ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KARBURASI DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP MICRO STRUKTUR BAJA KARBON

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PANAS (TIME HOLDING) PADA PROSES TEMPERING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA KARBON MENENGAH

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

ANALISIS PENGARUH SUHU TERHADAP KONSTANTA PEGAS DENGAN VARIASI JUMLAH LILITAN DAN DIAMETER PEGAS BAJA

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN MINYAK PELUMAS SAE 40 PADA PROSES QUENCHING DAN TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN BAJA KARBON RENDAH

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

PENGARUH TEMPERATUR YANG DITINGGIKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Sifat Sifat Material

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

Transkripsi:

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO PENGARUH SUHU KARBURASI DAN WAKTU TAHAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA KARBON DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN Muhammad Zuchry M. * Abstract Carbon steel is widely used as industrial materials because of its properties which varies the material has the properties of most soft and easy to make until the loudest change the properties of steel can be obtained by heat treatment to provide treatment where a combination of heating and cooling for a certain time thus obtain the desired mechanical properties. For this required hardened on the surface which is one way to obtain the surface (skin) a hard, wear resistant and on the inside (core) are resilient and tough. Carburizing treatment performed on carbon steel with variation of cooling resulted in a change in tensile strength of carbon steel It can be seen by the difference in tensile strength experienced by carbon steel having a different cooling starting from sea water,water,oil,and.air. Key words : Carburizing, cooling media, tensile strength Abstrak Baja karbon banyak digunakan sebagai bahan industri karena sifatnya yang bervariasi, dimana bahan ini memiliki sifat lunak dan mudah untuk ditingkatkan kekerasannya, dan sifat baja ini dapat diperoleh dengan perlakuan panas. Perlakuan panas dengan variasi pendinginan pada waktu tertentu akan diperoleh sifat mekanik yang diinginkan. Untuk memperoleh kekerasan permukaan, tahan aus dan mempunyai inti yang ulet serta tangguh maka, Carburizing adalah salah satu cara perlakuan yang dapat diberikan pada baja karbon untuk meningkatkan kekerasan, dengan memberikan variasi pendinginan akan mengakibatkan perubahan dalam kekuatan tarik baja karbon Hal ini dapat dilihat oleh perbedaan kekuatan tarik yang dialami oleh baja karbon dengan pendingin yang berbeda mulai dari air laut, air, minyak, dan udara. Kata Kunci : Karburasi, media pendingin, kekuatan tarik 1. Pendahuluan Baja karbon banyak dipakai sebagai bahan industri karena sifatsifatnya yang bervariasi yaitu bahan tersebut mempunyai sifat dari paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling keras, olehnya itu mengapa baja disebut bahan yang kaya dengan sifatsifat banyak digunakan sebagai peralatan dapur, jembatan, dan konstruksi. Perubahan sifat-sifat dari baja dapat diperoleh dengan memberikan perlakuan heat treatment dimana kombinasi dari pemanasan dan pendinginan untuk waktu tertentu sehingga mendapatkan sifat mekanik yang diinginkan.. Dalam banyak hal seringkali keuletan atau ketangguhan ini juga diperlukan, disamping sifat tahan ausnya. Untuk hal tersebut diperlukan pengerasan pada permukaan yang merupakan salah satu cara untuk memperoleh bagian permukaan (kulit) yang keras, tahan aus dan pada bagian dalam (inti) yang ulet dan tangguh. Pada pengerasaan permukaan (surface hardening) juga akan menyebabkan lapisan permukaan * Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Pengaruh Suhu Karburasi dan Waktu Tahan terhadap Kekuatan Tarik Baja Dengan Variasi Media Pendingin (Muhammah Zuchry M.) menjadi kuat dan pada lapisan permukaan terjadi tegangan sisa. Hal ini menjadikan benda kerja menjadi tahan terhadap kelelahan dan batas kelelahan naik (Wachid Sucherman 1987). Bahan uji dipakai baja karbon rendah (St 37 yang ditemui dipasar bebas, baja ini adalah baja karbon rendah dengan kadar karbon+ 0,16 % sehingga tidak bisa dikeraskan secara langsung kecuali dengan penambahan karbon Salah satu cara untuk mendapatkan permukaan yang keras adalah dengan cara carburasi yaitu benda kerja dimasukkan kedalam kotak baja yang berisi bahan karburasi dengan menyisakan ruang + 50 mm. Setelah ditutup, dipanaskan perlahanlahan hingga mencapai suhu carburizing ( 850 1000 o C) dan ditahan pada suhu tersebut selama beberapa jam. Penelitian ini membahas tentang pengaruh bahan pendingin air, air laut, oli dan udara) pada proses laku panas baja karbon St 37 terhadap sifat kekuatan baja yang telah mengalami proses karburasi.. Penggunaan media pendingin yang berbeda-beda berguna dalam penentuan sifat dari material yang diinginkan, dimana semakin besar massa jenis dari media pendingin, maka laju pendinginannya akan semakin besar demikian.sebaliknya. 2. Studi Pustaka Proses karburasi dikenal dengan proses pengerasan permukaan ( surface hardening). Proses ini digunkan pada elemen mesin yang diinginkan permukaannya yang keras tetapi bagiann inti tetap liat, misalnya pada roda gigi, poros yang berputar sehingga keausan elemen tersebut dapat dikurngi. Proses karburasi dilakukan dengan memenaskan baja disekitar temperatur transformasi austenit antara 816 983 o C tergantung kadar karbon (C) material, dapat dilihat pada diagram fasa baja karbon didalam lingkungan yang kaya akan kadar karbon. Bahan sebagai sumber karbon diantaranya arang, cocas (briket batubara), cyanide, sodium carbonate, atau barium karbonate, hydrocarbon methane dan propane. Jika besi dipanaskan dalam lingkungan yang kaya akan karbon, maka pada permukaan material terbentuk lapisan yang kaya akan karbon. Setelah temperatur pemanasan tercapai dan ditahan pada temperatur tersebut dengan selang waktu tertentu, maka karbon akan berdifusi sampai kedalaman tetentu. Suatu bahan dapat berubah dengan adanya gaya yang bekerja padanya dan akan mendapat perlawanan gaya dalam bahan yang cenderung untuk melawan gaya luar. Hasil interaksi kedua gaya tersebut adalah kecenderungan dari bahan untuk kembali kebentuk semula apabila gaya-gaya luar ditiadakan yang disebut kelenturan (elastisitas) bahan. Deformasi elastis terjadi bila sepotong logam dibebani gaya dan bila berupa gaya tarik benda akan bertambah panjang, sebaliknya bila beban berupa gaya tekan mengakibatkan benda menjadi pendek. Regangan elastik adalah hasil dari perpanjangan sel satuan dalam arah tegangan tarik atau dalam arah tekanan. Bila hanya ada deformasi elastik, regangan akan sebanding dengan tegangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan disebut modulus elastisitas. Makin besar gaya tarik-menarik antar atom logam, makin tinggi pula modulus elastisitasnya. Pada saat batang uji menerima gaya tarik sebesar F, dengan luas penampang mula - mula Ao, maka panjang batang 123

