KERANGKA RPJMN DALAM RPJPN RPJM

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur

RPJMN dan RENSTRA BPOM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

: Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA OPD YANG MENANGANI BUMD, BLUD, DAN BARANG MILIK DAERAH DAN ARAH PERUBAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IX KAIDAH PELAKSANAAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

2015, No Gubernur selaku wakil pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN. Oleh: Galih Elham Setiawan KASUBDIT Penindakan BNN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Temu Konsultasi Triwulanan I Tahun 2011 Bappenas- Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KEBIJAKAN & STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENERAPAN REGULASI DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI RIAU

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

Tahun terakhir RPJMN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

Transkripsi:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Biro Perencanaan RPJP 005-05 Visi Pembangunan Indonesia 005-05 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR RPJM (005-009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJM (00-0) KERANGKA RPJMN 05-09 DALAM RPJPN RPJM 005-05 RPJM (00-0) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian (05-09) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif (komparatif) perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

5 6 7 8 9 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa NAWACITA Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Peran Kemendagri Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dlm ekonomi, & berkepribadian dlm budaya PUSAT Sinergi Kebijakan Nasional TUGAS KEMENDAGRI (Pasal dan Perpres No. / 05) Tugas Kemendagri: adalah menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara NAWACITA Menghadirkan kembali negara utk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara NAWACITA Membangun tata kelola pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya NAWACITA Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan SETJEN/ OTDA/BPP BPSDM/ ITJEN POROS PEMERINTAHAN DALAM NEGERI 6 POLPUM/ IPDN/ BPSDM NAWACITA 9 Memperteguh Ke-Bhinekaan dalam Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia 5 NAWACITA 8 Melakukan Revolusi Karakter Bangsa NAWACITA 6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional VISI KEMENDAGRI 05-09 (Permendagri No.5/05) Kementerian Dalam Negeri Mampu Menjadi POROS Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri, Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi Dan Menjaga Integrasi Bangsa Regulasi Bidang Pemerintahan Dalam Negeri PROV/KAB/KOTA/DESA

Memantapkan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 95, kebhinekaan, menegakkan persatuan dan kesatuan, demokratisasi, serta membangun karakter bangsa dan stabilitas dalam negeri. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum melalui harmonisasi hubungan pusat-daerah, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum, serta meningkatkan pendayagunaan administrasi kependudukan. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah melalui peningkatan kapasitas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan serta didukung pengelolaan anggaran dan keuangan yang akuntabel dan berpihak kepada rakyat. Mendorong terwujudnya keserasian dan keadilan pembangunan antar wilayah dan daerah melalui pembangunan dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta perbatasan. 5 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan efektif dengan didukung aparatur yang berkompeten dan pengawasan yang efektif dalam rangka pemantapan pelayanan publik 6 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS T Kokohnya persatuan dan kesatuan serta karakter bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila, UUD 95, dan kebhinekaan sebagai tatanan dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara. Terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa. Terpeliharanya stabilitas politik dalam negeri dalam rangka mewujudkan demokrasi yang berkualitas T Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan dan tata kelola pemerintahan dan pembangunan di Daerah. Meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. Menguatnya peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah T Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif

7 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS () T Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan mendorong percepatan pembangunan desa Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan masyarakat T5 Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, dengan dukungan database yang akurat dan terpercaya. Meningkatnya kualitas database kependudukan nasional sebagai dasar penerbitan dokumen kependudukan. Meningkatnya pendayagunaan database kependudukan nasional bagi pelayanan publik dan kepentingan pembangunan nasional T6 Peningkatan tata kelola dan kelembagaan pemerintahan dalam negeri. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur bidang pemerintahan dalam negeri. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan Kementerian Dalam Negeri. Meningkatnya kinerja dalam mendukung Reformasi Birokrasi 8 ARAH KEBIJAKAN. Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila. Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan. Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif 5. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional 6. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah 7. Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah 8. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat 9. Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan nasional 0.Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

