PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PENI XI LAWEYAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Asri Restu Utami 1, Sri Anitah, W 1. Siti Wahyuningsih 1 1 Program Studi PG-PAUD Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGPAUD. Oleh : SHOHIFATUL MUNIROH

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BILINGUAL

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PERTIWI SIDAMULIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial melalui Metode Numbered Heads Together Kelompok A TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2014/2015

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Ima Dwi Nurmawati 1, Yulianti 1, A Dakir 2 PENDAHULUAN

Dwi Hastuti 1), Hadi Mulyono 2), Hadiyah 2)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)


PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI


Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN MELALUI KERJA KELOMPOK PADA ANAK TK B AL-HUDA KERTEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI BERMAIN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Melalui Media Realia pada Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Skripsi. Disusun Oleh: Ybnu Prasetyo K

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI MELUKIS DENGAN MIXED MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGIJO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR


PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN PUZZLE

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS ( KELAS MEMASAK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PLAY GROUP (PG) 1 PG - TK ALAM CERIA GENENG NGAWI SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014 Dita Primashanti Koesmadi 1), Hartono 2), Yudianto Sujana 1) 1) Program Prodi PG PAUD, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) program Prodi PGSD, Universitas Sebelas Maret Surakarta e-mail : dita.prima23@gmail.com, hartono@fkip.uns.ac.id, yudianto.sujana@gmail.com Abstract : This research is a kind of Classroom Action Research (CAR). This study is aimed to improve children's fine motor skills play group with the application of contextual learning model through cooking class activities. This study was conducted over three cycles. Each cycle implemented with four stages, namely planning, action, observation, and reflection. Collection techniques in this study through observation, documentation, and provision of a performance task. Test the validity of the data using data triangulation, engineering, and source triangulation. Analysis of the data in this study using an interactive model of data analysis techniques (Milles and Huberman model). The results of this study demonstrate that the application of contextual learning model through cooking class activities can improve children's fine motor skills PG1 PG-TK Alam Ceria Geneng Ngawi second semester of school year 2013/2014. Keyword : Contextual Learning Model, Cooking Class, Fine Motor Skills Abstrak : Peneltian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak play group dengan penerapan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan dalam penelitian ini dengan melalui pengamatan, dokumentasi, dan pemberian tugas berupa unjuk kerja. Uji validitas data menggunakan triangulasi data, triangulasi teknik, dan triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif (model Milles and Huberman). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak PG1 PG-TK Alam Ceria Geneng Ngawi semester II tahun ajaran 2013/2014. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kontekstual, Kelas Memasak, Keterampilan Motorik Halus PENDAHULUAN Anak-anak prasekolah memperoleh kendali motorik halus yang lebih baik terhadap tangan dan jari-jemarinya dan menggunakan kendali ini untuk mengambangkan keterampilan menggambar, memotong, mewarnai, dan melipat. Mereka dapat memakai dan melepas baju, dan menggunakan perkembangan motorik halusnya untuk menjadi lebih mandiri. Masa kecil sering disebut waktu yang ideal atau tepat untuk mempelajari keterampilan motorik. Hal tersebut dikarenakan (1) tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa, (2) anak belum memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan 1

keterampilan barunya, (3) anak lebih berani waktu kecil daripada usia dewasa, (4) anak menyukai kegiatan pengulangan untuk melatih ototnya, serta (5) anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar kegiatan barunya (Hurlock, 2007:156). Melihat pandangan di atas, setelah peneliti melakukan penelitian awal di Play Group (PG) 1 PG TK Alam Ceria ternyata diketahui bahwa keterampilan motorik halus pada kelas PG 1 masih rendah. Hal tersebut dapat terlihat dengan jumlah anak sebanyak 11 anak, ternyata baru 3 (27,27%) anak saja yang masuk dalam ketegori tuntas ( ), serta anak lain masuk dalam kategori belum tuntas (o) dalam kegiatan yang membutuhkan keterampilan jari-jemari anak. Seperti kegiatan menggunting kertas mengikuti pola garis lurus, mengenakan dan membuka kancing baju, serta menggambar dan mewarnai menggunakan krayon anak masih mengalami kesulitan serta perlu bantuan guru setiap menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan hasil penelitian awal diatas yang menunjukkan keterampilan motorik halus anak Play Group (PG) 1 masih perlu ditingkatkan. Maka dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus tersebut penerapan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil penerapan model kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dalam rangka meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak Play Group (PG) 1 PG- TK Alam Ceria Geneng Ngawi semester II tahun ajaran 2013/2014? dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan model kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dalam rangka meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak Play Group (PG) 1 PG - TK Alam Ceria Geneng Ngawi semester II tahun ajaran 2013/2014. KAJIAN PUSTAKA Contextual teaching and learning is defined as a conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations (Deen & Smith,2006). Pembelajaran kontekstual memiliki komponen-komponen utama pembelajaran, yakni (1) kontruktivisme (contruktivism), (2) bertanya (questioning), (3) menemukan (inquiry), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling), dan (6) penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Trianto, 2007:105). Memasak adalah kegiatan sederhana yang menuntut hampir seluruh kemampuan otak untuk menyelesaikannya, dimulai dengan seporsi besar kecerdasan logis dan kinestetik, lalu dibumbui dengan keterampilan visual, interpersonal dan linguistik. Anak juga belajar tentang proses bagaimana menghidangkan makanan dari awal sampai akhir, mengasah keterampilan motoriknya dengan belajar memotong atau memarut. Kegiatan ini juga mengasah kreativitas dan estetik anak, jika anak diajak untuk menghias dan cara menyajikan makanan sebelum dihidangkan (Rahayu, 2010:61). Pendapat lain menyebutkan bahwa anak-anak akan lebih antusias memakan makanan yang mereka buat atau ciptakan sendiri. Anak-anak ingin diberi kesempatan untuk ikut terlibat menyiapkan bahan-bahan, mengolah, hingga menjajikannya di meja makan. 2

