PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

KODE ETIK GURU INDONESIA

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

Kode Etik Guru Indonesia

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (GN PK)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

BUKU KODE ETIK DOSEN

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

KODE ETIK GERAKAN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA ( GNPK-RI ) MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Etika (2) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KONSULTAN HUKUM PASAR MODAL BAB 1 KEANGGOTAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

PENDIDIKAN PANCASILA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Bismillahirrahmanirrahiim Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, setelah:

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KODE ETIK PUBLIC RELATIONS (HUMAS RUMAH SAKIT)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

Transkripsi:

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986

KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n t a n g PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA Menimbang: 1. Bahwa demi kesatuan bahasa, kesatuan pandangan dan kesatuan pandangan dan kesatuan gerak langkah di antara para Pengabdi Bantuan Hukum yang bertugas di bawah naungan Yayasan LBH Indonesia diperlukan adanya suatu pedoman sebagai pegangan dalam melakukan tugas mereka sehari-hari; 2. Bahwa naskah Pedoman Pokok Nilai-nilai Perjuangan Yayasan LBH Indonesia yang dihasilkan Rapat Kerja Nasional Yayasan LBH Indonesia ke-ii di Jakarta tanggal 25 s.d 27 Oktober 1984 memenuhi syarat-syarat untuk dijadikan pedoman yang dimaksud; Mengingat: Anggaran Dasar Yayasan LBH Indonesia pasal 16 (b); Memperhatikan: Putusan Rapat Dewan Penyantun Yayasan LBH Indonesia tanggal 16 April 1985 yang menerima baik hasil-hasil Rapat Kerja Nasional tersebut di atas; M E M U T U S K A N Menetapkan: Ketetapan Dewan Penyantun Yayasan LBH Indonesia tentang Pedoman Pokok Nilai-nilai Perjuangan Yayasan LBH Indonesia sebagai terlampir. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 20 Mei 1985 Suardi Tasrif, SH. K e t u a Aswab Mahasin, SH. Sekretaris

