PREVALENSI KOMPLIKASI KARDIOVASKULER PADA PASIEN DIABETES MILITUS DI DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan kelemahan fungsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KENDALI GLIKEMIK DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I PADA SEPTEMBER-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. dunia sebanyak 7,4 juta dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2012). Hingga

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

Transkripsi:

PREVALENSI KOMPLIKASI KARDIOVASKULER PADA PASIEN DIABETES MILITUS DI DENPASAR Robby Paguh Tarigan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Perubahan pola kehidupan yang semakin modern mulai mempengaruhi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain membawa dampak positif, pola kehidupan ini pun membawa dampak negative, salah satunya yaitu meningkatnya angka penyakit degenerative, termasuk angka kasus diabetes miitus (DM). Salah satu komplikasi yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang ditakutkan dari pasien DM itu sendiri yaitu komplikasi kardiovaskuler. Penelitian ini akan melihat prevalensi kejadian komplikasi kardiovaskuler pada sampel pasien DM dan pengaruh kontrol glikemik serta faktor risiko dalam menginduksi terjadinya komplikasi. Sampel didapatkan dari pasienpasien DM yang mengikuti acara perayaan hari diabetes sedunia pada tanggal 24 november 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Didapatkan 41 sampel, diantaranya 23 laki-laki dan 18 perempuan. Usia rata-rata sampel yaitu 60,78 tahun. Data dikumpulkan berdasarkan pengukuran BMI, gula darah sewaktu dan kuisoner. Dari hasil, ditemukan bahwa 20 sampel (48,78%) mengalami kelainan kardiovaskuler. Ketika dikelompokkan, ditemukan 3 kasus didapat sebelum terkena DM, 17 kasus diapat setelah DM. Dari 17 kasus ini ditemukan 14 kasus penyakit jantung & hipertensi dan 13 kasus keluhan nyeri angina. Kata Kunci : Diabetes Militus, Prevalensi Komplikasi kardivaskuler, Pengaruh kontrol glikemik dan faktor risiko. PREVALENCE OF CARDIOVASCULAR COMPLICATIONS IN DIABETES MILITUS PATIENTS AT DENPASAR Robby Paguh Tarigan Medical Faculty of Udayana University ABSTRACT The alteration of human life to modern lifestlyle had influenced many developing countries, included Indonesia. Beside it took positive effects, it also took some negatif effects, and on of it was increasing the case of degenerative disease, included the case of Diabetes Militus (DM). One of the DM complication that had a high number of morbidity and mortality is cardiovasculer complication. The purpose of this research is to observe the prevealance of cardiovascular complication among DM patient and the influence of glikemic control and risk factors that induce complication occured. The sample were collected from DM patients who joined to world diabetic celebration in 24 November 2013 that qualify including and excluding criteria. 41 samples are collected, 23 man and 18 woman. The average age is 60,78 years old. Data were collected based on measuring of BMI, random blood glucose, and quisoner. The result, 20 samples had 1

got cardiovaskuler disease. When it was grouped, 3 cases were got before DM and 17 cases were got after DM. From 17 cases, it was found 14 cases of heart disease & hipertention, and 13 cases of angina. Keywords: Diabetes Militus, Prevealence of Cardiovaskuler Complication, The influence of glikemic control and risk factors. PENDAHULUAN Diabetes merupakan salah satu penyakit yang kini menjadi penyakit yang amat diwaspadai. Bukan hanya didunia, namun kini juga di Indonesia. Peningkatan kasus diabetes ini sejalan dengan penyakit degenerative lain seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan lainnya. Perubahan pola hidup modern, pola aktivitas, pola makan dan jenis makanan, kemajuan teknologi ternyata meningkatkan angka kejadian penyakit degeneratif dengan tajam. Diperkirakan sekitar 347 juta penduduk didunia terkena diabetes, dan sekitar 3,4 juta dari mereka meninggal karena tingginya kadar gula darah mereka. Pada tahun 2004, diperkirakan 3,4 juta orang meninggal akibat tingginya gula darah puasa mereka. Angka kematian yang sama diperkirakan akan diperkirakan terjadi juga pada 2010. Lebih dari 80% kasus kematian diabetes terjadi pada negara dengan pendapatan rendah sampai sedang. 1 Sedangkan di Indonesia, menurut hasil riset kesehatan dasar (RISKESDES) yang dilaporkan oleh departemen Kesehatan 2008, menunjukkan prevalensi Diabetes Militus (DM) di Indonesia saat itu sebesar 5,7% dari total penduduk. Menurut WHO pasien diabetes di Indonesia mengalami kenaikan dari 8,4 juta pada tahun 2000 dan menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kesakitan ini tersebut menjadikan Indonesia menduduki peringkat 4 dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. 2 Peningkatan kasus diabetes militus yang tinggi itu tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes militus. Inilah yang sebenarnya menjadi faktor yang mempersulit penanganan pasien diabetes dikarenakan belum ditemukan metode penyembuhan dari etiologi penyakit diabetes itu sendiri. Ini yang kemudian menyebabkan pasien akan terus mengidap diabetes sepanjang usianya, dan dibutuhkan kontrol yang 2

baik dan rutin untuk menekan komplikasi kronik yang akan ditimbulkan. Penyebab kesakitan dan kematian utama pasien DM adalah komplikasi makrovaskuler yang berupa gangguan pada system kardiovaskuler. Komplikasi ini bermanifestasi sebagai aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Risiko penyakit karriovaskuler ini meningkat pada pasien-pasien DM. 3 Frangmingham Heart Study menyatakan terjadi penigkatan PAD (Peripheral Artery Disease), CHF (Congestive Heart Failure), CHD (Coronary Heart Disease), MI (Myocardial Infarction), dan sudden death (risiko meningkat 1 sampai 5 kali) pada DM. American Heart Association telah mengkonsepkan DM sebagai CHD risk equivalent. DM tipe 2 tanpa didasari MI memiliki risiko gangguan arteri coroner yang sama dengan individu nondiabetic dengan MI. 4 Karena tingginya peningkatan risiko tersebut, penting untuk diperhatikan dengan baik ada atau tidaknya penyakit jantung yang mendasari seorang pasien DM dan ada tidaknya komplikasi yang mengarah ke kelainan kardiovaskuler. Penting juga untuk melihat faktor-faktor yang meningkatan risiko komplikasi kardiovaskuler berupa obesitas, merokok, dan riwayat penyakit jantung. BAHAN DAN METODE Berdasarakan rentang waktu yang telah ditentukan, pada penelitian ini didapatkan 41 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksulusi. Sampel yang didapt ini terdiri dari 23 laki-laki (56%) dan 18 perempuan (44%). Usia rata-rata 60,78 tahun. Sampel penelitian ini diambil dari pasien-pasien DM yang mengikuti acara perayaan hari diabetes sedunia yang diselenggarakan oleh bagian endokrin Rumah Sakit Sanglah pada tanggal 24 November 2013 dari pukul 07.00 11.00 WITA. Data dikumpulkan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan (BMI), gula darah sewaktu, dan kuisoner yang dibagikan ke pasien. Data yang diperoleh dari quisoner secara umum meliputi pertanyaan-pertanyaan mengenai : Menderita DM atau tidak, onset diabetik, kontrol dan terapi diabetik, pola aktivitas, merokok atau tidak, dan riwayat penyakit kardiovaskuler 3

