Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh:

dokumen-dokumen yang mirip
3.2 KEJADIAN KARENA KELENGAHAN BIASA. UNTUK MENCEGAHNYA KITA HARUS MERUBAH RANCANGAN PABRIK ATAU CARA KERJA.

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

3.3 KEJADIAN YANG BISA DICEGAH DENGAN PELATIHAN LEBIH BAIK

1.4 PROSEDUR TAK DIIKUTI

1.3 MENGHILANGKAN BAHAYA

2.11 MODIFIKASI DIBUAT UNTUK MENYEMPURNAKAN LINGKUNGAN KERJA

1.5 MUTU PERAWATAN Melepas Sambungan dengan Benar dan Salah

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

SANITASI DAN KEAMANAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia -

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL

BAB III METODE PENELITIAN

Model : MFGA-24CR MFGA-48CR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

2016, No Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

II. TINJAUAN PUSTAKA

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

KODE KESALAHAN & ALARM

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

04 Jika seseorang pekerja jatuh sakit dan perlu mengambil cuti sakit, beliau harus

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

Gambar 1 menunjukkan komponen-komponen yang menjalankan mobil kriogenik (cryocar) ini. Nitrogen cair yang sangat dingin disimpan dalam tangki

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METOLOGI PENELITIAN

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang : Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

LAPORAN HARIAN KERJA PRAKTEK

RESUME PENGAWASAN K3 MEKANIK

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN )

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

MATERI PEMBINAAN AHLI K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

SC 1 Premium + Floor Kit

Transkripsi:

1.2 IDENTIFIKASI 1.2.1 Perlunya Label Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh: (a) Sambungan yang harus dipotong ditandai dengan kapur. Mekanik memotong sambungan lain bertanda kapur yang dulu pernah ditandai kapur. Dia tersembur bahan kimia korosif. (b) Pipa yang beroperasi ditandai kapur sebagai tanda bagian yang akan dipotong. Sebelum mekanik mulai kerja, hujan deras menghapusnya. Sang mekanik ingat di mana tanda itu sebelum hujan. Dengan gergaji dia potong pipa yang berisi bahan kimia berbahaya. (c) Air menetes dari sambungan pipa pada sebuah jembatan-pipa. Perancah 21 didirikan untuk mencapai tempat yang harus diperbaiki. Tetapi karena malas memanjat ke atas perancah, mandor proses hanya menunjuk dari bawah ke arah sambungan yang bocor dan meminta mekanik untuk memperbaiki sambungan pada jalur air. Sambungan itu sebenarnya jalur karbon monoksida. Sehingga ketika sang mekanik membuka sambungan dia menghirup gas beracun dan, karena tempatnya terbatas, dia hanya bisa diselamatkan dengan sangat susah-payah. Seandainya si mandor proses langsung ke atas dan menempelkan label di sambungan yang bocor, dia akan mengetahui bahwa air menetes dari jalur karbon monoksida. (d) Bonnet harus dilepas dari keran kukus. Itu ditunjukkan ke mekanik dari lantai atas. Dia ke bawah dengan tangga gantung, mendekati keran dari samping, dan melepas bonet keran udara-tekan. Udara menerbangkan bonet, mencederai mukanya. (e) Enam pelat-sisip dipasang pada tangki untuk dimasuki. Saat pekerjaan dalam tangki selesai, enam pelat-sisip dilepas. Sayangnya, satu di antara yang dilepas adalah pelat-sisip permanen yang dipasang untuk mencegah pencemaran. Satu pelat-sisip sementara tertinggal. (f) Mekanik diminta memperbaiki autoclave No. 3. Dia membuka tutup lubang-orang 22 atas dan melanjutkan ke lantai bawah untuk membuka lubang-orang bawah. Bukannya lubang-orang autoclave No. 3 yang dibuka, dia malah membuka autoclave No. 4, yang berisi vinil klorida dan nitrogen bertekanan gauge 5 bar (70 psi). Polimer melapisi bagian dalam lubang-orang, sehingga sewaktu mur dilepas, tidak ada tanda bahwa tangki itu bertekanan. Tiba-tiba tekanan menerbangkan 21 Scaffolding 22 Manhole

