STUDI PEWARISAN ANTOSIANIN PADA UBIJALAR***)

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Pewarisan Antosianin Ubi Jalar pada Populasi F1 dari Tiga Kombinasi Persilangan Ayamurasaki

AKSI GEN DAN HERITABILITAS KANDUNGAN ANTOSIANIN BERAS MERAH PADA HASIL PERSILANGAN GALUR HARAPAN PADI BERAS MERAH TOLERAN KEKERINGAN X KALA ISI TOLO

PERAKITAN KLON UBIJALAR UNTUK HASIL PROTEIN TINGGI

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

VI. PENGGUNAAN METODE STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TANAMAN. Ir. Wayan Sudarka, M.P.

PEWARISAN SIFAT PANJANG POLONG PADA PERSILANGAN BUNCIS TEGAK (Phaseolus vulgaris L.) KULTIVAR FLO DAN KULTIVAR RICH GREEN

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

TINDAK GEN KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT KARAT (Pucinnia arachidis, Speg.) PADA KACANG TANAH GENE ACTION OF THE RUST DISEASE RESISTANCE IN GROUNDNUT

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER MORFOLOGIS BEBERAPA GENOTIPE KENTANG

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK VIGOR BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) MENGGUNAKAN ANALISIS SILANG HALF DIALEL

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

Prof..Dr. Ir. Kuswanto, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Disampaikan pada Seminar Nasional PERIPI 2014 di Fakultas Pertanian Universitas Jember, tanggal 22 Oktober 2014

menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen dominan sempurna dan jika hp < -1 atau hp > 1 menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen

"PEMBENTUKAN GALUR-GALUR HARAPAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L.Fruwirth) BERPOLONG UNGU " ABSTRACT

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) PANJANG BADAN TERNAK SAPI PO

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Lampung

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

Universitas Gadjah Mada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) LINGKAR DADA TERNAK SAPI PO

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein


HAKIM: HERIBILITAS DAN HARAPAN KEMAJUAN GENETIK KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter Size dan Bobot Lahir Keturunannya

PEWARISAN SIFAT KETAHANAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT BULAI INHERITANCE OF RESISTANCE TRAIT OF MAIZE TO DOWNY MILDEW

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (606) :

STUDI OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (GLYCINE MAX L.) HYBRID CULTIVAR (GENERATION F4) BETWEEN AP WITH ARGOPURO, UB AND TANGGAMUS VARIETY

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

PENGARUH TETUA BETINA PADA PEWARISAN KETAHANAN CABAI TERHADAP CHILI VEINAL MOTTLE VIRUS DALAM POPULASI PERSILANGAN PBC495XPBC275

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

BAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

EVALUASI POTENSI GENETIK 8 GALUR INTRODUKSI KACANG BAMBARA (Vigna Subterranea (L.) Verdcourt) 1

POTENSI GENETIK UBIJALAR UNGGULAN HASIL PEMULIAAN TANAMAN BERDASARKAN KARAKTER MORFO-AGRONOMI

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

Variabilitas dan seleksi awal populasi tanaman teh hasil persilangan buatan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

EVALUASI KARAKTER AGRONOMI BEBERAPA GENOTIPE TETUA DAN HIBRID TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) BERPOLONG MERAH

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

SELEKSI FAMILI F3 BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) POLONG KUNING DAN BERDAYA HASIL TINGGI

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

Variabiltas Genetik, Fenotipik dan Heritabilitas Galur Elite Kedelai pada Cekaman Genangan

Dalam program seleksi, pengetahuan tentang aksi

BAB 1. PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat. Paradigma ini makin menyadarkan para. pemangku kepentingan bahwa produk hasil hutan bukan kayu (HHBK)

Pendugaan Parameter Genetik Karakter Umur Panen dan Bobot Per Buah pada Persilangan Cabai Besar dan Cabai Rawit (Capsicum annuum L.

