PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

Pengaruh Parameter Potong dan Geometri Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 bulan yaitu dari bulan Oktober 2014

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

Bab IV Data Pengujian

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

PERBANDINGAN TINGKAT KEKASARAN DAN GETARAN PAHAT PADA PEMOTONGAN ORTHOGONAL DAN OBLIQUE AKIBAT SUDUT POTONG PAHAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Studi Pengaruh Sudut Potong (Kr) Dengan Pahat Karbida Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Oblique Terhadap Kekasaran Permukaan

OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE

PENGARUH KEDALAMAN POTONG TERHADAP KEBULATAN PADA PEMBUBUTAN MATERIAL BAJA JISS S45C

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

PENGARUH KECEPATAN DAN SUDUT POTONG TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA PADA MESIN BUBUT

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIABEL PEMOTONGAN PADA PEMESINAN KERING BAJA AISI 1045 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TAK BERLAPIS

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PENGARUH VARIASI PUTARAN BENDA KERJA DAN PUTARAN TOOL MENGGUNAKAN METODE PEMAKANAN TANGENSIAL PADA PROSES TURN-MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI SUDUT UJUNG MATA POTONG KARBIDA TERHADAP KEKASARAN DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM Al 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN PADA PROSES EXTERNAL TURNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2. 1 Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus (Sumber : Widarto, dkk., 2008)

KAJI EKSPERIMEN PENGARUH PUTARAN DAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES MILLING-CNC

Hubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS GEOMETRIK HASIL PEMBUBUTAN POROS IDLER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI

Pengaruh jenis proses pemotongan pada mesin milling terhadap getaran dan kekasaran permukaan dengan material aluminium 6061

Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

Bab V Analisis Data. Tabel 5.1. Tabel ANOM untuk MRR

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

Transkripsi:

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045 Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id ABSTRAK Produk berkualitas diperoleh dari adanya proses pemesinan yang baik. Kekasaran permukaan adalah salah satu penyimpangan yang disebabkan oleh kondisi pemotongan dari proses pemesinan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh kecepatan potong, gerak pemakanan dan kedalaman potong terhadap kekasaran permukaan pada baja AISI 1045. Percobaan dilakukan berdasarkan disain eksperimen dan analisis regresi. Gerak pemakanan memberikan pengaruh paling besar dan kecepatan potong memberikan pengaruh paling kecil terhadap kekasaran permukaan dengan nilai kepercayaan sebesar 92.5 %. Kata Kunci : kecepatan potong, gerak pemakanan, kedalaman potong dan kekasaran permukaan PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk bermutu berupa tingkat kepresisian yang tinggi serta kekasaran permukaan perlu didukung oleh proses permesinan yang gerakannya dikontrol secara semi otomatis.. Proses pemesinan dilakukan pada suatu material baja AISI 1045 dengan menggunakan pahat HSS. Karakteristik kekasaran permukaan dipengaruhi oleh faktor kondisi pemotongan dan geometri pahat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor kecepatan potong, gerak pemakanan dan nose radius pahat terhadap kekasaran permukaan benda kerja, menentukan parameter potong terbesar pengaruhnya terhadap kekasaran dan menentukan model persamaan kekasaran permukaan (Ra). Kondisi pemotongan divariasi dengan jumlah tertentu dan pengulangan 2 kali. Benda kerja hasil pemesinan diukur kekasarannya dan pengolahan data dengan metode statistik. PERALATAN PENELITIAN Material AISI 1045 - Hardening Temp 8200 C 8500 C - Quencing air atau oli - Kekerasan 220-300 BHN. - Kekuatan tarik 60 80 Kg/mm 2 Mesin Bubut. - Nama dagang : M A S (Maanshan Machine Tools Works) - Buatan : The Peoples Republic Of China, 1996 - Daya Motor : 360 volt, 5,66 KW