Selain itu biarkan juga anak ikut membersihkan, menyiangi, atau memotong sayuran (Pratitasari, 2010:31). Keterampilan motorik yang terkoordinasi baik, otot yang lebih kecil memainkan peran yang besar (Hurlock, 2007 : 154). Sedangkan pengertian motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagaian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat (Sujiono, 2008:1.14). Anak pada usia 3 tahun telah memiliki kemampuan untuk mengambil objek terkecil di antara ibu jari dan telunjuk untuk beberapa waktu, tetapi mereka masih melakukannya. Sedangkan pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak lebih tepat (Santrock, 2007:217). Kompetensi perkembangan keterampilan motorik halus dalam penelitian ini adalah (1) menggunting mengikuti pola garis lurus, (2) mengenakan dan membuka kancing baju, dan (3) menggambar dan mewarnai menggunakan krayon. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian dari Wahyuningsih (2012) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Cooking Class Untuk Mengembangkan Multiple Intelegensi Anak di TK Katolik Santa Maria II. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran cooking class terbukti dapat mengembangkan dan meningkatkan multiple integensi anak. Letak relevansi dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel x (variabel bebas) yaitu cooking class. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PG TK Alam Ceria Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yaitu bulan Januari 2014 hingga bulan Juni 2014. Subjek penelitian ini adalah anak Play Group (PG) 1 PG TK Alam Ceria dengan jumlah 11 anak, terdiri dari 6 anak lak-laki dan 5 anak perempuan. Data dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan (observasi) dan hasil pemberian tugas berupa unjuk kerja. Sumber data diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu anak PG 1 dan guru, sedangkan sumber data sekunder yaitu daftar nilai anak PG1, program semester, dan dokumen hasil belajar anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan (observasi), dokumentasi, dan pemberian tugas berupa unjuk kerja. Uji validitas data menggunakan triangulasi data, triangulasi teknik, dan triangulasi sumber. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan atau tatap muka. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif (model Milles and Huberman), sedangkan prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). 3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan (action) yaitu penerapan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dan dua kali pertemuan untuk observasi (observation) yaitu pemberian tugas keterampilan motorik halus. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan perencanaan yaitu (1) pemberian pelatihan terhadap guru kelas tentang pelaksanaan penelitian, (2) menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk kegiatan tindakan dan observasi, (3) menyiapkan alat dan bahan penelitian, dan (4) menyiapkan lembar observasi aktivitas anak dan lembar penilaian keterampilan motorik halus anak. Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai observer, sedangkan yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas PG1. Pelaksanaan tindakan (action) dalam penelitian ini adalah penerapan model kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak), sedangkan kegiatan observasi (obsrvation) dalam penelitian ini adalah pemberian tugas berupa kegiatan (1) menggunting mengikuti pola garis lurus, (2) mengenakan dan membuka kancing baju, serta (3) menggambar dan mewarnai menggunakan krayon. Tabel 1. Analisis Data Nilai Rata-rata Keterampilan Motorik Halus Play Group (PG)1 Prasiklus Nomor Nilai Interval Skor rata-rata Frekuensi Persentase 1 Tuntas ( ) 2,01 3,00 3 27,27 % 2 Belum Tuntas (o) 0,01 2,00 8 72,73 % Jumlah 11 100 % Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan motorik halus anak pada prasiklus (pra tindakan) masih rendah yaitu terlihat hanya 27,27% atau 3 anak dari jumlah 11 anak yang memperoleh nilai tuntas ( ), sedangkan 72,73% atau 8 anak masih memperoleh nilai belum tuntas (o). Tabel 2. Analisis Data Nilai Rata-rata Keterampilan Motorik Halus Play Group (PG)1 Siklus I Nomor Nilai Interval Skor rata-rata Frekuensi Persentase 1 Tuntas ( ) 2,01 3,00 5 45,45 % 2 Belum Tuntas (o) 0,01 2,00 6 54,55 % Jumlah 11 100 % Berdasarkan hasil pada siklus I, diperoleh data bahwa rata-rata tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus anak PG1 mengalami peningkatan yaitu dari prasiklus sebesar 27,27% atau 3 anak dari jumlah 11 anak meningkat pada siklus I sebesar 45,45% atau 5 anak dari jumlah 11 anak. Hasil tersebut belum memenuhi target capaian peneliti yaitu rata-rata 75% anak memperoleh nilai tuntas, sehingga perlu dilaksanakan siklus selanjutnya. 4

Tabel 3. Analisis Data Rata-rata Nilai Keterampilan Motorik Halus Play Group (PG)1 Siklus II Nomor Nilai Interval Skor rata-rata Frekuensi Persentase 1 Tuntas ( ) 2,01 3,00 5 45,45 % 2 Belum Tuntas (o) 0,01 2,00 6 54,55 % Jumlah 11 100 % Hasil siklus II menunjukkan rata-rata tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus anak PG1 tidak mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu tetap 45,45% atau 5 anak dari jumlah 11 anak. Hal tersebut dikarenakan terdapat 2 anak kategori pandai yang tidak mengikuti kegiatan pemberian tugas (sakit). Tabel 4. Analisis Data Nilai Rata-rata Keterampilan Motorik Halus Play Group (PG)1 Siklus III Nomor Nilai Interval Skor rata-rata Frekuensi Persentase 1 Tuntas ( ) 2,01 3,00 9 81,81% 2 Belum Tuntas (o) 0,01 2,00 2 18,19% Jumlah 11 100 % Berdasarkan hasil siklus III, rata-rata tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya sebesar 45,45% atau 5 anak dari jumlah 11 anak meningkat menjadi 81,81% atau 9 anak dari jumlah 11 anak. Hasil tersebut sudah memenuhi target capaian peneliti, sehingga pelaksanaan tindakan (siklus) dihentikan. Bagi anak yang belum memperoleh nilai tuntas ( ) akan direkomendasikan kepada guru kelas untuk ditingkatkan keterampilan motorik halusnya. Tabel 5. Presentase Perbandingan Rata-rata Ketuntasan Keterampilan Motorik Halus Antara Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Frekuensi Nilai Tuntas ( ) Frekuensi Nilai Belum Tuntas (o) Persentase Ketuntasan Anak Prasiklus 3 8 27,27% Siklus I 5 6 45,45% Siklus II 5 6 45,45% Siklus III 9 2 81,81% Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus anak mengalami peningkatan dari hasil prasiklus sebesar 27,27% atau 3 anak, kemudian mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 45,45% atau 5 anak. Pada siklus II tingkat ketuntasan tidak mengalami peningkatan yaitu tetap pada presentase 45,45% atau 5 anak, sedangkan pada siklus III tingkat ketuntasan 5

mengalami peningkatan menjadi 81,81% atau 9 anak dari jumlah 11 anak. Berikut ini adalah grafik perbandingan presentase rata-rata tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus anak PG 1 dari prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. 100,00% 80,00% 72,73% 81,81% 60,00% 40,00% 20,00% 27,27% 54,55% 54,55% 45,45% 45,45% 18,19% 0,00% Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III Grafik 1. Perbandingan Persentase Rata-rata Tingkat Ketuntasan keterampilan Motorik Halus Anak PG1 Tabel 6. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Anak Kegiatan Cooking Class Siklus I, Siklus II, dan Siklus III No Tindakan Pertemuan Nilai Rata-rata Persentase 1. Siklus I 2. Siklus II 3. Siklus III o (belum tuntas) Pertemuan 1 2,90 72,50% Pertemuan 2 2,94 74% Pertemuan 1 3,08 77% Pertemuan 2 3,46 86,50% Pertemuan 1 3,52 88% Pertemuan 2 3,60 90% Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa aktivitas belajar anak dalam kegiatan cooking class (kelas memasak) mengalami peningkatan mulai dari siklus I hingga siklus III. Hal tersebut melihatkan bahwa aktivitas belajar anak masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan pelaksanaan penelitian dari prasiklus (pratindakan) hingga siklus III dapat disimpulkan bahwa penerapan model kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) terbukti dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak Play Group (PG) 1 PG TK Alam Ceria tahun ajaran 2013/2014. Keterampilan motorik halus anak PG1 pada prasiklus (pratindakan) sebelum peneliti menerapkan model kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) diperoleh data anak yang memperoleh nilai tuntas ( ) baru sebesar 27,27% atau 3 anak dari jumlah 11 anak. Pada siklus II tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus anak PG1 mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) yaitu menjadi 45,45% atau 5 anak dari jumlah 11 anak. Pada siklus II tingkat ketuntasan anak tidak mengalami peningkatan dikarenakan terdapat 2 anak kategori pandai yang tidak mengikuti kegiatan unjuk kerja, sehingga persentase ketuntasan tetap di 45,45% atau 5 anak dari jumlah 11 anak. Siklus 6 (tuntas)

III tingkat ketuntasan meningkat menjadi 81,81% atau 9 anak dari jumlah 11 anak. Hasil tersebut sudah memenuhi target capaian peneliti yang menargetkan presentase kentuntasan sebesar 75%. Bagi anak yang belum mencapai nilai tuntas ( ) akan direkomendasikan kepada guru kelas untuk ditingkatkan keterampilan motorik halusnya. Dari kegiatan cooking class (kelas memasak), selain dapat meningkatkan keterampilan motorik halus tetapi kegiatan tersebut dapat memberikan pengetahuan lain yaitu matematika sederhana. Anak belajar tentang bentuk, ukuran dan takaran dari kegiatan cooking class. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama tiga siklus dapat disimpulkan bahawa penerapan model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan cooking class (kelas memasak) dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak Play Group (PG) 1 PG TK Alam Ceria Geneng Ngawi tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tingkat ketuntasan keterampilan motorik halus pada prasiklus sebesar 27,27% atau 3 anak dari jumlah 11 anak mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 45,45% atau 5 anak. Pada siklus II tingkat ketuntasan tidak mengalami peningkatan atau sama seperti siklus sebelumnya yaitu sebesar 45,45% atau 5 anak, sedangkan pada siklus III tingkat ketuntasan mengalami peningkatan menjadi 81,81% atau 9 anak dari jumlah 11 anak. Hasil tersebut telah memenuhi target capaian peneliti yaitu sebesar 75%. Bagi anak yang belum tuntas akan direkomendasikan kepada guru kelas untuk ditingkatkan keterampilan motorik halusnya. Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah (1) bagi anak, sebaiknya anak-anak sering melakukan kegiatan cooking class karena dibalik kegiatan menyenangkan cooking class terdapat banyak manfaat bagi anak; (2) bagi sekolah, sebaiknya sekolah melengkapi peralatan memasak dan makan anak-anak untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar; dan (3) bagi peneliti lain, sebaiknya peneliti lain lebih cermat dan teliti serta menggunakan referensi lain untuk melengkapi kekurangan hasil penelitian penulis. DAFTAR PUSTAKA Deen, I.S & Smith, B.P. (2006). Contextual Teaching And Learning Practices In The Family And Consumer Sciences Curriculum. Jurnal Of Family And Consumer Sciences Education, 24(1), 14-24. Diperoleh 9 Agustus 2013 dari http://www.natefacs.org/jfcse/v24no1/v24no1shamsid-deen.pdf. Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam. Terj. Med.Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta : Erlangga. Pratitasari, D. (2010). Makan Sayur Seasyik Bermain: Ide Unik Agar Anak Menyukai Sayur Tanpa Paksaan. Yogyakarta : B-First. Rahayu, L. (2010). 20 Fun Activities For Toddler. Surakarta : Indiparent. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Jilid I. Terj Mila Rachmawati. Jakarta : Erlangga. Sujiono, B. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka. 7

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Wahyuningsih, R. (2012). Penerapan Pembelajaran Cooking Class Untuk Mengembangkan Multiple Intelegensi Anak TK Katolik Santa Maria II. Diperoleh 17 Maret 2013 dari http://library.um.ac.id/skripsi. RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama lengkap Dita Primashanti Koesmadi. Tempat lahir di Madiun tanggal 23 Oktober 1991. Alamat penulis di Dusun Boto RT 01 RW II Desa Purwosari Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi. Riwayat pendidikan penulis, Taman Kanak-kanak di TK Dharma Wanita Desa Purwosari Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi, Sekolah Dasar di SDN 01 Purwosari Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 5 Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi, Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Nglames Kabupaten Madiun, dan saat ini penulis masih menempuh pendidikan dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi PG- PAUD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jawa Tengah. 8