Yayat Hidayat, Ir. MSi Sopandi Sunarya, Ir. MSi Susana P. Dewi, Ir. MSi Alimudin Yusuf, Ir. MP

RESPON SELEKSI PADA 12 GENOTIPE KEDELAI MELALUI SELEKSI LANGSUNG DAN SIMULTAN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

ANALISIS GENETIK TOLERANSI KEDELAI TERHADAP NAUNGAN

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

Rancangan Persilangan 2 Pengertian dan kegunaan, Tujuan Bahan dan pelaksanaan Perancangan bagan persilangan Penempatan lapang Analisis ragam rancangan

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

Candra Kusuma Wardana* ), Anna Satyana Karyawati dan Syukur Makmur Sitompul

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

Transkripsi:

63 Nur AGRIVITA Basuki, VOL. Harijono, 27 No. Kuswanto 1 dan Damanhuri PEBRUARI : Studi pewarisan 25 antosianin pada Ubijalar ISSN : 126-537 STUDI PEWARISAN ANTOSIANIN PADA UBIJALAR***) Nur Basuki*), Harijono**), Kuswanto*) dan Damanhuri*) *) Dosen Fakultas Pertanian Unibraw **)Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Unibraw ABCTRACT A study of heritable trait of anthocyanine content on sweet potato was conducted in at Brawijaya station research, Jatikerto from September 23 to January, 24. The research materials were eight population clones resulting from crossing between high anthocyanine content with high yielding clones. The result showed that tuber anthocyanine content controlled by more than one gene. The anthoyanine trait controlled by no dominant genes in nucleus. Some of crossing result the good progeny for breeding material, because they have high heritability and genetic improvement expectation. Key words : anthocyanine heridity, sweet potato PENDAHULUAN Penelitian di bidang pemuliaan tanaman dalam upaya perbaikan kuantitas hasil ubi jalar telah banyak dilakukan. Dengan pemuliaan tanaman telah dihasilkan sejumlah klon ubi jalar yang mempunyai potensi hasil lebih dari 4 ton ubi segar / ton (Anonymous, 22 dan Basuki, et al., 22). Potensi hasil yang tinggi saja kiranya belum cukup untuk membuat ubi jalar menjadi bahan pangan yang superior. Oleh karena itu di masa mendatang pemuliaan ubi jalar akan lebih bermanfaat bila jika diarahkan kepada perbaikan kualitas ubi yang antara lain adalah perbaikan kandungan antosianin dalam ubi. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang penting bagi tanaman itu sendiri serta bagi kesehatan manusia (Holton dan Comis, 1995; Wrolstad, 21; dan Cross et al. 1999). Kandungan antosianin pada tanaman dikendalikan oleh gen yang jumlah dan sifatnya berbeda antar spesies tanaman. Untuk meningkatkan kandungan antosianin pada tanaman ubi jalar informasi tentang peran gen yang mengendalikan karakter ini sangat diperlukan. Informasi tersebut dapat memberikan arahan dalam usaha perbaikan sifat tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari pola pewarisan gen-gen pengendali kandungan antosianin pada tanaman ubi jalar dan keragaman genetiknya pada keturunan hasil sejumlah kombinasi persilangan. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang pada bulan September 23 Januari 24. Materi percobaan yang digunakan adalah sejumlah populasi ubi jalar yang merupakan keturunan dari persilangan antara klon Jepang 1 (JP1) dan Kentoki (KTK) yang merupakan sumber antosianin dengan klon 73-6/2 dan Boko yang merupakan klon berpotensi hasil tinggi tetapi mempunyai kandungan antosianin rendah. Dari beberapa kombinasi persilangan diperoleh keturuan sebagai berikut : 1. Jepang 1 x Boko sebanyak 34 genotipe 2. Boko x Jepang 1 sebanyak 58 genotipe 3. Jepang 1 x 73-6/2 sebanyk 35 genotipe 4. 73-6/2 x Jepang 1 sebanyak 11 genotipe 5. Kentoki x 73-6/2 sebanyak 3 genotipe 6. 73-6/2 x Kentoki sebanyak 13 genotipe 7. Kentoki x Boko sebanyak 16 genotipe 8. Boko x Kentoki sebanyak 18 genotipe Setiap populasi ditanam dalam baris-baris dan didampingi oleh kedua tetuanya. Kedua tetua tersebut di samping digunakan sebagai Terakreditasi SK. No.: 52/DIKTI/Kep./22