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 122-127 akan bertambah sebesar ΔL, sehingga timbul tegangan yang besarnya: σ = F A o. (1) Dengan: σ = Tegangan (N/m 2 ) F = Beban (N) A0 = Luas penampang mula - mula (m 2 ) Perbandingan antara pertambahan panjang (Δ l = l1 - l0 ) dengan panjang mula-mula (l0) disebut regangan: L Lo ε = 1. (2) Lo dengan: ε = Regangan L1 = Panjang setelah diberi beban (m) L0 = Panjang mula-mula (m) Perbandingan antara tegangan dan regangan elastis disebut Modulus elastisitas (Modulus Young), yang perumusannya seperti berikut ini: σ E = ε. (3) dengan: E = Modulus Young (N/m 2 ) σ = Tegangan (N/m 2 ) ε = Regangan Pada pengujian tarik benda kerja dibebani secara bertahap, yang bertambah besar sedikit demi sedikit. Akibat pembebanan ini, maka terjadi perubahan panjang terhadap besarnya beban oleh mesin tarik sehingga terjadi hubungan diagram (σ -ε) sebagaimana pada gambar 1. σ (kn/mm 2 ) σu U σb σy σ E σp y E P B 0 (%) ε Gambar 1. Hubungan Tegangan - Regangan 124

Pengaruh Suhu Karburasi dan Waktu Tahan terhadap Kekuatan Tarik Baja Dengan Variasi Media Pendingin (Muhammah Zuchry M.) 3. Metode Penelitian 3.1 Tahapan penelitian Kegiatan penelitian ini dibagi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengerjaan, tahap pengujian dan tahap analisa. Pada tahap pengerjaan benda kerja, dilakukan proses karburasi dengan media cocas (briket batubara) pada temperatur 900 o C dan 950 o C dengan waktu tahan selama 3, 6 dan 9 jam dalam tungku kemudian didinginkan dengan air, oli udara dan air laut.. Langkah selanjutnya ialah proses uji mekanis yaitu uji tarik, Datadata yang diperoleh dari uji mekanis tersebut dianalisa dengan Perhitungan tegangan dan regangan utama yaitu tegangan,regangan, dan reduksi penampang pada daerah daerah proporsional, yielding, ultimate, break, dan modulus elastic. 3.2 Pengujian Tarik Untuk pengujian digunakan Mesin uji Tarik (Tensile Machine), Tipe Universal PM10, mesin uji tarik yang digunakan seperti yang diperlihatkan pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Mesin uji Tarik Type Universal Lc L0 A0 L0 Gambar 3. Model spesimen Pengujian Keterangan : A0 = Luas penampang (mm 2 ) ; L0 = Panjang Ukur = 50 (mm) Tebal specimen (To) = 4 mm; Lebar specimen (Bo) = 20 mm 125