9 UU /05 U R U S A N P E M E R I N T A H A N (Pasal 9, 0,,, dan 5 ABSOLUT. POLITIK LUAR. NEGERI. PERTAHANAN. KEAMANAN 5. YUSTISI 6. MONETER & FISKAL NASIONAL 7. AGAMA (Pasal 9). Dilaksanakan sendiri. Dilimpahkan kpd Instansi vertikal di drh atau Gub sbg Wkl Pst (Asas Dekon) WAJIB YAN DASAR (Pasal Ayat ) S P M KONKUREN NON YAN DASAR (Pasal Ayat ) PILIHAN (Pasal Ayat ) DESENTRALISASI Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi PEMERINTAHAN UMUM (Pasal 5) (Pasal 5). Bina Wasbang dan Tanas;. Bina persatuan dan kesbang;. Bina kerukunan suku, agama ras, gol lainnya guna stabilitas keamanan lokal, reg, nas;. Koord. tugas antar instansi pemerintahan di wilayah Prov/ Kab/Kota; 5. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; 6. Pelaks. semua urusan pemerintahan umum yg bukan kewenangan drh dan tdk dilaksanakan oleh instansi vertikal. Dekon Keg PUM 06 0 DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN (DKTP) UU /00 (Pemerintahan Daerah) PP 9/00 jo. PP /0 (GWP) PP 7/008 (DKTP) PMK 56/PMK.07/008 jo.pmk 8/PMK.07/00 (Pengelolaan DKTP) Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Pelimpahan dan Penugasan Urusan Pemerintahan Lingkup K/L UU /00 (Perimbangan Keuangan ) Berkenaan dengan diterbitkannya UU No. Tahun 0 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Dekonsentrasi masih berpedoman pada regulasi tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan UU No. Tahun 00 0 5

TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Penyusunan Rencana RPJP, RPJM, RKT untuk Nas, Drh, KL (PP 0/006 dan PP 90/00) Evaluasi Pelaks. Rencana (PP 9/006) Pengendalian Pelaks. Rencana (PP 9/006) Penetapan Rencana RPJP, RPJM, RKT untuk Nas, Drh, KL (PP 0/006 dan PP 90/00) PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGADI DAERAH Dilaksanakan sendiri UP Absolut Dilimpahkan Kantor Pusat Kantor Daerah (Instansi Vertikal) Gubernur sebagai Wakil Pemerintah UP Konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah UP Daerah Dilaksanakan sendiri Dilimpahkan/Ditugaspembantuankan Transfer Daerah (DAK) Kantor Pusat Kantor Daerah (Instansi Vertikal)/ Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Tugas Pembantuan kepada Pemerintah Daerah SKPD Dilimpahkan merupakan asas Dekonsentrasi, namun dalam penganggaran APBN yang diklasifikasikan sebagai Dana Dekonsentrasi adalah anggaran K/L yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dan pelaksanaannya oleh SKPD Provinsi. 6

usulan renja Kemendagri usulan renja Komponen BiroRen Kemendagri 5 Bagian Perencanaan Komponen Lingkup Kemendagri usulan renja Dit/Pusat BAPPENAS/ KEMENKEU 6 SEB Pagu Indikatif Pemberitahuan Pagu Anggaran Pemberitahuan Alokasi Anggaran Penelaahan Konsistensi dengan RKP & Anggaran (Prioritas Program Sesuai SEB Indikatif) RENJA Kemendagri (Pagu Indikatif) RENJA Kemendagri (Pagu Indikatif) HASIL TRILATERAL disampaikan BAPPENAS dan Kemenkeu TRILATERAL MEETING KDN, Bappenas, Kemenkeu SE PAGU ANGGARAN (Kemenkeu) PERMENDAGRI RENJA SE ALOKASI ANGGARAN (Kemenkeu) Kemenkeu JUKLAK/JUKNIS DKTP PERMENDAGRI DKTP Pembahasan Dengan DPR Direktorat/Pusat Lingkup Komponen RENJA Kemendagri (Pagu Anggaran) RKA-K/L Pengalokasian anggaran DKTP didasarkan pada fungsi masing-masing K/L Menghindari overlapping fungsi dan kegiatan Mengefisienkan pengalokasian anggaran Mengoptimalkan pencapaian output dan outcome Mendorong pencapaian kinerja secara maksimal 7

