PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam Musfah,2015:9), pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, tapi juga turut serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika dalam implementasinya tidak hanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan pada semua aspek kehidupan. Menurut Buchori

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emay Maelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

Transkripsi:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN JULIANA Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/ Prodi: Tarbiyah / PMA Nim: 131000745 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014/ 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian yang terpenting dalam kehidupan suatu bangsa adalah pendidikan, yang pada dasarnya sudah ada pada saat manusia mulai menghadapi berbagai masalah kehidupan. Pendidikan merupakan sebuah sarana pengembangan umat manusia menuju pada peradaban yang maju. Sehingga, pendidikan menjadi titik pangkal pengembangan manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses yang harus dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Menurut UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa 1 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara. Dari kutipan tersebut jelas bahwasannya pendidikan sangat dibutuhkan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan dan dapat bertanggung jawab dalam setiap tindakannya. Setiap lembaga pendidikan formal menjabarkan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan tercapai dalam satuan pendidikan yang disediakan untuk lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,2008), hal. 5. 1

2 Berbicara masalah pendidikan formal tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk terus mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia, karena peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. 2 Matematika merupakan mata pelajaran yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis. Hal ini sesuai dengan karakteristik matematika yaitu menuntut kemampuan siswa berfikir logis, analitis, sistematis, kreatif dan inovatif, sehingga banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Dalam pembelajaran matematika seharusnya fokus utamanya adalah bagaimana menanamkan konsep matematika berdasarkan pemahaman. Salah satu alasannya adalah karena belajar dengan memahami lebih sukses daripada belajar dengan hapalan. Departemen Pendidikan Nasional mengungkapkan tujuan pembelajaran matematika, yaitu: 3 1. Mengapa konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 2 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Bandung : PT RajaGrafindo Persada, 2001), hal. 60. 3 BNSP, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2007), hal. 45.

3 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap nulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika sangat penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan siswa. Oleh karena itu pendidikan matematika harus diperhatikan dengan baik oleh seluruh pihak pendidikan. Akan tetapi kenyataannya di lapangan, Penguasaan siswa terhadap materi konsep konsep matematika masih lemah bahkan dipahami dengan keliru. Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi bahwa terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep. Artinya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar 4. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dengan guru bidang studi matematika di MAN Kuala Simpang diperoleh informasi bahwa : 1 )siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran matematika. 2) Maret 2014, hal. 15. 4 Budiyono, Matematika Berperan Dalam Pengembangan Iptek, Serambi Indonesia, 26

4 konsentrasi siwa kurang terfokus. 3) pencatatan materi yang dibuat siswa masih belum menarik dan efektif sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. 4) siswa kurang aktif dan komunikatif dalam pembelajaran matematika. Dari masalah di atas mengakibatkan siswa sulit untuk memecahkan permasalah di dalam matematika. Hal ini disebabkan oleh praktek pembelajaran yang kebanyakan masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan. Mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata hasil belajar matematika yang hanya mencapai 58. Hal ini dapat ditunjukan dari data yang diperoleh dari tes uji kemampuan hasil belajar yang penulis lakukan. Penulis memberikan tes berupa soal uji essay matematika kepada siswasiswi kelas X MAN Kuala Simpang. Tes ini diberikan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar siswa dewasa ini. Maka dapat dilihat proses jawaban siswa di bawah ini : Dari proses penyelesaian jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa kurang mampu untuk menyelesaikan soal pembelajaran matematika tersebut, yaitu logaritma. Materi logaritma merupakan turunan dari eksponen,salah satu

5 materi yang sulit dipahami siswa terutama pada konsep dasar dan sifat logaritma yang terlalu banyak. Terbukti dari hasil tes yang diperoleh siswa seperti di atas sangat tidak memuaskan. Hal ini merupakan indikasi bahwa pembelajaran selama ini belum bermakna karena proses melupakan lebih cepat terjadi sehingga belum menimbulkan pemahaman materi yang dipelajari. Dengan kata lain, pembelajaran selama ini tidak cukup memberi bekal bagi siswa untuk memahami konsep logaritma dengan baik. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut guru perlu merancang strategi pembelajaran untuk mengembangkan pola pikir siswa sehingga tidak mengalami kesulitan belajar, memahami konsep dasar, dan siswa memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah matematika. Sesuai pernyataan Zulkardi bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep 5. Artinya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa yang dimaksud adalah peta konsep dan peta pikiran. Salah satu strategi pembelajarannya adalah peta konsep (concept map). 6 Pemetaan konsep menurut Martin, merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak 5 Ibid., hal. 20. 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan Dan Implementasinya pada KTS, (Jakarta : Kharisma Putra Utama,2009), hal. 157.

6 menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam membantu peserta didik memahami materi. Penggunaan peta konsep ini bertujuan agar materi yang disajikan melalui peta konsep dapat dilihat hubungan antar konsepnya dan dapat dipakai sebagai rangkuman pelajaran. Hal ini sesuai dengan Carrol menyatakan bahwa pemetaan konsep dapat membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar, karena daya ingat pikiran akan sebuah gambar lebih kuat dibandingkan sebuah susunan kalimat 7. Dengan adanya peta konsep, peserta didik dapat melihat secara ringkas gambaran materi, sehingga materi akan lebih mudah diingat dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran lainnya adalah peta pikiran. Peta pikiran merupakan contoh sangat baik tentang pendayagunaan teknik yang bisa membantu kita memahami konsep-konsep dan menghafalkan informasinya dengan suatu prasarana belajar. 8 Sedangkan menurut De Porter Fattah, Mind mapping (peta pikiran) adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan 9. Dari definisi-definisi tersebut maka strategi peta pikiran dapat diartikan sebagai strategi pembelajaran yang menggunakan teknik mencatat tingkat tinggi. Catatan siswa ini, mampu membuka pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Hal ini sesuai pernyataan Buzan bahwa peta pikiran akan membantu mengaktifkan 7 Ibid., hal. 59. 8 Tony Buzan, Buku Pintar Mindd Map, (Jakarta : PT Gramedia, 2006), hal. 45. 9 Tony Buzan, 2008. Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas, ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2008), hal. 30.

7 seluruh otak sehingga memudahkan siswa dalam menerima, memahami dan memanggil informasi yang pernah didapatkan ketika dibutuhkan. Berdasarkan pembahasan di atas dan hasil penelitian sebelumnya dapat dikemukan bahwa strategi peta konsep dan peta pikiran dapat dijadikan sebagai alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika saat ini. Maka dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Peta Konsep Dan Peta Pikiran Pada Siswa Kelas X MAN Kuala Simpang Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Batasan Masalah 1. Materi pokok yang diteliti yaitu tentang logaritma pada mata pelajaran matematika kelas X Semester 1. 2. Hasill belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa stelah mengikuti aktivitas belajar pada suatu materi tertentu. Dalam hal ini yaitu materi logaritma C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi peta konsep dengan yang menggunakan strategi peta pikiran pada kelas X MAN Kuala Simpang.

8 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapatperbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi peta konsep dengan strategi peta pikiran pada kelas X MAN Kuala Simpang. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam pembelajaran matematika. Meningkatkan kreativitas siswa. Meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan strategi pembelajaran yang baik dalam pembelajaran matematika. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran matematika di MA Negeri Kuala Simpang. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama di masa yang akan datang.

9 F. Definisi Operasional Yang dimaksud dengan operasional yaitu untuk menghindarkan terjadinya kesalah pahaman di dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini dikemukakan beberapa definisi sebagai berikut: 1. Strategi Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. 2. Peta Konsep Peta konsep adalah gambar ilustrasi konkret yang mengindikasikan sebuah konsep tunggal dihubungkan denngan konsep lain. 3. Peta Pikiran Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan cara visual dan prasarana lainnya untuk membentuk kesan agar mudah dimengerti atau dingat kembali dan memaksimalkan momen belajar. 4. Hasil belajar Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.