BAB I PARTISIPASI PELAKU USAHA RESTORAN DALAM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN MENURUT UU NO.23 TAHUN 1997

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

karena harus mengorbankan aspek lingkungan hidup.

Bab I. Pendahuluan. pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha

termasuk manusia dan prilakunya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. serius, baik bagi individu maupun masyarakat bagi umumnya. Tidak dapat

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) oleh PT. KCMU ditinjau dari UUPM, UUPT dan UUPLH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup sehingga pembangunan nasional berwawasan lingkungan tidak

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

BAB I PENDAHULUAN. ini ada pada sikap manusia dalam melestarikan lingkungan hidup tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tanggal 19 September 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pembangunan yang terjadi di Indonesia sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HlDUP

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 45 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. dari industri masih banyak pabrik yang kurang memperhatikan mengenai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB. I PENDAHULUAN. dan permasalahannya di masing-masing daerah. masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. sebagai objek kebijakan nasional sejak pertama kali Indonesia menentukan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat

Transkripsi:

1 BAB I PARTISIPASI PELAKU USAHA RESTORAN DALAM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN MENURUT UU NO.23 TAHUN 1997 A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilestarikan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri, sehingga dapat tetap menjadi penunjang bagi manusia dan juga demi kelestarian fungsi lingkungan hidup. Oleh karena itu lingkungan Indonesia harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 1 Dalam pengelolaan lingkungan hidup, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting, tanpa partisipasi pengelolaan lingkungan hidup tidak akan berhasil dengan baik. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup (UUPLH), partisipasi tersebut merupakan hak dari setiap orang. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat (3) UUPLH yang menyatakan bahwa Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan Hidup. 1 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan 1

2 lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu juga ditegaskan dalam pasal 7 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Peranserta sebagaimana disebutkan di atas sangat penting dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Masyarakat, termasuk pelaku usaha restoran harus berpartisipasi karena mereka juga adalah bagian dari masyarakat yang berkewajiban menjaga dan memelihara fungsi lingkungan hidup. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 6 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Masyarakat dalam hal ini pelaku usaha restoran harus memperhatikan bahwa penting bagi mereka untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup Contohnya dengan pengolahan limbah yang berasal dari restoran sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran. Ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelaku atau penanggung jawab usaha untuk mengolah limbah juga diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegitan. Jadi dengan adanya setiap usaha atau kegiatan yang menghasilkan limbah, maka pihak pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk mengolah limbahnya supaya tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha.

3 Selanjutnya pengertian Restoran berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan yang di dalamnya dilengkapi meja, aman untuk menjual makan atau rumah makan. Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan atau minuman. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik. 2 Banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu. Dalam melakukan fungsinya, restoran cukup berpotensi menghasilkan limbah yang sangat beresiko dan sangat berbahaya bagi lingkungan, manusia serta makhluk hidup lainnya. Karena itu para pelaku usaha restoran harus menjalankan kewajiban seperti yang tercantum dalam Pasal 6 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Berkaitan dengan kewajiban pengelolaan limbah juga diatur dalam penjelasan Pasal 7 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa Kewajiban untuk melakukan pengelolaan dimaksud merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya kemungkinan resiko terhadap lingkungan hidup berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup, mengingat bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan efek negatif. Karena itu para pelaku usaha restoran harus memperhatikan dan menjalankan ketentuan 2 Reality Publisher, 2008, Kamus Bahasa Indonesia terbaru, Tim Reality, Surabaya.

4 yang sudah diatur dalam undang-undang pengelolaan lingkungan hidup sehingga dapat mencegah dan mengurangi terjadinya pencemaaran lingkungan. Namun tampaknya, usaha restoran di Yogyakarta belum banyak menyadari hal ini, padahal mereka adalah bagian dari warga masyarakat kota yang dapat berpartisipasi. B. Rumusan Masalah. Berkaitan dengan permasalahan suatu pencemaran yang berasal dari Rumah Makan atau Restoran, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana bentuk partisipasi pelaku usaha Restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup menurut UU NO.23 Tahun 1997 di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi pelaku usaha Restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup menurut Undang- Undang No.23 Tahun 1997 di Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teotitis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau masukan pemikiran, bagi perkembangan bidang ilmu hukum, khususnya dalam bidang Hukum Lingkungan yang menyangkut pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.