5 K/L merancang rencana kegiatan Dekonsentrasi dengan memperhatikan:. Mandat peraturan perundang-undangan terkait Lingkup urusan yang menjadi kewenangannya;. Kesesuaian dengan TUPOKSI masing-masing K/L;. Target prioritas nasional yang menjadi penugasan kepada K/L;. Memperhatikan Rekomendasi Kemenkeu (KFD/IPM) 5. Memenuhi Kebutuhan minimal/dasar untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud; 6. Proporsional sebaran daerah (persandingan alokasi dan lokasi tahun sebelumnya); 7. Rekomendasi hasil monev. (sbg dasar pertimbangan adalah hasil monev pelaksanaan kegiatan DKTP tahun sebelumnya) Rencana kegiatan Dekonsentrasi yang telah disusun dibahas dalam Forum Trilateral Meeting Renja K/L bersama Bappenas dan Kemenkeu. Setelah disetujuinya anggaran atas rencana kegiatan tersebut, dibahas dalam Forum Musrenbangnas bersama Daerah, dalam rangka sinkronisasi dan sinergitas dengan rencana pembangunan daerah. 5 6 Surat MDN No.900/69/Sj, Tanggal //05 Kepada Gubernur/Bupati/Walikota Se-Indonesia Penyampaian Dekon/TP Kemendagri TA.06 Sesuai PP No. 7/008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Pasal 6 ayat () dan Pasal 9 ayat () Penyampaian rencana Dekon/TP TA.06 - Uraian rencana program, kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan di Daerah dengan mekanisme DKTP dengan rincian rencana lokasi dan alokasi. Penyesuaian rencana program, kegiatan dan anggaran DKTP (pada Poin ) dengan pertimbangan: a. Hasil pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Kemendagri TA.06 bersama DPR RI; dan b. Kebijakan Nasional terkait dengan APBN TA. 06 yang akan ditetapkan dalam Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun 06. Hal yg perlu mendapat perhatian/tindak lanjut: a. Gubernur/Bupati/Walikota diharapkan segera melakukan langkah-langkah persiapan: () Menyampaikan rencana SKPD Pelaksana (sesuai Tusinya) ; () Menugaskan SKPD untuk melakukan koordinasi dengan Unit Eselon I Pembina (terkait pejabat pelaksana dan dokumen pendukung) ; dan () Memberitahukan kepada DPRD (utk sinkronisasi dlm pembhsn RAPBD). b. Gubernur melalui Bappeda Provinsi diminta untuk mengkoordinasikan langkah dimaksud. c. Penyampaian SKPD, paling lambat pada minggu pertama bulan November 05 kepada Menteri Dalam Negeri c.q. Sekretaris Jenderal dan tembusan kepada Pimpinan Unit Eselon I Pembina kegiatan Dekon/TP Kemendagri. 8

7 Langkah Tindak Lanjut PUSAT (K/L). Menetapkan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran K/L yang didekonsentrasikan.. Menetapkan Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.. Menyampaikan RKA-K/L Dekonsentrasi.. DIPA Dekonsentrasi akan diterbitkan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat (biasanya diserahkan kepada Gubernur melalui Bappeda Provinsi untuk selanjutnya dikonsolidasikan penyerahan kepada SKPD terkait) DAERAH. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan, yang meliputi KPA, PPK, Pejabat Penguji SPM dan Bendahara Pengeluaran pada SKPD terkait, dengan SK Gubernur.. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan mengkonsolidasikannya dengan Unit Kerja Eselon I Pembina pada K/L.. SKPD pelaksana berkoordinasi dengan KPPN setempat terkait persiapan administrasi pelaksanaan kegiatan, yang meliputi: pembukaan rekening, penerbitan specimen KPA, PPK Penguji SPM dan Bendaharan Pengeluaran. 8 Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Mengingat pendanaan Dekonsentrasi seluruhnya bersumber dari APBN (Belanja K/L), oleh karena ketentuan mengenai pelaksanaan kegiatan dan anggaran Dekonsentrasi berpedoman pada peraturan perundangan pengelolaan APBN yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan. Pelaporan Atas Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran LAPORAN MANAJERIAL PP 9/006 LAPORAN AKUNTABILITAS PP 8/006 Meliputi:. Perkembangan Realisasi Penyerapan Dana.. Pencapaian Target Keluaran.. Kendala yang dihadapi.. Saran tindak lanjut. Meliputi:. Laporan Keuangan (Neraca, LRA, CALK).. Laporan Barang (Nerca, Lap.BMN, Kondisi Brg, Konstruksi Pengerjaan, Lap Aset tak berwujud 9

9 0 0