1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI PULAU SAUGI

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM)

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

renewable energy and technology solutions

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

Sistem PLTS Off Grid Komunal

ReOn. [residential on-grid photovoltaic system] aplikasi: rumah, perumahan, gedung komersial, fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

ANALISIS KINERJA PHOTOVOLTAIC BERKEMAMPUAN 50 WATT DALAM BERBAGAI SUDUT PENEMPATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

PLTS. Pembangkit listrik yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. (Sumber : Buku Paket Kelas XI, Yudhistira)

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

PROTOTYPE SISTEM POMPA AIR TENAGA SURYA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN

IbM BAGI WARGA KELURAHAN JAMPIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa sangat potensial untuk

PENGEMBANGAN TRAINER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SISTEM ON GRID DENGAN PLN UNTUK MENUNJANG MATAKULIAH PRAKTIKUM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SPRAYER PERTANIAN DENGAN SEL SURYA

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

PENGARUH PARAMETER LINGKUNGAN DAN PENEMPATAN POSISI MODUL TERHADAP LUARAN ENERGI PLTS MENGGUNAKAN SOLAR CELL 50 WP, 12 VOLT

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH SEDERHANA DI DAERAH PEDESAAN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK MENDUKUNG PROGRAM RAMAH LINGKUNGAN DAN ENERGI TERBARUKAN 1 Ari Rahayuningtyas, 2 Seri Intan Kuala, dan 3 Ign. Fajar Apriyanto 1,2,3 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia e-mail: 1 ningtyas_ari@yahoo.com, 2 seri.kuala.sk@gmail.com, 3 ignatiusfajarapriyanto@gmail.com Abstrak. Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi energi surya sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 KWh/m² / hari. Sehingga energi surya menjadi salah satu bentuk energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan. Energi surya selain mudah didapatkan dari alam, juga ramah lingkungan. Aplikasi sistem PLTS untuk pelistrikan desa sebagai sistem penerangan rumah secara individual atau desentralisasi dengan daya terpasang relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Pada perancangan PLTS ini diasumsikan bahwa penggunaan listrik tiap rumah sederhana warga adalah untuk penerangan rumah, TV dan catu daya. Studi perancangan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumah sederhana di daerah pedesaan sebagai pembangkit listrik alternatif untuk mendukung program ramah lingkungan dan energi terbarukan ini perlu dilakukan dan bisa digunakan sebagai rekomendasi kepada calon pemakai listrik tenaga surya, dimana harus memperhitungkan dan merencanakan secara matang dan teliti besarnya kebutuhan minimum energi listrik yang diperlukan sebelum membeli komponen komponen sistem PLTS. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembelian komponen yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Mengingat harga investasi awal sistem pembangkit listrik ini relatif mahal. Kata kunci: PLTS, energi terbarukan, ramah lingkungan 1. Pendahuluan Salah satu faktor utama untuk mendukung pembangunan pedesaan adalah kesediaan energi. Mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak yang terpencil, diperkirakan sekitar 6.200 desa tidak akan mungkin atau sangat sulit dilistriki dengan cara perluasan jaringan PLN. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi teknologi yang dapat memanfaatkan sumber energi yang tersedia di lokasi-lokasi terpencil. Menipisnya cadangan sumber daya fosil, khususnya minyak bumi, dewasa ini membuat manusia harus berpikir untuk menggunakan energi alternatif yang terbarukan, seperti tenaga surya, angin, biomassa, panas bumi. Sejak beberapa dekade terakhir, energi surya telah dimanfaatkan di berbagai negara. Jika dieksploitasi dengan tepat, energi surya diprediksi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia. Energi surya memiliki kelebihan, yakni dapat digunakan secara gratis dari alam, serta bebas CO2 sehingga ramah lingkungan. Dengan kondisi iklim tropis yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, Indonesia juga berpotensi menghasilkan energi surya yang signifikan. Sel tenaga surya adalah sebuah alat semikonduktor yang mampu mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Pembangkit listrik tenaga surya adalah sistim pembangkit listrik yang ramah lingkungan, dan sangat prospektif sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap atau dengan 223

224 Ari Rahayuningtyas, et al. minyak maupun batubara. Sistem energi pembangkit tenaga surya mengurangi ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil. Melihat kondisi ini maka dipandang perlu membuat suatu rancangan sistem pembangkit listrik tenaga surya skala rumah sederhana dipedesaan sebagai pembangkit listrik alternatif untuk mendukung program ramah lingkungan dan energi terbarukan. 2. Kajian Pustaka 2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC). Panel surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka permukaan panel surya harus selalu mengarah ke matahari. Di Indonesia, energi listrik yang optimum akan didapat apabila modul surya diarahkan dengan sudut kemiringan sebesar lintang lokasi PLTS tersebut berada. Tabel 1 Posisi Kemiringan Instalasi Panel Surya Garis lintang Sudut kemiringan 0-15 ⁰ 15⁰ 15-25⁰ 25⁰ 25-30⁰ 30⁰ 30-35⁰ 40⁰ 35-40⁰ 45⁰ 40-90⁰ 65⁰ 2.2 Listrik Pedesaan Pembangunan listrik pedesaan merupakan penugasan pemerintah untuk memberikan listrik kepada masyarakat pedesaan. Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jendral Ketenagalistrikan (DJK) dan PLN dalam pembangunan listrik desa adalah untuk memenuhi rasio elektrifikasi 80% dan desa berlistrik 98,9% di tahun 2014. Pembangunan ini sesuai dengan RPJM Departemen ESDM 2010-2014, yaitu melistriki desa baru maupun lama yang sebagian dari dusun tersebut belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan, serta dimungkinkan untuk pengadaan hybrid PLTS dan hybrid PLTB yang sistemnya terhubung dengan grid PLN. Secara umum tujuan dari pelistrikan daerah pedesaan, merupakan usaha dalam memberikan listrik kepada desadesa, terutama untuk negara berkembang. Meliputi : 1) Penggunaan listrik untuk tujuan produktif (ekonomi) Fokus pelistrikan desa pada umumnya diletakan pada usaha-usaha untuk membangkitkan atau meningkatkan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat. Penggunaan listrik bisa untuk melakukan kegiatan seperti pompa irigasi, industri pedesaan, bengkel kecil, peralatan pertanian, fasilitas pendingan, dll. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Studi Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)... 225 2) Manfaat sosial Program misi sosial dimaksudkan untuk membantu kelompok masyarakat tidak mampu, menjaga kelangsungan dalam upaya perluasan akses pelayanan listrik pada wilayah yang belum terjangkau listrik, dan mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejateraan rakyat pedesaan. 2.3 Solar Home System Sistem PLTS yang cukup besar penerapannya di Indonesia adalah sebagai sistem penerangan rumah secara individual (Solar Home System) dan disingkat SHS. SHS adalah salah satu aplikasi sistem PLTS untuk pelistrikan desa sebagai sistem penerangan rumah secara individual atau desentralisasi dengan daya terpasang relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan komunikasi (Radio komunikasi). Pemilihan sistem ini dalam penerapannya di pedesaan didasarkan atas kajian pertimbangan faktor-faktor berikut: 1. Pola pemukiman antara rumah di desa cukup menyebar 2. Sulit untuk mendapatkan transportasi darat atau laut 3. Belum memerlukan integrasi dengan pembangkit lain. 4. Modular, dan mudah dikembangkan 5. Kapasitas kecil sehingga mudah untuk di instalasi 6. Harga terjangkau 7. Radiasi matahari sebagai sumber energi mencukupi 8. Tidak tergantung terhadap BBM 2.4 Perancangan PLTS Langkah-langkah perancangan sistem PLTS adalah sebagai berikut: 1. Mencari total beban pemakaian per hari. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Beban Pemakaian (Wh)) = Daya x Lama Pemakaian... (1) 2. Menentukan ukuran kapasitas panel surya yang sesuai dengan beban pemakaian. Kapasitas Modul Surya = Total Beban Pemakaian Harian Insolasi Surya Harian 3. Menentukan kapasitas baterai/aki. Rumus yang digunakan adalah: Kapasitas Baterai (Ah) = Total Kebutuhan Energi Harian Tegangan Sistem... (2)... (3) 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi literatur, analisis database PLTS, diskusi terfokus dan analisis deskriptif. Pendekatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai PLTS di Indonesia. Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Studi literatur, menelusuri informasi yang terkait dengan topik dan permasalahan dari berbagai sumber tertulis, berupa buku, jurnal ataupun artikel. ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

226 Ari Rahayuningtyas, et al. 2. Analisis database PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), mencari informasi dan mengkaji lebih lanjut mengenai segala sesutu yang terkait dengan PLTS. 3. Diskusi terfokus, diskusi dilakukan untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai PLTS dan pemangku kebijakan terkait energi. 4. Analisis deskriptif, menjabarkan informasi yang telah ditemukan dan penemuan jawaban atas permasalahan penelitian beserta rekomendasi berupa rancangan sistem PLTS untuk pedesaan yang sesuai dengan standart PLTS. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Subang, JL KS Tubun No. 5 Subang, Jawa Barat. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Diagram Blok Sistem PLTS Panel Controller Inverter Beban Baterai Keterangan diagram blok Gambar 1. Diagram Blok Sistem PLTS a. Panel Surya Komponen utama dari PLTS yang dapat menghasilkan energi listrik DC disebut panel surya. Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor (umumnya silicon) yang apabila disinari oleh cahaya matahari dapat menghasilkan arus listrik. b. Baterai/Aki Baterai atau aki adalah penyimpan energi listrik pada saat matahari tidak ada. c. Kontroler Adalah alat yang mengatur pengisian arus listrik dari panel surya ke baterai dan sebaliknya. Saat isi baterai tersisa 20% sampai 30%, maka regulator akan memutuskan dengan beban. Regulator baterai juga mengatur kelebihan mengisi baterai dan kelebihan tegangan dari Panel surya. Manfaat dari alat ini juga untuk menghindari full discharge dan overloading serta memonitor suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisian dapat mengurangi umur baterai. Kontroler ini dilengkapi dengan diode protection yang menghindarkan arus DC dari baterai agar tidak masuk ke panel surya lagi. d. Inverter Inverter adalah alat yang mengubah arus DC menjadi AC sesuai dengan kebutuhan peralatan listrik yang digunakan. Alat ini mengubah arus DC dari panel surya menjadi arus AC untuk kebutuhan beban-beban yang menggunakan arus AC. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Studi Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)... 227 a. Perancangan PLTS untuk Rumah Sederhana Pedesaan Energi surya berupa radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ke bumi berupa cahaya matahari yang terdiri atas foton atau partikel energi surya yang dikonversikan menjadi energi listrik. Energi surya yang sampai pada permukaan bumi disebut sebagai radiasi surya global yang diukur dengan kepadatan daya pada permukaan daerah penerima. Rata-rata nilai dari radiasi surya atmosfir bumi adalah 1.353 W/m yang dinyatakan sebagai konstanta surya. Intensitas radiasi surya dipengaruhi oleh waktu siklus perputaran bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas dan kuantitas awan, pergantian musim dan posisi garis lintang. Intensitas radiasi sinar matahari di Indonesia berlangsung 4-5 jam per hari. Pada perancangan PLTS ini diasumsikan bahwa penggunaan listrik tiap rumah sederhana warga adalah untuk penerangan rumah, TV dan catu daya. Rata rata rumah warga berukuran 36 meter dengan tembok batu bata, atap genteng (sebagai tempat sel surya menempel). Penggunaan lampu untuk penerangan dalam rumah rata- rata 4 jam/ hari sedangkan penerangan luar rumah rata-rata 10 jam/ hari. TV yang dimiliki rata-rata menyala selama 3 jam/ hari dan catu daya yang digunakan 1 jam/ hari. Dari uraian tersebut dapat diketahui jumlah pemakaian dayanya sehingga dapat ditentukan perkiraan jumlah panel surya yang dibutuhkan dan jumlah baterai yang diperlukan. Tabel 2. Jenis Peralatan yang Digunakan Jenis peralatan Jumlah peralatan Jam Wh (Watt (buah) menyala/hari Hour) Lampu ILB 20 Watt 6 4 480 Lampu ILB 15 Watt 2 10 300 Tv 14 inchi 45 Watt 1 3 135 Catu daya 10 Watt 1 1 10 Berikut adalah perhitungannya : 1. Pemakaian Daya - Penerangan Rumah : 6 Lampu ILB @20 Watt x 4 jam/hari = 480 Wh 2 Lampu ILB @15 Watt x 10 jam/hari = 300 Wh - 1 buah TV 14 @45 Watt x 3 jam/hari = 135 Wh - 1 buah catu daya @10 Watt x 1 jam/hari = 10 Wh Total kebutuhan daya = 925 watt 2. Jumlah Panel Surya yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 50 Wp Kebutuhan panel surya : (925/50x5) = 4 panel surya 3. Jumlah kebutuhan baterai 12 volt dengan masing-masing 100 Ah: - Kebutuhan baterai minimum (baterai hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat: 925 x 2 = 1850 wh = 1850/12 volt/100 amp= 1 baterai 100 Ah - Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari): 925 x 3 x 2 = 5550 wh = 5550/12 volt/100 amp= 4 baterai 100 Ah ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

228 Ari Rahayuningtyas, et al. Tabel 3. Daftar Harga Komponen Penyusun Pembangkit Listrik Tenaga Angin No Jenis Barang Spesifikasi Harga Satuan Banyaknya Satuan Jumlah 1 Panel Surya 50 Wp 1500000 4 Unit 6000000 2 Baterai 12 volt 100Ah 1700000 4 Unit 6800000 3 Controller 10 A 12 V 500000 1 Unit 500000 4 Inverter 100 W 12 VDC 230000 1 Unit 230000 5 Pengkabelan - 70000 1 Set 70000 Biaya 1 thn Biaya per bulan 13600000 1133333 Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa total daya yang diperlukan sebesar 925 Watt, dengan panel surya berjumlah 4 buah (masing-masing 50 Wp) dan kebutuhan baterai sebanyak 4 buah ( 12 Volt 100 Ah). Dari perancangan yang telah dilakukan maka besar biaya yang diinvestasikan dapat dihitung sesuai Tabel 3. Sehingga nilai investasi pertahun sebesar Rp. 13.600.000 dengan perhitungan per bulan Rp. 1.133.333. b. Nilai Ekonomis PLTS PLTS memerlukan perawatan teratur agar hasil keluaran dari perangkat tersebut dapat tercapai dengan maksimal. Perawatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih sering diperlukan pada baterai, jika penggunaan dan perawatan sesuai dengan aturan, rata-rata umur baterai bisa awet sampai 5 tahun, sedangkan biaya perawatan lainnya cenderung sedikit dan murah. Usia pemakaian dari suatu komponen elektronik tergantung dari cara pemakaian. Makin sering dilakukan perawatan makin panjang pula usia komponen tersebut. Berbeda halnya jika terjadi kecelakaan/peristiwa tak terduga diluar prediksi seperti bencana alam. Beberapa piranti yang perlu dilakukan perawatan akan ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Biaya Penggunaan PLTS No. SUMBER BIAYA KEBUTUHAN PEMAKAIAN HARGA SATUAN BIAYA 1 TAHUN BIAYA 20 TAHUN A. Biaya Pembelian Umur Pakai a.1 1 Set PLTS 20 Tahun 13600000 13600000 13600000 B. Biaya Pemakaian/Penggantian Komponen b.1 Baterai 12 Volt 100 Ah 1 buah per 5 tahun 1700000 1700000 6800000 b.2 Kontroler 1 buah per 10 tahun 500000 500000 1000000 Biaya total 20 thn Biaya 1 thn thn 21400000 1070000 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa biaya teknologi PLTS terhitung mudah dan efisien, walaupun membutuhkan investasi awal yang tinggi, Investasi awal yang dibutuhkan sebesar Rp. 13.600.000 dengan biaya per bulan sebesar Rp. 1.133.333. Diwilayah pedesaan dan pulau-pulau terpencil, PLTS merupakan system catu daya listrik yang paling ekonomis dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Keunggulan ekonomi PLTS disebabkan oleh tidak dibutuhkannnya suplai bahan bakar dan jaringan distribusi listrik. Semakin terpencil sebuah wilayah, biaya suplai bahan Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Studi Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)... 229 bakar dan pembangunan jaringan distribusi listrik akan semakin mahal. Namun apabila dihitung untuk pemakaian jangka panjang maka teknologi PLTS merupakan teknologi yang lebih murah dibandingkan dengan pemakaian generator. Di bawah ini perincian biaya investasi dan biaya perawatan mengggunakan generator berukuran kecil (20 kva). Penggunaan PLTS jangka waktu 20 tahun sebesar Rp. 21.400.000 sedangkan penggunaan generator sebesar Rp. 29.830.000. Tabel 5. Biaya Penggunaan Generator No. SUMBER BIAYA KEBUTUHAN PEMAKAIAN HARGA SATUAN BIAYA 1 TAHUN BIAYA 20 TAHUN A. Biaya Pembelian Umur Pakai a.1 1 Buah Generator 5 Tahun 3000000 3000000 12000000 B. Biaya Pemakaian/Penggantian Komponen b.1 Bensin 3 liter per 1 hari 6500 6500 130000 b.2 Oli 1 liter per 30 hari 55000 55000 13200000 b.3 Busi 1 Buah per 6 bulan 50000 50000 500000 b.4 Perawatan Mesin 1 kali per 1 tahun 200000 200000 4000000 Biaya total 20 th Biaya total 1 thn 29830000 1491500 5. Kesimpulan Karya tulis ilmiah ini bisa digunakan sebagai rekomendasi kepada calon pemakai listrik tenaga surya, dimana harus memperhitungkan dan merencanakan secara matang dan teliti besarnya kebutuhan minimum energi listrik yang diperlukan sebelum membeli komponen komponen sistem PLTS. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembelian komponen yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Mengingat harga investasi awal sistem pembangkit listrik ini relatif mahal. Untuk skala rumah sederhana dipedesaan dengan kebutuhan listrik untuk penerangan, Tv dan catu daya, maka ratarata kebutuhan daya per rumah sebesar 925 Watt. Sehingga membutuhkan 4 buah panel surya ukuran 50 Wp dan 4 buah baterai 12 Volt 100 Ah. Investasi awal yang dibutuhkan sebesar Rp. 13.600.000 dengan biaya per bulan sebesar Rp. 1.133.333. Asumsi pemakaian jangka panjang (20 tahun) maka teknologi PLTS merupakan teknologi yang lebih murah dibandingkan dengan pemakaian generator PLTS sebesar Rp. 21.400.000 sedangkan penggunaan generator sebesar Rp. 29.830.000. Keuntungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) cocok dikembangkan di Indonesia karena beriklim tropis dan bisa digunakan sebagai pengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang tidak terbarukan. PLTS ramah terhadap lingkungan, tidak menghasilkan polusi, sangat cocok untuk pelestarian lingkungan sekaligus sebagai wujud komitmen peduli lingkungan. Memiliki ketergantungan pada cuaca. Saat mendung kemampuan panel surya menangkap sinar matahari tentu akan berkurang. Akibatnya, PLTS tidak bisa digunakan secara optimal. Karena saat mendung kemampuan PLTS menyimpan energi berkurang sekitar 30 persen. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang memadai dibutuhkan lokasi instalasi yang luas, dan panel surya ini idealnya diarahkan ke matahari, tanpa hambatan seperti pohon dan gedung tinggi, untuk mencapai tingkat efisiensi yang diperlukan. ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

230 Ari Rahayuningtyas, et al. Daftar Pustaka Kadir, A. 2010. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi, edisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia. Nugraha, I M Adiya dkk. 2013. Studi Dampak Ekonomi dan Sosial PLTS Sebagai Listrik Pedesaan Terhadap Masyarakat Desa Ban Kubu Karangasem. Prosiding Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems Bali. Raharjo dkk. Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia : Strategi Penyediaan Listrik Nasional Dalam Rangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batubara skala kecil, PLTN, dan Energi Terbarukan Retnanestri, M dkk. 2004. Off-Grid Photovoltaic Applications in Indonesia: A Framework for Analysis. Sydney : The University of New South Wales RUKN. 2012. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2012-2031. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Solarex. 1993. Everything You Always wanted to know about Solar Power. Sydney:Villawood. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan