KLASIFIKASI JENIS KAPAL BERBASIS CITRA MENGGUNAKAN LBP (LOCAL BINARY PATTERN) DAN LDA (LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

KLASIFIKASI KAPAL PADA PERAIRAN INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

PENENTUAN LOKASI PARKIR KOSONG MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) SKRIPSI JOKO KURNIANTO

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

IMPLEMENTASI PROGRAM DETEKSI TEPI DAUN MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM

IDENTIFIKASI INDIVIDU BERDASARKAN CITRA SILUET BERJALAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN JARAK KONTUR TERHADAP CENTROID ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

PENGENALAN POLA WAYANG MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PADA APLIKASI MOBILE

PENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING UNTUK MENDETEKSI CACAT PADA PRODUKSI PELURU

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KLASIFIKASI KUALITAS BUAH STROBERI SEGAR BERDASARKAN PENGUKURAN ATRIBUT KECACATAN MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

BAB II Tinjauan Pustaka

Shintya Yosvine Monro¹, Bambang Hidayat², Ari Novianty³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

MUHAMMAD SALAFUDDIN NIM.

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1980

PENGENALAN AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE MODIFIED DIRECTION FEATURE DAN ALGORITMA GENERALIZED LEARNING VECTOR QUANTIZATION (GLVQ)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN DETEKSI TEPI PREWITT DAN ROBERTS PADA UANG KERTAS DAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

KLASIFIKASI POLA BATIK DENGAN DETEKSI TEPI (LAPLACIAN DAN ROBERT) BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM PEMBACA LJK BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN SCANNER LJK READER SYSTEM BASED DIGITAL IMAGE PROCESSING USING SCANNER

Abstrak. Kata kunci: Deteksi, Ekstraksi ciri, Google Earth, K-NN, RGB. Abstract

REALISASI PENGUKUR TINGGI BADAN MANUSIA SECARA REALTIME BEBRBASIS WEBCAM

Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform) Irfan Hilmy Asshidiqi ( )

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

PENGENALAN POLA HURUF ALPHABET ABSTRAK

PENGARUH PEMAKAIAN EDGE DETECTION PADA SISTEM PENGENALAN HURUF KAPITAL TULISAN TANGAN

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

SKRIPSI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUS RETINA MATA DENGAN ALGORITMA FILTER GABOR. Oleh: NUR AHMAD FAUZAN

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

Transkripsi:

KLASIFIKASI JENIS KAPAL BERBASIS CITRA MENGGUNAKAN LBP (LOCAL BINARY PATTERN) DAN LDA (LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS) TYPE OF SHIP CLASSIFICATION BASED ON IMAGE USING LBP (LOCAL BINARY PATTERN) AND LDA (LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS) Elia Kurniawati 1, Jangkung Raharjo, Ir., M.T. 2, Inung Wijayanto, S.T., M.T. 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 eliakurnia@students.telkomuniversity.ac.id 2 jkr_btp@yahoo.com 3 iwijayanto@telkomuniversity.ac.id Abstrak Banyak kapal yang berlayar di perairan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengetahui jenis kapal di suatu perairan untuk mudahkan dalam mendata setiap kapal yang sedang berlayar. AIS adalah suatu sistem yang memberikan penjelasan tentang kapal-kapal yang sedang berlayar. Akan tetapi sistem tersebut masih memliki kekurangan, untuk mendukung sistem tersebut, maka dilakukan penelitian yang dapat mengklasifikasi jenis kapal dengan memanfaatkan citra digital. Jenis kapal yang diklasifikasikan pada tugas akhir ini terdiri dari 4 kategori, yaitu Bulk Carrier, Crude, LCT, dan lain-lain. Kategori lain-lain adalah kapal random yang tidak terdefinisi di sistem. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah LBP (Local Binary Pattern) dan LDA (Linear Discriminant Analysis). LBP digunakan sebagai proses ekstraksi ciri untuk mendapatkan ciri penting dari sebuah citra dan hasil proses tersebut akan menjadi input untuk klasifikasi LDA. Proses training menggunakan 60 data latih, dan untuk testing menggunakan 80 citra uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode LBP dan LDA pada klasifikasi jenis kapal memiliki akurasi sebesar 81,25%. Pengujian seluruh badan kapal memiliki akurasi yang rendah yaitu 51,25%. Posisi kapal tidak mempengaruhi akurasi sistem. Semakin banyak data latih, maka akurasi meningkat. Varian nilai (P,R) terbaik adalah varian (8,1). Akurasi dapat ditingkatkan dengan data yang lebih valid. Kata kunci : klasifikasi kapal, citra digital, LBP, LDA Abstract Many ships sailing in the waters of Indonesia. Therefore, we need a system that can determine the type of ship to make it easy to record any ship that was sailing. AIS is a system that provides an explanation of the ships that are sailing. However, the system still has shortcomings, to support the system, has been done research to classify the type of ship by utilizing the digital image. Types of vessels that are classified in this final project consists of four categories, namely Bulk Carrier, Crude, LCT, and others. The others category is a random ship that is not defined in the system. The method used in this final project is the LBP (Local Binary Pattern) and LDA (Linear Discriminant Analysis). LBP is used as a method of feature extraction process to get the important characteristics of an image and process the results will be input for LDA classification. The process of data using 60 training practice, and for testing using 80 test images. The results showed that LBP and LDA methods in the type of ship classification has an accuracy of 81,25%. Testing the entire hull has a low accuracy at 51,25%. The ship's position does not affect the accuracy of the system. The more training data, then the accuracy is increased. Variant values (P, R) is the best variant (8.1). Accuracy can be improved with a more valid data. Key : ship classification, digital image, LBP, LDA 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah pulau mencapai 17.508 [1]. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai jalur lalu lintas laut dan udara internasional. Sebagai jalur lalu lintas laut internasional, banyak kapal yang berlayar di perairan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengetahui jenis kapal di suatu perairan untuk memudahkan dalam mendata setiap kapal yang sedang berlayar. Sistem pemantauan kapal yang digunakan saat ini adalah AIS (Automatic Identification System). AIS adalah suatu sistem pemantauan kapal berbasis GPS dan komunikasi digital VHF [2]. AIS memberikan penjelasan tentang kapal-kapal yang sedang berlayar, seperti nama kapal, ukuran kapal, jenis kapal, kecepatan, DWT (Deadweight Tonnage), GT (Gross Tonnage), negara asal, dan tujuannya. Akan tetapi sistem tersebut masih memliki kekurangan, yaitu tidak mencantumkan gambar kapalnya. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dilakukan penelitian yang diharapkan dapat mendukung AIS dengan cara memanfaatkan pengolahan citra digital. Data berupa citra digital yang didapat dari Google Earth. Algoritma dan

metode-metode yang bisa digunakan salah satunya yaitu LBP (Local Binary Pattern) dan LDA (Linear Discriminant Analysis). Pada tugas akhir ini metode LBP (Local Binary Pattern) digunakan untuk mengekstrasi ciri dari database kapal dan kapal yang diuji. Sebelum proses ekstraksi ciri, dilakukan proses preprocessing untuk mendapatkan hanya satu citra kapal yang akan diuji. Untuk mengklasifikasi jenis kapal dari ciri-ciri yang didapatkan dari proses ekstraksi ciri digunakan metode LDA (Linear Discriminant Analysis). 2. Dasar Teori 2.1 Klasifikasi Jenis Kapal Klasifikasi kapal merupakan proses penentuan jenis kapal ke dalam kelompok tertentu. Pengklasifikasian ini diperhitungkan untuk mendapatkan informasi kapal jenis apa yang berlayar di suatu perairan, khususnya di perairan Indonesia. Dengan demikian, pendataan dari kapal-kapal yang berlayar di perairan tersebut akan lebih mudah. Jenis kapal beraneka ragam, namun pada tugas akhir ini dikhususkan untuk mengklasifikasi jenis kapalkapal besar, yaitu kapal Bulk Carrier, kapal Crude, dan kapal LCT. Gambar 1 Bulk Carrier Gambar 2 LCT Gambar 3 Crude 2.2 Citra Kata citra atau yang dikenal secara luas dengan kata gambar dapat diartikan sebagai suatu fungsi intensitas cahaya dua dimensi, yang dinyatakan oleh f(x,y), dimana nilai atau amplitudo dari f pada koordinat spasial (x,y) menyatakan intensitas (kecerahan) citra pada titik tersebut. Sedangkan menurut kamus Webster, citra adalah representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda[3]. 2.3 Local Binary Pattern (LBP) LBP merupakan salah satu metode ekstraksi ciri yang mendeskripsikan tekstur. LBP membandingkan nilai biner piksel pada pusat citra dengan nilai piksel tetangganya. LBP menggunakan blok piksel 3x3 dengan threshold adalah nilai tengah dari piksel. Nilai piksel pada pusat akan dikurangi dengan nilai piksel tetangganya. Jika hasil yang didapat lebih atau sama dengan 0, maka diberi nilai 1. Jika hasilnya kurang dari 0, maka diberi nilai 0. Kemudian menyusun 8 nilai biner tersebut searah jarum jam atau sebaliknya, lalu diubah kedalam nilai desimal untuk menggantikan nilai piksel pada pusat citra. 2.4 Linear Discriminant Analysis (LDA) [4] Diskriminan analisis linier (LDA) adalah salah satu metode yang dipakai pada statistik, pengenalan pola secara umum untuk menemukan kombinasi linier dari fitur yang menjadi ciri atau memisahkan dua atau lebih kelas objek atau peristiwa. Kombinasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pengklasifikasi linear. Tujuan analisis diskriminan adalah untuk mengklasifikasikan objek ke salah satu dari dua atau lebih kelompok berdasarkan serangkaian fitur yang menggambarkan kelas atau kelompok. LDA juga berfungsi untuk meminimalisasi jarak antar ciri dalam kelas dan memaksimalkan jarak antar ciri pada kelas yang berbeda. 3. Perancangan Sistem Pemodelan sistem untuk mengklasifikasi jenis kapal terbagi menjadi beberapa tahapan yang dapat dimodelkan dengan diagram blok berikut :

Gambar 4 Blok Diagram Sistem Tahapan pertama adalah akuisisi citra. Data gambar kapal yang diperoleh dari Google Earth kemudian di crop secara manual dengan Snipping Tool. Lalu dipisah menjadi dua kategori data, yaitu data uji dan data latih. Kemudian untuk masing-masing data tersebut dilakukan pre-processing. Tahapan preprocessing terdiri dari cropping, filtering, ubah citra menjadi citra keabuan dan biner, lalu deteksi tepi dan dirotasi menjadi horisontal, dan yang terakhir adalah segmentasi citra kapal untuk memisahkan kapal dan laut. Setelah pre-processing dilakukan ektraksi ciri untuk mendapatkan vektor ciri masing-masing kapal. Proses ekstraksi ciri menggunakan metode LBP. Tahapan terakhir yaitu klasifikasi jenis kapal dengan menggunakan metode LDA. Diagram alir dari sistem yang dibuat dapat digambarkan sebagai berikut : Start Start Testing Image Training Image Pre-Processing Pre-Processing Feature Extraction using LBP Feature Extraction using LBP Testing Vector Training Vector Classification using LDA Result End Gambar 5 Diagram Alir Proses Uji dan Latih Citra latih merupakan semua citra dari kapal, sedangkan citra uji adalah beberapa citra dari Google Earth. Pada digram alir tersebut terdapat tiga tahapan, yaitu preprocessing untuk mendapatkan citra kapal, proses ekstraksi ciri dengan proses LBP, proses pengelompokan dan klasifikasi dengan menggunakan LDA antara vektor ciri citra uji dengan vektor ciri citra latih. 4. Pengujian Sistem 4.1 Analisis Pemilihan Filter pada Sistem Gambar 6 Citra Uji

Akurasi (%) Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa citra tersebut dalam keadaan terdistorsi atau mengandung derau. Maka dibutuhkan filter untuk mengurangi derau tersebut. Derau yang ada pada citra adalah jenis salt and pepper, karena terlihat seperti bintik-bintik. Oleh karena itu dilakukan pengujian untuk memilih jenis filter yang dibutuhkan sistem. Gambar 7 Median Filter Gambar 8 HPF Gambar 9 LPF Pengujian dilakukan dengan tiga filter berbeda, yaitu median filter, high pass filter (HPF), dan low pass filter (LPF). Dapat terlihat pada gambar bahwa jenis filter yang bisa digunakan adalah median filter dan low pass filter. Namun pada sistem ini digunakan median filter untuk mengurangi derau tersebut. Tapi tidak menutup kemungkinan penggunaan filter yang lain, namun dengan threshold yang diubah-ubah sesuai kebutuhan sistem. 4.2 Analisis Pemilihan Deteksi Tepi pada Sistem Untuk mengenali objek kapal di dalam citra, objek perlu dipisahkan terlebih dahulu dengan latar belakangnya (laut). Pencarian bentuk objek ini bisa dilakukan dengan menggunakan deteksi tepi. Gambar 10 Roberts Gambar 11 Canny Gambar 12 Prewitt Gambar 13 Sobel Pada gambar di atas telah dilakukan empat kali pengujian dengan deteksi tepi berbeda, yaitu Roberts, Canny, Prewitt, dan Sobel. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil deteksi tepi yang tidak jauh berbeda. Keempat deteksi tepi tersebut mampu memisahkan objek kapal dengan lautnya dan bentuk objek kapal dapat dikenali. Pada sistem ini dipilih untuk menggunakan deteksi tepi Roberts, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan deteksi tepi yang lain. 4.3 Analisis Hasil Pengujian Sistem Tabel 1 Hasil Pengujian Sistem untuk Bagian Palka Kapal Data Terklasifikasi Benar Terklasifikasi Salah 80 65 15 Tabel 2 Hasil Pengujian Sistem untuk Seluruh Badan Kapal Data Terklasifikasi Benar Terklasifikasi Salah 80 41 39 Pada tabel 4.1 dan 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pengujian dilakukan dengan menggunakan 80 data uji. Terdapat empat kategori kapal yang diujikan, yaitu Bulk Carrier, Crude, LCT, dan lain-lain. Kategori lain-lain adalah kelompok kapal yang tidak termasuk ketiga jenis kapal tersebut, kategori kapal random yang tidak terdefinisi di sistem. Setiap kategori dilakukan 20 kali pengujian dengan data uji yang berbeda. Akurasi Pengujian Sistem 100 50 0 Akurasi (%) Palka Kapal 81,25 Keseluruhan Badan Kapal 51,25 Gambar 14 Hasil Pengujian Sistem

Akurasi (%) Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa akurasi pengujian sistem saat diuji bagian palka adalah 81,25% dan akurasi pengujian sistem saat diuji keseluruhan badan kapal adalah 51,25%. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa akurasi sistem yang paling tinggi saat dilakukan pengujian untuk bagian palka kapalnya saja. Saat diuji keseluruhan badan kapal akurasinya lebih rendah karena bagian buritan dan anjungan untuk setiap kapal terlihat hampir sama, sehingga saat masuk ke proses LBP ektstraksi cirinya menghasilkan variabel yang lebih banyak, dan variabel tiap kelas berdekatan. Sedangkan jika diambil palka kapalnya saja, rentang variabelnya lebih sedikit. Hal itu membuktikan bahwa metode LBP lebih cocok saat sistem menguji hanya bagian palka kapalnya saja. 4.4 Analisis Pengaruh Jumlah Data Latih terhadap Akurasi Tabel 3 Pengaruh Jumlah Data Latih terhadap Akurasi Banyak Data Akurasi Keseluruhan Kapal Akurasi Palka Latih (%) 0 0 0 5 28,75 30 10 43,75 31,25 15 63,75 35 20 81,25 51,25 Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak data latih, maka akurasi sistem semakin tinggi, baik saat diuji bagian palka maupun diuji keseluruhan badan kapal. Semakin banyak jumlah data latih, maka vektor ciri LBP semakin bervariasi untuk setiap jenis kapal, sehingga banyak data uji yang terklasifikasi benar. Hal itu menyebabkan akurasi meningkat. Jadi, banyaknya data latih berbanding lurus dengan akurasi sistem. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 5 10 15 20 Akurasi Palka 0 28,75 43,75 63,75 81,25 Akurasi Keseluruhan Jumlah Data Latih terhadap Akurasi 0 30 31,25 35 51,25 Gambar 15 Jumlah Data Latih terhadap Akurasi 4.5 Analisis Pengaruh LBP (8,R) terhadap Akurasi Tabel 4 Pengaruh LBP terhadap Akurasi Akurasi Pengujian Palka Akurasi Pengujian Keseluruhan LBP (P,R) Badan LBP (8,1) 81,25 51,25 LBP (8,2) 66,25 47,5 LBP (8,3) 55 46,25 Pada tabel diatas dilakukan pengujian LBP (P,R). Pada pengujian ini jumlah piksel tetangganya 8 (P=8), sedangkan radiusnya diubah-ubah, yaitu R=1, R=2, dan R=3. Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai R berpengaruh terhadap tingkat akurasi. Pada sistem ini, semakin besar nilai R maka tingkat akurasi cenderung turun dan akurasi tertinggi adalah varian (8,1). Dari penelitian sebelumnya juga dikatakan varian (8,1) yang terbaik.

Akurasi (%) Pengaruh Akurasi terhadap LBP Akurasi Pengujian Palka Akurasi Pengujian Keseluruhan Badan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 LBP (8,1) LBP (8,2) LBP (8,3) 81,25 66,25 55 51,25 47,5 46,25 Gambar 16 LBP (8,R) terhadap Akurasi 4.6 Hasil Pengujian Posisi Palka Kapal terhadap Klasifikasi Gambar 17 Posisi Kapal setelah dirotasi 270 Gambar 18 Posisi Kapal setelah dirotasi 90 Gambar 19 Posisi Kapal setelah dirotasi 180 Gambar 20 Posisi Kapal sebelum dirotasi Pada gambar di atas diketahui bahwa telah dilakukan pengujian posisi kapal terhadap klasifikasi jenis kapal. Contoh data uji yang diujikan adalah kapal Bulk Carrier. Pengujian dilakukan dengan jenis kapal yang sama, namun dengan posisi yang berbeda, yaitu saat posisi kapal sebelum dirotasi, posisi kapal setelah dirotasi 90, posisi kapal setelah dirotasi 180, dan posisi kapal setelah dirotasi 270. Dari pengujian tersebut diketahui bahwa kemiringan dan posisi kapal dari citra yang diujikan tidak berpengaruh terhadap klasifikasi pada sistem yang telah dibuat. 4.7 Hasil Pengujian Posisi Kapal pada Google Earth terhadap Klasifikasi Gambar 21 Posisi Kapal di Tengah Gambar 22 Posisi Kapal di Kiri Bawah Gambar 23 Posisi Kapal di Kiri Atas

Gambar 24 Posisi Kapal di Kanan Bawah Gambar 25 Posisi Kapal di Kanan Atas Pada gambar di atas diketahui bahwa telah dilakukan pengujian posisi kapal dari Google Earth terhadap klasifikasi jenis kapal. Contoh data uji yang diujikan adalah kapal Bulk Carrier. Pengujian dilakukan dengan jenis kapal yang sama, namun dengan sudut pengambilan data yang berbeda. Dari pengujian tersebut diketahui bahwa sudut pengambilan data dari Google Earth dan posisi kapal dari citra yang diujikan tidak berpengaruh terhadap klasifikasi pada sistem yang telah dibuat. Kemiringan sudut pengambilan data tidak berpengaruh terhadap vektor ciri hasil LBP, posisi yang berbeda tetap menghasilkan vektor ciri yang sama, sehingga tetap terklasifikasi sama. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari perancangan hingga pengujian Sistem Klasifikasi Jenis Kapal Berbasis Citra Menggunakan LBP (Local Binary Pattern) dan LDA (Linear Discriminant Analysis) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem yang dibuat mampu mengklasifikasi jenis kapal berdasarkan metode LBP dan LDA. 2. Filter yang diimplementasikan pada sistem ini adalah median filter. 3. Deteksi tepi yang diimplementasikan pada sistem ini adalah deteksi tepi Roberts. 4. Akurasi 81,25% saat kapal diuji hanya bagian palka kapalnya saja. 5. Akurasi 51,25% saat kapal diuji keseluruhan badan kapal. 6. Semakin banyak data latih, maka akurasi sistem semakin tinggi. 7. Akurasi tertinggi didapat pada jenis LBP biasa dengan nilai varian (8,1) yaitu sebesar 81,25% untuk pengujian palka kapal, dan 51,25% untuk pengujian keseluruhan badan kapal. 8. Posisi palka kapal sebelum dirotasi dan setelah dirotasi 90, 180, 270 dari citra yang diujikan tidak berpengaruh terhadap klasifikasi pada sistem yang telah dibuat. 9. Sudut pengambilan data dari Google Earth dan posisi kapal dari citra yang diujikan tidak berpengaruh terhadap klasifikasi pada sistem yang telah dibuat. Daftar Pustaka [1] Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 10 November 2014. [Online]. Available: http://kkp.go.id/index.php/sejarah-terbentuknyakementrian-kelautan-dan-perikanan-kkp/. [Diakses 15 September 2015]. [2] Lapan, Pusat Teknologi Satelit, 5 November 2014. [Online]. Available: http://www.pusteksat.lapan.go.id/index.php/subblog/read/2014/15/kajian-penerapan-ais-pada- SATELIT-LAPAN-A2. [Diakses 15 September 2015]. [3] C. R. Gonzalez dan E. R. and Woods, dalam Digital Image Processing 3rd Ed, New Jersey, USA, Pearson Prentice Hall, 2008. [4] H. T. Saksono, Pendeteksian Kanker Paru-Paru Dengan Menggunakan Transformasi Wavelet Dan Metode Linear Discriminant Analysis, 2010.