I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa, sebagaimana pula termuat dalam pasal 31 bahwa tiap-tiap warga Negara

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup Bangsa

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk yang dinamis yang mempunyai cita cita, serta

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. ada didaerahya. Berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan tersebut tentu selalu

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledgebased. society dan kompetensi masa depan.

I. PENDAHULUAN. gaya kepemimpinan Wali Kota Bandar Lampung dalam bidang pendidikan

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

II. TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB III METODE PENULISAN. analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan negara bertujuan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I.PENDAHULUAN. rendahnya rata-rata prestasi belajar. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

I. PENDAHULUAN. membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. diajukan oleh:

I. PENDAHULUAN. Era desentralisasi pasca disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

bupati kepala daerah tingkat II tangerang noomor : 11 tahun 2000 tanggal 29 tergaubung dalam satu kedinasan ( Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang).

U R A I A N Belanja Pegawai 23,100, Belanja Barang Dan Jasa 889,440,000.00

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai kualitas pendidikan adalah guru. Guru adalah figur yang

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warganegara Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini untuk setiap. insan manusia. Dalam perkembangannya, banyak berbagai

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah

Subbagian kepegawaian.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang memiliki harapan tinggi akan peran bidang pendidikan. Diharapkan melalui pendidikan akan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing dilingkungan global. Hal ini sejalan dengan salah satu cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam membuat suatu kebijakan terutama terkait dengan bidang pendidikan. Pemerintah harus membuat suatu sistem yang tepat sasaran sekaligus menjadi kunci utama peningkatan kualitas pendidikan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang berisikan komponenkomponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Dalam hal kebijakan bidang pendidikan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hak dan

2 kewajiban mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan konsistensi dari Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berada didalam ranah daerahnya, pemerintah Kota Bandar Lampung membuat suatu Peraturan Daerah No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Didalam peraturan daerah ini, segala sesuatu yang berkaitan tentang penyelenggaraan pendidikan di kota Bandar Lampung diatur dalam XXI Bab dan 59 pasal. Kewajiban untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi seluruh masyarakat juga merupakan bagian yang perlu diperhatikan saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah kota Bandar Lampung menyediakan tempat kepada seluruh anak yang memiliki kekurangan dalam hal ekonomi namun ingin mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Mengingat bahwa setiap peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama atas pendidikan. Hak dan kewajiban peserta didik untuk mendapatkan jaminan pendidikan pada jalur pendidikan formal juga diatur dalam pasal 34 ayat 1 (d) Perda No. 1 Tahun 2012 yang isinya mendapat jaminan pendidikan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan berstatus sebagai penduduk daerah. Saat ini, pemerintah juga telah membuat beberapa kebijakan tentang pendidikan sebagai bentuk usaha atau langkah pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan

3 dari pendidikan. Beberapa kebijakan pendidikan yang ada saat ini antara lain, wajib belajar 9 tahun yang pada saat ini sudah berkembang dengan adanya wajib belajar 12 tahun serta masih banyak kebijakan-kebijakan pendidikan yang lainnya. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun, tentu saja jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas merupakan tambahan baru dalam jenjang wajib pendidikan. Pemerintah Daerah kota Bandar Lampung membuat kebijakan terkait jalur masuk dan pelaksanaan pendidikan khusus bagi peserta didik yang kurang mampu melalui jalur bina lingkungan. Jalur bina lingkungan diperuntukan bagi siswa kurang mampu yang berdomisili disekitar lingkungan sekolah. Selanjutnya calon siswa yang melalui jalur bina lingkungan diseleksi berdasarkan kelengkapan berkas, yang mana berkas tersebut menerangkan mengenai keadaan keluarga dan identitas keluarganya. Khusus bagi siswa jalur bina lingkungan, seluruh biaya sekolah sudah ditanggung oleh pemerintah Kota Bandar Lampung sehingga tidak ada lagi pungutan untuk biaya SPP. Menurut pasal 35 ayat 4 Perda No. 01 Tahun 2012, daya tampung Sekolah Dasar dan yang sederajad, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajad, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan yang sederajad, 70% siswa masuk melalui jalur regular, dan 30% siswa masuk melalui jalur bina lingkungan. Yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan walikota. Jadi tidak semua siswa dapat mendaftar kejenjang pendidikan melalui jalur bina lingkungan, hanya yang memenuhi syarat dan yang telah ditentukan saja yang dapat diperbolehkan mendaftar melalui jalur bina lingkungan. Selain itu pula kuota masuk jalur bina lingkungan menurut Perda No. 01 Tahun 2012

4 ini hanya sebesar 30% dari total keseluruhan siswa yang diterima oleh sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, sekolah seakan dibingungkan atas kuota penerimaan siswa baru dalam pendidikan formal melalui jalur bina lingkungan terlebih kepala sekolah sebagai penanggung jawab sekolah. Kuota yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 pasal 35 ayat (4) berbeda dengan pernyataan walikota dengan penambahan kuota jalur bina lingkungan ini yang mencapai 50%-60%. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung pada tahun ajaran baru tahun 2014 ini tetap akan memberlakukan program Bina Lingkungan (Biling). Tujuannya, siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu tetap bisa sekolah secara gratis. Kuota program bina lingkungan ditetapkan sebesar 50-60 persen untuk siswa tidak mampu. (Sumber: http://www.lampungonline.com/2014/06/2014-pemkot-bandarlampung-tetap.html, di akses pada tanggal 13 Oktober 2014) Walaupun benar dikatakan dalam pasal 35 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 bahwa terkait pelaksanaan jalur bina lingkungan diatur dengan Peraturan Walikota. Akan tetapi, ketidak sinkoronan ini menjadi hal yang rancu dalam penerapan peraturan daerah di kota Bandar Lampung. Mengingat bahwa kualitas peserta didik yang ada didalam sekolah juga menjadi bahan pertimbangan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung terutama untuk Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandar Lampung, menunjukan bahwa jumlah siswa yang diterima melalui jalur bina lingkungan lebih dari 30%.

5 Tabel 1. Data Siswa Bina lingkungan Kelas X Di SMA Negeri se-kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Bina Lingkungan Jumlah Siswa yang Diterima Presentase Jumlah Siswa Bina Lingkungan 1 SMA N 1 Bandar Lampung 74 194 38,14% 2 SMA N 2Bandar Lampung 114 401 28,42% 3 SMA N 3 Bandar Lampung 135 357 37,81% 4 SMA N 4 Bandar Lampung 131 300 43,67% 5 SMA N 5 Bandar Lampung 140 331 42,29% 6 SMA N 6 Bandar Lampung 111 212 52,35% 7 SMA N 7 Bandar Lampung 156 321 48,59% 8 SMA N 8 Bandar Lampung 320 502 63,74% 9 SMA N 9 Bandar Lampung 129 299 43,14% 10 SMA N 10 Bandar Lampung 118 329 35,86% 11 SMA N 11 Bandar Lampung 140 214 65,42% 12 SMA N 12 Bandar Lampung 107 271 39,48% 13 SMA N 13 Bandar Lampung 134 305 43,93% 14 SMA N 14 Bandar Lampung 124 317 39,11% 15 SMA N 15 Bandar Lampung 135 228 59,21% 16 SMA N 16 Bandar Lampung 134 263 50,95% 17 SMA N 17 Bandar Lampung 58 94 61,70% Sumber: Sekretariat Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Seksi Pendidikan Menengah SMA Tahun Pelajaran 2014-2015 Tabel 1 menunjukan data siswa bina lingkungan di SMA Negeri se-kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Presentase jumlah siswa bina lingkungan sebagian besar lebih dari 30% dari jumlah keseluruhan siswa yang diterima. Hanya SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang kurang dari 30%. Hal ini berarti bahwa sebagian besar sekolah telah melaksanakan proses penerimaan siswa baru jalur bina lingkungan disekolahnya sesuai dengan peraturan atau kebijakan dari walikota Bandar Lampung yang menyatakan bahwa untuk kuota jalur bina lingkungan pada tahun pelajaran 2014-2015 lebih dari 30%.

6 Dengan bertambahnya jumlah kuota bina lingkungan maka akan berdampak kepada beberapa hal diantaranya terkait perencanaan, proses dan hasil pembelajaran di sekolah. Dalam hal perencanaan, jika jumlah siswa yang diterima melalui bina lingkungan bertambah maka sekolah harus menyediakan sarana prasarana guna menunjang proses belajar mengajar siswa yang lebih. Mengingat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa PPKn Angkatan 2010 Feni Desna Tahun 2014, bahwa prestasi belajar siswa yang masuk melalui jalur bina lingkungan dengan siswa masuk melalui jalur regular berbeda. Yang mana siswa bina lingkungan memiliki prestasi belajar lebih rendah dibandingkan siswa regular. Selanjutnya, dari hal tersebut juga akan berdampak pada proses, dimana dalam proses pembelajaran guru harus bekerja ekstra dalam mengajar. Guru harus lebih inovatif dan kreatif untuk bisa memaksimalkan kemampuan siswa yang memiliki prestasi rendah agar pada hasil akhir pembelajaran siswa tersebut setara dengan siswa lain yang berprestasi, terlebih untuk siswa yang masuk melalui jalur bina lingkungan. Atas dasar inilah kepala sekolah menjadi dilematis, disisi lain harus mensukseskan program pemerintah namun disatu sisi kepala sekolah juga harus menjaga mutu dan kualitas sekolah. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti persepsi kepala sekolah terhadap penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di SMA Negeri se-kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan suatu identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pemahaman kepala sekolah terhadap kuota masuk siswa pada pendidikan formal melalui jalur regular dan jalur bina lingkungan. 2. Persepsi Kepala Sekolah terhadap jumlah kuota masuk siswa pada pendidikan formal melalui jalur bina lingkungan. 3. Prestasi siswa bina lingkungan dan siswa non bina lingkungan (regular). 4. Implementasi Penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 5. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada persepsi Kepala Sekolah terhadap Penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan terkait kuota masuk siswa jalur regular dan jalur bina lingkungan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah Bagaimanakah Persepsi Kepala Sekolah terhadap Penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

8 Pendidikan terkait kuota masuk siswa jalur regular dan jalur bina lingkungan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Kepala Sekolah terhadap Penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kaitannya dengan jumlah kuota masuk siswa jalur regular dan jalur bina lingkungan yang berdampak pada penyelenggaraan pendidikan dan efisiensi pembelajaran di sekolah. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritik mengembangkan konsep Pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kajian Kebijakan Publik yang membahas tentang penerapan peraturan daerah di lingkungan sekolah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebuah contoh kesesuaian sekolah di kota Bandar Lampung dalam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan Peraturan Daerah kota Bandar lampung No. 01 Tahun

9 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pengetahuan mengenai pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Serta untuk mengoptimalkan kepala sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan disekolahnya sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat suatu kebijakan atau peraturan, terlebih Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam hal penyelenggaraan pendidikan terkait dengan Jalur Masuk siswa Bina lingkungan, agar usaha pemerintah Kota Bandar Lampung untuk menuntaskan angka putus sekolah bagi calon siswa yang memiliki ekonomi lemah melalui bina lingkungan ini nantinya dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. 3. Bagi Peneliti Agar peneliti sendiri lebih paham tentang peraturan yang dibuat oleh Pemerintah daerah dalam bidang pendidikan, terutama terkait Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan.

10 F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kajian Kebijakan Publik karena berkaitan tentang penerapan peraturan daerah di lingkungan sekolah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung. 3. Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah persepsi kepala sekolah terhadap penerapan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Tempat Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 08 Oktober 2014 sampai dengan selesai melakukan penelitian pada tanggal 22 Februari 2015.