BAB I PENDAHULUAN. bahwa masih sangat banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan. pendidikan untuk memperbaiki kinerjanya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. 1. bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman. 2

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan merupakan hal yang telah ada dalam diri kita sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan: Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran harus direncanakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. menjalin suatu hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di tingkat

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak. Proses mengembangkan siswa harus dengan tertib, dan teratur agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat sangat berharap adanya perubahan yang nyata dalam proses pendidikan, sehingga kualitas sumber daya manusia secara bertahab dapat diperbaiki melalui jalur pendidikan. Namun demikian, kita sadari bahwa masih sangat banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan yang harus kita atasi, mengingat persaingan global dalam merebut pasar kerja merupakan tugas tersendiri dari suatu lembaga pendidikan untuk memperbaiki kinerjanya. Kondisi lain yang sangat mencemaskan Sekolah atau Guru dan Kepala sekolah, yaitu rasa takut dan khawatir yag terlalu besar, kalau banyak anak yang tidak lulus dalam mengikuti UN. Banyak guru yang ketakutan kalau tidak dapat mencapai target kurikulum. Sebenarnya ketakutan dan kecemasan guru itu wajar saja, dan dari sinilah seharusnya guru dan sekolah memperbaiki proses pembelajarannya. 1 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak 17. 1 Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum (Jakarta: Sagung Seto, 2001), 1

2 mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Ag. Soejono, 1980: 160) Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima. Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada siswa, tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang menekankan factor penting keaktifan siswa ini tentu saja tidak bermaksud mengucilkan arti penting pembelajaran. Namun pada kenyataanya, pembelajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Memang pada ahirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk itu pembelajaran hendaknya dipandang sebagai variable bebas (independent variable), yakni suatu kondisi yang harus dimanipulasikan, oleh suatu rangkaian strategi atau metode yang yang harus diambil dan dilaksanakan oleh guru. Pandangan semacam ini akan memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar 2. Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan siswa untuk mencerna 3. Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan lainya yang sesuai dengan konteks objektif di lapangan

3 4. Memilih jenis alat-alat audio visual atau media pembelajaran lain yang tepat untuk keperluan belajar siswa. 2 Oleh karena itu guru dituntut untuk memberikan yang terbaik kepada muridnya, dalam memilih metode, dan kadar keaktifan siswa harus selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode. Mengajar bukan hanya sebuah proses mekanis untuk menyajikan pelajaran dan kemudian menguji siswa, namun mengajar merupakan seni yang menyajikan kreativitas yang sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan dengan beragam latar belakang siswa. Dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat hendaknya dapat mengakomodasi itu semua. 3 Seperti telah diketahui bersama bahwa pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak akan terlepas dari pada bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dari semula atau bagaimana cara mengajar agar bisa berjalan dengan lancar berdasarkan metode atau alat yang akan digunakan. Alat pendidikan ialah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. 4 2 Hamzah B. Uno, Belajar Dengan Pendekatan Pailkem (Jakarta: Bumi aksara, 2011), 142. 3 Ameliasari T. Kusuma, menyusun PTK itu gampang (Jakarta: Esensi Erlangga group, 2013), 5. 4 J.V.S. Tondowidjoyo, Kunci Sukses Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 45.

4 Realitasnya banyak ditemui oleh peneliti bahwa guru menguasai mata pelajaran dengan baik tetapi tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat perencanaan yang harus disiapkn oleh guru sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang tidak didasarkan pada penggunaan metode pembelajaran sehingga berakibat rendahnya hasil pembelajaran. Hasil pengamatan yang penulis temukan pada kelas I MI Al Bashor Lamongan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan membaca lancar sangat rendah. Dari 22 siswa terdapat banyak yang belum terampil dalam membaca lancar, berdasarkan penelitian terdapat 6 anak yang sudah terampil dalam keterampilan membaca, sedangkan 16 anak yang lain belum terampil dalam membaca lancar. Sehingga siswa sulit untuk terampil dalam membaca lancar, apalagi bisa memahami dan materi yang disampaikan oleh guru. 5 Faktor yang memicu rendahnya keterampilan membaca pada siswa adalah rendahnya konsep tentang simbol-simbol huruf (seperti membedakan antara huruf-huruf yang hampir sama), sulitnya mengejah dalam membaca, pengajaran yang membosankan, dan kurangnya dorongan atau motivasi dari keluarga. Berdasarkan hasil pembelajaran yang kurang memuaskan, maka dari itu perlu diterapkan pembelajaran yang intensif, tidak hanya guru tetapi peran 5 Pengamatan dilakukan pada Tanggal: 08-02-2013 di MI Al Bashor Lamongan

5 siswa juga diperlukan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman dalam proses belajar siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan secara langsung, melibatkan guru dan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan dengan pengajaran yang tidak membosankan maka siswa akan mudah untuk terampil dan memahaminya. Dengan pembelajaran yang dilakukan secara bervariasi (guru aktif dan siswa aktif) sehingga motivasi siswa dalam keterampilan membaca siswa akan semakin tinggi, selain itu pembelajaran yang dilakukan akan menyenangkan, pada ahirnya proses pembelajaran yang dilakukan secara langsung akan mudah untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterampilan membaca siswa pada saat itu. Proses tersebut dinamanakan Metode Drill karena dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dibacanya. dengan demikian guru dan siswa akan berperan active dan semangat dalam menerima pembelajaran. Oleh karena itu ada upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan judul penelitian yaitu: Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Menggunakan Metode Drill Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Al Bashor Lamongan.

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana keterampilan siswa dalam membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Al Bashor Lamongan? 2. Bagaimana penerapan Metode latihan (Drill) dalam keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Al Bashor Lamongan? 3. Bagaimana Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Menggunakan Metode latihan (Drill) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Al Bashor Lamongan? C. Hipotesis Tindakan Setelah meneliti guru Madrasah utamanya kelas I, mengajarkan dengan menggunakan Metode Ceramah dan menghafal tanpa ada modifikasi yang lainnya. Sehingga kondisi kelas terlihat kurang efektif dari segi waktu, penyampaian dan pemahaman muridnya. Terutama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, karena terlihat bahwa penyampaian mata pelajaran ini dianggap membosankan bagi para siswa, sehingga siswa masih rendah dalam membaca, dan sangat sulitnya memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat keterampilan pokok yakni Berbicara, Mendengar, Membaca dan Menulis. Mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran yang sangat penting apalagi dalam aspek membaca, diperlukan waktu banyak dalam mengejah dan memahaminya.

7 Untuk itu peneliti menggunakan metode latihan (Drill) untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan training yang diberikan, merupakan keharusan muthlak oleh setiap guru. Metode Drill terdiri dari berbagai macam tehnik, sehingga pembelajaran tidak akan membosankan, selain itu di dalam metode Drill akan belajar tentang keterampilan, ketepatan dan ketangakasan. Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam peningkatan keterampilan membaca lancar kelas I MI Al Bashor Lamongan di atas adalah dengan menggunakan metode latihan (Drill). Dengan menggunakan metode ini diharapkan keterampilan membaca siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam membaca lancar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas I MI Al Bashor Lamongan 2. Untuk mengetahui penerapan Metode latihan (Drill) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Al Bashor Lamongan 3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pada siswa kelas I setelah diterapkan Metode latihan (Drill) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Al Bashor Lamongan.

8 E. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini: 1. Subyek penelitiannnya adalah para siswa kelas I MI Al Bashor Lamongan, semester ganjil tahun ajaran 2013-2014, dari bulan Oktober sampai Desember 2. Implementasi pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan metode latihan (Drill) untuk meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas I MI Al Bashor Lamongan. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Penelitian dilaksanakan agar menjadikan pembelajaran yang aktive, tidak hanya aktive pada guru, tetapi siswa juga berperan langsung dalam pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran yang dilakukan akan mudah diingat oleh siswa. b. Siswa bisa mendapatkan suasana belajar baru yang lebih menyenangkan sesuai dengan karakteristik mereka yang masih senang bermain-main dan melakukan hal-hal yang mereka suka.

9 2. Bagi guru a. Penelitian dilaksanakan agar dapat mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, setelah guru dapat mengetahui masalah-masalah yang terdapat dikelas, maka guru akan berusaha untuk memecahkan permasalahan, sehingga pembelajaran akan lebih efektive. b. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari hasil penelitian dan dapat langsung diterapkan di sekolah terutama dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode baru ini diharapkan mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam proses belajar yang selalu sama. 3. Bagi peneliti a. Dengan adanya Penelitian tindakan kelas, akan memberikan pengalaman yang sangat berharga buat peneliti, karena secara langsung peneliti akan melihat keadaan kelas, dan mengetahui problematika yang terdapat dikelas, sehingga dari penelitian itu, peneliti dapat belajar sebagai bekal mengajar pada masa yang akan datang. b. Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang bagaimana penggunaan metode latihan (Drill) sebagai salah satu metode pembelajaran bahasa indonesia.

10 c. Menjadi motivasi bagi mahasiswa bahwa proses pembelajaran tidak hanya selalu menggunakan buku pegangan dan papan, tapi masih banyak strategi ataupun metode lain yang dapat digunakan. Serta dapat menambah perbendaharaan teknik bagi calon guru yang sebentar lagi akan benar-benar terjun ke masyarakat untuk mengabdikan diri dengan ilmu yang dimilikinya. G. Sistematika Pembahasan Untuk menghindari tumpang tindih atau berulang-ulangnya pengkajian, dipandang perlu untuk memaparkan sitematika pembahasan. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian definisi operasional dan sistematika pembahasan. Bab II adalah landasan teori yang mencakup tiga bagian. Bagian pertama mencakup landasan teori yang terdiri dari: Pertama, keterampilan membaca meliputi hakikat membaca, tujuan membaca, macam-macam membaca, keterampilan membaca pada anak, manfaat membaca, dan indikator dalam peningkatan keterampilan membaca. Kedua, tentang Metode Drill meliputi pengertian Metode Drill, langkah-langkah Metode Drill, prinsip-prinsip Metode Drill, syarat-syarat penerapan Metode Drill, serta kelemahan dan kelebihan Metode Drill. Ketiga, tentang Mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi pengertian hakikat Bahasa dan faktor-

11 faktor yang mempengaruhi belajar Bahasa. Keempat, pengaruh Metode Drill terhadap peningkatan keterampilan anak, meliputi masalah dalam Membaca, cara meningkatkan keterampilan Membaca, dan pengaruh Metode Drill dalam meningkatkan keterampilan Membaca. Bab III adalah Metode penelitian yang memuat tentang Metode penelitian, subjek penelitian dan setting penelitian, variable yang diselidiki, teknik dan alat pengumpulan data, rencana tindakan, sumber data, indikator kinerja serta tim peneliti dan tugasnya. Bab IV adalah hasil penelitian yang membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V adalah penutupan yang terdiri dari saran dan kesimpulan. Pembahasan ini juga dilengkapi dengan pengantar, abstraksi, daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran yang memungkinkan untuk kelengkapan tulisan ini.