BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah yang berjalan secara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 adalah segala

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyempurnaan piranti lembaga keuangan syariah dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti dengan permintaan pasar dan pelayanan nasabah di mana model transaksinya semakin komplek. Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan nasabah di lembaga keuangan syariah, tidak hanya pelayanan yang cepat dan akurat atau service exelent akan tetapi lebih dari itu karena brancmark lembaga keuangan syariah adalah jasa pelayanan keuangan yang memberikan dan menawarkan produk-produk lembaga keuangan yang sesuai dengan syariah islam dan terhindar dari riba 1, gharar 2, dan maisyir 3. Hal ini dikarenakan dalam produk jasa lembaga keuangan sangat rentan dengan ketiga hal tersebut, di mana ketiga hal tersebut dilarang dalam syariah islam. Prinsip umum yang harus dipahami adalah bahwa produk yang dikeluarkan harus halalan toyyiba. Prinsip ini tidak hanya meliputi halal dari dzadnya (lidzatihi) akan tetapi juga halal cara transaksinya. Dalam kaidah ilmu Fikih, aplikasi lembaga keuangan masuk dalam bidang muamalah yang hukum awalnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarang. Dalam aplikasi di lembaga keuangan syariah atau konvensional disebutkan bahwa apapun model transaksi dalam ekonomi konvensional selama 1 Riba adalah kelebihan atas suatu hak, yang dihukumi haram oleh syariat Islam 2 Gharar adalah transaksi yang tidak jelas (manipulasi) 3 Maisyir adalah transaksi yang mengandung unsur judi 1

tidak melanggar dalil al Quran dan as Sunnah serta ijma dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut halal, dalam artian sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip ini perlu dipahami karena hal ini terkait dengan perkembangan dan percepatan akselerasi ssstem lembaga keuangan global yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan piranti. Perkembanan piranti tersebut juga harus direspon oleh lembaga keuangan syariah dengan tetap memegang prinsip dasar dalam transaksi. Berkembangnya lembaga keuangan syariah saat ini merupakan suatu bukti bahwa lembaga keuangan syariah sangat diminati oleh investor dan secara bisnis memiliki peluang yang sangat besar, khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan potensi jumlah penduduk muslim terbesar di dunia adalah Indonesia. Dari data yang ada menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang beragama Islam lebih dari 80%, akan tetapi sampai saat ini proporsi asset di perbankan syariah baru mencapai 1.86% jika di banding dengan bank konvensional. Meskipun kalau dilihat dari pertumbuhan asetnya masih di atas 30% per tahun. (Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008) Sesuai dengan penelitian Hibah Bersaing pada tahap pertama, di mana perlu adanya diversifikasi produk lembaga keuangan syariah yang ideal sesuai dengan syariah. Artinya bahwa produk lembaga keuangan syariah tersebut dapat diterima oleh umat islam kaum santri yang selama ini masih belum bisa menerima produk lembaga keuangan syariah yang sudah ada. Salah satu diversifikasi produk itu adalah menciptakan sebuah model pembiayaan di lembaga keuangan syariah dengan berbasis emas. Secara singkat model ini menjelaskan transaksi pinjam meminjam dengan berbasis emas, yaitu nasabah meminjam emas 2

dan mengembalikan pinjamannya dengan emas. Salah satu ide pembuatan model ini adalah untuk ikut mendongkrak target kinerja perbankan syariah yang telah ditargetkan dalam blue print Bank Indonesia pada tahun 2011, yaitu aset perbankan syariah mencapai 11%. Apabila dilihat dari data stastistik Bank Indonesia, kinerja perbankan syariah pada tahun 2008 menunjukan peningkatan dari tahun 2007. Hal ini terlihat dari total aset yang meningkat dari 31,80 miliar menjadi 43,43 miliar pada Juni 2008. Dana Pihak Ketiga yang berupa giro meningkat dari 3,75 miliar menjadi 4,56 miliar, tabungan meningkat dari 9,45 miliar menjadi 11,07 miliar dan deposito meningkat dari 14,81 miliar menjadi 17,26 miliar. Secara keseluruhan DPK meningkat dari 28,01 miliar menjadi 32,90 miliar. (Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008) Pertumbuhan perbankan syariah dari tahun 2006 sampai Juni 2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Bank Syariah Tahun 2006-2008 2006 I 2006 II 2007 I 2007 II 2008 I DPK 214,417 277,714 367,848 28,011,670 33,048,523 Pembiayaan berdasarkan penggunaannya 261,206 307,235 465,297 27,950,000 34,100,000 Pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi 261,206 307,235 456,297 23,944,311 28,945,312 ASSET 22,700,820 26,722,030 29,208,812 36,537,637 43,478,881 NPL 4,23% 4,75% 6,20% 4,05% 4,17% FDR 110,52% 97,19% 101,96% 103,6% 103,8% Jumlah Kantor Bank 576 663 680 711 761 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa aset perbankan syariah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, mulai dari tahun 2006 hingga semester I tahun 2008. Aset yang semula 22,70 miliar pada semester I 2006 menjadi 43,20 3

