LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

.PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PENGELOLAAN ZAKAT BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PENGELOLAAN ZAKAT DISUSUN OLEH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 1 TAHUN 1997 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 SERI E NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. c. BUPATI LOMBOK BARAT, bahwa kewajiban membayar zakat sebagai Rukun Islam yang ketiga merupakan Syariat Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap orang dan badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam yang berkecukupan dan mampu. bahwa zakat disamping merupakan ibadah yang bernilai agama juga bernilai sosial yaitu merupakan sumber dana yang potensial dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat/ummat untuk mewujudkan kesejahteraan sosial yang lebih baik. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a dan b, maka dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Zakat,Infak dan Sedekah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655).

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesaia Nomor 52550); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 8).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Dan BUPATI LOMBOK BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Barat 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Barat. 3. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Parwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Barat. 4. Pengelolaan zakat, Infak dan sedekah adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengkoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pemberdayaan zakat. 5. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. 6. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan diluar zakat untuk kemaslahatan umum. 7. Sedekah adalah harta yang dikeluarkan olehh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh seorang muslim diluar zakat untuk kemaslahatan seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok. 8. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat.

9. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat 10. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten yang selanjutnya disebut BAZNAS Kabupaten adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat di tingkat Kabupaten. 11. Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS Kabupaten untuk membantu mengumpulkan zakat. 12. Hak Amil adalah bagian tertentu dari zakat yang dapat dimanfaatkan untuk daya operasional dalam pengelolaaan zakat sesuai syariat Islam. BAB II KEWAJIBAN MENUNAIKAN ZAKAT Pasal 2 Setiap Penduduk yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang Islam berkewajiban menunaikan zakat Pasal 3 Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada Muzakki, Mustahiq dan Amil Zakat. BAB III HARTA YANG DIKENAI ZAKAT Pasal 4 (1) Zakat terdiri atas zakat mal, zakat fitrah dan zakat profesi. (2) Harta yang dikenai Zakat Mal adalah : a. Emas, perak dan uang; b. Hasil Perdagangan dan Perusahaan; c. Hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan; d. Hasil Pertambangan; e. Hasil Peternakan; f. Hasil Pendapatan dan Jasa; dan g. Rikaz.

h.tizarah. (3) Perhitungan Zakat Mal, Zakat fitrah dan Zakat profesi menurut Nisab, Kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama. (4) Tata cara pemungutan zakat Mal, Zakat Fitrah, Zakat profesi, Infak dan Sedekah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. BAB IV AZAS DAN TUJUAN PENGELOLAAN ZAKAT Pasal 5 Pengelolaan Zakat dilakukan berdasarkan syariat (hukum) Islam yang tertuang dalam Al Qur an dan Al Hadits serta berlaku. Pengelolaan Zakat bertujuan : Pasal 6 peraturan perundang-undangan yang a. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama. b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam pengelolaan zakat sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. c. Meningkatkan fungsi dan pemanfaatan zakat untuk pemberdayaan ekonomi ummat. BAB V ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT Badan Amil Zakat Pasal 7 (1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten. (2) BAZNAS Kabupaten dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas usul Bupati setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.

(3) Pengurus BAZNAS Kabupaten terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu. (4) Organisasi BAZNAS Kabupaten terdiri atas Unsur Pertimbangan, unsur pengawas dan unsur pelaksana. (5) Susunan Organisasi dan Tata kerja BAZNAS Kabupaten diatur dengan Peraturan Bupati sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8 BAZNAS Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 mempunyai tugas pokok mencatat, mengumpulkan, mendistribusikan dan mendaya gunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Pasal 9 BAZNAS Kabupaten melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada BAZNAS Provinsi dan Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Lombok Barat. BAB VI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH. Pasal 10 (1) Pengumpulan zakat, infak dan sedekah dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten dengan cara menerima / atau mengambil dari Muzakki atas dasar pemberitahuan Muzakki. (2) BAZNAS Kabupaten dapat bekerjasama dengan Bank dalam pengumpulan zakat harta Muzakki yang berada di Bank atas permintaan Muzakki. (3) BAZNAS Kabupaten dapat membentuk UPZ di Instansi Pemerintah, BUMD, Perusahaan Swasta dan UPZ di tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya untuk mengumpulkan zakat. (4) BAZNAS Kabupaten wajib memberikan bukti setoran zakat kepada muzaki. (5) Bukti setoran zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Pasal 11 (1) Selain menerima zakat BAZNAS Kabupaten dapat juga menerima infak, sedekah, hibah, wasiat, warisan dan kaparat. (2) Pengelolaan infak, sedekah, hibah, wasiat, warisan dan kafarat harus dicatat dalam pembukuan tersendiri. (3) Tata cara penerimaan dan pemanfaatan infak, sedekah, hibah, wasiat,warisan dan kafarat diatur dengan Peraturan Bupati sesuai perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 (1) Muzakki melakukan penghitungan hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. (2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZNAS Kabupaten memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya. (3) Zakat yang telah dibayarkan kepada BAZNAS Kabupaten dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 Lingkup kewenangan pengumpulan zakat adalah BAZNAS Kabupaten mengumpulkan zakat dari Muzakki pada instansi/lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan-perusahaan dan SKPD di wilayah Kabupaten Lombok Barat. BAB VII PEMANFAATAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH Pasal 14 (1) Hasil pengumpulan zakat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan agama. (2) Hasil pengumpulan Infak dan sedekah dimanfaatkan untuk kegiatan : a. Pendidikan; b. Kesehatan;

c. Fakir Miskin/Anak terlantar; d. Sosial Kemasyarakatan;dan/atau e. Ekonomi produktif. BAB VIII PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 15 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban Muzakki dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten. (2) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas BAZNAS Kabupaten dilakukan oleh unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat(4). (3) Pimpinan Unsur Pengawas dipilih langsung oleh anggota. (4) Unsur Pengawas berkedudukan disemua tingkatan Badan Amil Zakat. (5) Pengelolaan Keuangan BAZNAS Kabupaten wajib diaudit oleh Akuntan Publik dan hasilnya dipublikasikan di media cetak. (6) Hasil audit sebagaimana dimaksud ayat (5) dilaporkan kepada Bupati dan DPRD Kabupaten Lombok Barat. Pasal 16 Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan BAZNAS Kabupaten. BAB IX S A N K S I Pasal 17 Setiap pengelola zakat yang karena kelalaiannya tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar harta zakat, infak, sedekah, hibah, wasiat, waris dan kaffarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dan Pasal 11 ayat (3) diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 18 (1) Selain pejabat penyidik umum, penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan juga oleh pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah daerah yang pangkatnya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Kewenangan Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seoarang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan / atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil seseorang untuk didengar atau diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Menghentikan penyidikan; i. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil wajib membuat berita acara terhadap setiap tindakan: a. Pemeriksaan tersangka; b. Perusakan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan di tempat kejadian. (4) Berita Acara tersebut ayat (3) dikirim kepada penuntut umum melalui penyidik Polri.

BAB XI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 19 Untuk melaksanakan tugasnya BAZNAS Kabupaten dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat. Ditetapkan di Girimenang pada tanggal 14 Februari 2012 BUPATI LOMBOK BARAT, H. ZAINI ARONY Diundangkan di Gerung pada tanggal 15 Februari 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT, H.MOH. UZAIR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHU 2012 NOMOR 1

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH I. U M U M Terwujudnya kesejahteraan umum bagi masyarakat Indonesia merupakan salah satu Tujuan Negara Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu upaya tersebut adalah melalui usaha pembangunan matrial dan spiritual yang terprogram, terarah dan terpadu dengan sasaran utamanya antara lain pembangunan di bidang agama yang mencakup suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketaqwaan dalam bentuk ibadah dan amal perbuatan baik dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan masyarakat muslim yang sejati. Salah satu ibadah yang berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sekaligus berfungi sosial ialah zakat. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat diwajibkan bagi mereka yang mampu menunaikannya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial. Agar potensi zakat yang mengandung nilai luhur itu dapat berfungsi efektif, maka perlu adanya pengelolaan yang profesioanal, bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada Muzakki, Mustahiq dan Pengelola zakat. Untuk maksud tersebut perlu adanya Peraturan Daerah tentang zakat dan pengelolaannya yang berdasarkan iman dan taqwa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial dan kepastian hukum. Untuk menjamin pelaksanaan pengelolaan zakat sebagai amanah Allah, dalam Peraturan Daerah ini ditentukan adanya unsur pertimbangan dan unsur pengawasan yang terdiri atas ulama, cendekiawan, masyarakat dan pemerintah serta adanya sanksi terhadap muzakki yang lalai dan enggan berzakat maupun terhadap pengelola yang menyelewengkan peraturan. Dengan dibentuknya Peraturan Daerah tentang zakat, diharapkan dapat ditingkatkan kesadaran muzakki untuk menunaikan kewajibannya dan rangka menyucikan diri, meningkatkan derajat hidup mustahiq dan meningkatkan kualitas pengelolaan zakat, yang semuanya itu untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Yang dimaksud mampu adalah mampu sesuai dengan ketentuan agama. Pasal 3 Cukup Jelas. Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Zakat Mal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Yang dimaksud dengan zakat fitrah adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan atau pada pagi hari tanggal 1 Syawal sebelum Shalat Idul Fithri oleh setiap muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari raya Idul Fitri. Ayat (2) Yang dimaksud dengan Rikaz adalah harta temuan. Ayat (3) Yang dimaksud dengan Nisab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya. Yang dimaksud dengan Kadar zakat adalah besarnya perhitungan atau persentase zakat yang harus dikeluarkan. Yang dimaksud dengan Waktu zakat dapat terdiri atas haul atau masa pemilikan harta kekayaan selama duabelas bulan Qamariah, panen atau pada saat menemukan rikaz. Pasal 5 Pasal 6. Pasal 7 Pasal 8

Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Cukup Jelas.. Yang dimaksud dengan Hibah adalah pemberian uang atau barang oleh seseorang atau badan yang dilaksanakan pada waktu orangitu hidup kepada seseorang atau suatu badan seperti Badan Amil Zakat. Yang dimaksud dengan Wasiat adalah pesan untuk memberikan sesuatu barang kepada seseorang atau sesuatu badan seperti Badan Amil Zakat yang pesan itu baru dilaksanakan sesudah diselesaikan penguburannya dan pelunasan hutang-hutangnya apabila ada. Yang dimaksud dengan Warisan adalah harta tinggalan seseorang yang beragama Islam yang diserahkan kepada Badan Amil Zakat. Yang dimaksud dengan Kaffarat adalah denda wajib yang dibayarkan kepada Badan Amil Zakat oleh otang yang melanggar ketentuan agama. Cukup Jelas Cukup Jelas Cukup Jelas Peran serta masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk : a. Memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat; b. Menyampaikan saran dan pendapat kepada Badan Amil Zakat. c. Memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan pengelolaan zakat

Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2012 NOMOR 1