BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014). Hawkins dan Groves

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti gugus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan yang harus dikuasai untuk menentukan keberhasilan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat terbanyak dari profesi lain dan paling lama kontak dengan klien, sehingga keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien (Priyanto, 2009). Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi terbesar yakni 40% dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di rumah sakit, 28% di puskesmas dan selebihnya 7% di sarana kesehatan lainnya (PPNI, 2005). Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian (teknologi). Untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa, rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang dapat dilakukan melalui peningkatan

kualitas kerja. Saat ini keberhasilan sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan pendukung, karena pada akhirnya sumber daya manusialah yang paling menentukan. Tenaga perawat yang merupakan the caring profession mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya. Oleh sebab itu, pihak rumah sakit harus terus memantau kinerja karyawan (Danim, 2004). Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi berdayaguna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seseorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula. Asuhan keperawatan yang bermutu dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang

telah diberikan. Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan yang profesional haruslah memiliki kinerja, keterampilan, sosialisasi, dan mampu bekerja sama dalam satu tim secara utuh dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain kemampuan, kepribadian dan minat kerja, kejelasan peran seorang pekerja, serta tingkat motivasi pekerja (Nurachmah, 2001). Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja adalah kecenderungan tipe kepribadian. Jung dalam Syamsu (2007) menyatakan bahwa orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar. Orang bertipe ekstrovert bersikap positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang lain efektif. Orang yang bertipe introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia di dalam dirinya. Pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, dan kurang dapat menarik hati orang lain. Perawat dengan pekerjaannya yang berat mungkin saja menemukan masalah yang berkaitan dengan fisik maupun psikis. Tentu saja keduanya akan berakibat pada kinerjanya. Seorang perawat harus tetap menunjukkan profesionalismenya walaupun sedang mengalami masalah. Dengan tipe kepribadian yang berbeda, tentu cara menyelesaikan masalahnya juga berbeda. Selama individu dan lingkungan kerjanya dapat saling melengkapi, maka

individu akan memelihara hubungan tersebut dan menetap dalam lingkungan kerjanya. Hawari (2001) menyatakan bahwa hubungan tipe kepribadian dengan stres kerja menggambarkan bahwa 10,6% dari tipe kepribadian akan mempengaruhi terjadinya stres kerja. Stres kerja yang menumpuk akan mengakibatkan kinerja individu berkurang. Salah satu rumah sakit yang menyediakan asuhan keperawatan yang memenuhi standar dan profesi keperawatan adalah Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta yang merupakan suatu rumah sakit persyarikatan Muhammadiyah Surakarta dengan izin sesuai dengan SK Menkes No.HK.07.06/III/2350/08. Rumah sakit ini memiliki 12 pelayanan (tahun 2009) dengan tipe kelas C (madya). Rumah sakit yang saat ini dalam masa membangun dan membenahi sistem pelayanan tentunya akan sangat memperhatikan keberhasilan kinerja karyawannya, khususnya perawat dalam hal ini. Sebab misi dari rumah sakit ini adalah memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang berkualitas, nyaman, aman, tentram dalam perawatan, cepat, akurat serta senyum ramah dalam layanan Islami serta melakukan program pendidikan, penelitian untuk pengembangan teknologi kedokteran dan kesehatan yang mendukung layanan prima yang Islami. Terdapat dua kategori karyawan di lingkungan Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta yaitu karyawan medis dan non medis. Berikut adalah tabel jumlah karyawan di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta.

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta Karyawan Medis Karyawan Non Medis 1. Dokter umum (6 orang) 1. Penunjang medis (56 orang) 2. Dokter gigi (1 orang) 2. Tenaga administrasi (257 orang) 3. Perawat (266 orang) 4. Bidan (24 orang) 5. Dokter mitra (60 orang) Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta mengembangkan kualitas sumber daya manusianya dengan cara pengiriman peserta mengikuti seminar, pelatihan yang diselenggarakan di luar rumah sakit, pengadaan In House Training di lingkungan rumah sakit, dan pengiriman untuk mengikuti pendidikan lanjutan (Profil Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta, 2010). Data tersebut menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai kualitas pelayanan yang ideal. Salah satu penilaian yang harus dilakukan adalah mengenai kepribadian individu. Di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta memiliki beberapa macam tipe perawat. Ada perawat yang lebih memilih diam dan melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar kinerja, namun ada juga perawat yang lebih senang berbicara dan bercanda. Mereka pun juga melakukan pekerjaan yang sama. Dengan pekerjaan yang sama ini apakah perawat tersebut memiliki kinerja yang sama pula? Maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang hubungan antara tipe kepribadian dengan kinerja perawat.

B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan suatu masalah Adakah Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tipe kepribadian perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta. b. Mengetahui kinerja perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta. c. Menganalisis hubungan antara tipe kepribadian dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun memberi sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi:

1. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat tentang macam tipe kepribadian yang dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menghadapi bermacam tipe kepribadian perawat sehingga tercipta kualitas pelayanan kesehatan yang baik. 2. Bagi instansi yang terkait Dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan dan pemberian solusi dalam memahami karyawan khususnya perawat dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyeleksi perawat yang berkompeten dan memiliki kepribadian yang tangguh. 3. Bagi profesi keperawatan Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam memahami kepribadian dirinya sendiri dan orang lain sehingga dapat menciptakan suatu kinerja perawat yang berkualitas. 4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan sebagai modal awal bagi peneliti untuk melakukan riset-riset keperawatan berikutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul yang sama yaitu Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) Muhammadiyah Surakarta, belum pernah dilakukan penelitian. Adapun penelitian yang berkaitan yaitu :

1. Penelitian yang pernah dilakukan Purwitasari (2008), tentang Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Wilayah Desa Bumiharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri. Metode yang digunakan yakni metode proportional sampling dengan jumlah sampel 60 responden. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tipe kepribadian lansia di desa Bumiharjo adalah introvert. Tingkat depresi lansia di desa Bumiharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri adalah sedang. Terdapat hubungan tipe kepribadian dengan kejadian depresi pada lansia di desa Bumiharjo, dan lansia introvert cenderung depresi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah dalam variabel tergantung, unit analisa data, jumlah dan populasi sampel serta waktu dan tempat penelitian. 2. Nurhadi (2007), Perbedaan Kreativitas Karyawan Antara Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Penelitian termasuk jenis quasi eksperimen dengan alat ukur kuisioner dan observasi dengan teknik purposive sampling, menggunakan uji beda Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya karyawan yang mempunyai kepribadian ekstrovert lebih kreatif daripada karyawan yang berkepribadian introvert dengan p-value 0,001. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah dalam variabel penelitian, unit analisa data, populasi sampel, dan waktu dan tempat penelitian.

3. Apriyati (2007), Hubungan Tipe Kepribadian dengan Aplikasi Teknis Komunikasi Terapeutik pada Perawat di RSUP dr. Suradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan hasil tipe kepribadian ekstrovert lebih mudah menerapkan teknik komunikasi terapeutik dengan nilai p-value 0,001 dalam tingkat kemaknaan 5%. Yang membedakan penelitian ini adalah variabel dependent, waktu, tempat dan populasinya.