HASIL Dari data yang diperoleh dari 41 sampel, dapat terlihat : 1. Subjek Penelitian Gambaran karakteristik subjek penelitian yang akan dibahas mencakup 6 hal, yaitu Kategori Berat Badan, Merokok, Pola Aktivitas, Kontrol Diabetik, Onset Diabetik, dan Riwayat Kelainan. Enam karakteristik ini merupakan faktor risiko yang menginduksi munculnya kelainan kardiovaskuler. 1. KATEGORI BB BMI BB Lebih 19 BB Normal 20 Tidak Diketahui 2 Kategori BB Lebih Preobese 17 2. MEROKOK Perokok Ya 7 Tidak 33 3. POLA AKTIFITAS Kegiatan Sehari-hari Berat 0 Sedang 30 Ringan 10 Intensitas Olahraga 3x Seminggu 18 <3x Seminggu 16 Tidak Pernah/Sangat 6 Jarang Obese 2 4

4. KONTROL DIABETIK Gula Darah Sewaktu Kontrol Baik (<140) 18 Kontrol Buruk ( 140) 18 Tidak Diketahui 5 Terapi Diabetes 5. ONSET DM 5 Tahun 15 > 5 Tahun 25 Ya 37 Tidak 3 Jenis Terapi Diabetes Obat Oral 26 Insulin 2 Kombinasi 4 Tidak Diketahui 5 Tingkat Kepatuhan Rutin 33 Tidak Rutin 7 Kontrol Penyakit Ya 37 Tidak 3 6. RIWAYAT KARDIOVASKULER Riwayat Penyakit Jantung, Hipertensi Tidak Ada 23 Ada Semenjak DM 14 Ada Sebelum DM 3 Tidak diketahui 1 Riwayat Keluarga Tidak Ada 27 Ada 13 Gejala Keluhan Nyeri Angina Tidak Ada 27 5

Ada Semenjak DM 13 Ada Sebelum DM 0 Onset Nyeri Angina Tidak Ada 27 Saat Aktivitas Berat 1 Saat Aktivitas 6 Sedang-Ringan Saat Istirahat 6 2. Gambaran Kasus Komplikasi Kardiovaskular Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditemukan total kasus kardiovaskuler sebanyak 20 kasus, dengan rincian 17 kasus terjadi setelah pasien mengalami DM (kasus komplikasi DM) dan 3 kasus sebelum DM (kasus non komplikasi DM). Umumnya pasien mengeluhkan mengenai keluhan hipertensi. Ditemukan juga 13 pasien memiliki riwayat hipertensi dan gangguan kardiovaskuler dari keluarganya, meski tidak semua kasus yang terdata memiliki riwayat keluarga. Gambaran kasus ini diperoleh dari setiap pasien yang diketahui mengeluhkan gejala penyakit jantung dan hipertensi, dan atau keluhan nyeri angina yang dimana keluhan tersebut diperoleh sesudah DM. 3. Gambaran Perbandingan Karakteristik Pasien DM Dengan Kasus Setelah diperoleh data mengenai 6 karakteristik sampel yang merupakan faktor risiko, selanjutnya masing-masing data karakteristik akan dibandingkan dengan gejala kardiovaskuler untuk melihat seberapa pengaruh masing-masing variabel faktor risiko dalam meningkatkan risiko munculnya gejala kardiovaskuler. Data yang diperoleh yaitu : - Faktor BMI Dengan kasus Gambar 1. Diagram Perbandingan Karakteristik BB Terhadap Kasus Kardiovaskular 6

- Merokok Dengan Kasus - Onset DM Dengan Kasus Gambar 2. Diagram Perbandingan Kebisaan Merokok Terhadap Kasus Kardiovaskular - Tingkat Aktivitas Dengan Kasus Gambar 5. Diagram Perbandingan Onset DM Terhadap Kasus Kardiovaskular - Riwayat Dengan Kasus Gambar 3. Diagram Perbandingan Tingkat Aktivitas Terhadap Kasus Kardiovaskular - Pola Kontrol Diabetik Dengan Kasus Gambar 6. Diagram Perbandingan Riwayat CV Terhadap Kasus Kardiovaskular - Jenis Kelamin Dengan Kasus Gambar 4. Diagram Perbandingan Kontrol Diabetik Terhadap Kasus Kardiovaskular Gambar 7. Diagram Perbandingan Jenis Kelamin Terhadap Kasus Kardiovaskular 7

