KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

.PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI E

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2013 TENT ANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG : PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 581 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

Transkripsi:

gjlkj,tuu< ~~IJ<JI ~.-aa ~UM~ ~""'1""," KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG POLA PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH BADAN AMILZAKAT, INFAO DAN SHADAOAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROF1NSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a b bahwa berdasarkan Keputusm Gubemur Kepala Daera'l Khusus Ilxikcta Jakata NOmJr 280 Tahun 1991 telah ditetapkan pola pengelolaan zakat dan infaqjsedekah termasuk zakat fitrah dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; bahwa dalam ran!j<a meningkalkan pengelolaan zakat, infaq, dan shadakah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Amil Zakat Infaq dm Shadaqah "Jar lebih prctesiona, transparan dan mandiri sesual dengan fungsi dan tujuannya, dianggap periu menyempumij.<an PJla pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah ymg pelaksmaannya dilakukan oleh Badm Amil ZiJ.<at Infaq dan Shooaqah di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; c bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b, pe..-iu ditetapkan kembai pola pengelaaan zaki1:, infaq, dan shadaqa'l BAZIS Prcpinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gube..-nur Mengingat 1 Undmg-undang Ncmor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, 2 Undang-undang Ncmor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Dae..-ah Khusus Ibukota Negaa Repuijik Indonesia Jakarta; 3 Undang-undang Ncmor 38 Tahun 1999 tentang Poogelolaan ZiJ.<at;

4. Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999; 5. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor Tahun 2002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, lnfaq dan Shadaqah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG POLA PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAO.AH BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAO.AH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Bawasda adalah Badan Pengawasan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Badan Amil Zakat, lnfaq, dan Shadaqah yang selanjutnya disingkat BAZIS adalah Badan Amil Zakat, lnfaq, dan Shadaqah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Dewan Pertimbangan adalah Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat, lnfaq dan Shadaqah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Komisi Pengawas adalah Komisi Pengawas Badan Amil Zakat, lnfaq dan Shadaqah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Badan Pelaksana adalah Badan Pelaksana Amil Zakat, lnfaq dan Shadaqah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah; 10. Nisab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau badan yang dikenakan wajib zakat; 11. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada mustahig;

12. Muzakki adalah orang atau badan yang wajib menunaikan zakat; 13. Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat yang terdiri dari 8 Ashnaf yaitu : a. Fakir ialah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kebutuhan primer lainnya; b. Miskin ialah orang yang memiliki harta dan mempunyai penghasilan, tetapi penghasilannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum bagi dirinya dan keluarganya yang menjadi tanggung jawabnya; c. Amil Zakat ialah mereka yang melaksanakan kegiatan pengumpulan dan pendayagunaan zakat termasuk administrasi pengelolaannya; d. Muallaf adalah golongan yang perlu dilunakkan hatinya kepada Islam atau untuk lebih memantapkan keyakinan kepada Islam; e. Riqab ialah pembebasan budak dan usaha menghilangkan segala bentuk perbudakan; f. Gharimin ialah orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan dirinya maupun masyarakat dalam melaksanakan ketaatan dan kebaikan; g. Sabilillah ialah usaha dan kegiatan perorangan atau badan yang bertujuan untuk menegakkan kepentingan agama atau kemaslahatan umat; h. Ibnusabil ialah orang yang kehabisan bekal dalam melakukan perjalanan melintas dari satu daerah ke daerah lain demi kemaslahatan umat dan agama Islam. 14. Infaq adalah pengeluaran harta yang diperintahkan agama untuk suatu kebaikan dan kemaslahatan, baik perorangan maupun kemaslahatan umum, yang bersifat materi di luar zakat; 15. Munfiq adalah orang atau badan yang memberi infaq; 1(3. Shadaqah adalah pengeluaran harta atau perbuatan amal/jasa yang diperintahkan agama untuk suatu kebaikan dan kemaslahatan, baik perorangan maupun kemaslahatan umum, di luar zakat; 17. Mutashaddik adalah orang atau badan yang memberi shadaqah; 18. Amal sosial adalah pengeluaran atas sejumlah derma dari seseorang secara ikhlas tanpa memperhatikan ketentuan jenis ataupun jumlah dan waktu kepemilikan harta serta peruntukan derma tersebut; 19. Pengawasan dan pengendalian, adalah suatu proses kegiatan dalam rangka penegakan peraturan yang berlaku; 20. Rapat Pleno adalah Rapat Tahunan dan Rapat Periodik yang dihadiri oleh Badan Pelaksana, Dewan Pertimbangan, dan Komisi Pengawas yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi; 21. Bank mitra adalah Bank yang telah bersepakat untuk mengadakan kerja sama dengan Badan Amil Zakat, lnfaq dan Shadaqah Propinsi DKI Jakarta dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah.

