat dan menyajikan topik bahasan hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: aktual, kontekstual-konstitusional, komprehensif, humanistik, mahasiswa sentris, dan afektif oriented.

159 3. Alternatif bagi Penelitian Selanjutnya Dalam kaitannya dengan topik pembahasan tentang wawasan kebangsaan tentu diperlukan pemahaman yang komprehensif, oleh sebab itu perlu informasi sebanyak dan selengkap mung kin. Penelitian ini jangkauannya sangat terbatas, baik pokok pembahasannya yang hanya terfokus pada generasi muda ataupun lingkup kewilayahannya yang hanya terbatas di Kodia Semarang Berikut disajikan alternatif tema yang disarankan: 1. Perlu penelitian yang menghasilkan alternatif model pen didikan wawasan kebangsaan di lingkungan masyarakat. 2. Perlu diteliti tentang wawasan kebangsaan berkaitan dengan lingkup profesi, tingkat pendidikan formal, dan status sosial. Di dalam penelitian ini ternyata pemahaman pengertian wawasan kebangsaan diantara profesi dan minat yang berbeda memberikan warna yang berbeda pula. 3. Perlu penelitian wawasan kebangsaan generasi muda di wilayah yang berkarakter lain dengan Kodia Semarang, sehingga didapat gambaran lebih lengkap tentang wawasan kebangsaan generasi muda Indonesia. 4. Wawasan kebangsaan orangtua menarik pula untuk diteliti, sebab generasi tua sesuai perkembangan jaman dan keadaannya bisa mempunyai pemikiran yang berkembang, sebab wawasan kebangsaan bersifat dinamis. Penelitian ini metemukan bahwa penurunan wawasan kebangsaan generasi muda salah satunya dikarenakan oleh sikap penekanan harapan orang tua yang berlebihan pada sifat pragmatis dan me ter ialis tentang masa depan anaknya.