BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA. Di Posyandu Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

1. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bangsa lndonesia bertujuan untuk. mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan juga sebagai intestasi, maka perlu

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. UU otonomi daerah tersebut kemudian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas, kesejahteraan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

(Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Status Gizi Balita melalui Pengembangan Posyan du dan Kadernya serta Peningkatan Pengetahuan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting yang dijadikan parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah negara. Karena melalui pelayanan kesehatan dapat dilihat maju tidaknya sebuah negara. Selain itu kesehatan merupakan faktor penting bagi individu, karena tingkat kesehatan individu mempengaruhi individu tersebut dalam mencapai suatu kondisi yang sejahtera. Kesehatan juga merupakan salah satu faktor dalam mencapai tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat seperti yang dinyatakan dalam Undang undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Di dalam Undang undang tersebut dinyatakan bahwa kesejahteraan sosial merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari pengertian tersebut kita dapat melihat bahwa kesejahteraan sosial terkait dengan material, spiritual dan sosial individu. Dengan kata lain seseorang diharapakan berada dalam kondisi sehat, baik fisik maupun psikis agar kondisi sejahtera dan tercapai. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat maka digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah alat untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia suatu negara. Yang diukur adalah pemdidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. UNDP (United Nation Development) merilis peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih rendah, yakni pada tahun 2011 berada di peringkat 124 dari 187 negara. Itu artinya peringkat Indonesia turun drastis sebab pada tahun 2010 masih berada di posisi 108 dari 169 negara. Tabloid Sinar Harapan menyebutkan angka kematian ibu yang meninggal saat melahirkan di Indonesia bandingkan di negara tetangga Malaysia ataupun negara miskin seperti Sri Lanka. Angka kematian ibu di Indonesia masih sekitar 359 dari 100.000 setiap proses

melahirkan. Dengan demikian peringkat IPM di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju tersebut. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peran serta dari masyarakat. Peran serta masyarakat adalah merupakan suatu proses dimana individu, kelompok dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dengan tujuan untuk memandirikan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Program Promosi Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Kesehatan No. 36 Tahun 2010, Kesehatan merupakan hak azasi manusia sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau kepada masyarakat dengan diselenggarakannya pos pelayanan terpadu (Posyandu), bagi anak balita. Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang diselenggarakan oleh masyarakat di tingkat desa yang diselenggarakan setiap bulan sekali. Posyandu yang berfungsi dengan baik di masyarakat dapat menjadi harapan dalam mencapai derajat kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas posyandu melalui penilaian atas kemampuan

dalam mengelola program yang transparan, akuntabel, partisipatif, serta demokratis, merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Dalam melaksanakan program posyandu diperlukan dukungan partisipasi masyarakat terutama ibu balita. Menurut Widiastuti (2006:124) posyandu merupakan salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis dalam pembangunan kesehatan dengan tujuan mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan Kesehatan. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Yang Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan member kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelanan kesehatan dasar. Dalam hal ini dibutuhkan upaya partisipasi ibu sebagai program tersendiri juga yang terintegrasi dalam program kesehatan lain. Salah satu bentuk integrasi tersebut yaitu kegiatan penimbangan berat badan. Dengan adanya partisipasi masyarakat perencanaan program posyandu diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program yang disusun sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, berarti dalam penyusunan program ditentukan prioritas, dengan demikian pelaksanaan program tersebut akan terlaksana secara efektif dan efisien. Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini khususnya pemanfaatan posyandu. Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung tercapainya salah satu tujuan posyandu, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita. Tetapi kenyataannya, tidak semudah dan sesederhana seperti yang diperkirakan. Partisipasi masyarakat merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor sosial budaya di masyarakat kita dimana peranan bapak/suami sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan, maka umumnya anggota keluarga lainnya sangat kecil inisiatifnya. Hal ini juga terlihat pada kader setempat agar dapat melakukan semua kegiatan di

posyandu, sehingga dalam pelaksanaannya saling membantu dan dapat memberikan motivasi kepada ibu yang mempunyai balita agar senatiasa patuh/mau dalam melakukan kunjungan ke posyandu. Adi Sasmito (2007:22) mengemukakan bahwa partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu terbukti memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan status kesehatan balita. Pernyataan ini didukung dengan asumsi bahwa Posyandu merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk meningkatkan status kesehatan balita itu sendiri. Kenyataan bahwa Posyandu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi untuk penimbangan balita yaitu sebesar 78,3%, jika dibandingkan pelayanan kesehatan lainnya (Depkes RI, 2011). WHO (World Health Organization) tahun 2012, juga mengakui bahwa posyandu memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan penurunan prevalensi masalah gizi kurang yangmenunjukkan penurunan dari 23,2% pada tahun 2009 menjadi 18,4% pada tahun 2011. Kunjungan ibu bersama anak balitanya di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung dengan ibunya. Kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu karena adanya motif tertentu misalnya agar anaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk itu, motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kesehatan balitanya. Program Posyandu kurang berkembang di masyarakat. Faktor dari masyarakat yaitu kurangnya kesadran masyarakat terhadap kesehatan balita. Para orang tua merasa tidak perlu membawa balitanya ke posyandu, karena bila sakit cukup berobat ke dukun kampung. Selain itu faktor dari kader yang kurang memberikan dukungan/dorongan kepada masyarakat agar dapat mempbawa balitanya ke posyandu. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Utara jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara pada Tahun 2013 berjumlah 219. Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara cakupan kunjungan balita ke posyandu 32,83% dari 100% jumlah kunjungan

dan Kecamatan Gentuma Raya hanya 41,16% dari 100% jumlah kunjungan. Balita dibawa ke Posyandu sekurang kurangnya hanya satu kali selama enam bulan terakhir, seharusnya balita dibawa ke Posyandu sekali sebulan untuk memantau pertumbuhan balita. Posyandu Anak Bangsa merupakan salah satu posyandu yang ada di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. Pada awal pendiriannya yakni pada tahun 2005 posyandu ini belum memiliki nama. Masyarakat hanya menyebutnya posyandu bohusami. Nama ini merupakan nama desa yang ada di Kecamatan Gentuma Raya, yakni tempat berdirinya posyandu tersebut. Pada tahun 2007 setelah Kabupaten Gorontalo Utara terbentuk maka pembenahan di segala bidang pun di lakukan termasuk posyandu. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan yang sangat penting, pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara memberikan perhatian khusus terhadap penyelenggaraan posyandu di Kecamatan Gentuma Raya. Dengan alasan bahwa kurangnya minat orang tua yang memiliki anak di atas usia 2 tahun dalam mengunjungi posyandu, maka pemerintah berinisiatif mendirikan PAUD di samping berdirinya posyandu sekaligus memberikan nama Anak Bangsa kepada posyandu tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada orang tua yang memiliki balita untuk mengunjungi posyandu. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di posyandu anak bangsa kecamatan Gentuma Raya, dari 32 orang tua yang memiliki balita yang terdaftar pada bulan Desember 2014 hanya 21 orang tua yang memiliki balita yang mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh posyandu anak bangsa. Rendahnya jumlah orang tua yang membawa balitanya ke posyandu menunjukkan bahwa pemanfaatan posyandu di Kecamatan Gentuma Raya belum seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena para petugas lapangan sebagai motivator dari program tersebut kurang memberikan dorongan/motivasi kepada masyarakat khususnya kepada ibu balita untuk memanfaatkan fasilitas posyandu dengan sebaik-baiknya. Selain itu, rendahnya pemanfaatan posyandu oleh ibu dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan ibu yang masih rendah tentang manfaat posyandu, oleh karenanya ibu tidak termotivasi untuk membawa bayinya ke posyandu. Ada juga anggapan yang beredar di masyarakat bahwa ibu balita tidak perlu membawa bayinya ke posyandu jika anak tidak mengalami sakit. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah memberikan pengarahan kepada para masyarakat tentang pentingya posyandu bagi balita dan memberikan dukungan kepada ibu balita yang dapat diberikan oleh keluarga/suami, kader dan petugas kesehatan dalam bentuk-bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian agar ibu balita yang mau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dan dapat menikmati hasil dari program posyandu tersebut. Selain itu juga memberitahukan kepada petugas agar selalu memberikan dorongan/motivasi kepada masyarakat khususnya kepada ibu balita kesehatannya secara terus menerus untuk melakukan posyandu rutin di setiap bulanya untuk meningkatkan status gizi anaknya. Bertitik tolak dari hal di atas, maka peneliti memformulasikan judul penelitian Partisipasi Orang Tua dalam Pemanfaatan Posyandu Anak Bangsa Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara 1.2 Identifikasi Masalah 1. Tingkat pemahaman orang tua di Posyandu Anak Bangsa terhadap peningkatan kesehatan balita masih rendah. 2. Kurangnya partisipasi orang tua dalam pemanfaatan Posyandu Anak Bangsa 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana partisipasi orang tua dalam pemanfaatan posyandu Anak Bangsa Kecamatan Gentuma Raya? 1.4 Tujuan penelitian

Untuk mengetahui partisipasi orang tua dalam pemanfaatan posyandu Anak Bangsa Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan atau sebagai kajian ilmiah khususnya yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu. 2. Manfaat Praktis 1. Dapat memberikan pemahaman bagi orang tua tentang pemanfaatan posyandu di Kecamatan Gentuma Raya. 2. Sebagai media informasi ilmiah demi kepentingan perkembangan ilmu pendidikan luar sekolah tentang pemanfaatan posyandu di Kecamatan Gentuma Raya. 3. Sebagai masukan bagi para akademisi dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan posyandu di Kecamatan Gentuma Raya.