BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian. pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara/daerah. Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) DI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO.

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara,

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan good governance mutlak diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan


SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini

BAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED )

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Didalam menjalankan operasional kerja di setiap Kementerian

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI REVIU LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Penyusunan Dan Penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Indonesia untuk seluruh instansi pemerintah baik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Arsip Nasional Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tam

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

2 2015, No.1413 melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. 2. UAKPA Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang harus diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Untuk menciptakan tata kelola keuangan yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Dalam hal ini Satuan Kerja Perncanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu entitas akuntansi dibawah Kementerian Negara/Lembaga yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksaan anggaran pendapatan belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No 24 tahun 2005, 2005) laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif yang dikehendaki, adapun karakteristik kualitas

laporan keuangan yang perlu diwujudkan dalam memenuhi tujuannya yaitu Dapat dimengerti, relevance, materiality, reliability, faithful representation, subtance over form, neutrality, produence, completeness, dan Comparability. Rahman (2012) menyatakan : Sistem Akuntansi Instansi merupakan bagian dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah pusat, dan setiap Kementerian Negara/Lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi untuk menghasilkan laporan keuangan. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian Negara/Ketua Lembaga Teknis yang melakukan pemrosesan data transaksi keuangan baik arus uang maupun barang untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan catatan atas Laporan keuangan. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari dua sub bagian, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Satuan Kerja Perncanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara dituntut dapat memberikan pelayanan administrasi keuangan kepada seluruh staf keuangan dalam Satuan Kerja Perncanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka akan memberikan dukungan terhadap penyusunan laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di tingkat Satker Randal PIP SU yang akuntabel dalam mewujudkan Good Governance.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah dijelaskan di atas selama ini sudah berjalan dengan baik, tetapi masih ada kendala dalam penggunaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyajian laporan keuangan. Adapun kendala-kendala yang terjadi adalah keterlambatan dalam proses pembuatan, penyampaian laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) ke KPPN. Hal ini disebabkan karena informasi dan data yang kurang akurat, selain itu juga sering terjadi kesalahan pengimputan data, serta masalah pada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini adalah administrator yang masi kurang memahami dan kurang menguasai aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) karena tidak berlatar belakang akuntansi. Dengan adanya penerapan Sistem Akuntansi Instansi, maka dalam kualitas laporan keuangan diharapkan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), akan membantu setiap permasalahan yang biasanya terjadi dan tidak ada lagi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maupun kesalahan dalam pengimputan data serta akan membantu mempermudah administrator yang tidak berlatar belakang akuntansi dalam memahami dan menguasai sistem akuntansi instansi pada saat mengoperasikannya. Hal ini dijelaskan dalam keputusan Menteri Keuangan RI No.476/KMK.01/1991 bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi keuangan dan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh lembaga tingkat manajemen pada pemerintah pusat. Oleh karena itu perlu adanya pemgembangan secara berkelanjutan terhadap sistem yang diterapkan. Bertolak dari kondisi riil

tersebut, maka sudah sewajarnya dan merupakan suatu keharusan bagi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Sumatera Utara untuk memberikan solusi praktis atas kesenjangan tersebut berupa peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia terutama para Pegawai Pengelolaan Keuangan dengan memberikan bimbingan teknis tentang Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) agar menghasilkan Laporang Keuangan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peran Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, dimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten merupakan salah satu asset penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan Sumber Daya Manusia dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan Laporan Keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yangditetapkan pemerintah. (Warisno, 2008). Upaya pemerintah di dalam memenuhi akuntabilitas publik ini dibuktikan dengan mengeluarkan beberapa peraturan pemerintah, undang-undang serta instruksi presiden. Peraturan-peraturan yang terkait antara lain (1) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah, (2) Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, (3) Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara., (4) Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, (5) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan dan (6) Undang-Undang No. 17 Tahun 2005 tentang Keuangan Negara. PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. PP No.08/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh departemen/kementerian Negara/lembaga. Mereka melakukan pemrosesan data yang akan menghasilkan LRA dan neraca. Data akuntansi dan laporan keuangan tersebut secara berkala disampikan secara berjenjang kepada unit akuntansi diatasnya. Pada tingkat wilayah, data akuntansi tersebut selin disampaikan kepada unit akuntansi eselon I, juga wajib disampaikan kepada KAR setempat sebagai bahan rekonsiliasi data. Hasil rekonsiliasi KAR disampaikan ke BAKUN yaitu kepada pusat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (AKLAP) dan pusat Akuntansi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (AKBIA). Mengingat pentingnya SAI dalam pelaporan keuangan pemerintah yang merupakan bagian dari tanggung jawab yang tidak terpisahkan dalam

penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan (disebut akuntabilitas) didalam mengelola keuangan, salah satunya pada pemerintahan daerah yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh tingkat entitas terkecil yaitu tingkat satuan kerja (UAKPA), maka penulis melakukan penelitian di Satuan Kerja Perncanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut Satker Randal PIP-SU yang berada dibawah naungan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim Prov.SU). Dimana Satker tersebut menggunakan anggaran dari pemerintah pusat yaitu APBN dalam melaksanakan pemantauan progress keuangan pada Satkersatker yang berada di Lingkungan Distarukim Provsu dan dibeberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan fenomena-fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa mengelola keuangan dengan menerapkan Sistem Akuntansi Instansi membantu kinerja satuan kerja, namun disisi lain beberapa kendala masih sering ditemukan. Mengingat bahwa adanya SDM yang tidak memiliki latar belakang akuntansi, maka peneliti tertarik untuk meneliti apa saja yang dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan yang akuntabel. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas informasi laporan keuangan, yaitu: Riyanto (2007), Rahmi (2008), Oktaviana (2010) dan Abidin (2013); Mengacu pada penelitian terdahulu, bahwa terdapat tingkat signifikansi yang berbeda dari masing-masing variabel atribut penerapan sistem akuntansi instansi, dan masih terbatasnya jumlah penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait dengan sistem akuntansi instansi pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, Menunjukkan bahawa penelitian ini menarik untuk diteneliti kembali, maka penulis akn melakukan penelitian mengenai masalah diatas dengan judul sebagai berikut: "Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara." 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengelolaan keuangan dengan Sistem Akuntans Instansi akan lebih akuntabel? 2. Apakah latar belakang Sumber Daya Manusia berpengaruh dalam mengelola Sistem Akuntansi Instansi tersebut? 3. Apakah kendala-kendala mempunyai dampak yang buruk terhadap pengelolaan keuangan? 4. Apakah Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) mempunyai dampak yang besar terhadap pengelolaan keuangan? 5. Apakah petugas SAI mempunyai tanggung jawab dalam bentuk pelaporan setiap bulannya? 1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilakukan pada Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, dengan meneliti Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman yang menerapkan Sistem Akuntansi Instansi sebagai salah satu proses pengelolaan keuangan yang dipertanggungjawabkan pelaporannya dalam setiap bulan oleh Satuan Kerja tersebut. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) berpengaruh secara simultan terhadap pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Sumatera Utara. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui apakah Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) berpengaruh secara simultan terhadap pengelolaan keuangan pada Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berarti bagi satker yang menjadi lokasi penelitian, yaitu:

1. Bagi penulis, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan dengan menerapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Pemerintahan pada Satker Randal PIP Prov. SU. 2. Bagi instansi pemerintah yang menjadi lokasi penelitian, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dalam menggunakan Aplikasi SAI tersebut. 3. Bagi masyarakat atau publik, penelitian ini sebagai rujukan dalam meneliti lebih lanjut mengenai penerapan SAI.