64 pembanding juga untuk menduga ragam lingkungan. Sifat yang diamati adalah kandungan antosianin pada ubi dan hasil ubi per tanaman. Kandungan antosianin dianalisis berdasarkan metode Shi et al. (1992). Pengaruh tetua betina diduga dengan Analisis Chi-kuadrat berdasarkan Fisher dan Yetes yang dikembangkan oleh Steel dan Torri (1995) sebagai berikut : (F1 ungu x F1r tidak ungu) - (F1 tidak ungu x F1r ungu) x total tanaman yang diuji 2 = ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- ( F1 ) ( ungu ) ( F1r ) ( tidak ungu ) sedangan heritabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Allard (196) h 2 = g 2 / ( g 2 + e 2 ) dan kemajuan genetik harapan dihitung dengan rumus Singh dan Chaudhary (1979) : KGH = ( 2 g / 2 p) 1,4 p HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari 573 genotipe yang dipanen, 385 genotipe mampu menghasilkan ubi dan sisanya sebanyak 188 genotipe tidak berumbi. Genotipe yang menghasilkan ubi, 193 genotipe mempunyai ubi yang berwarna ungu sedangkan 192 genotipe ubinya tidak berwarna ungu. Warna ungu pada ubi beragam, mulai dari ungu gelap sampai ungu tarang. Pasangan persilangan yang menghasilkan ubi berwarna ungu paling banyak adalah 73-6/2 x Kentoki sebanyak 49 genotipe (Tabel 1). Untuk melihat pengaruh tetua betina terhadap ekspresi antosianin yang berupa warna ubi diadakan pengujian dengan 2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya pengaruh tetua betina terhadap penampilan antosianin pada kombinasi persilangan yang diteliti (Tabel 2). Dengan demikian, dalam penyajian data antosianin berikutnya tidak dibedakan lagi antara F 1 dengan F 1 kebalikannya. Tabel 1. Jumlah Tanaman yang Tidak Berubi dan Tanaman Berubi pada Sepuluh Pasangan Persilangan. Tanaman Tidak Berubi Tanaman Berubi Total Individu No Persilangan Warna Warna Total Ungu Tidak Ungu 1 Jepang-1 Boko 34 9 29 38 72 2 Boko Jepang-1 58 41 23 64 122 Sub-total 1 92 5 52 12 194 3 Jepang-1 73-6/2 35 36 45 81 116 4 73-6/2 Jepang-1 11 33 23 56 67 Sub-total 2 46 69 68 137 183 5 KTK 73-6/2 3 4 9 13 16 6 73-6/2 KTK 13 49 41 9 13 Sub-total 3 16 53 5 13 119 7 KTK Boko 16 9 9 18 34 8 Boko KTK 18 12 13 25 43 Sub-total 4 34 21 22 43 77 Total 188 193 192 385 573

65 Tabel 2. Pendugaan Pengaruh Tetua Betina Terhadap Karakter Kandungan Antosianin pada Empat Set Persilangan Beserta Resiprokalnya Tanaman Berubi No Persilangan Warna Warna Total 2 hit 2,5 Ungu Tidak Ungu 1 Jepang-1 Boko 18 25 43 1,5246 3,84 2 Boko Jepang-1 32 27 59 Sub-total 1 5 52 12 3 Jepang-1 73-6/2 36 45 81 2,7786 3,84 4 73-6/2 Jepang-1 33 23 56 Sub-total 2 69 68 137 5 Kentoki 73-6/2 4 9 13 2,549 3,84 6 73-6/2 Kentoki 49 41 9 Sub-total 3 53 5 13 7 Kentoki Boko 9 9 18,167 3,84 8 Boko Kentoki 12 13 25 Sub-total 4 21 22 43 Total 193 192 385 Oleh karena warna ubi sejalan dengan kandungan antosianin, maka kandungan antosianin dalam ubi juga mempunyai keragaman yang tinggi. Hasil analisis antosianin pada semua keturunan memperlihatkan kisaran yang cukup besar yaitu sampai 14% (Tabel 3). Pada penelitian ini terdapat dua kombinasi persilangan yang mampu menghasilkan keturunan dengan kandungan antosianin tinggi. Kombinasi persilangan tersebut adalah Jepang 1 x Boko dan Kentoki x Boko. Rata-rata kandungan antosianin tertinggi dijumpai pada kombinasi persilangan Ketoki x Boko yaitu 9,26% (Tabel 3). Jika digambarkan, kandungan antosianin pada keturunan Jepang 1 x 73-6/2 mempunyai bentuk kurva menceng positip (positive skewed) yaitu memberat ke kanan dan mempunyai ukuran peruncingan yang bersifat leptokurtik, sedangkan yang lain mempunyai ukuran peruncingan yang bersifat platikurtik (Gambar 1).

66 Tabel 3. Jumlah dan Kandungan Antosianin Individu Keturunan dari Empat Pasangan Persilangan Ubijalar Kandungan Antosianin (%) JP1 Boko Jumlah Individu Keturunan Pasangan Persilangan JP1 KTK 73-6/2 Boko KTK 73-6/2 52 68 22 5 1 9 24 2 8 32 2 3 2 2 9 4 6 6 1 4 5 1 3 4 6 1 15 7 4 1 2 4 8 1 2 12 9 4 8 3 1 2 11 4 4 12 13 14 2 2 Total 12 137 43 13 8 PERSILANGAN JP173-6/2 6 PERSILANGAN KTK73-6/2 5 6 4 4 3 2 2, 2, 4, 6, 8, Std. Dev = 1,48 Mean = 1,1 N = 137, 1, 2, 4, 6, 8, 1, Std. Dev = 3,31 Mean = 3,1 N = 13, 7 PERSILANGAN JP1BOKO 3 PERSILANGAN KTKBOKO 6 5 4 3 2 2 1 1 Std. Dev = 3,81 Mean = 2,7 Std. Dev = 4,89 Mean = 4,3, 2,5 5, 7,5 1, 12,5 15, N = 12,, 2,5 5, 7,5 1, 12,5 15, N = 43, Gambar 1. Grafik frekuensi individu keturunan dengan berbagai kandungan antosianin pada enam populasi hasil persilangan.

67 Tabel 4. Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Kandungan Antosianin pada Delapan Pasangan Persilangan Pasangan Persilangan Kisaran Kandungan Antosianin Kandungan Antosianin (%) (%) h 2 KGH (%) JP-1 x Boko 11,74 55,15 Boko x JP-1 14,67 72,83 JP-1 x 73-6/2 8,14 14,24 73-6/2 x JP-1 5,32 24,11 KTK x Boko 9,68 38,48 Boko x KTK 14,52 12,15 KTK x 73-6/2 8,38 9,94 73-6/2 x KTK1-9,51 24,53 Populasi yang berasal dari delapan kombinasi persilangan yang diuji lima diantaranya mempunyai nilai heritabilitas cukup tinggi (di atas,5). Nilai Kemajuan Genetik Harapan yang tinggi dijumpai pada populasi hasil persilangan Jepang 1 x Boko, Boko x Jepang 1, dan Kentoki x Boko (Tabel 4). Pembahasan Adanya keragaman kandungan antosianin pada ubi dan bentuk sebaran yang bersifat kontinyu mengindikasikan bahwa penampilan kandungan antosianin ubi tidak dikendalikan oleh gen tunggal tetapi lebih dari satu pasang gen. Dari hasil percobaan ini juga diperlihatkan bahwa tidak semua individu keturunan hasil persilangan, menghasilkan ubi yang mengandung antosianin. Hal tersebut menunjukkan bahwa gen-gen yang mengendalikan antosianin pada ubi tidak bersifat dominan. Hasil studi ini berbeda dengan hasil studi Phippen dan Simon (2) pada tanaman Ocimum basilicum L. Kedua peneliti tersebut mengemukakan bahwa penampilan antosianin dalam jaringan vegetatif dikendalikan oleh dua gen dominan. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1 tampak bahwa dari empat populasi hasil persilangan, perbandingan antara jumlah individu keturunan yang mempunyai kandungan antosianin tinggi dengan yang mempunyai kandungan antosinain rendah 1:1. Selanjutnya dengan uji Chi kuadrat dari keturunan persilangan tersebut (Tabel 2) tidak menunjukkan adanya beda nyata. Hal ini menandakan bahwa tidak ada pengaruh tetua betina dalam pewarisan sifat kandungan antosinain. Tidak hadirnya pengaruh tetua betina merupakan indikasi bahwa gen-gen pengendali antosianin terdapat dalam inti sel, sehingga dalam pewarisannya tidak akan menjadi permasalahan dalam penentuan klon-klon tersebut untuk dijadikan tetua jantan atau betina. Dari empat populasi hasil persilangan terlihat bahwa keturunan persilangan JP1 x Boko dan KTK x Boko mempunyai kisaran kandungan antosianin lebih besar dibanding pasangan persilangan JP1 x 73-6/2 dan KTK x 73-6/2. Namun demikian keempat pasangan persilangan tersebut, menggambarkan bentuk kurva yang menceng positip. Sebaran populasi yang demikian menunjukkan bahwa klon ubi jalar yang mempunyai kandungan antosian pada ubi tinggi jumlahnya hanya sedikit, dan sebagian besar dari anggota populasi mempunyai kandungan antosian pada ubi rendah. Berdasarkan Gambar 1 tampak bahwa rata-rata

68 kandungan antosianin keturunan hasil persilangan hanya berkisar antara,6 4,3 %. Ukuran peruncingan yang bersifat leptokurtik pada pasangan persilangan JP1 x 73-6/2 menunjukkan sebaran populasi yang sempit. Nilai heritabilitas kandungan antosianin keturunan persilangan yang salah satu tetuanya klon Boko bernilai tinggi (>,5), sebaliknya keturunan yang salah satu tetuanya 73-6/2 ratarata heritabilitasnya rendah. Nilai heritabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa keragaman dari populasi yang bersangkutan lebih ditentukan oleh faktor genetik. Kemajuan Genetik Harapan menunjukkan jika populasi yang bersangkutan diadakan seleksi dengan intensitas seleksi yang telah ditentukan maka benih dari individu-individu terpilih jika ditanam kandungan antosianinnya akan meningkat sekitar kemajuan genetik harapannya. KESIMPULAN 1. Penampilan kandungan antosianin pada ubi dikendalikan oleh lebih dari satu pasang gen 2. Gen yang mengendalikan antosianin tidak bersifat dominan 3. Gen-gen yang mengendalikan antosianin terdapat dalam inti sel 4. Kombinasi persilangan yang salah satu tetunya klon Boko menghasilkan keturunan yang baik untuk materi pemuliaan, karena mempunyai heritabilitas dan kemajuan genetic harapan tinggi. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W. 196. Principles of plant breeding. John Wiley and Sons Inc. New York. Basuki,N. Harijono, Y. Widodo, Damanhuri dan S.S. Antarlina. 22. Identifikasi plasma nutfah ubijalar untuk menunjang agroindustri. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati 14 (1) 94 : 15 Cross, CE; M. Traber, J. Eiserich and van der Vliet. 1999. Micronutrient Antioxidants and Smoking. British Medical Bulletin Volume 55. Oxford University Press. Holton, T.A. and E.C. Cornish. 1995. Genetics and Biochemistry of Anthocyanin Biosynthesis. The Plant Cell. 7:171 183 Phippen, W.B; and J.E. Simon. 2. Anthocyanin inheritance and instability in purple basil (Ocimum basilicum L.). Journal of Heridity 9: 289 296. Shi, Z.; M.Lin; F.J. Francis. 1992. Stability of Anthocyanin From Tradescantia pallida. J. Food Sci. 57:758-76 Singh, R.K. and B.D. Chaudhary. 1979. Biometrical methods in quantitative genetic analysis. Kalyam Publishers. Ludhiana. New Delhi. Steel, R.G.D and J.H. Torrie. 1995. Principles and Procedures of Statistics. McGraw- Hill Inc. Wrolstad, R.E. 21. The Possible Health Benefits of Anthocyanin Pigments and Polyphenolics. http://lpi.oregonstate.edu/ss1/anthocya nin.html Anonymous. 22. Prospek dan peluang agribisnis ubijalar. Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan. Direktorat kacangkacangan dan Umbi-umbian. Jakarta