BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk menciptakan generasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembang kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembang kualitas potensi peserta didik. Jadi, tidak dapat memungkiri lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 1

2 (Kemendikbud, 2013: 71). Menurut Mulyasa (2013: 66) pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Burke (1995) dalam Mulyasa (2013: 66) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya. Sejarah pendidikan di Indonesia mencatat telah terjadi perubahan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum dimulai dari tahun 1950, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan sekarang sedang masa uji coba Kurikulum 2013 yang di implementasikan ke sekolah-sekolah tertentu di Indonesia. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Implementasi kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakikat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

3 pengembanganya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 memiliki banyak perbedaan, salah satunya yaitu pada KTSP 2006 menggunakan Standar Kompetensi (SK) akan tetapi pada kurikulum 2013 Standar Kompetensi (SK) ditiadakan dan diubah menjadi Kompetensi Inti (KI). Menurut Mulyasa (2013: 174), Kompetensi inti merupakan operasional Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tetapi untuk dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk mendapatkan lulusan yang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu dengan mempersiapkan buku teks sebagai sumber dan pedoman peserta didik dalam belajar. Demi menjamin ketercapaian kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan dan untuk memudahkan pemantauan dan supervisi pelaksanaan pengajaran maka buku teks dipersiapkan oleh pemerintah pusat yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akan tetapi saat ini Kurikulum 2013 sendiri sedang mengalami polemik. Anies Baswedan dalam artikel republika.co.id menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dihentikan pelaksanaanya. Penghentian ini tidak dilakukan secara total. Bagi sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama 3 semester (yang dimulai pada tahun ajaran 2013/2014) akan tetap menggunakan kurikulum tersebut dan akan dijadikan sebagai

4 sekolah percontohan. Bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013 selama 1 semester (yang dimulai pada tahun ajaran 2014/2015) akan kembali menggunakan kurikulum 2006. Polemik yang terjadi dapat mencerminkan bahwa pemerintah belum benar-benar siap dalam mempersiapkan maupun mengimplementasikan kurikulum 2013. Persiapan dan implementasi kurikulum yang kurang siap akan berpengaruh terhadap buku teks yang digunakan. Kurikulum 2013 menggunakan buku teks yang disusun dan dikeluarkan oleh pemerintah (Kemendikbud), akan tetapi buku teks yang dibuat dan dikeluarkan oleh pemerintah dipandang sebagai proyek yang terburu-buru. Hal tersebut dapat dilihat dari kronologi kurikulum 2013 yang dikutip dari republika.co.id. Kurikulum 2013 diawali dengan pembentukan tim penyusun kurikulum 2013. Pembentukan tersebut dilakukan pada bulan Januari 2013. Pada bulan Juli 2013, buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan sejarah selesai ditulis. Dilihat dari alur prosedur pembuatan buku teks, maka rentang waktu dari bulan januari sampai dengan bulan juli dinilai sangat singkat. Menurut pengamat pendidikan Darmanningtyas (dalam artikel republika.co.id), proses untuk mengedit dan mencetak di tangan penerbit membutuhkan waktu tiga bulan sampai diputuskan untuk layak terbit atau tidak. Berdasarkan hal tersebut, maka waktu pembuatannya hanya memakan waktu kurang lebih 4 bulan. Saat ini buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VII sudah mengalami satu kali revisi. Hal tersebut lebih menegaskan lagi bahwa pemerintah kurang siap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan dalam menyusun buku teks. Pada saat terjadinya berbagai polemik tentang buku teks kurikulum 2013, beberapa penerbit menerbitkan buku teks dengan mengacu pada kurikulum 2013, namun buku teks ini digunakan sebagai pelengkap belajar peserta didik, tidak

5 digunakan sebagai buku pegangan utama atau tidak didistribusikan ke sekolahsekolah. Penerbit hanya menjualnya ke toko-toko buku. Pada saat jalan-jalan di Gramedia, peneliti secara tidak sengaja menemukan buku teks bahasa Indonesia untuk SMP terbitan Erlangga. Peneliti kemudian membacanya dan berusaha membandingkanya dengan buku teks yang diterbitkan oleh Kemendikbud, sebab sebelumnya peneliti pernah membaca buku teks SMP yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Peneliti melihat adanya persamaan dan perbedaan kedua buku tersebut. Salah satu persamaannya yaitu pada bab 1 sama-sama mempelajari tentang teks laporan hasil observasi. Perbedaannya yaitu di dalam buku teks terbitan Kemendikbud setiap babnya selalu ada kegiatan berkelompok, sedangkan di dalam buku teks keluaran penerbit Erlangga tidak ada hal tersebut. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memiliki pemikiran apakah masih banyak persamaan dan perbedaan antara buku teks terbitan Kemendikbud dengan buku teks terbitan Erlangga. Oleh karena itu, penelitian Analisis Perbandingan Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Wahana Pengetahuan terbitan Kemendikbud dengan Buku Teks Mandiri Bahasa Indonesia terbitan Erlangga dengan Kurikulum 2013 ini penting untuk dilaksanakan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kesesuaian buku teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan terbitan Kemendikbud dengan Kurikulum 2013? 2. Bagaimanakah kesesuaian buku teks Mandiri Bahasa Indonesia terbitan Erlangga dengan Kurikulum 2013? 3. Apakah perbedaan dan persamaan buku teks Bahasa Indonesia Wahana

6 Pengetahuan terbitan Kemendikbud dan buku teks Mandiri Bahasa Indonesia terbitan Erlangga dalam kesesuaianya dengan kurikulum 2013? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah maka dapat dirumuskan tujuan penelitian, yaitu: 1. Peneliti mendeskripsikan kesesuaian materi buku teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan terbitan Kemendikbud dengan Kurikulum 2013. 2. Peneliti mendeskripsikan kesesuaian materi buku teks Mandiri Bahasa Indonesia terbitan Erlangga dengan Kurikulum 2013. 3. Peneliti menemukan perbedaan dan persamaan buku teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan terbitan Kemendikbud dan buku teks Mandiri Bahasa Indonesia terbitan Erlangga dalam kesesuaianya dengan Kurikulum 2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini memberi manfaat dan gambaran bagi siswa SMP kelas VII dalam memilih dan menentukan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sumber dan pedoman belajar. b. Penelitian ini dapat membantu guru SMP kelas VII khususnya dalam menentukan buku pegangan mereka selain buku teks yang disediakan oleh pemerintah. c. Penelitian ini dapat member masukan bagi Dinas Pendidikan untuk peningkatan mutu dan tingkat kesesuaian buku teks yang diterbitkan selanjutnya dengan kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum 2013. d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi pengayaan tentang kurikulum 2013 dan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya.

7 2. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini memberi manfaat bagi pemerintah dalam menyusun buku teks Bahasa Indonesia guna meningkatkan kualitas buku teks sebagai sumber dan pedoman utama belajar peserta didik. b. Penelitian ini memberi manfaat bagi pihak pengembangan buku-buku teks Bahasa Indonesia guna meningkatkan kualitas buku-bukunya. c. Penelitian ini memberi tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca.