TNI Miliki Kewajiban Lakukan Kudeta

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi yang berbunyi Putusan Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

Ringkasan Putusan.

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Muchamad Ali Safa at

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

Oleh: TRIYONO EDY BUDHIARTO PANITERA MUDA I MAHKAMAH KONSTITUSI

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

PENGISIAN DAN MASA JABATAN HAKIM KONSTITUSI 1 Oleh: Muchamad Ali Safa at 2

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 20/PUU-XVI/2018 Parliamentary Threshold

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-IX/2011

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

ACUAN KONSTITUSIONAL SISTEM PERTAHANAN NEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

MAHKAMAH KONSTITUSI. Oleh: Letjen TNI (Purn) H. AchmadRoestandi, S.H. BANDUNG -JUNI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

-2- memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipe

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 8/PUU-VIII/2010 Tentang UU Penetapan Hak Angket DPR Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN IDA BUDHIATI ANGGOTA KPU RI

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 128 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pajak Penghasilan Pemerintah tidak berhak menetapkan pajak

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

PENGENALAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENDIDIKAN KESADARAN BERKONSTITUSI 1 Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. dari kecenderungan dasar manusia untuk hidup bermasyarakat dan berorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 3/PUU-XII/2014 Pengaturan Organisasi Masyarakat dan Sistem Informasi Ormas

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 99/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Larangan quick count pada pilpres

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 7/PUU-VIII/2010 Tentang UU MPR, DPD, DPR & DPRD Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM (DKPP) DALAM PEMILU LEGESLATIF DI KABUPATEN

Transkripsi:

http://jaringnews.com/politik-peristiwa/interview/60542/laksda-purn-tn Senin, 21 April 2014 09:15 WIB Laksda (Purn) TNI Soleman B. Ponto: TNI Miliki Kewajiban Lakukan Kudeta Eben Ezer Siadari Laksda (Purn) TNI Soleman B. Ponto (Foto: Merdeka.com) Bila pemerintah yang dihasilkan oleh pemilu 2014 tidak berdasarkan UUD 45, TNI dapat melaksanakan kudeta konstitusional, yaitu kudeta yang diperintahkan oleh UUD. JAKARTA, Jaringnews.com - Kekacauan atau chaos dapat saja muncul, apabila ada pihak-pihak yang tidak dapat menerima kekalahan yang dialami dalam Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilu Presiden (Pilpres). Apalagi, Mahkamah Konstitusi pada 23 Januari lalu telah memutuskan bahwa Undang-Undang No. 42/2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Hal ini dapat digunakan sebagai alasan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan kekacauan. Pada saat demikian, TNI boleh, bahkan harus bertindak melakukan kudeta konstitusional untuk mengembalikan negara kepada UUD 1945. Kalau proses Pemilu bertentangan dgn UUD 45, adalah kewajiban TNI untuk mengembalikannya kepada UUD 45. Karena setiap anggota TNI telah bersumpah bahwa dia hanya akan patuh dan taat kepada negara yang berdasarkan UUD 45. Demikian pula pada pasal 7 ayat 1 UU no 34 thn 2004 tentang TNI sangat jelas tertulis bahwa TNI akan menjaga keselamatan negara RI yang berdasarkan UUD 45. 1

Ini adalah pendapat Laksda (Purn) TNI Soleman B. Ponto, yang selama beberapa bulan terakhir disampaikan melalui sejumlah tulisan di media massa. Tulisan-tulisan itu telah mendapat tanggapan yang luas termasuk dari Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie. Jimly bahkan mengakui telah menghubungi Panglima TNI untuk mengetahui sejauh mana relevansi pandangan-pandangan kritis Ponto ini. Ponto, lahir di Sangir, 6 November 1955. Perwira TNI AL ini menghabiskan sebagian besar kariernya di dunia intelijen, termasuk dengan menjadi atase pertahanan di sejumlah negara. Sebelum pensiun dari TNI, ia tercatat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) hingga September 2013. Ia termasuk perwira yang rajin menuliskan pemikiran-pemikirannya. Salah satu buku karyanya, TNI dan Perdamaian di Aceh, Catatan 880 Hari Pra dan Pasca-MOU Helsinki, terbit akhir tahun lalu, yang merupakan catatan-catatannya sebagai perwira TNI dalam turut mengelola perdamaian di Serambi Mekkah itu. Untuk menggali lebih jauh hasil olah pikirnya di sekitar potensi kekacauan pasca Pemilu, serta untuk mengetahui lebih dalam gagasan pria yang di masa remaja dekat dengan Alm Mohammad Hatta (wapres pertama RI) di sekitar peran TNI dalam politik di Indonesia, wartawan Jaringnews Eben Ezer Siadari berkesempatan mewawancarai Ponto di sebuah tempat di Jakarta (19/4). Berikut ini petikan wawancara tersebut. Jaringnews: Boleh kami tahu mengapa Anda demikian intens dalam menyoroti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan UU No 48 tahun 2008 bertentangan dengan UUD 1945? Apa sesungguhnya yang menjadi concern Anda? Laksda (Purn) TNI Soleman B. Ponto: Yang menjadi concern saya adalah akibat dari adanya keputusan MK tersebut. Bila keputusan itu (Pemilu tidak serentak) dijalankan, maka siapapun yang menang dalam pilpres dapat dianggap inkonstitusionil atau tidak berdasarkan UUD 45. Maksudnya? Pada 23 Januari 2014 Mahkamah Konstitusi (MK) telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan memutuskan bahwa Pertama, Undang-Undang No. 42/2008 2

tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Kedua, amar putusan tersebut berlaku untuk penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019 dan pemilihan umum seterusnya. Bila kedua putusan itu dihadapkan kepada kewenangan MK yang diberikan oleh UUD 45, sangat terlihat bahwa keputusan pertama, yaitu Undang-Undang No. 42/2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, merupakan hasil pengujian Undang-Undang No. 42/2008 terhadap UUD 45. Akan tetapi keputusan kedua, yaitu Amar putusan tersebut berlaku untuk penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019 dan pemilihan umum seterusnya., yang merupakan penentuan waktu berlakunya sebuah Undang-undang, tidak ditemukan dalam kewenangan MK. Artinya? Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa MK berwenang, pertama, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Kedua, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar. Ketiga, memutus pembubaran partai politik, dan keempat memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Pasal 10 ayat (1) UU no 24 tahun 2003 tentang MK menyatakan bahwa MK berwenang, pertama, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Kedua, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar. Ketiga, memutus pembubaran partai politik, dan keempat memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Pasal 47 UU no 24 th 2003 ttg Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Putusan MK memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan didalam sidang pleno 3

terbuka untuk umum. Artinya keputusannya tentang pemilu serentak harus segera dijalankan, tidak boleh ditunda sampai tahun 2019. Karena MK telah memutuskan bahwa pemilu yg tidak serentak itu bertentangan dengan UUD45 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Dalam sejumlah tulisan Anda di media massa, Anda mengemukakan kemungkinan TNI melakukan kudeta konstitusional apabila keputusan MK menimbulkan kevakuman kekuasaan. Dapat Anda jelaskan? Akibat dari Putusan MK itu bukan karena kevakuman kekuasaan yang menjadi masalahnya, tetapi karena bertentangan dengan UUD 45 yang menjadi masalah utama. Kalau bertentangan dgn UUD 45, adalah kewajiban TNI untuk mengembalikannya kepada UUD 45. Karena setiap anggota TNI telah bersumpah bahwa dia hanya akan patuh dan taat kepada negara yang berdasarkan UUD 45. Demikian pula pada pasal 7 ayat 1 UU no 34 thn 2004 tentang TNI sangat jelas tertulis bahwa TNI akan menjaga keselamatan negara RI yang berdasarkan UUD 45. Karena itu bila pemerintah yang dihasilkan oleh pemilu 2014 tidak berdasarkan UUD 45, adalah kewajiban TNI untuk mengembalikannya kepada UUD 45. Itulah maksud saya sehingga TNI dapat melaksanakan kudeta konstitusional, yaitu kudeta yang diperintahkan oleh UUD. Dalam sumpah prajurit dihadapan Tuhan dinyatakan bahwa setiap anggota TNI akan setia kepada pemerintah yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 serta tunduk kepada hukum. Pasal 7 ayat 2 UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI menyebutkan, Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Seberapa besar kemungkinan hal-hal mengkhawatirkan ini dapat muncul? Setiap saat dapat saja muncul. Apalagi kalau terjadi kekacauan sebagai akibat dari adanya pihak-pihak yang tidak dapat menerima kekalahan yang dialami dalam pileg 4

maupun dalam pilpres. Boleh kami tahu dari mana saja sumber informasi bapak dalam menganalisis hal ini? Sumbernya semua berasal dari putusan-putusan MK serta pasal-pasal yang ada dalam UUD45, UU no 34 thn 2004 ttg TNI, UU no 3 tahun 2002 ttg Pertahanan Negara dan UU no 24 tahun 2003 ttg Mahkamah Konstitusi. Boleh kami tahu sudah sejauh mana hal ini ada diskusikan/bicarakan kepada pihak2 yang terkait? Saya kan sudah purnawirawan, jadi yang bisa saya lakukan hanya menulis disurat kabar saja. Dalam tulisan Anda yang terakhir di Koran Tempo, Anda menyampaikan sejumlah saran kepada Pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Bisa Anda elaborasi lagi? Ya seperti yang sudah saya tulis itulah. Detilnya tergantung pemerintah untuk menindak lanjutinya. Apakah Anda tidak takut dianggap menyebarkan ketakutan dengan analisis-analisis yang suram ini? Ah, saya tidak merasa menyebar ketakutan, tetapi hanya menyajikan fakta yang terdapat dalam aturan perundang-undangan kita. Dewasa ini situasi politik Indonesia cukup memanas. Banyak purnawirawan TNI yang berbicara dan menyampaikan aspirasi. Apa pendapat Anda? Untuk menyampaikan aspirasi itu adalah hak setiap warga negara dan negara sudah menyiapkan saluran untuk menyampaikan aspirasinya. Dukungan purnawirawan terhadap partai tertentu sama saja dengan dukungan warga negara yang lain. Tidak ada hal yang istimewa. Sama saja dengan deklarasi dukungan ILUNI, atau deklarasi dukungan lulusan mahasiswa ITB kepada salah satu capres baru baru ini. Sejauh mana peran elit militer dalam perpolitikan Indonesia menurut Anda? 5

Militer aktif dilarang berpolitik, dan tidak menggunakan haknya untuk memilih dan dipilih. Karena itu militer aktif tidak memiliki pengaruh dalam dunia politik di indonesia. Dalam Pemilu kali ini, siapa atau koalisi seperti apa yang menurut Anda ideal bagi Indonesia? Koalisi yang ideal adalah koalisi yang menggambarkan kebhinekaan Indonesia yang indah seperti pelangi. (Ben / Ben) 6