- Kelompok Usia Dengan Kasus Gambar 8. Diagram Perbandingan Tingkat Usia Terhadap Kasus Kardiovaskular DISKUSI Berdasarkan data yang diperoleh, ditemukan jumlah komplikasi kardiovaskular pada pasien DM sejumlah 17 kasus (41,46%). Lalu ditemukan jumlah sampel DM laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 23 : 18. Sebanyak 55,56% dari jumlah sampel perempuan tersebut ditemukan kasus kardiovaskuler. Sedangkan pada sampel laki-laki, ditemukan sebanyak 30% dari sample laki-laki tersebut mengalami kasus kardiovaskuler Dengan angka tersebut, dapat terlihat bahwa angka kasus kardiovaskuler terbanyak dialami oleh sampel perempuan dibandingkan dengan sampel laki-laki. Rata-rata umur sampel DM yang menjadi sampel yaitu 60,78 tahun. Dapat terlihat bahwa sampel didominasi oleh pasien-pasien DM dengan usia lanjut. Sampel dengan kelompok umur kurang dari 60 tahun ditemukan sejumlah 16, kelompok umur 60-70 tahun sebanyak 21, dan kelompok usia lebih dari 70 tahun sebanyak 4 orang. Dari kelompok umur ini, ditemukan bahwa sampel dengan kelompok usia lebih dari 70 tahun memiliki angka kasus kardiovaskuler tertinggi dengan presentase 50% dari total sampel dengan usia tersebut, diikuti oleh kelompok usia 60-70 tahun 38%, dan kelompok usia kurang dari 60 tahun sebanyak 44% kasus. Pada hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan sampel, dapat ditemukan kelompok sampel dengan BMI normal dan kelompok sampel dengan BMI berlebih. 20 orang sampel ditemukan dengan BMI normal, sedangkan 19 orang sampel ditemukan dengan BMI berlebih. Untuk kasus komplikasi kardiovaskuler, ditemukan BMI berlebih memiliki angka kasus kardiovaskuler sebanyak 45% dari total pasien dengan BMI berlebih, sedangkan pada sampel BMI normal sebanyak 40%. 8

Untuk kasus merokok, ditemukan sebanyak 7 sampel menyebutkan dirinya memiliki kebiasaan merokok, sedangkan 33 orang sampel menyebutkan tidak merokok, dan 1 sampel tidak diemukan datanya. Dari 7 sampel yang memiliki kebiasaan merokok tersebut, 28,57% ditemukan mengalami kasus kardiovaskuler. Sedangkan pada kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok, ditemukan sebanyak 42,42% mengalami keluhan kardiovaskuler. Pada data mengenai tingkat aktivitas sehari-hari pasien DM, ditemukan sampel dengan aktivitas ringan ditemukan sebanyak 9 orang, dan normal sebanyak 31 orang. Dari jumlah tersebut, dapat ditemukan sebanyak 44,44% dari total sampel aktivitas ringan mengalami keluhan kardiovaskuler. Sedangkan pada pasien dengan aktivitas normal/tinggi, ditemukan sebanyak 41,92% dari sampel tersebut mengalami keluhan kardiovaskuler. Pada pola kontrol diabetik, ditemukan sampel dengan kontrol diabetik baik sebanyak 16 orang dan sampel dengan kontrol diabetik buruk sebanyak 20 orang. Dari jumlah sampel yang memiliki kontrol diabetik buruk, ditemukan sebanyak 45% mengalami keluhan kardiovaskuler. Sedangkan dari jumlah sampel dengan kontrol diabetik baik, ditemukan sebanyak 31,25% mengalami keluhan kardiovaskuler. Pada onset DM, ditemukan sampel yang telah mengalami DM 5 tahun atau kurang sebanyak 15 orang, dan lebih dari 5 tahun sebanyak 25 sampel. Dari total sampel yang memiliki onset DM 5 tahun atau kurang, ditemukan 33% mengalami keluhan kardiovaskuler. Sedangkan dari total pasien dengan onset DM lebih dari 5 tahun, ditemukan sebanyak 48% mengalami keluhan kardiovaskuler. Dari keseluruhan sampel pasien DM, ditemukan sebanyak 13 sampel memiliki riwayat keluarga penyakit kardiovaskuler, 27 sampel tidak memiliki riwayat keluarga, dan 1 sampel tidak terdata. Ditemukan juga 3 sampel yang memiliki riwayat keluarga tersebut ternyata mengalami penyakit jantung dan hipertensi yang didapat sebelum sampel terdiagnosis DM. Dihubungkan dengan gejala komplikasi kardiovaskuler, ditemukan dari total sampel yang memiliki riwayat keluarga sebanyak 76,92% mengalami keluhan 9

