KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

KONDISI SOSIAL EKONOMI

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68%

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. astronomi ibukota Kecamatan Sewon terletak pada 7 O Bujur Timur dan. : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰ ⁰28 53 bujur Timur

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB IV GAMBARAN UMUM


IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan

Katalog : pareparekota.bps.go.id

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB IV HASIL PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

BAB II TINJAUAN AREA STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

Transkripsi:

IV. KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA A. Keadaan Alam 1. Batas wilayah Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus kabupaten. Wilayah Kota Yogyakarta memiliki ketinggian rata-rata 114 m di atas permukaan laut (http://jogjakota.bps.go.id). Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman 2. Kondisi geografis Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relative datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 sungai yang melintasi Kota Yogyakarta, yaitu : Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian Timur kota Sungai Code di bagian Tengah, dan Sungai Winongo di bagian Barat kota. 27

28 3. Luas wilayah Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,50 km 2 atau 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Untuk luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 kecamatan, 45 kelurahan, 616 RW dan 2.532 RT, serta dihuni oleh 412.704 jiwa dengan kepadatan rata-rata 12.699 jiwa per km 2. (BPS Kota Yogyakarta dalam angka tahun 2015). B. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kota Yogyakarta sangat padat yaitu dengan luas wilayah 32,50 km 2 dan kepadatan penduduk Kota Yogyakarta adalah 12.669 jiwa per km 2. Berikut ini tabel jumlah kepadatan dan pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta. (BPS Kota Yogyakarta dalam angka tahun 2016). Tabel 5. Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Kota Yogyakarta Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/km 2 ) Pertumbuhan Penduduk (%) 2013 412.059 12.679 0,35 2014 397.398 12.228 0,37 2015 412.704 12.669 0,21 Sumber : BPS Kota Yogyakarta dalam angka tahun 2016 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa dalam setiap tahun jumlah penduduk di Kota Yogyakarta mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak 412.059 penduduk jiwa, tahun 2014 sebanyak 397.398 penduduk jiwa, dan pada tahun 2015 meningkat sebanyak 412.704 jiwa. Faktor yang menyebabkan menurunnya jumlah penduduk adalah banyaknya transmigran yang meninggalkan Kota Yogyakarta. Pada umumnya keadaan dan jumlah penduduk suatu daerah juga akan mengalami perubahan setiap

29 tahunnya. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk baik keluar maupun masuk. 1. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kota Yogyakarta Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat digunakan untuk mengetahui keadaan penduduk berdasarkan umur yang produktif maupun non produktif. Sedangkan untuk struktur jenis kelamin akan sangat menentukan kebutuhan dasar penduduk dalam proses pembangunan dan dapat diketahui apakah lebih cenderung pria atau wanita yang mendomisilinya. Jika suatu daerah mempunyai penduduk umur produktif lebih besar, maka daerah tersebut akan lebih cepat mengalami kemajuan. Oleh karena itu, secara rinci dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Keterangan Umur (tahun) Pria (orang) Wanita (orang) Jumlah total Kelompok 15 19 17.474 19.389 36.863 Umur 20 24 25.287 27.000 52.287 Produktif 25 29 21.033 18.889 39.922 30 34 15.649 15.309 30.958 35 39 14.039 14.437 28.476 40 44 13.154 14.264 27.418 45 49 13.342 14.813 28.155 50 54 12.245 13.688 25.933 55 59 10.140 11.529 21.669 Kelompok Umur non produktif Jumlah 183.531 188.368 371.899 0 4 13.931 13.280 27.211 5 9 13.744 12.994 26.738 10 14 13.493 12.776 26.269 60 64 6.686 7.073 13.759 65 69 4.027 5.295 9.322 70 74 2.996 4.329 7.325 75 + 3.842 6.557 10.399 Jumlah 17.551 23.254 40.805 Sumber : BPS Kota Yogyakarta tahun 2016

30 Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa penduduk yang masih produktif lebih besar dari yang non produktif yakni pada kelompok umur 20-24 tahun. Hal ini juga ditunjukkan dengan jenis kelamin yang didominasi umur produktif tersebut yaitu wanita. Kebanyakan dari jumlah wanita cenderung memiliki kegiatan utama yang tugasnya sebagai pedagang dan menjadi ibu rumah tangga. Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 menurut kegiatan utama penduduk berdasarkan jenis kelamin. Tabel 7. Kegiatan utama Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kegiatan utama Pria (orang) Wanita (orang) Jumlah total Bekerja 114.877 95.172 210.049 Mencari kerja 6.186 6.091 12.277 Sekolah 26.810 29.578 56.388 Lainnya 12.478 42.119 54.597 Jumlah 160.351 172.96 333.311 Sumber : BPS Kota Yogyakarta tahun 2016 Menurut kegiatan utamanya, jumlah wanita yang paling tinggi dibandingkan pria yakni diposisi lainnya yaitu berdagang dan ada yang menjadi ibu rumah tangga saja. Hal ini berhubungan juga dengan komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Yogyakarta yang kebanyakan berjenis kelamin wanita dengan umur yang masih produktif. Tetapi jika dibandingkan dengan pria, kegiatan utama yang dilakukan adalah bekerja, dikarenakan pria sebagai kepala keluarga yang wajib menafkahi keluarga.