tutup itu. Sang mekanik dan dua orang lainnya mental dan terbunuh, dan vinil klorida terbakar [23]. (g) Ketika seseorang mencoba menjalankan kipas ventilasi suatu gedung, dia mendapati panel listrik dan kendali sudah tidak ada lagi. Ada kontraktor sedang membuang peralatan tak terpakai di gedung itu dan dia pikir panel itu termasuk yang harus disingkirkan. Peralatan yang akan dibuang seharusnya diberi label jelas [44]. (h) Sepenggal pipa gas klorina sudah diganti dan harus diolah-panas. 23 Operator diminta untuk mempersiapkan pipa ini dan mengeluarkan izin kerja. Dia salah mengerti perintah dan mengira yang harus diolah adalah pipa ventilasi. Tidak perlu bebas-gas pada pipa ventilasi ini, dan dia mengizinkan pekerjaan dimulai. Pekerjaan dilakukan, pada pipa yang benar; klorina bereaksi dengan besi, 0,5 m pipa terbakar, dan 350 kg klorina keluar. Mengutip laporannya, Pada hari kecelakaan itu tidak ada pengecekan menyeluruh pada semua tahapan baik oleh si pemberi izin [kerja] maupun manajer pabrik [penyelia 24 di kebanyakan pabrik A.S.]. Manajer Pabrik mengecek izin dan peralatan olah-panas tapi tidak mengecek tempat kerja. Dia tak memilik alasan untuk meragukan bahwa operator akan mengira pipa yang diolah adalah pipa ventilasi [45]. Label bisa mencegah olahpanas pada pipa penuh klorina. Kecelakaan seperti ini dan banyak lagi yang lain bisa dicegah dengan menempelkan label bernomer pada sambungan atau keran dan menuliskan nomer ini pada izin kerja. Pada kejadian (c), mandor harus naik ke atas untuk menempelkan label. Namun kecelakaan tetap terjadi, meskipun sistem label telah diterapkan. Di satu pabrik seorang mekanik tidak mengecek nomer label dan membongkar sambungan yang diberi label untuk pekerjaan dahulu; label ini dibiarkan ketika pekerjaan dahulu selesai. Seharusnya label dilepas saat pekerjaan usai. Di pabrik lain mandor membiarkan si perencana 25 memasang label yang seharusnya dia lakukan sendiri dan dia tidak memeriksa label tersebut dipasang di tempat yang benar. Si mandor menyiapkan pekerjaan di satu jalur untuk perbaikan, tapi label dipasang di jalur lain. 1.2.2 Perlunya Label yang Jelas, Tak Membingungkan (a) Sederetan pompa dilabel seperti Gambar 1-7. Mekanik disuruh memperbaiki No. 7. Bukan hal yang aneh, dia menganggap No. 7 adalah yang paling ujung. Dia tidak melihat nomernya. Minyak panas menyembur saat pompa dibongkar. 23 Heat treated 24 Supervisor 25 Planner

Gambar 1-7. Penomeran pompa seperti ini akan mengundang kesalahan. (b) Ada empat pengkristal di suatu pabrik, tiga yang lama dan satu yang baru dipasang. Seseorang diminta memperbaiki A. Ketika dia sampai di tempat kerja, dia dapati dua berlabel B dan C tetapi dua lainnya tak berlabel. Dia menganggap A mestilah pengkristal lama yang tak berlabel dan dia mulai bekerja di situ. Sesungguhnya, A adalah pengkristal baru. Pengkristal awal diberi label B, C dan D. Pengkristal A disiapkan sejak awal untuk kemungkinan pengembangan dan tempatnya telah disediakan dari semula (Gambar 1-8). Baru Lama Lama Lama Gambar 1-8. Yang manakah alat pengkristal A? (c) Label pada dua pendingin udara dibuat seperti Gambar 1-9. Label B di sisi pendingin B jauh dari kipas B dan dekat kipas A. Tidak mengejutkan, pekerja yang diminta merawat kipas B menyimpulkan bahwa kipas dekat label B yang harus dibongkar. Listriknya belum diisolasi. Untunglah, pekerjaan hampir selesai ketika seseorang menghidupkan kipas itu. (d) Beberapa nomer pompa dicatkan pada pengaman kopling. Perbaikan dilakukan pada kopling dari dua pompa berdekatan. Anda pasti bisa menebak apa yang terjadi. Sekarang, nomer dicatkan pada badan pompa sendiri. Alangkah baiknya kalau itu dicatkan pada pondasi pompa.

