DIRECT INSTRUCTION DISERTAI INVOLVING STUDENTS IN SELF-AND PEER EVALUATION UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATAKULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) M. Zainudin Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro Jl. Panglima Polim No. 46 Bojonegoro Jawa Timur e-mail: zain.akhmad@yahoo.com. ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di program studi pendidikan matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro dengan tujuan untuk membuktikan apakah implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Hasil belajar dinyatakan dalam pemahaman konsep dasar PTK, kemampuan menyusun proposal PTK, serta kemampuan melakukan dan mengkomunikasikan hasil PTK. Data dianalisis dengan membandingkan skor mahasiswa dengan KKM (75) dan peningkatan skor belajar selama 2 siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, PTK, Kreativitas. ABSTRACT Classroom Action Research (CAR) is done in mathematics education department Faculty of Natural Science and Mathematics Education, PGRI Bojonegoro Teacher Training Institute has the aim to verify whether the implementation of Direct Instruction Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase the creativity of students in the CAR. Learning outcomes is stated in understanding the basic concepts of CAR, ability to develop CAR proposals, as well as the ability to perform and communicate the results of CAR. Data were analyzed by comparing the scores of students using Minimum Passing Grade (75) and increasing in learning scores for 2 cycles. The results of this research indicates that the implementation of Direct Instruction by Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase the creativity of students in the CAR Keywords: Direct Instruction with Involving Students in Self-and Peer Evaluation, CAR, Creativity. Pendahulan Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro mempunyai visi menjadi program studi Pendidikan Matematika yang mampu
5 menghasilkan tenaga pendidik mata pelajaran matematika yang profesional, mandiri, unggul, dan berkualitas. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menghasilkan lulusan calon tenaga pendidik matematika yang kompeten adalah membekali mahasiswa prodi Pendidikan Matematika dengan matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai langkah untuk mempersiapkan pendidik yang mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman. Standar Kompetensi (SK) matakuliah PTK adalah setelah selesai mengikuti perkuliahan PTK ini mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika diharapkan dapat melakukan PTK dan melaporkan hasil penelitian. Perkuliahan PTK ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan melakukan penelitian tentang masalah-masalah pembelajaran matematika di sekolah. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dimiliki mahasiswa dalam perkuliahan PTK ini adalah mahasiswa mampu memahami konsep dasar PTK; mengidentifikasi masalah dan ide-ide untuk dikembangkan menjadi desain penelitian; menyusun proposal penelitian; terampil melakukan PTK; menyusun laporan PTK; memiliki kepekaan dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar serta melakukan refleksi diri tentang praktik meneliti melalui jurnal refleksi dan portofolio sebagai mahasiswa mandiri. Penelitian ini merupakan implementasi direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation untuk meningkatkan Kreativitas Mahasiswa pada matakuliah PTK. Rerata hasil belajar murni matakuliah PTK pada pertemuan kedua tahun akademik 2013/2014 adalah 6,0. Rendahnya rerata hasil belajar PTK tersebut merupakan masalah yang urgen karena PTK merupakan ilmu yang harus dikuasai mahasiswa sebagai bekal calon pendidik untuk melakukan penelitian sebagai langkah memperbaiki kualitas pembelajaran. Rendahnya hasil
6 belajar matakuliah metodologi penelitian juga terjadi pada mahasiswa tahun akademik 2013/2014 yakni rerata hasil belajar tengah semester sebesar 6,5 menjadi dasar untuk melakukan PTK untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melakukan penelitian. Pembelajaran direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation dipilih sebagai model karena berdasarkan interview yang dilakukan dengan beberapa dosen IKIP PGRI Bojoneroro masih 60% dosen yang dalam beberapa perkuliahan menggunakan direct instruction sebagai model pembelajaran. Modifikasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dilakukan dengan harapan dapat meningkatan kreativitas dalam menyusun pndahuluan pada proposal penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heni (2012) disimpulkan bahwa pemodifikasian model pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk bekerja sama dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran tanpa pemodifikasian. Pembelajaran modifikasi model direct instruction dengan memberikan kesempatan kepada teman sejawat untuk memberi masukan dari hasil kinerja yang dilakukan oleh mahasiswa lain dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui involving students in self-and peer evaluation yang diadaptasi dari bagian Assessment for Learning (Clark, 2005: 1-2). Pemberian kesempatan kepada teman sejawat diharapkan dapat memberi kontribusi positif untuk mengoptimalkan kreativitas mahasiswa. Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru (Ruggiero, 1998; Evans, 1991). Pehkonen (1997) mengemukakan bahwa seseorang memerlukan dua model berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat logis. pengertian tersebut menunjukkan
7 bahwa berpikir kreatif lebih pada pemikiran yang tiba-tiba muncul, tidak terduga, dan di luar kebiasaan bukan hanya pada pemikiran yang logis. Kreativitas merupakan hasil berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan ide baru yang sesuai dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide-ide, membangun (generating) ide-ide, dan menerapkannya (Tatag, 2008: 10). Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran (Pehkonen, 1997). Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan The Tourence Test of Creative Thingking (TTCT). tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas). kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. fleksibilitas tampak pada perubahanperubahan pendekatan ketika merespon perintah. kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Mahmudi (2010), menyatakan bahwa salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah dengan soal terbuka, yaitu soal yang memiliki beragam solusi atau strategi penyelesaian. Sesuai dengan SK pada matakuliah PTK yang mengharuskan mahasiswa menyusun laporan PTK dari praktik mini penelitian dalam sendiri dengan responden teman sekelas yang merupakan lanjutan hasil penyusunan proposal PTK, sehingga konsep dasar dalam penelitian yang disusun mahasiswa merupakan kreativitas dari tugas yang berbentuk soal terbuka. Pemberian soal terbuka yang pada dasarnya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk menyusun proposal dan melakukan PTK sesuai dengan proposal yang disusun diharapkan dapat meningkatkan berpikir kreatif mahasiswa. Langkah-langkah pembelajaran direct instruction dengan involving students in self-and
8 peer evaluation pada penelitian ini mengadaptasi dari langkah-langkah pembelajaran langsung menurut Puspananda (2012) kemudian dimodifikasi dengan sebagai berikut. Tahap 1, Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan mahasiswa. Tahap ini Dosen membahas dan mendiskusikan konsep dasar PTK dengan mahasiswa secara kooperatif. Dosen meminta mahasiswa mengkaji konsep dasar dari berbagai sumber kemudian menyimpulkan konsepkonsep dasar PTK. Mahasiswa pada tahap ini mengkaji konsep dasar PTK dari buku, internet, dan jurnal yang memuat PTK serta mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian mengembangkan rencana pemecahan masalah melalui penelitian. Tahap 2, mencari informasi dan konfirmasi masalah. Mahasiswa secara individual mencari teori yang dapat dijadikan landasan untuk mendukung pemecahan masalah yang telah dirumuskan serta mencari informasi melalui observasi maupun interview tentang masalah yang dihadapi oleh seorang guru dalam pembelajaran dan kemungkinan pemecahan masalah serta mendiskusikan argumen mahasiswa yang telah dirumuskan pada tahap 1 dengan guru tersebut. Dosen pada tahap 2 ini memfasilitasi mahasiswa untuk mencari teori dari berbagai sumber yang valid (pustaka, jurnal, maupun prosiding) untuk dijadikan landasan pemecahan masalah dan membimbing serta mendiskusikan dengan mahasiswa tentang pemecahan masalah yang diajukan agar berdaya guna bagi perencanaan dan pelaksanaan PTK. Tahap 3, Penyusunan proposal. Mahasiswa pada tahap 3 ini menyusun proposal PTK berdasarkan tahap sebelumnya. Proposal PTK kemudian ditukarkan dengan teman sebaya dengan untuk diberi masukan demi penyempurnaan proposal sebelum diserahkan ke dosen untuk direvisi. Dosen dalam tahap ini memfasilitasi mahasiswa untuk memberi masukan pada proposal temannya dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya jika menemui kesulitan atau kebingungan dalam memahami proposal yang diberi masukan.