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA Pembukaan Bahwasanya menikmati keadilan adalah hak setiap insan, karena hanya dengan hidup yang berkeadilan manusia akan dapat hidup dan berperan sebagai manusia yang sesuai dengan hakikat keberadaannya. Menegakkan keadilan merupakan kewajiban asasi yang memiliki nilai perjuangan yang sangat mulia. Menegakkan keadilan mencerminkan sikap berdiri di atas semua golongan, menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, menerapkan hukum yang benar dan membantu orang yang miskin. Kebhinekaan masyarakat bangsa Indonesia, menuntut adanya rekayasa yang rasional dan etis dalam menuju masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana dicita-citakan oleh Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu, bagi Yayasan LBH Indonesia, penegakan keadilan tidak dapat dibatasi oleh perbedaan agama, kepercayaan, keturunan, suku bangsa, keyakinan politik maupun latar belakang sosial dan budaya. Adanya perbedaan sikap dengan pihak lain tidak boleh mengakibatkan adanya sikap yang tidak adil. Betapapun keadilan harus selalu ditegakkan, biarpun terhadap diri sendiri, kerabat serta teman sejawat. Adalah merupakan realita kehidupan masyarakat Indonesia yang didalamnya terdapat berbagai corak dan pelapisan sosial. Tidaklah sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 serta nilai moralitas bangsa, apabila dalam proses pergaulan masyarakat terdapat tata hubungan yang tidak adil. Tegaknya keadilan merupakan prinsip dalam hidup bermasyarakat. Penegakan keadilan selalu terkait dengan aspirasi dan kepekaan hati nurani masyarakat, sehingga tegaknya keadilan tidak bisa dipisahkan dengan tegaknya demorkasi. Menegakkan keadilan untuk masyarakat banyak dan golongan lemah atau tidak mampu dengan segala kendala dan konsekuensinya, merupakan kebajikan dan keutamaan moral serta sikap perjuangan yang terpuji. Mengamalkan perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang tercela, memiliki posisi sentral dalam kerangka perjuangan Yayasan LBH Indonesia. Hilangnya nilai-nilai kebenaran dalam dinamik, pergaulan sosial dan nurani masyarakat, berarti timbulnya budaya manipulasi, anarkhi dan hipokresi. Dengan konsekuensi menyuarakan kebenaran dihadapan kekuasaan yang menyeleweng, merupakan sikap yang terpuji. Kebenaran yang telah, sedang dan akan selalu ditegakkan, tergambarkan dalam keyakinan agama, dalam keyakinan kepercayaan, dalam ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dalam budi pekerti yang mulia, dalam adat istiadat bangsa yang luhur serta sikap dan perbuatan yang baik. Pemberian bantuan hukum bukan sekedar sikap kedermawanan, tapi lebih daripada itu merupakan sikap juang untuk membebaskan eksistensi harkat dan martabat kemanusiaan. Kejelasan sikap membela dan memberi bantuan hukum kepada masyarakat miskin secara cumacuma, merupakan manifestasi dari semangat perjuangan mengabdi kepada sesama manusia dan masyarakat banyak. Memperjuangkan dan menghormati hak-hak asasi merupakan tugas dan kewajiban yang suci. Hak asasi manusia adalah kodrat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tidak seorangpun dapat merampas hak-hak yang melekat pada manusia itu sejak lahir. Peran para Pengabdi Bantuan Hukum dalam perjuangan menegakkan keadilan, kebenaran, hukum dan hak-hak asasi manusia, juga terkait dengan semangat rekayasa, kreativitas dan keberanian para Pengabdi Bantuan Hukum dalam mengemban missi dan tanggung-jawabnya, yang kesemuanya merupakan proses yang tidak berakhir. Nilai Keberadaan Yayasan LBH Indonesia Keberadaan Yayasan LBH Indonesia di tengah masyarakat Indonesia mempunyai tujuan dan missi, yang secara konsisten selalu diperjuangkan pencapaiannya. Dalam rangka memperjuangkan tercapainya7an ys LBH Indonesia diusahkaan untuk:

1. Mewujudkan pola hubungan sosial yang adil, dimana peraturan hukum dan pelaksanaannya menjamin persamaan kedudukan bagi setiap kelompok sosial dan atau individu baik di lapangan politik maupun di lapangan ekonomi. 2. Mewujudkan sebuah sistem hukum dan administrasi yang mampu menyediakan prosedurprosedur dan lembaga-lembaga, tempat dimana setiap kelompok sosial dan atau individu dapat memperoleh jalan masuk untuk memengaruhi dan ikut menentukan setiap keputusan mereka khususnya yang berhubungan dengan alokasi sumber-sumber daya ekonomi. Maka konsekuensi dari pencapaian tujuan itu harus disertai missi perjuangan dari Yayasan LBH Indonesia, yaitu: 1. Menanamkan, menumbuhkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai Negara hukum yang demokratis, dan berkeadilan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik mereka yang merupakan warga Negara biasa maupun para pejabat, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 2. Menanamkan dan menumbuhkan sikap kemandirian golongan masyarakat miskin sehingga mereka sendiri dapat merumuskan, menyatakan, memperjuangkan dan mempertahankan, baik secara individual maupun kolektif hak-hak dan kepentingan mereka. 3. Mengembangkan lembaga-lembaga pendukung bagi usaha-usaha untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan hak-hak golongan masyarakat miskin. 4. Menciptakan kondisi awal yang akan mendukung usaha-usaha untuk mengadakan pembaharuan hukum yang tanggap terhadap kebutuhan golongan masyarakat miskin. Prinsip-prinsip Perjuangan Yayasan LBH Indonesia 1. Pemberian bantuan hukum hanya kepada golongan yang lemah dan tidak mampu, merupakan perwujudan dari semangat mengabdi tanpa pamrih yang tertanam dalam nilainilai budaya masyarakat Indonesia. 2. Memberi bantuan hukum berarti berjuang menegakkan hukum dengan tidak membiarkan adanya perbuatan yang melawan hukum; bersikap membiarkan atau berkompromi dengan pelanggaran hukum,merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan komitmen perjuangan. 3. Para Pengabdi Bantuan Hukum harus selalu menjaga diri untuk tidak menjual prinsip pendirian dan sikap perjuangannya untuk mendapat keuntungan materi. Kendatipunhrs juga disadari bahwa hidup berprinsip para Pengabdi Bantuan Hukum memberikan kepuasan bathin yang tidak dapat dinilai dengan materi. 4. Dalam upaya memperjuangkan tercapainya tujuan dan missi Yayasan LBH Indonesia, para Pengabdi Bantuan Hukum tidak dibenarkan berkompromi dengan atau tunduk kepada setiap bentuk ketidakadilan dan perkosaan hak asasi, karena keadilan adalah prasyarat pokok terciptanya sistem kemasyarakatan yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. 5. Perjuangan para Pengabdi Bantuan Hukum juga menyangkut proses, baik proses hukum maupun aspek kehidupan lainnya. Dengan rekayasa, ketrampilan, keberanian, kejujuran dan integritas yang dimiliki oleh para Pengabdi Bantuan Hukum dapat diperlancar perjuangan setiap warga masyarakat untuk memperoleh keadilan dan kebenaran hukum yang hakiki. Pada waktu yang bersamaan para Pengabdi Bantuan Hukum juga selalu dituntut untuk melawan setiap bentuk kejahatan, baik yang dilakukan oleh individu ataupun oleh masyarakat, yaitu apabila masyarakat sendiri tidak menjamin atau memberikan peluang kepada individu untuk dapat menuntut hak asasinya untuk memperoleh keadilan. 6. Perjuangan para Pengabdi Bantuan Hukum selalu mendahulukan kepentingan kolektif daripada kepentingan pribadi, serta menjadi pendukung dari gerakan emansipasi golongan masyarakat miskin dan tidak mempunyai pretensi untuk mengambil-alih kepemimpinan dari perjuangan masyarakat miskin.

KETETAPAN No. : TAP 02/V/1985/YLBHI T e n t a n g KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Menimbang: 1. Bahwa dalam melakukan tugasnya sebagai Pengabdi Bantuan Hukum di bawah naungan Yayasan LBH Indonesia, para Pengabdi Bantuan Hukum wajib mentaati suatu kode etik yang merupakan pedoman moral maupun profesional bagi pelaksanaan tugas mereka; 2. Bahwa naskah Kode Etik Pengabdi Bantuan Hukum yang dihasilkan Rapat Kerja Nasional Yayasan LBH Indonesia keii di Jakarta tanggal 25 s.d 27 Oktober 1984 memenuhi syarat-syarat untuk dijadikan pedoman yang dimaksud; Mengingat: Putusan Rapat Dewan Penyantun Yayasan LBH Indonesia tanggal 16 April 1985 yang menerima baik hasil-hasil Rapat Kerja Nasional tersebut di atas. M E M U T U S K A N Menetapkan: Ketetapan Dewan Penyantun LBH Indonesia tentang Kode Etik Pengabdi Bantuan Hukum Indonesia sebagai terlampir. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 20 Mei 1985 Suardi Tasrif, SH. K e t u a Aswab Mahasin, SH. Sekretaris

KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Pasal 1 Kepribadian Pengabdi Bantuan Hukum Pengabdi Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) adalah: - Warga Negara RI yang bekerja di bidang Bantuan Hukum; - Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; - Bersifat kesatria dan berbudi luhur; - Menjunjung tinggi nilai keadilna, kebenaran dan hak-hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; - Memperjuangkan hak-hak dan kepentingan orang miskin dan lemah; - Dalam menjalankan tugasnya bebas dari pengaruh dan tidak terikat oleh apapun kecuali pemihakan kepada nilai-nilai kebenaran hakiki. Pasal 2 Cara Pelaksanaan Pengabdian Bantuan Hukum - PBHI menempuh jalan dan usaha yang jujur dan benar dalam melaksanakan tugasnya; - PBHI sedapat mungkin mengikutsertakan kliennya secara aktif dalam penanganan perkaranya, agar mereka dapat mengikuti setiap perkembangan; - PBHI menggali dan meneliti fakta secara obyektif dan kritif; - PBHI mengupayakan penanganan perkara sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku; - PBHI menggalang kerjasama dengan berbagai profesi dalam upaya penemuan fakta serta pemecahan perkara yang ditangani. Pasal 3 Perangkapan Pekerjaan - PBHI yang mempunyai jabatan sebagai Direktur LBH diperkenankan untuk melaksanakan praktek hukum, asal saja berkantor di luar kantor LBH; - PBHI yang melaksanakan tugas sebagai Pembela Umum maupun sebagai staf LBH tidak diperkenankan melakukan rangkaian pekerjaan praktek hukum di luar LBH. Pasal 4 Hubungan Dengan Klien - PBHI dalam menangani perkara mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi; - PBHI dalam menangani perkara-perkara yang bersifat perdata berupaya sedapat mungkin menyelesaikan perkara secara dalam; - PBHI dalam menangani perkara-perkara pidana berusaha mengemukakan segala hal-hal yang dapat menghasilkan keputusan yang seadil-adilnya; - PBHI tidak boleh memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang ditangani; - PBHI tidak boleh memberikan jaminan bahwa perkara yang ditanganinya akan menang; - PBHI memberikan kebebasan sepenuhnya kepada klien memercayakan kepentingannya kepada pengacara lainnya apabila pelayanan PBHI dianggap kurang memuaskan; - PBHI wajib memberikan segala keterangan kepada klien atau penasehat/pengacaranya yang baru mengenal perkara yang bersangkutan apabila diperlukan; - PBHI harus menolak permintaan bantuan hukum yang dilakukan oleh orang-orang yang dipandang mampu, kecuali untuk kasus-kasus pelanggaran hak asasi yang mempunyai dampak yang luas terhadap masyarakat; - PBHI wajib memegang rahasia jabatannya tentang apa yang diberitahukan oleh klien berdasarkan jabatan dan kepercayaannya; - PBHI dalam menangani perkara tidak diperkenankan menarik honorarium dari klien, demikian pula tidak diperkenankan menerima sumbangan dan hadiah dalam bentuk apapun dalam kapasitasnya sebagai pribadi.

Pasal 5 Hubungan Dengan Kekuasaan Kehakiman dan Kekuasaan Lainnya - PBHI harus bersikap sopan terhadap setiap pejabat kekuasaan kehakiman dan terhadap pejabat lain yang ada hubungannya dengan peradilan dan penegakan hukum; - PBHI wajib mempertahankan kehormatan diri dan jabatannya terhadap tindakan-tindakan pejabat yang bertentangan dengan jabatannya dan atau bertentangan dengan hukum; - PBHI wajib ikut berusaha mencari dan menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum. Pasal 6 Hubungan dengan Teman Sejawat - PBHI harus menjalin hubungan baik dengan teman sejawat berdasarkan saling penghargaan dan kepercayaan; - PBHI tidak diperkenankan menarik seorang klien dari teman sejawatnya baik langsung maupun tidak langsung; - PBHI mempunyai wilayah kerja masing-masing berdasarkan wilayah kerja kantor LBH yang membawahinya menurut kesepakatan kantor LBH. Pasal 7 Pengawasan dan Pembinaan - Dalam rangka pelaksanaan Kode Etik PBHI, Dewan Pengurus Yayasan LBH Indonesia mempunyai kewenangan pengawasan dan pembinaan serta menjatuhkan sanksi terhadap para Direktur LBH yang melakukan pelanggaran, setelah kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan; - Direktur LBH bersama-sama dengan Dewan Penasehat mempunyai kewenangan pengawasan dan pembinaan serta menjatuhkan sanksi terhadap para PBHI yang melakukan pelanggaran, setelah kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan. ***