31 2. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Pendidikan dapat menjadi salah satu tolak ukur kemajuan dan faktor yang menyebabkan sikap, tingkah laku dan pola pikir seseorang dalam menjalankan dalam suatu kegiatan sehari-hari. pemerintah melakukan pembangunan pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah dan pendidikan atas demi terciptanya pelaksanaan wajib belajar Sembilan tahun bagi penduduk. Keberhasilan wajib belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran penduduk untuk menunjang proses belajar mengajar. Tabel 8. Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Persentase (%) 1 Belum tamat SD 7,51 2 SD 14,29 3 SLTP 16,52 4 SLTA 45,54 5 Diploma I/II 0,58 6 Akademi/D-III 4,32 7 PT/D-IV/S2/S3/S-1 Graduate/Post Graduate 11,24 Sumber : BPS Kota Yogyakarta tahun 2016 Pada tabel 8, diketahui bahwa persentase penduduk yang tamat SLTA sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya yakni 45,54%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah memahami pentingnya pendidikan, sehingga diharapkan dengan banyaknya yang telah mengenyam pendidikan tersebut dapat menerapkan di pekerjaan nyata, seperti bekerja di kantoran, berdagang maupun berwirausaha.

32 C. Keadaan Perekonomian Kinerja perekonomian daerah dapat diketahui dari beberapa indikator, antara lain pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian dan laju inflasi. Beberapa indikator tersebut tidak seluruhnya dapat dikontrol oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, tetapi faktor pendukungnya relatif dapat dikontrol, antara lain adanya kepastian hukum, mekanisme perijinan dan kondisi ketertiban serta keamanan. 1. Kondisi perekonomian Kota Yogyakarta dikenal sebagai Ibukota Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta yang menyandarkan prekonomiannya kepada sektor-sektor sekunder dan tersier seperti industri pengolahan, perdagangan, hotel, transportasi, telekomunikasi, keuangan, sewa, jasa perusahaan dan jasa-jasa. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pertumbuhan PDRB selama 4 (empat) tahun yaitu 2007 2010. Pertumbuhan Perekonomian di Kota Yogyakarta lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomidi Kota Yogyakarta 2012-2015 Tahun Persentase (%) 2012 5,40 2013 5,47 2014 5,30 2015 4,16 Sumber : BPS Kota Yogyakarta tahun 2016 Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta mencapai 5,16 persen sedikit mengalami perlambatan dibanding tahun 2014 dimana pertumbuhannya mencapai 5,30 persen,

33 begitupun juka dibandingkan pada tahun 2013 dengan jumlah presentase 5,47 dan tahun 2012 mencapai 5,40 persen lebih rendah dibanding pada tahun setelahnya. (http://jogjakota.bps.go.id) 2. Fungsi restoran/rumah makan Fungsi restoran/rumah makan sebagai pelayanan masyarakat dan salah satu pendukung infrastruktur pendukung pariwisata. Dan Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia terkenal dengan aktivitas pariwisatanya. Banyak wisatawan baik lokal maupun internasional yang datang ke Kota Yogyakarta menjadikan kota ini harus siap dengan segala infrastruktur pendukung kegiatan pariwisatanya. Infrastruktur pendukung pariwisata tersebut antara lain hotel, khususnya rumah makan, tempat parkir dan lain sebagainya (http://jogjakota.bps.go.id). Untuk mengetahui jumlah usaha makan dan minuman dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Data Jumlah Industri di Kota Yogyakarta Tahun Jumlah Restoran/Rumah makan 2012 6.565 2013 6.565 2014 5.133 2015 5.409 Sumber : Dinas Perindustrian Kota Yogyakarta tahun 2015 Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa rata-rata jumlah industri di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 yaitu 6.565 unit usaha dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2013, kemudian pada tahun 2014 jumlah unit usaha mengalami penurunan dikarenakan adanya jumlah penduduk yang transmigrasi, akan tetapi mengalami

34 peningkatan pada tahun 2015 denganjumlah industri tercatat 5.409 unit dibanding pada tahun 2014. (http://jogjakota.go.id).