9 Tahap 4, Konfirmasi proposal, mahasiswa pada tahap ini mempresentasikan proposal PTK yang sudah diberimasukan oleh teman sebaya dan dosen sebelum melaksanakannya sedangkan mahasiswa lain memberi masukan tambahan. Dosen pada tahap ini memfasilitasi presentasi proposal PTK dan memberi masukan dari rencana PTK yang akan dilaksanakan. Tahap 5, pelaksanaan proposal, mahasiswa melakukan simulasi PTK sesuai dengan proposal yang telah disusun dan direvisi di kelas mahasiswa tersebut. Jadi pada PTK yang dilakukan adalah simulasi dan yang menjadi siswa adalah teman sekelas karena pada matakuliah PTK belum mendapatkan bekal micro teaching maupun PPL sehingga untuk memperlancar dan memaksimalkan kemampuan mahasiswa dalam matakuliah PTK, mahasiswa melakukan simulasi dengan teman sebaya. Tahap 6, penyusunan laporan kinerja. Mahasiswa pada tahap ini menganalisis data, menyusun laporan PTK, dan mempresentasikan hasil PTK dalam diskusi ilmiah di kelas. Dosen membimbing mahasiswa dalam penyusunan laporan PTK dan memfasilitasi forum diskusi ilmiah di kelas. Tahap 7, evaluasi projek. Mahasiswa melakukan evaluasi dari PTK yang telah dilakukan sebagai rekomendasi untuk penelitian berikutnya. Dosen membimbing mahasiswa melakukan refleksi dari serangkaian tindakan yang dilakukan dalam melakukan tugas matakuliah PTK tersebut. Tujuan dilakukan penelitian implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK dalam menyusun proposal PTK, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan PTK dan mengkomunikasikan laporan hasil PTK. METODE Penelitian Direct Instruction dengan Involving Students in Selfand Peer Evaluation untuk
10 meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yakni tahap perencanaa, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro pada semester genap 2013/2014. Materi penelitian meliputi pemahaman konsep PTK, penyususnan proposal PTK, pelaksanaan PTK, penyusunan laporan PTK, Pengkomunikasian hasil PTK. Data dan instrumen yang dikumpulkan dalam PTK ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar dalam pemahaman konsep PTK, hasil kreativitas mahasiswa dalam menyusun proposal, hasil belajar mahasiswa dalam melakukan dan menyusun laporan hasil PTK serta kemampuan mahasiswa dalam mengkomunikasikan laporan PTK dalam diskusi ilmiah di kelas. Data tersebut dikumpulkan dengan instrumen berupa soal uraian tentang konsep PTK, rubrik penilaian kreativitas mahasiswa dalam penyusunan proposal yang tersusun dari kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas), rubrik penilaian pelaksanaan pembelajaran, rubrik penilaian penyusunan laporan hasil penilaian, rubrik penilaian diskusi ilmiah. Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis untuk mengetahui tingkat kesesuaian RRP yang dirancang dengan pembelajaran yang dilaksanakan. kreativitas proposal PTK dianalisis untuk mengetahui tingkat kreativitas mahasiswa, dan hasil belajar dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan kreativitas mahasiswa didasarkan pada skor kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas) pada data skor kreativitas siklus I dan II. Mahasiswa dikatakan kreatif dalam penyusunan proposal PTK jika memiliki skor sama atau melebihi skor ketuntasan minimal (75). Keberhasilan tidakan dalam meningkatkan kemampuan
11 melakukan PTK, menyusun laporan Pertama, pemahaman hasil PTK, pengkomunikasian hasil konsep dasar PTK. Pemahaman PTK, relatif terhadap skor ketuntasan konsep dasar PTK diukur dengan tes minimal (75). pemahaman konsep. Materi tes HASIL DAN PEMBAHASAN meliputi, definisi termenologi Hasil tentang PTK, latar belakang Fokus dari direct instruction pelaksanaan PTK, identifikasi dengan involving students in self-and peer evaluation untuk meningkatkan pemahaman konsep PTK, kreativitas masalah PTK, perumusan masalah PTK, siklus dalam PTK, indikator keberhasilan dalam PTK. mahasiswa dalam menyusun Mahasiswa menyelesaikan proposal, hasil belajar