(e) Pada suatu unit pompa dan kompresor dinomeri J1001 dan seterusnya. Ketika semua nomer untuk unit itu terpakai, nomer dari JA1001 dan seterusnya digunakan. J1001 dan JA1001 kedengaran hampir sama (teriakkan dengan cepat dalam bahasa Inggris!). Seorang operator diminta menyiapkan JA1001-sebuah pompa kecil, untuk perbaikan. Dia kira mandor mengatakan J1001 dan pergi ke sana. J1001 sebuah kompresor 40.000 HP. Untunglah, ukuran mesin menyebabkan dia sungkan. Dia bertanya lagi ke mandor apakah benar dia ingin mematikan kompresor itu. Kipas B Label A Casing A Casing B Kipas A Label B Gambar 1-9. Yang manakah kipas A? 1.2.3 Perlunya Perintah Jelas (a) Izin kerja dikeluarkan untuk perubahan dinding suatu ruangan. Pekerja mulai mengerjakan langit-langit lebih dulu sehingga memotong kabel listrik hidup. (b) Izin diberikan untuk pengelasan hanya untuk bagian atas tangki, yang telah dibuang dari pabrik. Ketika pekerjaan selesai, si tukang las membalikkannya sehingga bagian bawah menjadi di atas. Sebagian residu yang sebelumnya terlapis air, terbakar. (c) Karena operator kepala 26 suatu unit tangki klorina agak sibuk, dia meminta operator lain mengeluarkan izin untuk olah-panas pada satu jalur. Operator ini salah mengerti perintahnya dan memberikan izin untuk jalur lain. Penyelia mengecek izin dan mengecek peralatan 26 Lead operator

olah-panas tetapi tidak melihat ke jalur tersebut. Jalur yang diolahpanas itu berisi klorina, dan panas yang dipakai cukup untuk mereaksikan klorina dengan besi dan membakarnya membentuk lubang pada jalur itu; 350 kg klorina keluar. Setelah itu, operator kepala mengatakan bahwa dia kira sangatlah jelas jalur yang harus diolah-panas adalah jalur yang baru saja diganti beberapa hari sebelumnya [24]. (d) Tukang listrik diminta secara tertulis, untuk melepas sekering berlabel FU-5. Dia lakukan. Sayangnya, dia melepas sekering berlabel FU-5 dari panel sekering untuk ruang kendali, bukan dari panel sekering untuk ruang peralatan [25]. Bukan hanya perintahnya tidak jelas, tapi juga sistem labelnya sangat buruk. (e) Seorang operator meminta tukang listrik memutus kabel menuju suatu alat yang akan dimodifikasi. Operator mengecek pemutusan ini dan menandatangani izin kerja untuk modifikasi. Operator kedua menyetujui persiapan telah dilakukan dengan benar. Pekerja konstruksi yang melakukan modifikasi mengecek kabel dengan detektor arus dan mendapati kabel lain yang diputus. Kemudian ditemukan bahwa kabel salah tulis di kertas perintah yang diberikan ke operator. Kabel mana yang harus diputus tidak sepenuhnya jelas, sebenarnya masih dalam pertanyaan, operator pertama menyimpulkan apa yang dikiranya adalah kabel yang benar dan meminta tukang listrik memutuskan kabel itu. Operator kedua, atau si pengecek, tidak dilatih untuk mengecek kabel [32]. Kejadian ini memperlihatkan kelemahan prosedur pemeriksaan. Operator pertama mungkin menganggap bila dia salah, pemeriksa akan menemukannya; si pemeriksa menjadi tidak jeli karena dia tidak pernah menemukan kesalahan operator pertama (lihat Bagian 3.2.7 b dan 14.5 c). 1.2.4 Identifikasi Keran Pelepas 27 Dua keran pelepas kelihatan serupa, dilepas dari pabrik selama masa pabrik mati dan dikirim ke bengkel untuk turun mesin. Satu keran pelepas diatur untuk beroperasi pada tekanan gauge 1 bar (15 psi) dan yang lain 2 bar (30 psi). Tekanan ini dicetak pada fleng, 28 namun ini tidak dapat mencegah tertukarnya keran. Banyak lagi kejadian serupa di pabrik-pabrik lain. Kejadian seperti ini bisa dicegah, atau bisa banyak dikurangi, dengan menggantungkan label bernomer pada keran pelepas ketika dilepas dan gantungkan label lain dengan nomer yang sama pada fleng. 27 Relief Valves 28 Flange

1.2.5 Yakinkan Anda Menemukan Jalur yang Benar Ada bocor pada pipa pemasok kukus ke pabrik. Untuk menghindari pabrik mati, dilakukan tempel-panas dan penyumbatan, 29 yakni dibuat jalur pintas dan bagian bocor disumbat sambil jalur tetap jalan. Pekerjaan berlangsung lancar secara mekanik, tetapi bocor berlanjut. Kemudian disadari bahwa bocor bukan datang dari jalur kukus tapi dari kondensat panas di dekatnya. Kondensat menguap bila bocor, dan bocoran itu kelihatan seperti kukus [26]. 29 Hot tap and stopple