BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PENDINGINAN MOTOR

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

BAB II. LANDASAN TEORI

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB II LANDASAN TEORI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

BAB XI DIRECT MONOEVRING SYSTEM

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

1. EMISI GAS BUANG EURO2

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB I MOTOR PEMBAKARAN


Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB XII INDIRECT MAMOEVRING SYSTEM

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

II. TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

Konstruksi CVT. Parts name

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

PEMBELAJARAN. Tanda Tangan Guru Umum : mengidentifikasi gangguan dan kelainan selama mesin beroperasi. Gangguan yang mengacaukan

ANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB II LANDASAN TEORI

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

Transkripsi:

BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang bergerak sehingga mengurangi gesekan. Gesekan yang besar menimbulkan suhu yang tinggi. Oil filus adalah lapisan tipis yang terdapat diantara bagian bagian yang bergerak berupa selaput pelumas karena adanya aliran pelumas yang diberikan oleh pompa pelumas. Bila suatu poros sedang diam tidak bergerak terletak diatas sebuah bantalan, maka sebelum diberikan aliran pelumas diretakan pelumas masih kering. Setelah aliran pelumas diberikan oleh pompa pelumas, dan poros dalam keadaan berputar, maka aliran pelumas turut berputar searah putaran poros. Bila putaran poros ditambah, maka aliran pelumas akan mendesak poros kesamping membentuk baji pelumas (wedge). Setelah putaran poros ditingkatkan, maka aliran pelumas mendesak poros terangkat dari bantalannya karena telah terbentuknya oil filus yang bertekanan tinggi, sehingga tidak terjadi kontak langsung antara poros dan bantalannya. Dewasa ini sering ditambahkan kepada pelumas berupa additive dengan maksud untuk mempertahankan murni kekentalan dari pelumas tersebut karena pengaruh suhu tinggi yang dideritanya. Dalam mempelajari pelumas pada motor, hanya terbatas kepada fungsi pelumasan dan sirkulasi pelumas tersebut, sedangkan poros asal mula pelumas sehingga mendapatkan produk yang diinginkan, dapat dijelaskan pada pelajaran bahan bakar dan pelumas dari ilmu bahan. 1.1 Tujuan Pelumasan Tujuan pelumasan adalah untuk: a. Memperkecil keausan antara bagian bagian yang bergerak dengan terbentuknya oil film diantaranya. b. Menghindari kontak langsung dari bagian bagian yang bergerak.

c. Untuk pendinginan sehingga mengurangi panas. d. Perlindungan terhadap korasi. e. Menjadikan permukaan bagian bagian yang bergerak menjadi licin sehungga f. Beban lebih rata dan putaran stabil. g. Sebagai peredam suara menghilangkan suara yang berisik. 1.2 Macam Pelumas Macamnya pelumasan dikelompokan dalam: a. Pelumasan hydronamis (pelumasan lapisan penuh) bilamana bagian bagian yang bergerak tidak saling bersentuhan karena terbentuknya oil film diantara bagian bagian yang bergerak tersebut. b. Pelumas hydrostatis adalah indentik dengan pelumasan hydrodinamis. c. Pelumasan terbatas (pelumasan kering), bilamana bagian bagian yang bergerak saling bersentuhan karena tidak terdapat oil film diantaranya dan akibat pengaruh permukaan permukaan yang bergerak yang besar (tidak licin). 1.3 Sistem Pelumasan sistem pelumasan pada motor kita kenal dengan : a. Sump basah, dimana carter (CRANK EASE) selalu terisi dengan pelumas. Pelumas dalam peredarannya (bila motor jalan) dimulai dari Carter oil filter Lub. Oil pump jurnal sheft crank pin connection rod piston ring crank case. Untuk pelumasan Rocker arm, maka melalui pipa pelumas menuju Rocker arm untuk melumasi valve. Came sheft dan kembali jatuh ke crankcase. Sump basah banyak dijumpai pada motor motor tenaga kecil dan menengah.

Pelumas cepat kotor, karena pembersihan pelumas hanya terjadi pada saringan saringan saja, apalagi piston ring sudah bocor, kotoran kotoran gas hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder masuk dalam minyak pelumas lewat piston ring yang bocor yang dalam kondisi ini tenaga motor akan jauh berkurang. b. Sump kering, dimana CRANKcase tidak terisi dengan minyak, banyak pelumas berada dalam sump tank yang terletak diluar mesin. Aliran pelumas saat motor jalan adalah sbb: Sump tank suction oil filter lub. Oil filter discharge oil filter Oil coobr jurnal sheft Crank pin connection rod piston ring Crankcose sump tank. Aliran pelumas lainnya yang fungsinya untuk pemisahan, sump tank purifier (separator) sump tank. Menggunakan sump kering, pelumas lama menjadi kotor, karena selain dibersihkan oleh saringan saringan juga dibersihkan separator. 1.4 Pelumasan Silinder Secara terus menerus dan selalu bergerak dan selalu bergesek dengan silinder saat motor jalan, menimbulkan panas gesekan yang hal ini perlu di hindari dengan memberikan pelumas kepada silinder. Sistem pelumasan ini terdapat pada motor motor induk kapal. Pelumas silinder ini di peroleh dari tanki pelumas khusus yang ditempatkan disebelah luar badan motor. Sebuah pompa pelumas (lubricator pump) yang digerakkan secara mekanik dari poros engkol, mengisap pelumas dari tanki tersebut dan dipompakan melalui pipa pipa kecil ke dinding silinder (tiap silinder 2 lubang pelumaan saling berhadapan) secara tetesan yang teratur tergantung pada putaran motor. Pelumas dalam tankinya adalah pelumas baru tidak tercampur dengan pelumas mesin (CRANKcase) dan setelah melumas piston ring, mungkin ada sebagian kecil yang jatuh dalam carter bercampur dengan pelumas mesin.

Pelumasan silinder untuk motor motor bantu kapal yang relatif mempunyai tenaganya kecil hanya menggunakan sistem percikan pelumas (oil pan) yang diperoleh dari sendakan dari Crank pin terhadap pelumas yang berada dalam CRANKcase (sump basah). Minyak sendokan ini di percikan ke dinding silinder. Berarti lubang lubang pelumas seperti halnya motor motor induk tidak ada di dinding silinder. Pelumasan silinder dengan sistem ini kurang begitu baik, sementara motornya sendiri biasanya untuk putaran putaran tinggi. Untuk mengatasi keausan keausan yang timbul, design material cylinder liner oleh pabrik menjadi prioritas yang utama baik komposisi maupun jenis materialnya. 1.5. Pembersihan Pelumasan Agar supaya pelumas selalu dalam keadaan bersih walaupun telah dipakai beredar dalam sistem pelumasan motor, maka diusahakan agar kondisi pelumas itu baik, maka ditempuhlah usaha pembersihan pelumas sebagai berikut : a. Menggunakan saringan pelumas (oil filter) b. Menggunakan purifier lub.oil separatur

Oil filter biasanya terdiri dari 2 buah (kanan dan kiri) pada setiap motor, sehingga untuk pembersihan pelumas tidak harus memberhentikan motor, cukup dengan mengatur volve yang menuju kesaringan tersebut dan dipakainya saringan secara bergantian ( satu saringan dipakai sementara yang satu dibersihkan). Sedangkan menggunakan purifier seperator, ialah terjadinya pembersihan pelumas karena prinsip gaya pasangan, dimana bagian bagian pelumas yang karena sudah kotor dengan perbedaan berat jenis akan terrpisah dan terurai secara tersendiri (kotoran keluar melalui pipa tertentu). Purifier ini terdiri dari piringan piringan (disc) yang mempunyai lubang lubang pada piringannya yang diameternya berbeda beda tergantung dari berat jenis yang akan dipakai untuk pelumasnya. Piringan piringan tersebut cukup banyak Grafity disc (piringan berat jenis) ini dapat diganti sesuai kebutuhan berat jenis yang dipakai. Pembersihan pelumas melalui purifier dilaksanakan setelah suhu pelumas mencapai suhu kerja (saat start motor belum menggunakan purifier), dan dijelaskan terus menerus, untuk setiap 4 kaki secara berkala grafity disc selalu dibersihkan, kemudian purifier dijalankan lagi. Pada gambar 37, diperlihatkan sistem pelumasan mesin. Suhu suhu pelumas keluar mesin masuk LOCOOLER berkisar 55 o C dan keluar LO cooler masuk mesin ± 45 o C.

Gambar 37

Gambar 38

Gambar 39