kardiovaskuler. Sedangkan dari total sampel yang tidak memiliki riwayat keluarga, ditemukan sebanyak 37% mengalami keluhan kardiovaskuler. SIMPULAN Dari penelitian tentang karakteristik dan prevalensi komplikasi kardiovaskuler pada pasien DM ini ditemukan bahwa angka prevalensi komplikasi kardiovaskuler pada pasien DM cukup tinggi, dimana angka kejadian mencapai 41,46%. Banyak faktor yang berperan dalam munculnya komplikasi tersebut. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam menginduksi munculnya kelainan kardiovaskuler. Dari hasil penelitian ini, dapat terlihat bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi ini. Pasien dengan umur yang lebih lanjut juga lebih mudah terkena komplikasi jantung dan hipertensi, meski keluhan angina muncul terbanyak pada kelompok usia yang lebih muda. Peningkatan risiko munculnya kelainan kardiovaskuler juga terjadi pada pasien yang obesitas. Begitu juga dengan kontrol diabetik yang buruk, onset DM yang semakin lama, serta adanya riwayat penyakit kardiovaskuler yang didapat dari keluarga ataupun yang muncul sebelum pasien terdiagnosis DM, hal-hal tersebut menginduksi peningkatan risiko munculnya komplikasi kelainan kardiovaskuler. Untuk faktor merokok dan pola aktivitas, pada penelitian ini belum didapatkan hasil yang sesuai dengan teori peningkatan risiko. Hal ini mungkin disebabkan diabaikannya faktor-faktor lain yang sebenarnya ikut berperan, ataupun kurangnya data dan sampel yang dikumpulkan. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Diabetes, fact sheet. Diunduh dari : www.who.int/mediacentre/factsheet s/fs312/en/ (akses : November 21, 2013); 2012 2. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan P. Jakarta : PB PERKENI; 2011 3. Indrajaya Taufik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing; 2009 4. Fauci, Longo, et al. Harrison s Principles of Internal Medicine. 18 edition. USA : The McGraw-Hill Companies,Inc; 2012 5. Gardner David, Shoback Dolores. Greenspan s Basic and Clinical Endocrinology. Edisi 9. USA : The McGraw-Hill Companies,Inc; 2007 10

6. AK, Khuwaja. Dkk. Macrovascular complications and their associated factors among persons with type 2 diabetes in Karachi, Pakistan--a multi-center study. Diperoleh 5 Desember 2013 dari (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm ed/15134205); 2004 7. CDC. Age-Adjusted Percentage of People with Diabetes Aged 35 Years or Older Reporting Heart Disease or Stroke, by Condition, United States, 1997 2011. Diperoleh 5 Desember 2013 dari (http://www.cdc.gov/diabetes/statisti cs/cvd/fig2.htm); 2012 8. Kim, Jung Hee, dkk. Prevalence of type 2 diabetes-related complications in the KNHANES 2005 population. Diperoleh 5 Desember dari (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a rticles/pmc3253 966/table/T1/); 2011 11