miliar pada semester I 2008. Hal ini berarti aset perbankan syariah mengalami kenaikan 92% atau hampir dua kali lipat dari aset semula. Pembiayaan non lancar dari kurang lancar sampai macet atau NPL (Non Performing Loan) yang semula 4,23% pada semester I 2006 menjadi 4,17% pada semester I 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah baik. Dana yang dikucurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau FDR (Financing to Deposit Ratio) pada semester I 2006 mencapai 110,52% dan pada semester I 2008 mencapai 103,8%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perbankan syariah baik. Di samping itu, jumlah kantor bank dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Pada semester I 2006 jumlah kantor bank mencapai 576 unit dan meningkat menjadi 680 unit pada semester I 2007, dan kembali meningkat pada semester I 2008 menjadi 761 unit. (Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008) Pertumbuhan perbankan syariah ini tidak hanya terjadi di Bank Umum Syariah/ Unit usaha Syariah akan tetapi juga dari BPR Syariah yang meningkat secara tajam dari tahun 2007 sampai dengan bulan Juni 2008. Pada tahun 2007 asset BPRS sebesar 1,20 miliar meningkat menjadi 1,50 miliar pada Juni 2008. (Statistika Perbankan Syaiah, Bank Indonesia, Juni 2008) Dalam rangka mendukung pengembangan dan percepatan bisnis keuangan syariah ini diperlukan beberapa piranti dan langkah inovasi produk lembaga keuangan syariah. Sistem yang selama ini dibangun dalam lembaga keuangan syariah adalah mekanisme transaksi riil yang sesuai dengan akadnya. Oleh karena itu, pada tahap pertama pembuatan model transaksi dibuat dengan metode kritis 4

analitis dengan beberapa simulasi transaksi yang mungkin muncul serta membandingkan model transaksi dengan angsuran emas dan model transaksi dengan rupiah. Perlu ditegaskan bahwa pembuatan model yang berbasis emas ini harus tetap memegang prinsip-prinsip syariah dalam setiap transaksi serta tetap menjaga prinsip marketable (dapat diterima pasar) dalam aplikasinya. Hal ini berarti bahwa model ini tidak hanya menguntungkan bagi pihak investor (yang dalam hal ini adalah lembaga keuangan syariah) akan tetapi juga memudahkan dan menguntungkan bagi pihak konsumen (yang dalam hal ini adalah pihak nasabah peminjam). Hal ini dikarenakan nilai emas selalu stabil. Adapun perubahan harga emas dari tahun 2005 sampai pada Juni 2007 tergambar sebagai berikut; Tabel 1.2 Harga Emas dan Kondisi Makro Indonesia Tahun 2005 2008 Tingkat Bulan Tahun Inflasi BI Rate Kurs* Harga Emas** September 2008 12.14 % 9.25% 8286.73 905.00 Juni 2008 11.03 % 8.50% 7790.75 888.25 Maret 2008 8.17 % 8.00% 7616.11 988.5 Desember 2007 6.59 % 8.00% 7469.96 639.75 September 2007 6.95 % 8.25% 6958.17 670.4 Juni 2007 5.77 % 8.50% 6609.18 666.5 Maret 2007 6.52 % 9.00% 6609.18 654.75 Desember 2006 6.60 % 9.75% 6552.56 648.75 September 2006 14.55 % 11.25% 6443.54 625 Juni 2006 15.53 % 12.50% 6837.96 621.05 Maret 2006 15.74 % 12.75% 6703.06 564.25 Desember 2005 17.11 % 12.75% 7426.4 499.75 September 2005 9.06 % 10.00% 7475.04 439.6 Juni 2005 7.42 % 8.75% 7502.00 433.45 Maret 2005 8.81 % 8.50% 7509.84 415.35 sumber: www.usagold.co, Statistik Bank Indonesia, 2008 * kurs jual ** dalam US Dollar 5

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa harga emas selalu mengalami kenaikan, akan tetapi harga emas selalu stabil. Harga emas pada bulan Maret 2005 adalah $415.35 dan selalu mengalami kenaikan hingga mencapai $ 905.00 pada bulan September 2008. Selama kurang lebih 3,5 tahun harga emas mengalami kenaikan hingga mencapai lebih dari dua kali lipatnya (www.usagold.com). Kenaikan harga emas juga diikuti dengan kenaikan BI Rate sebagai tolak ukur money demand. BI rate pada bulan Maret 2005 mencapai 8,50%, dan selalu naik turun. Puncak tertinggi BI rate antara tahun 2005 sampai September 2008 adalah pada bulan Desember 2005 hingga bulan Maret 2008 yang mencapai 12,75%. Inflasi tertinggi juga terjadi pada kurun waktu tersebut, yaitu pada titik 17,11% yang terjadi pada triwulan keempat tahun 2005. (Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008) Prinsip profitable yang seimbang ini harus tetap ada dalam setiap produk lembaga keuangan syariah. Hal ini dikarenakan sebuah lembaga keuangan syariah juga merupakan sebuah lembaga bisnis yang dalam setiap aktivitasnya juga melibatkan debitur (nasabah penyimpan) yang mengharapkan bagi hasil dari sejumlah dana yang di investasikan/ ditabung/ didepositokan dilembaga keuangan dengan profit yang kompetitif dengan lembaga keuangan yang ada. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dan pengkajian penerapan suatu produk free interest banking pada Baitul Tamwil Emas. 6

B. Hasil yang Diharapkan Penyempurnaan dan melakukan inovasi dalam membuat sebuah model piranti/produk lembaga keuangan dunia dalam perjalanannya selalu mengalami perubahan dan perkembangan Hal ini seiring dengan perkembangan sistem keuangan dunia dan juga diiringi dengan semakin kompleknya permasalahan keuangan, dari awalnya sistem keuangan dengan barter sampai dengan sistem maya yang diberlakukan saat ini dimana orang sudah bisa bertransaksi diseluruh dunia hanya pada satu tempat. Dalam konsep lembaga keuangan syariah tidak hanya inovasi dari sisi transaksi atau model yang menawarkan servis yang lebih baik dan keuantungan, akan tetapi transaksi atau model tersebut juga harus tetap disesuaikan dengan prinsip dasar lembaga keuangan islam seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu terbebas dari tiga hal pokok riba, gharar, dan maysir. a. Dalam penelitian tahap pertama telah diperkenalkan sistem/piranti lembaga keuangan dengan menggunakan model free interest banking secara murni dengan standar emas sebagai instrumennya yang selanjutnya model ini disebut baitul tamwil emas. Hal ini merupakan salah satu Ijtihad dalam bermuamalah/transaksi di lembaga keuangan, karena sampai saat ini masih ada beberapa kelompok kalangan muslim yang ragu dengan produkproduk pembiayaan lembaga keuangan syariah. Sehingga dengan menciptakan atau membuat suatu model format lembaga keuangan/perbankan dengan model Baitul Tamwil Emas ini dapat diterima oleh kelompok santri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, 7

yaitu sistem lembaga keuangan/perbankan dengan free interest. Model yang akan dibuat ini harus tetap memperhatikan dan memperhitungkan keuntungan agar investor tetap tertarik untuk menjalankan model free interest banking ini dengan mendesign dan menaksir keuntungan yang diperoleh. Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan pergerakan harga emas dunia maupun nasional selama tiga tahun terakhir dan menaksir fluktuasi harga emas, serta membuat simulasi kemungkinan keuntungan atau kerugian investor baitul tamwil emas. Sedangkan dalam penelitian kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana menciptakan model layanan jasa lembaga keuangan/perbankan dengan suku bunga nol (free interest) dengan tetap memberikan keuntungan bagi investor untuk memasukinya. 2. Bagaimana menganalisis potensi dan preferensi masyarakat tentang model free interest baning BMT Emas. 3. Bagaimana memperluas jaringan pemasaran produk atau market share operasional bank syariah. 4. Bagaimana meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam aktivitas bisnis perbankan. 5. Bagaimana menggerakkan sektor riil khususnya sektor perdagangan dengan menabung dan meminjam dana di baitul tamwil emas. 8

Hasil yang diharapkan dari analisis penerapan model Baitul Tamwil Emas dengan sistem Free Interest Banking adalah masyarakat mengetahui dan memahami model adanya alternatif model layanan jasa keuangan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan zero interest banking dengan tetap memberikan keuntungan bagi Investor. Di samping itu sebagai sebuah lembaga keuangan dapat berfungsi sebagai lembaga intermediery sehingga Baitul Tamwil Emas ini dapat memerankan fungsinya dalam menggerakkan kegiatan ekonomi khususnya sektor riil. 9