BAB H HAKEKAT DAN TUJUAN Pasal 2 Hakekat pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah adalah mengatur pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah secara efektif dan tepat sasaran, sehingga tercipta sistem pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah yang profesional, amanah, transparan dan mandiri sesuai dengan syariat Islam. Pasal 3 Tujuan pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah adalah : a. meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan tuntunan agama; b. meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial; c. meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq dan shadaqah. BAB III PRINSIP PENGELOLAAN Pasal 4 Pengelolaan zakat, lnfaq, dan shadaqah dilaksanakan dengan menganut 6 prinsip, yaitu : a. prinsip Syariah dan Moral Keagamaan artinya pengelolaan zakat, lnfaq, dan shadaqah berlandaskan pada syariah dan moral agama Islam; b. prinsip Kesadaran Umum artinya dalam pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah hendaknya mempunyai dampak positif menumbuhkembangkan kesadaran bagi muzakki, munfiq dan mutashaddik untuk melaksanakan kewajibannya; c. prinsip Manfaat hasil pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat; d. prinsip Koordinasi artinya dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah hendaknya terjalin koordinasi secara harmonis antar berbagai instansi/lembaga terkait, agar tercipta efisiensi dan efektifitas yang optimal; e. prinsip Keterpaduan artinya dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah secara menyeluruh perlu adanya keterpaduan antar berbagai instansi/lembaga terkait, dan keterpaduan antar ulama dan umara; f. prinsip Produktif Rasional artinya dalam pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah hendaknya diarahkan secara produktif dan rasional.

BAB IV WILAYAH PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAOAH Pasal 5 Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan satu kesatuan wilayah hukum pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah, dengan pengertian Zakat, infaq, dan shadaqah yang dikumpulkan dari muzaki, munfiq, mutashaddik didayagunakan terutama untuk kepentingan mustahik di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. BAB V PERHITUNGAN ZAKAT Pasal 6 (1) Guna memberikan kemudahan bagi muzakki dalam melaksanakan kewajibannya, ditetapkan jenis dan perhitungan zakat. (2) Jenis dan perhitungan zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. BAB VI PROGRAM KERJA Pasal 7 (1) Program kerja pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). (2) RKAT sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain : a. rencana dan target penerimaan ZIS; b. rencana pendayagunaan ZIS; c. perioritas pendayagunaan berdasarkan kebutuhan ashnaf; d. rencana strategis pengembangan. (3) RKAT ditetapkan oleh rapat pleno dan disahkan oleh Gubernur. BAB VII PENGUMPULAN Pasal 8 (1) Zakat terdiri atas zakat maal dan zakat fitrah. (2) Harta yang dikenai zakat adalah : a. emas, perak, dan uang;

b. perdagangan dan perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; g. rikaz. (3) Penghitungan menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama. Pasal 9 Pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah dimulai pada setiap tahun mulai bulan Januari sampai dengan akhir bulan Desember. Pasal 10 (1) Pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZIS dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. (2) BAZIS dapat bekerja sama dengan Bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di Bank atas permintaan muzakki. Pasal 11 (1) BAZIS dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat. (2) Selain penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BAZIS dapat menerima amal sosial. (3) Pembayaran zakat, infaq dan shadaqah dapat dilakukan melalui BAZIS atau bank mitra. Pasal 12 (1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. (2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZIS untuk menghitungnya. BAB VIII PENDAYAGUNAAN DAN HAK AMIL Bagian Pertama Pendayagunaan Pasal 13 Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk kepentingan 8 ashnaf berdasarkan skala prioritas.

Pasal 14 Hasil penerimaan infaq, shadaqah, amal sosial, hibah, wasiat, waris, dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif. Bagian Kedua Hak Amil Pasal 15 BAZIS selaku petugas pengelola (amil) memperoleh hak amil sesuai dengan syariat Islam. BAB IX PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 16 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas BAZIS dilakukan oleh Komisi Pengawas. (2) Dalam melakukan pemeriksaan keuangan BAZIS, Komisi Pengawas dapat meminta bantuan akuntan publik. (3) Pengawasan terhadap aset, sumber daya manusia dan pengelolaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dilakukan oleh Badan Pengawasan Daerah. Pasal 17 (1) Badan Pelaksana BAZIS memberikan laporan kepada Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas setiap 3 (tiga) bulan sekali. (2) BAZIS menyampaikan laporan tahunan kepada Gubernur dengan tembusan kepada DPRD Propinsi DKI Jakarta selambat-lambatnya bulan Februari tahun berikutnya. BAB X SANKSI Pasal 18 Setiap pelanggaran atas kelalaian dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB XI KETENTUAN LAIN Pasal 19 Guna memberikan motivasi kepada lembaga dan perorangan dalam peningkatan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, dapat diberikan penghargaan.

Pasal 20 Untuk pemberdayaan ekonomi umat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dapat dibentuk lembaga/badan usaha yang bersifat mandiri. Pasal 21 Petunjuk pelaksanaan pengumpulan, pendayagunaan dan hak amil serta pemberian penghargaan diatur dalam keputusan tersendiri. BAB XII PENUTUP Pasal 22 Dengan berlakunya keputusan ini maka Keputusan Gubernur Nomor 280 Tahun 1991 tentang Pola Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah di Wilayah DKI Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 23 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Djtelapkan di Jakarta ^da tanggal 6 September 200 2 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta 2 pada tanggal 3 September 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2902 NOMOR 117