BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

PERBEDAAN PERILAKU ANTARA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW (PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA) UNIT BUDI LUHUR, KASONGAN, BANTUL YOGYAKARTA

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia 237.5 juta jiwa. Komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 19,591,740 jiwa, sedangkan jumlah lansia usia 59- diatas 75 tahun sebanyak 23.190.345 jiwa. Provinsi DI Yogyakarta sendiri memiliki jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 212.334 jiwa dan jumlah lansia usia 59- diatas 75 tahun sebanyak 560. 979 jiwa. Data tentang komposisi penduduk telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Saat terjadi pergeseran yaitu terjadi peningkatan penduduk lanjut usia (lansia). Hail ini dipengaruhi oleh keberhasilan program KB dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Proses menua merupakan proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan terlihat adanya penurunan fungsi organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan kemunduran koqnitif seperti suka lupa, dan hal-hal yang mendukung lainnya seperti kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun, insomnia, juga kondisi biologis yang semuanya saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Kadir, 2007). 1

2 Peningkatan usia seseorang akan disertai dengan berbagai kemunduran baik fisik, psikis dan sosial. Kemunduran secara fisik antara lain ditandai dengan penurunan fungsi panca indera, kulit keriput dan menurunnya imunitas sehingga memunculkan berbagai penyakit. Sedangkan kemunduran sosial diantaranya adalah ketiadaan sanak saudara yang dapat memberikan bantuan, kurang mampu dalam hal ekonomi, tidak produktif dan tidak mampu lagi berperan di masyarakat (Winarni & Kusworo, 1998). Kemunduran psikologis yang sering dijumpai pada lansia antara lain perasaan tidak berguna, mudah sedih, insomnia, stres, depresi, anxietas, dimensia, dan delirium (Wayan, 2006). Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang lansia megalami gangguan mental seperti depresi (Syamsuddin, 2006) Depresi terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius meskipun pemahaman kita tentang penyebab dan perkembangan pengobatan farmakologi dan psikoterapeutik sudah demikian maju. Studi epidemologis tentang depresi di antara lansia yang ada di komunitas melaporkan tingkat yang sangat berfareasi, dari 2 sampai 44% tergantung pada kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan depresi dan metode yang digunakan untuk mengevaluasi hal tersebut. Studi yang paling tepat menyatakan bahwa gejala-gejala penting dari depresi menyerang kira-kira 10 sampai 15% dari semua orang berusia lebih dari 65 tahun yang tidak diinstitusionalisasi. Gejala-gejala depresi ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terlambat terhadap kehilangan dalam hidup dan stressor-

3 stressor, misal pensiun yang terpaksa, kematian pasangan dan penyakitpenyakit fisik (Stanley & Beare, 2007). Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8 sampai 15%. Hasil survey dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata- rata depresi pada lansia adalah 13,5 % dengan perbandingan pria dan wanita 14.1 : 8.5. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang mengalami perawatan di RS dan Panti Perawatan sebesar 30 45 %. Karenanya pengenalan masalah mental sejak dini merupakan hal yang penting, sehingga beberapa gangguan masalah mental pada lansia dapat dicegah, dihilangkan atau dipulihkan (Evy, 2008). Ada beberapa pengobatan yang mampu mengurangi depresi. Meskipun obat-obatan tersebut dapat mengendalikan gejala atau tanda-tanda yang muncul, obat-obat itu tidak bisa menyembuhkan penyakitnya. alat penyembuh yang bermanfaat serta mudah ditemukan biasanya terlupakan adalah kekuatan musik. Lanjut usia yang kadang-kadang mengalami rasa sedih, ataupun selalu tenggelam dalam depresi, mendengarkan musik mampu memberikan bantuan yang luar biasa bagi kesehatan mental anda. Gabungkan antara jenis musik yang tepat dan imajinasi yang terarahadan/atau meditasi, pengaruhnya terhadap penderita depresi sangat menakjubkan (Mucci, 2002 ) Musik dapat menghubungkan antara pikiran dan hati para penderita depresi sehingga mereka dapat membuka diri. Menurut Plato dalam (Merit, 2003), musik adalah suatu hukum moral yang memberi jiwa dan sayap

4 kepada pikiran dan imajinasi serta memberi keceriaan, kegembiraan dan kehidupan kepada segala hal. Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Unit Budi Luhur merupakan Panti Sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat baik yang berada di dalam panti maupun yang berada di luar panti. PSTW sebagai lembaga pelayanan sosial lanjut usia berbasis Panti yang dimiliki pemerintah dan memiliki berbagai sumberdaya perlu mengembangkan diri menjadi Institusi yang progresif dan terbuka untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan lanjut usia yang terus meningkat Saat survey pendahuluan, peneliti memperoleh data bahwa PSTW Unit Budi Luhur menampung 75 lansia dengan jumlah lansia laki-laki 34 lansia dan lansia perempuan berjumlah 41 lansia. Dengan terpisahnya lansia dari keluarga memungkinkan para lansia mengalami depresi yang mengakibatkan mereka tidak senang tinggal di dalam panti. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 6 lansia lokasi penelitian memberikan gambaran bahwa 3 orang menyatakan mengalami susah tidur dimalam hari, terkadang menangis serta merasa sering menyalahkan diri sendiri dan kadang merasa takut bila ada gempa. Dua orang lansia menyatakan bahwa lebih suka menyendiri dari pada berkumpul dengan para lansia lain, dan 1 orang lansia menyatakan hampir tiap hari tidak nafsu makan. Gambaran dari 6 responden tersebut apabila dikaitkan dengan gejala depresi dari Beck dalam Masbow (2008) menunjukkan para lansia terkena depresi.

5 Depresi pada lasia di PSTW Unit Budi Luhur oleh pihak pengasuh diberikan berupa beberapa macam pengobatan. Pengobatan yang ada pada PSTW Unit Budi Luhur seperti farmakologi dan beberapa terapi, seperti psikoreligius, terapi musik, adanya bimbingan konsultasi psikologis. Berbagai macam terapi tersebut bertujuan agar para penghuni PSTW Unit Budi Luhur tidak mengalami depresi. Terapi berupa pemberian musik seperti musik dilakukan pada hari Senin, bimbingan dalam hal keterampilan seperti membuat sulak, dilakukan pada hari Rabu, terapi psikoreligius dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari Kamis, bimbingan kesenian karawitan dilakukan pada hari Jum at. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas dan melihat begitu pentingnya kesehatan pada lanjut usia maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada lansia di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi lansia di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul Yogyakarta.

6 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul Yogyakarta. b. Untuk mengetahui pengaruh terapi musik dalam menurunkan tingkat depresi di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian sebagai berikut : Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dan teoritis 1. Manfaat Teoritis a. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat memberikan pelayanan dan perawatan kepada lansia b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi petugas di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul Yogyakarta, dapat memberikan informasi dan masukan dalam memberikan perawatan pada lansia terutama yang mengalami depresi dilihat dari fungsi intelektual dan kemampuan aktifitas dasar seharihari.

7 b. Bagi lansia khususnya yang tinggal di Panti Werdha, agar dapat menerima keberadaannya dan tidak depresi pada kehidupan di masa tua. c. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dalam memahami dan merawat lansia. E. Keaslian Penelitian 1. Yuniati, (2010). Pengaruh Terapi Audio Musik (Keroncong Pop) Terhadap Penurunan Itensitas Nyeri Rematik (Osteoarthritis) Pada Lansia Di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 36 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik Pra Ekperimental. Analisa data menggunakan uji statistik pired T test. Hasil analisa data dengan ada pengaruhnya antara pemberian terapi audio musik (keroncong pop) dengan penurunan intensitas nyeri rematik (osreoasthritis) pada lansia dengan signifikansi sebesar 0,00 ( 0,05). persamaan dengan penelitian ini adalah sampel penelitian adalah lansia, metode terapi menggunakan musik keroncong dan alat analisis menggunakan uji t test. Perbedaan terletak pada tempat, waktu penelitian, variabel terikat adalah depresi lansia. 2. Nur, (2007) Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan klien di ruang ICU ICCU Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan metode one group pre test and post test design tanpa group kontrol. Jumlah

8 responden penelitian sebanyak 20 orang. Hasil penelitian 90% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah sistol, 95% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah diastole, 60% responden mengalami perubahan penurunan respirasi, 100 % responden mengalami perubahan penurunan nadi. Dari nilai signifikansi hasil uji Paired Sample t-test yaitu 0,000 0,002 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05. Persaman dalam penelitian ini adalah menggunakan alat terapi musik, dan alat analisis menggunakan uji t test. Perbedaan penelitian, adalah jenis musik, variabel penelitian yaitu pasien yang cemas di ruang ICU ICCU, sementara pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami depresi, tempat penelitian dan waktu penelitian. 3. Wahyuni (2010) Pengaruh Mendengarkan Al-Quran Terhadap Skor Depresi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian adalah penelitian Quasy Eksperimental dengan rancangan Pre-post test With Control Group. Subjek penelitiannya adalah lansia yang tinggal di wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah consecutivesampling dan didapat 36 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Uji hipotesa penelitian menggunakan uji paired t-test. Hasil uji tersebut signifikan yaitu p= 0,03 atau p< 0,05 pada kelompok eksperimen. Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh mendengarkan Al-Quran terhadap skor depresi pada lansia di wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Persamaan penelitian ini adalah subyek penelitian

9 adalah para lansia, dan alat analisis data menggunakan uji Pre test -post test. Namun penelitian ini tidak menggunakan kelompok control. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat penelitian, jumlah responden, penggunaan terapi dimana penelitianm wahyuni menggunakan metode mendengarkan AL Qur an sedangkan penelitian ini menggunakan musik keroncong. 4. Hendro (2011) Gambaran Depresi Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 84 lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Analisis data menggunakan analisis univariat yang menghitung deskriptif proporsi responden. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) sebagian besar lansia mengalami depresi sedang (48%), (2) lansia perempuan memiliki tingkat depresi lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki, (3) semakin tua lansia maka tingkat depresi lansia cenderung meningkat, dan (4) tidak terdapat kecenderungan tingkat depresi tertentu pada lansia ditinjau dari persepsktif pekerjaan masa lalu lansia, yaitu mereka memiliki depresi sedang. Persamaan penelitian adalah responden lansia. Perbedaan penelitian ini tempat penelitian, waktu penelitian, jumlah responden dan alat analisi data. Penelitian Hendro menggunakan gambaran responden, sedangkan penelitian ini menggunakan uji analisis data statistic yaitu Pre test -post test

10 5. Srihastuti (2010) Pengaruh Soft Musik Terhadap Depresi Lansia Di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Rancangan penelitian, adalah penelitian eksperimen, dengan menggunakan desain penelitian randomized matched two-group design. Subyek penelitian sebanyak 12 orang wanita lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri dengan tingkat depresi sedang dan ringan. Perlakuan diberikan secara bersama-sama dalam sebuah ruangan selama tiga jam tiga puluh menit seminggu, tujuh kali diputar pada hari yang berbeda dan diputar dua kali dalam sehari dengan durasi 15 menit. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode statistik non parametrik, Wilcoxon Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan nilai Zhitung = -2,003 (nilai mutlak); p = 0,045 (p) kesimpulan nya adalah ada pengaruh soft musik terhadap depresi lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Persamaan penelitian adalah subyek penelitian adalah lansia, sementara perbedaan terletak pada lokasi, waktu penelitian, jumlah responden penelitian dan disain penelitian yang menggunakan kelompok control dan kelompok perlakuan. Alat terapi menggunakan sofmusik, sedangkan penelitan ini menggunakan musik keroncong.