Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Primer Usia 45 Tahun Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Diajukan oleh RA Oetari

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

INTISARI. Endah Dwi Janiarti; Erna Prihandiwati; Anna Apriyanti

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : ISSN : March 2017

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VII, 2003). Diagnosis hipertensi seharusnya didasarkan pada minimal tiga kali pengukuran

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

65 Artikel Penelitian Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013 Bagus Sedayu 1, Syaiful Azmi 2, Rahmatini 3 Abstrak Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sekitar 95% hipertensi adalah hipertensi primer dan 5% adalah hipertensi sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik periode 1 Januari sampai31 Desember 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dan didapatkan 143 sampel. Dari hasil penelitian, didapatkan 97.9% adalah pasien hipertensi primer dan sisanya hipertensi sekunder. Persentase kelompok usia 60 tahun didapatkan paling banyak, yaitu 37.1%. Dari jenis kelamin, wanita lebih banyak dari pria, yaitu 64.3%.59.4% hipertensi adalah derajat II dan sisanya hipertensi derajat I. Amlodipin merupakan obat antihipertensi yang sering digunakan dengan persentase 31.6%. Gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering didapat dengan persentase 36,1%. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar pasien hipertensi adalah hipertensi primer, kelompok terbanyak usia 60 tahun, wanitalebih banyak daripada pria, hipertensi derajat II lebih banyak, amlodipin paling banyak digunakan, dan gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering Kata kunci: hipertensi, karakteristik hipertensi, gagal jantung Abstract Hypertension is one of the non-communicable disease that grow health problems in Indonesia. Approximately 95% of hypertension is essential hypertension and 5% is secondary hypertension. The objective of this research was to investigate characteristic of hypertensive patient in hospitalization ward functional medical staff internal medicine department of RSUP Dr. M. Djamil Padang in 2013. The research methods used was descriptive with observational approach. Sample collection was conducted by using secondary data from medical records period January 1 st until December 31 th, 2013. Sampling was conducted with a total sampling and obtained 143 samples.from the research, obtained that 97.9%is patient with primary hypertension and the rest is secondary hypertension. The percentage of the agegroup 60 years is earned the most,that is 37.1%. By gender, women is more than men is 64.3%. 59.4% hypertension is stage II and the rest is stage I hypertension. Amlodipine is antihypertensive drugs that often used with a percentage of 31.6%. Heart failure is a complication that is the most often obtained with a percentage of 36.1%.The conclusion of this research is majority of hypertensive patients is primary hypertension, group age 60 years is the most, women is more than man, more stage II hypertension, amlodipin is the most used, and heart failure is he most often complication. Keywords: hypertension, characteristic of hypertension, heart failure Affiliasi penulis : 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Penyakit Dalam FK UNAND/RSUP Dr. M. Damil Padang, 3. Bagian Farmakologi FK UNAND Korespondensi :Bagus Sedayu,E-mail:sedayubagus@rocketmail.com, Telp: 081947645324 PENDAHULUAN Dewasa ini, terjadi perubahan pola penyebaran penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi,

66 yaitu penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit degeneratif yang menjadi faktor utama dalam morbiditas dan mortalitas. 1 Madhur pada tahun 2014 menyebutkan bahwa salah satu penyakit tidak menular di dunia dan merupakan faktor risiko utama dari stroke, infark miokard, penyakit vaskular dan penyakit ginjal kronik adalah hipertensi. 2 Di seluruh dunia, kira-kira 40% orang dewasa usia 25 tahun atau lebih menderita hipertensi dan jumlah ini berkembang dari tahun 1980 sebanyak 600 juta orang menjadi satu milyar orang pada tahun 2008. 3 Hasil Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8.3% penduduk Indonesia menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27.5% pada tahun 2004. 1 Sumatera Barat merupakan provinsi di Indonesia dengan prevalensi hipertensi cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas pada 2007, prevalensihipertensi di Sumatera Barat pada pria 5.8% dan wanita 8.6% yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan sedangkan pada pengukuran langsung tekanan darah didapatkan prevalensi hipertensi pada pria 31.3% dan wanita 31.9%. 4 Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmhg.perjalanan hipertensi sangat perlahan bahkan penderita hipertensi mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahuntahun.bila timbul gejala, biasanya bersifat non-spesifik, seperti sakit kepala atau pusing. Penyebab hipertensi tidak diketahui pada 95% kasus dan sekitar 5% hipertensi terjadi sekunder akibat proses penyakit lain, seperti penyakit parenkim ginjal atau aldosteronisme primer. 5 Dari beberapa penelitian lainnya juga dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. 1 Hipertensi sering berkembang akibat faktor risiko dari kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan yang tinggi garam, mengonsumsi buah-buahan yang tidak cukup, penggunaan alkohol, aktivitas fisik yang kurang serta kurang olahraga dan stres. Kebiasaan tersebut sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan kondisi kehidupan pada seseorang. 3 Persentase pria untuk menderita hipertensi pada usia sampai 45 tahun lebih tinggi daripada wanita. Namun, pada usia lebih dari 45 tahun, persentase hipertensi pada pria dan wanita hampir sama. Pada wanita, yang menggunakan kontrasepsi oral, khususnya pada wanita yang menderita obesitas dan wanita yang lebih tua, memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih besar risiko menderita hipertensi dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya. 2 Secara umum, JNC 7 (The Seventh Report of The Joint National Commitee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) telah mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa (> 18 tahun) menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi derajat II. 6 Rekomendasi umum yang ditetapkan oleh JNC VII adalah memulai pengobatan hipertensi dengan diuretik tiazid pada tahap awal hipertensi dan tidak diindikasikan untuk terapi lainnya. Sedangkan obat-obatan seperti angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, calcium channel blockers (CCB), angiotensin receptor blocker (ARB), betablocker, dan diuretik jenis lainnya, dianggap terapi alternatif yang dapat diterima pada pasien dengan hipertensi. RSUP Dr. M. Djamil merupakan Rumah Sakit rujukan tingkat lanjut untuk hipertensi di wilayah Sumatera Barat. Berdasarkan uraian di atas, dilakukanlah penelitian mengenai karakteristik pasien hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. METODE Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional. Lokasi penelitian di SMF Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang. Cara pengambilan sampel yaitu Total Sampling. Cara pengambilan data menggunakan rekam medis pasien hipertensi yang lengkap meliputi : usia, jenis kelamin, tekanan darah, derajat hipertensi dan obat yang digunakan. HASIL Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan jenis hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1. Hasil penelitian yang didapatkan

67 adalah frekuensi pasien hipertensi berdasarkan jenis hipertensi adalah 97.9% hipertensi primer (esensial) dan hanya 2.1%yang menderita hipertensi sekunder. Distribusi pasien hipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin dan derajat hipertensidapat dilihat pada tabel 2. Frekuensi pasien hipertensi pada kelompok usia 60 tahun paling banyak dengan persentase 37.1% dan paling sedikit pada kelompok usia 18-29 tahun, yaitu 3.4%. Jenis kelamin pasien hipertensi lebih banyak wanita (64.3%) daripada pria (35.7%). Sedangkan untuk derajat hipertensi, didapatkan bahwa frekuensi (n) pasien hipertensi derajat II adalah 59.4% dan frekuensi pasien hipertensi dengan hipertensi derajat I adalah 40.6%. Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan obat antihipertensi yang digunakan oleh pasien hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3. Pasien hipertensi paling banyak mendapatkan obat dari golongan CCB (32%) dan paling sedikit mendapat Beta Bloker (0.3%). Distribusi pasien hipertensi berdasarkan jumlah dan jenis komplikasi di bangsal rawat inap SMF Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4. Frekuensi pasien hipertensi yang tidak mendapat komplikasi sebanyak 81 orang (56.6%), sedangkan frekuensi pasien hipertensi yang mendapat satu komplikasi sebanyak 52 orang (36.4%) dan pasien hipertensi yang mendapat dua komplikasi sebanyak 10 orang (7%).Sedangkan berdasarkan jenis komplikasi paling banyak pada pasien hipertensi, yaitu gagal jantung 26 orang (36.1%). Selanjutnya penyakit ginjal kronik 16 orang (22.2%), retinopati hipertensi 14 orang (18.1%), stroke 10 orang (13.9%) dan paling rendah infark miokard 7 pasien (9.7%). PEMBAHASAN Jenis hipertensi terbanyak yang diderita pasien hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil adalah hipertensi primer (97.9%). Berdasarkan literatur, disebutkan bahwa sekitar 90-95% hipertensi merupakan jenis hipertensi primer (esensial) yang penyebabnya masih belum diketahui. Kemungkinan penyebabnya dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. 7 Persentase pasien hipertensi meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. Dari hasil penelitian, usia 60 tahun merupakan presentase hipertensi terbanyak dibandingkan dengan usia di bawahnya, yaitu sebesar 37.1%. Data dari Riskesdas tahun 2007 juga mendukung hasil penelitian ini dimana usia 60 tahun ke atas kejadian hipertensi semakin meningkat. 4 Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sugiharto yang menyatakan bahwa usia 50-60 tahun merupakan usia dimana terjadi peningkatan kejadian hipertensi. 8 Usia juga merupakan salah satu faktor risiko hipertensi dan mempunyai hubungan yang bermakna dengan hipertensi. Dengan bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Rahajeng bahwa risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia > 75 tahun berisiko 11,53 kali. 1 Berdasarkan jenis kelamin, pasien hipertensi wanita lebih banyak (64.3%) dibandingkan pria (35.7%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurnia di Bagian Penyakit Dalam RSU Padang Panjang dimana persentase hipertensi pada wanita lebih besar yaitu 61.2%. 9 Disebutkan bahwa sebelum usia 45 tahun pria lebih banyak menderita hipertensi dan setelah usia 45 tahun perbandingan antara pria dan wanita yang menderita hipertensi sama. Pada wanita yang obesitas dan menggunakan kontrasepsi oral lebih tinggi risiko untuk menderita hipertensi. 2 Derajat 2 merupakan presentase yang lebih banyak, yaitu 59.4%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurnia di bagian penyakit dalam RSU Padang Panjang sebesar 50% 9 dan penelitian Sinaga di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar sebesar 66.2% yang menderita hipertensi derajat 2. 10 Amlodipin merupakan obat antihipertensi yang sering digunakan, yaitu sebesar 31.6%. Diikuti penggunaan kandesartan (28.4%), furosemid (13.1%), HCT (10.9%), ramipril (9.1%), kaptopril (4.2%), valsartan (1.1%), telmisartan (0.7%), nifedipin (0.3%), spironolakton (0.3%) dan bisoprolol (0.3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Baharuddin (2013) di Puskesmas Baranti Sulawesi Selatan dimana amlodipin merupakan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan dibandingkan HCT ataupun

68 kaptopril. 11 Amlodipin merupakan obat antihipertensi golongan antagonis kalsium yang pengunaannya sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan golongan obat lain seperti diuretik, ACE-I, ARB atau beta bloker dalam penatalaksanaan hipertensi. Amlodipin juga merupakan salah satu obat antihipertensi tahap pertama sejak JNC IV dan WHO- ISH 1989 selain diuretik yang merupakan rekomendasi JNC VII sebagai obat antihipertensi tahap pertama. Amlodipin mempunyai mekanisme yang sama dengan antagonis kalsium golongan dihidropiridin lainnya yaitu dengan merelaksasi arteriol pembuluh darah. Amlodipin juga bersifat vaskuloselektif, memilik bioavailibilitas oral yang relatif rendah, memiliki waktu paruh yang panjang, dan absorpsi yang lambat sehingga mencegah tekanan darah turun secara mendadak. 12 Berdasarkan jumlah komplikasi, hipertensi tanpa komplikasi didapatkan 56.6%. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurnia di RSU Padang Panjang yang menyebutkan bahwa hipertensi tanpa komplikasi paling banyak, yaitu 73.4%. 9 Hipertensi tanpa komplikasi terjadi karena hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala dan baru akan menimbulkan gejala setelah terjadi komplikasi. Pada jenis komplikasi, gagal jantung merupakan jenis komplikasi yang paling sering, yaitu sebesar 36.1%.Penyakit ginjal kronik (22.2%), retinopati hipertensi (18.1%), stroke (13.9%), dan infark miokard (9.7%). Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular.gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh hipertensi, selain penyakit jantung koroner dan infark miokard. Rahajeng menyebutkan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 6 kali lebih besar untuk mengalami gagal jantung. 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Pasien Hipertensi Berdasarkan Jenis Hipertensi Derajat Hipertensi n % Hipertensi derajat 1 58 40,6 Hipertensi derajat 2 85 59,4 Tabel 2. Distribusi pasien hipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin dan derajat hipertensi Usia n % 18-29 tahun 5 3,4 30-39 tahun 8 5,6 40-49 tahun 25 17,5 50-59 tahun 52 36,4 60 tahun 53 37,1 Jenis Kelamin n % Pria 51 35,7 Wanita 92 64,3 Tabel 3. Obat Antihipertensi Yang Digunakan Oleh Pasien Hipertensi Di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2013 Golongan n % obat Nama Obat n % Diuretik Hidroklorotiazid 31 10,9 (HCT) 69 24,2 Furosemid (Fur) 37 13,1 Spironolakton (Spi) 1 0,3 Beta 1 0,3 Bisoprolol (Bis) 1 0,3 Bloker ACE-I Kaptopril (Kap) 12 4,2 38 13,3 Ramipril (Ram) 26 9,1 ARB Kandesartan (Kan) 81 28,4 86 30,2 Valsartan (Val) 3 1,1 Telmisartan (Tel) 2 0,7 CCB Amlodipin (Aml) 90 31,6 91 32 Nifedipin (Nif) 1 0,3 Total 285 100 Total 285 100

69 Tabel 4. Distribusi Pasien Hipertensi Berdasarkan Jumlah Dan Jenis Komplikasi Di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2013 Jumlah komplikasi n % Tidak ada komplikasi 81 56,6 Satu komplikasi 52 36,4 Dua komplikasi 10 7 Jenis Komplikasi n % Penyakit Ginjal Kronik 16 22,2 Stroke 10 13,9 Infark Miokard 7 9,7 Gagal Jantung 26 36,1 Retinopati Hipertensi 13 18,1 Total 72 100 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada pasien hipertensi didapatkan kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar pasien hipertensi adalah hipertensi primer, kelompok terbanyak usia 60 tahun, wanitalebih banyak daripada pria, hipertensi derajat II lebih banyak, amlodipin paling banyak digunakan, dan gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering. DAFTAR PUSTAKA 1. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan determinannya di indonesia. Dalam: Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI;2009.59(12). 2. Madhur MS. Hypertension. (diunduh 11 Maret 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://emedicine.medscape.com/article/241381over view 3. WHO. A global brief on hypertension, silent killer,global public health crisis. World Health Day 2013. Switzerland: WHO Press; 2013. 4. RISKESDAS. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2007. 5. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit Edisi ke-6 Volume 1. Jakarta: EGC; 2005 6. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL Jr, et al. Complete report the seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. U.S Department of Health and Human Services: National Heart, Lung and Blood Institute; 2004. 7. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Interna Publishing;2009.(169):1079-85. 8. Sugiharto A. Faktor-faktor risiko hipertensi grade IIpada masyarakat (tesis). Semarang: Program Studi Master Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2004. 9. Kurnia R. Karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di bagian penyakit dalam rumah sakit umum kota Padang Panjang Sumatera Barat tahun 2002-2006 (skripsi). Medan: FKM USU; 2009. 10. Sinaga ES. Karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di rumah sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2010-2011 (skripsi). Medan: FKM USU; 2012. 11. Baharuddin, Kabo P, Suwandi D. Perbandingan efektivitas dan efek samping obat antihipertensi terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi (skripsi) Makasar: FK Universitas Hasanuddin; 2013. 12. Nafrialdi. Obat kardiovaskular antihipertensi. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.(21):341-60.