mahasiswa dalam melakukan dan menyusun laporan hasil PTK serta kemampuan soal pada siklus I dan II. Soal pada siklus I berbeda dengan soal pada siklus II tetapi indikatornya sama. mahasiswa dalam Hasil tes pemahaman mengkomunikasikan laporan PTK. konsep pada siklus I ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Skor Pemahaman Konsep Dasar PTK Skor Pemahaman Konsep Siklus I Pemahaman Konsep Siklus II Terendah Tertinggi Rerata % yang mencapai KKM 48 80 65,07 36,36% 60 94 82,77 72,72% Catatan: Jumlah mahasiswa 44; Skor Ketuntasan Minimal adalah 75. Rerata pemahaman konsep dasar PTK adalah 65,07 (Tabel 1), rerata ini lebih rendah daripada skor ketuntasan minimal (75), mahasiswa yang memenuhi skor minimal ketuntasan (75) sebanyak 16 mahasiswa (36,36%). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep dasar PTK masih di bawah skor ketuntasan minimal. Siklus II digunakan modifikasi prosedur perkuliahan untuk meningkatkan pemahaman konsep dasar PTK dengan
12 memberikan soal terbuka untuk mengukur kreativitas mahasiswa diselesaikan pada jam di luar kuliah. dalam menyusun proposal PTK yang Hasil Penyelesaian soal di luar jam mencangkup kemampuan dalam perkuliahan kemudian direview oleh menyusun latar belakang, teman sejawat untuk diperbaiki mengidentifikasi masalah, sebelum diserahkan kepada dosen. merumuskan masalah, menelaah Hasil belajar pada siklus kedua pustaka, menetukan metode berupa soal uraian yang disusun berdasarkan indikator pada silabus. Hasil pemahaman konsep dasar PTK pada siklus II mengalami kenaikan daripada siklus I, yakni reratanya 82,77 dengan persentase mahasiswa yang memperoleh nilai mencapai penelitian dan menentukan indikator keberhasilan. Penyusunan latar belakang dan identifikasi masalah berdasarkan kreativitas mahasiswa, dapat berasal dari pengalaman pribadi maupun hasil kajian dari beberapa sumber. KKM sebesar 72,72%. Mahasiswa kemudian Kedua, kreativitas mengkonfirmasi hasil penyusunan mahasiswa dalam menyusun latar belakan kepada guru yang proposal. Mahasiswa ditugaskan mereka tentukan sebagai bahan untuk menyusun proposal PTK pada perbaikan dan untuk menguatkan siklus I dengan tujuan untuk penyusunan proposal. Tabel 2. Perubahan Skor Kreativitas Proposal PTK Banyak Mahasiswa Indikator Siklus I Siklus II Fasih Fleksibel Baru Fasih Fleksibel Baru Nilai < 75 17 22 19 12 14 13 Nilai 75 27 22 25 32 30 31 Rerata 78,3 70,3 75,2 76,0 79,3 80,3 Catatan: Jumlah mahasiswa 44; Skor Ketuntasan Minimal adalah 75. Berdasarkan Tabel 2, maka kreativitas mahasiswa pada aspek dapat disimpulkan rerata indikator kefasihan dan kebaruan di siklus I
13 lebih besar 75, tetapi pada aspek fleksibilitas hanya mencapai 7,03; sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus II lebih besar 75 sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Secara keseluruhan mahasiswa mengalami peningkatan kreativitasnya. Ketiga, kemampuan mahasiswa melakukan dan kemampuan mahasiswa dalam mengkomunikasikan laporan PTK serta menyusun laporan hasil PTK. Pada siklus I mahasiswa ditugaskan mensimulasikan PTK di kelas tempat mahasiswa tersebut kuliah untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan PTK. Data hasil penelitian dipresentasikan untuk didiskusikan di kelas sebelum dianalisis menjadi laporan hasil penelitian. Rerata gabungan skor kemampuan melakukan PTK, mengkomunikasikan dan menyusun laporan hasil PTK pada siklus I adalah 76,8. Rerata tersebut lebih besar dari skor ketuntasan minimal (75). Siklus II digunakan modifikasi involving students in selfand peer evaluation untuk memperbaiki proposal PTK hasil refleksi pada siklus I sebelum disimulasikan kembali. Proposal ditukarkan dengan teman sebaya sebelum dipresentasikan dan disimulasikan agar proposal dapat masukan dan komentar dari teman sebaya untuk memaksimalkan proposal dan pelaksanaan PTK. Rerata gabungan skor kemampuan melakukan PTK, mengkomunikasikan dan menyusun laporan hasil PTK pada siklus II adalah 82,8. Rerata tersebut lebih besar dari skor ketuntasan minimal (75). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Peningkatan kreativitas mahasiswa dikarenakan direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation memefasilitasi mahasiswa saling
14 memeberi masukan dari hasil kinerja teman sebelum diserahkan kepada dosen dan dipresentasikan di kelas untuk menyamakan pendapat dan memaksimalkan proposal PTK agar pelaksanaan simulasi penelitian tersebut dapat berlangsung maksimal. Pembelajaran direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation mengarahkan mahasiswa membangun pengetahuan. Penegetahuan dibangun melalui tata cara penyususnan latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan indikator keberhasilan dalam suatu PTK, serta pada saat penyusunan laporan yang melibatkan analisis data, uji hipotesis dan simpulan dari hasil penelitian. Kegiatan menyusun proposal dan melaporkan hasil penelitian ini melibatkan kemampuan mengonstruksikan pengetahuan. Pembelajaran direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation memngarahkan mahasiswa untuk dapat berpikir kritis dalam menyusun dan melaporkan hasil penelitian. Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir logis dengan melibatkan kemampuan membandingkan, mengklasifikasikan, membuat hubungan sebab akibat, berpikir deduktif dan induktif, dan memberikan kritik dari hasil kinerja teman yang tertuang dalam proposal PTK untuk diberi masukan demi kesempurnaan proposal tersebut. Berpikir kritis pada pembelajaran Pembelajaran direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation dilatihkan kepada mahasiswa sejak merancang proposal sampai penyusunan laporan hasil penelitian. Direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation membantu mahasiswa memecahkan masalah dengan pendekatan multidisiplin melalui belajar melakukan analisis data statistik dan teknik menulis laporan yang sebenarnya bukan merupakan kompetensi dari matakuliah PTK. Direct instruction dengan involving students in self-and peer
15 evaluation juga memfasilitasi mahasiswa mengembangkan sikap ilmiah seperti objektif, jujur, bertanggung jawab, berpikir rasional, empiris, sistematis, dan siap menerima kritik dan saran. SIMPULAN Direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Pembelajaran Direct instruction dengan involving students in self-and peer evaluation juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar dan kemampuan menyusun laporan hasil PTK. DAFTAR RUJUKAN Heni, D. M. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif T i p e STAD (Student Team Achievement Division) yang Dimodifikasi dengan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Aritmetika Serta Geometri Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas XI SMK Se-Kabupaten Bojonegoro. Tesis: PPs UNS. 2012. Puspananda, D. R. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Modified Jigsaw pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Tingkat Percaya Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Se-Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis: PPs UNS. 2012. Clarke, S. Formative assessment in the secondary classroom. London: Hodder Murray. 2005. Ruggiero, V.R. The Art of Thinking: A Guide to Critical and Creative Thought. New York: Longman, Addison Wesley Longman, Inc. 1998. Evans, J.R. Creative Thinking in the Decision and Management Sciences. Cincinnati: South-Western Publishing Co. 1991. Siswono, T. Y. E. Kumpulan Karya 2005-2007. Surabaya: UNESA press. 2008. Silver, Edward A. Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Thinking in Problem Posing. (Online) 1997 June; 29 (3), Available from: http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/ publications/zdm ZDM. Accessed on August 6, 2012. Mahmudi, Ali. Mengukur Kemampuan Berpikir Matematis. Makalah Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni sampai 3 Juli. 2010.