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 122-127 Data yang dihasilkan pada pengujian ini yaitu beban tarik proportional, mulur, maksimum, patah dan pertambahan panjang, selanjutnya data tersebut diolah. 4. Hasil dan Diskusi Dari hasil Pengujian mekanis yaitu uji tarik, masi ng-masing specimen yang dikarburasi pada suhu 900oC dan 950oC dengan pendinginan air, oli, udara dan air laut hasil pengujian yang didapatkan diperlihatkan pada gambar 4 dan gambar 5. Dari grafik gambar 4 dan gambar 5 terlihat bahwa tejadi peningkatan tegangan tarik baik pada suhu 900 o C maupun suhu 950 o C. Pada bahan baja yang dicarburizing dengan suhu 900 o C tegangan tarik terbesar terjadi pada waktu penahanan 9 jam dengan menggunakan media pendingin air laut=1,0559 KN/mm 2,kemudian air = 0,9971 KN/mm 2, oli = 0,75907 KN/mm 2 dan udara = 0,47743 KN/mm 2. Tegangan vs waktu (900oC) Tegangan (KN/mm2) 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 2 4 6 8 10 waktu (jam) air laut udara oli air Gambar 4 Grafik hub antara Tegangan vs Waktu (900) Tegangan vswaktu (950oC) Tegangan (KN/mm2) 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0 2 4 6 8 10 Waktu (jam) air laut udara oli air Gambar 5 Grafik hub Tegangan vs Waktu (950) 126

Pengaruh Suhu Karburasi dan Waktu Tahan terhadap Kekuatan Tarik Baja Dengan Variasi Media Pendingin (Muhammah Zuchry M.) Untuk bahan baja yang dicarburizing dengan suhu 950 o C tegangan tarik terbesar terjadi pada waktu penahanan 9 jam dengan menggunakan air laut = 0,9352 KN/mm 2, kemudian air = 0,7543 KN/mm 2, oli = 0,7511 KN/mm 2, dan udara = 0,4718 KN/mm 2. Ini terjadi dikarenakan oleh jenis media pendingin dan kekentalan media pendingin dimana air laut mempunyai sifat mendinginkan paling cepat, kemudian air, oli dan udara mendinginkan paling lambat, selain itu juga berhubungan dengan waktu penahanan dimana semakin lama waktu penahanan (holding time), maka kekuatan tarik specimen akan semakin tinggi demikian pula sebaliknya. Hal ini juga berlaku pada suhu karburasi dimana kekuatan tarik specimen suhu 950oC lebih rendah dibandingkan dengan suhu 900 o C. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Proses carburizing mempengaruhi kekuatan tarik specimen,dimana semakin tinggi suhu karburizing yang diberikan akan menurunkan kekuatan tarik specimen tersebut. Hal ini dapat terlihat dari hasil yang diperoleh bahwa kekuatan tarik specimen karburizing pada suhu 900oC lebih tinggi = 1,0599 KN/mm2 dibandingkan pada suhu 950oC =0,9352 KN/mm2, kemungkinan ini terjadi karena proses pengarbonan pada suhu yang lebih tinggi menjadikan specimen tersebut menjadi getas. Untuk media pendingin, kekuatan tarik dipengaruhi oleh waktu pendinginan dimana semakin lambat waktu pendinginan terjadi maka kekuatan tarik akan semakin besar demikian pula sebaliknya,. Ini terlihat dari hasil yang diperoleh bahwa dilihat dari kecepatan pendinginan maka urutan besarnya kekuaan tarik dimulai dari air,air laut, oli dan udara. 5.2 Saran a. Sebagai bahan pembanding sebaiknya dilakukan pengujian menggunakan variasi media carburasi b. Pengujian dapat menggunakan ketebalan spesimen yang bevariasi dan waktu penahanan yang lebih variatif. 6. Daftar Pustaka Anwar Alamsyah, 1993, Pengembangan Teknik Perlakuan Panas pada Baja yang berwawasan Lingkungan, PT. Tira Austenit Graha Bakti Praja Dieter,George E, 1986, Mechanical Metallurgy, Mc Graw Hill Book Company Printers Ltd. George Krauss, 1990, Steel Heat Treatment and Processing Principles, ABM International Lawrence H. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta Politeknik Manufaktur Bandung, Pengetahuan Bahan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bandung Suhartono, H. Agus, 1994, Pengaruh Karburasi Terhadap Ketahanan Lelah Baja Karbon Medium dengan Takik V, majallah BPPT, No LIX, Jakarta Tata Sudria, MS, Prof, 1988, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradya Paramita, Jakarta 127