5 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah, aparat penegak hukum, serta masyarakat luas mengenai bahaya pencemaran lingkungan serta upaya untuk mengatasinya sehingga dapat meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan E. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri, dan bukan merupakan hasil duplikasi dari hasil penelitian pihak lain. Sejauh yang penulis ketahui, penelitian dengan judul seperti ini belum pernah ada. Kalaupun ada itu hanyalah suatu kebetulan belaka, yang pasti tinjauannya berbeda. F. Batasan Konsep Agar masalah yang diteliti jelas dan tidak terlalu luas maka penulis membatasi konsep penelitian yang akan diteliti : 1. Yang dimaksud dengan Partisipasi yaitu sering diartikan sebagai proses yang di dalamnya masyarakat (yang kemungkinan akan terkena dampak negatif pembangunan) turut serta mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. 2. Yang dimaksud dengan pelestarian fungsi lingkungan adalah seperti yang terdapat dalam Pasal 1 butir 5 UUPLH terdapat pengertian pelestarian fungsi lingkungan hidup, yaitu rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

6 3. Yang dimaksud dengan Usaha Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan jasa pelayanan makan dan minum melalui proses pengolahan serta penyajian di tempat usahanya. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu penelitian hukum yang mengkaji norma hukum positif yang berlaku. Penelitian hukum empiris dapat dilakukan dengan cara meneliti data sekunder. Dalam hal ini penelitian hukum empiris mengkaji norma-norma hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan partisipasi pelaku usaha restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan menurut UU No.23 Tahun 1997 di Yogyakarta. 2. Sumber Data a. Data Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dan nara sumber tentang obyek yang diteliti. b. Data Sekunder, adalah berupa bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang-undangan, putusan hakim, dan bahan hukum sekunder yang meliputi pendapat hukum, buku, hasil penelitian dan sebagainya.

7 3. Responden dan Nara sumber Pada penelitian hukum ini, penulis akan mengadakan wawancara pada beberapa responden dan nara sumber untuk memberikan pendapat hukum yang berkaitan dengan partisipasi pelaku usaha restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan menurut UU No.23 Tahun 1997 di Yogyakarta a) Responden : 1. Pemilik Usaha Restoran dan Pelayan Restoran Sparta Restoran : Jln. Timoho Raya Nomor 36 Jumlah karyawan tetap sebanyak 12 orang. Amo Raos Restoran : Jln. Janti Nomor 56 Jumlah karyawan tetap 11 orang dan karyawan tidak tetap 4 orang. Tirta Kencana Restoran : Ring Road Manguntapan Jumlah karyawan tetap 15 orang. 2. Narasumber dalam hal ini pelayan yang bekerja di restoran tempat penelitian di lakukan. b) Nara sumber : 1. Kepala Dinas Pariwisata 2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup 4. Metode Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

8 a. Wawancara Tanya jawab dalam bentuk tatapmuka antara pewawancara dengan responden dan narasumber. Dalam wawancara, penulis menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. b. Kuisioner terbuka Mengajukan beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan oleh penulis kepada responden dan narasumber yang kemudian diberikan jawaban dengan kalimat mereka sendiri. c. Penelitian Kepustakaan Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari bahan-bahan bacaan yang berupa literature-literatur, peraturan perundangundangan, doktrin-doktrin, yang mempunyai relevansi dengan partisipasi pelaku usaha restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan menurut UU No.23 Tahun 1997 di Yogyakarta. 5. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis secara normative karena penelitian ini bertolak dari norma hukum tentang partisipasi pelaku usaha restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan menurut UU No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, analisis terhadap badan hukum primer yaitu dengan cara melakukan deskripsi yang

9 meliputi isi maupun struktur hukum positif berupa menguraikan tentang partisipasi pelaku usaha restoran dalam pelestarian fungsi lingkungan menurut UU No.23 Tahun 1997 di Yogyakarta lalu kemudian melakukan pendeskripsian terhadap bahan hukum sekunder untuk memberikan jawaban secara terperinci atas permasalahan hukum yang diteliti, dengan melakukan perbandingan, mencari persamaan dan perbedaan dari pendapat-pendapat hukum yang ada. Langkah berikutnya melakukan sinkronisasi antara bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder agar diketahui adanya kesesuaian atau tidak antara bahan hukum primer dengan bahan hukum sekunder sehingga dapat memberikan jawaban permasalahan yang diteliti, apakah melanggar peraturan perundang-undangan yang ada atau tidak. H. Sistematika Penulisan Hukum Bab I. Pendahuluan Di dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan konsep, metode penelitian dan sistematika penelitian penulisan hukum. Bab II. Pembahasan Di dalam bab pembahasan ini akan diuraikan hal-hal mengenai Partisipasi dan Kewajiban para Pelaku Usaha Restoran dalam Pelestarian Fungsi Lingkungan hidup, proses pengolahan limbah yang berasal dari

10 restoran apakah sesuai dengan undang-undang atau ketentuan yang berlaku. Demikian pula dengan hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaanya. Bab III. Penutup Dalam bab penutup ini berisi kesimpulan dan saran.