Surface Tester : - Mitutoyo : type surftest 301 series 178 DASAR TEORI Pada proses pemesinan ada lima elemen dasar yang diperlukan dalam setiap perancangan proses, yaitu : 1. Kecepatan perautan (cutting speed ) ; v (m/menit) 2. Gerak pemakanan (feeding speed) ; v f (mm/putaran) 3. Kedalaman perautan (depth of cut) ; a (mm) 4. Waktu perautan (cutting time) ; t c (menit) 5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) ; z (cm³/menit) Kelima elemen dasar proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran dari mesin kelima elemen dasar proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran dari mesin perkakas yang dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu rumus yang digunakan untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan berlainan. Dalam beberapa penelitian diungkapkan bahwa dalam proses bubut megakibatkan panas yang terjadi pada pahat, dan hal ini sangat berpengaruh pada umur pahat dan hasil pemotongan. Kekuatan pahat untuk menahan tegangan tekan (compressive stress) merupakan sifat material yang dipengaruhi oleh temperatur. Hal inilah yang merupakan factor utama yang membatasi kecepatan menghasilkan geram bagi suatu jenis pahat. Dengan demikian sangatlah perlu dilakukan penelitian tentang temperatur pemotongan pada pengerjaan bubut. Proses Pembubutan Proses pembubutan merupakan proses pemesinan yang memegang peranan penting dalam suatu proses produksi logam. Dalam hal ini benda kerja dibuat berotasi pada sumbunya oleh mesin bubut dan bergerak terhadap mata potong sehingga menghasilkan geram. Benda kerja yang digunakan berbentuk silinder. Pada proses pembubutan, benda kerja dipegang oleh pencekam (chuck) yang dipasangkan di ujung poros utama putaran poros utama (n) dapat dipilih dengan mengatur tuas pengatur yang terdapa pada sisi muka kepala diam. Pahat dipasangkan pada dudukan pahat, dan kedalaman perautan (t) diatur dengan menggeser peluncur silang melalui roda pemutar. Pahat bergerak translasi bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan tuas pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam menurut tingkatan yang telah distandarkan. Gambar 1 Proses Pembubutan A-17-2

Dari gambar 1 kondisi pembubutan ditentukan sebagai berikut: Benda kerja : D1 = diameter awal (mm) D2 = diameter akhir (mm) lt = panjang perautan (mm) Pahat : Kr = sudut potong utama (derajat) Γo = sudut geram (derajat) Mesin bubut : t = kedalaman perautan (mm) f = gerak makan (mm/rev) n = putaran poros utama/benda kerja (rpm) Pada gambar 1 diperlihatkan sudut potong utama (k r, principal cutting edge angle) yaitu merupakan sudut antara mata potong sumbu mayor dengan kecepatan pemakanan (v f) besanya sudut tersebut ditentukan oleh geometri pahat dan cara memasang pahat pada mesin bubut. Kekasaran Permukaan Menurut Toufiq Rochim ( Spesifikasi, Metrologi, dan Kontrol Kualitas Geometrik.2001 ), suatu permukaan dari benda kerja yang telah dilakukan perlakuan permesinan dibagi menjadi beberapa profil. Gambar 2. Posisi profil kekasaran permukaan Profil tersebut adalah sebagai berikut: Profil geomterik ideal: ialah profil permukaan sempurna (dapat berupa garis lurus, lengkung, atau busur ). Profil terukur: merupakan profil permukaan terukur. Profil referensi atau acuan: adalah profil yang digunakan sebagi acuan untuk menganalisis ketidak teraturan konfigurasi permukaan. Profil ini dapatberupa garis lurus atau garis dengan bentuk sesuai dengan profil geometric ideal, serta menyinggung puncak tertinggi profil terukur dalam suatu panjang sample. Profil alas atau akar: yaitu profil referensiyang digeserkan ke bawah (arah tegak lurus terhadap profil geometrik ideal pada suatu panjang sample sehingga menyinggung titik terendah profil terukur. A-17-3

Profil tengah: adalah nama yang diberika kepada profil referensi yang digeserkan ke bawah (arah tegak lurus terhadap profil geometrik ideal pada suatu panjang sampel) sedemikian rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah diatas profil tengah sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas daerah di bawah profil tengah sampai ke profil terukur (pada gambar ditunjukkan dengan daerah arsir dengan kemiringan daerah arsir yang berbeda). Bedasarkan profil-profil yang diterangkan diatas, dapat didefinisikan beberapa parameter permukaan, yaitu yang berhubungan dengan dimensi pada arah tegak dan arah memanjang atau mendatar. Untuk dimensi tegak dikenal beberapa parameter, yaitu kekasaran total (peak to valley height) Rt ( m) :adalah jarak anatar profil referensi dengan profil atas. kekasaran perataan (peak to mean line), Rp ( m) :adalah jarak rata-rata antar profil referensi dengan profil terukur. Berdasarkan rumus diatas Rp akan sama dengan jarak antara profil referensi denganprofil tengah. kekasaran rata-rata aritmatik (mean roughness index) Ra ( m): adalah harga ratarata aritmatik bagi harga absolutnya jarak anatar profil terukur dengan profil tengah. kekasaran rata- rata kuadratik (root mean square height) Rg ( m) :adalah akar bagi jarak kuadrat rata-rata anatar profil terukur dengan profil tengah. kekasaran total rata rata Rz ( m m) : merupakan jarak rata-rata alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata-rata profil alas ke profil terukur pada lima lembah terendah. DATA DAN ANALISA DATA Rancangan penelitian digunakan untuk mengetahui pengaruh dari satu atau bebarapa faktor terhadap variable respon yang diukur. Pada penelitian ini, variabel respon yang diukur adalah kekasaran permukaan ( Ra ). Variabel independent yang digunakan adalah kecepatan potong, pemakanan dan kedalaman potong. Level untuk varibel kecepatan potong terdiri dari tiga tingkatan yaitu : 9, 17 dan 23. Level untuk variabel pemakanan terdiri dari tiga tingkatan yaitu : 0.5, 0.7 dan 0.9. Level untukvariabel kedalaman potong terdiri dari tiga tingkatan yaitu : 0.8, 1.2 dan 1.6. A-17-4

Tabel 1. Data Pengukuran Kekasaran Permukaan ( m) Gambar 3. Peralatan dan alat ukur penelitian Tabel 1. Analisa varian untuk model regresi A-17-5

Nilai R square pada tabel 1 diatas adalah 92,5 % menunjukkan bahwa untukvariabel yang digunakan sebagai penelitian yaitu kecepatan potong. Kedalaman potong dan pemakanan mempunyai pengaruh kekasaran permukaan sebesar 92,5 % ( mampu menjelaskan kekasaran sebesar 92,5 % ). Nilai R Square yang tidak sampai 100 % menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat variabel variabel yang lain yang juga mempunyai pengaruh terhadap kekasaran permukaan benda yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Tabel 2. Nilai t ratio Setelah dilakukan beberapa pengujian koefisien dan asumsi, maka model yang diperoleh (berdasarkan tabel 2 ) adalah : Ra = 2.360 v -0.001 f 0.779 a 0.426 Analisa Grafis Pada hasil pengerjaan dengan pemakanan ( f ) sebesar 0,5 mm/put pada kedalaman potong (a) 1.6 mm dengan kecepatan potong ( v ) v1 = 9,60 v2 = 17,27 dan v3 = 23,64. Didapatkan grafik sebagai berikut: Gambar 4. Grafik kekasaran permukaan dengan kecepatan potong Pada gambar 4 dapat diketahui bahwa kekasaran permukaan tertinggi adalah 2,68 μm pada replikasi 2 dengan kecepatan potong ( v ) 9,60 m/menit, kedalaman potong 1.6 mm dan pemakanan 0,5 m/put. Sedangkan kekasaran terendah adalah 1,82 μm pada replikasi 2 dengan kecepatan potong ( v ) 23, 64 m/menit dan pada kedalaman potong dan pemakanan yang sama. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengolahan data statistik, maka didapatkan persamaan yang menyatakan hubungan antara kekasaran permukaan benda kerja ( Ra) dengan kecepatan potong ( v ), feeding ( f ) dan depth of cut (a) adalah : Ra = 2.360 v -0.001 f 0.779 a 0.426 A-17-6

2. Dari persamaan regresi tersebut dapat diterangkan bahwa feeding yang paling berpengaruh terhadap kekasaran permukaan benda kerja, kemudian depth of cut dan yang terakhir kecepatan potong. 3. Dari persamaan dapat diketahui bahwa dengan bertambah besarnya feeding dan depth of cut akan memperbesar kekasaran permukaan benda kerja, namun bila bertambah besar kecepatan potong akan menurunkan kekasaran permukaan benda kerja. 4. Kecepatan potong, feeding dan depht of cut mempunyai pengaruh nyata secara statistik terhadap kekasaran permukaan pada penelitian dengan material benda kerja AISI 1045 dengan nilai kepercayaan sebesar 92.5 %. DAFTAR PUSTAKA Boothroyd, G., Fundamental of Meta machining and Machine Tool, Hemisphere Publishing Co, 1975. Montgomery, D.C., and Peck, E.A., Introduction to Linear Regression Analysis, New York, 1982. Rochim, T. Teori dan Teknologi ProsesPemesinan, Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITB, Bandung, 1993. William, W.H., and Montgomery, D.C., Probabilitas dan Statistik dalam Ilmu Rekayasa dan Manajemen, edisi kedua. Apora Indusma, Katalog Tool, Mitsubishi Carbide Rochim, T., dan Wirjomartono, S.H., Spesifikasi Geometris Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas, Laboratorium Teknik Industri dan Metrologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITB, Bandung, 1985. A-17-7