BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

MANAJEMEN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Atas Negeri I7 Bandar Lampung)

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Para pegawai yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan professional dalam pengelolaannyasangat diperlukan, karena. tanggungjawab yang diberikan oleh atasannya langsung.

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup Bangsa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi pemerintahan, sumber daya manusia atau yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan pendidikan secara umum adalah membentuk menusia dewasa baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1. PENDAHULUAN. demokratisasi, partisipasi aktif masyarakat setempat dan akuntabilitas

AS ADI NIM. Q

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guruguru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Sekolah merupakan bagian dari suatu lembaga pendidikan harus selalu memberikan pelayanan yang terbaiknya kepada masyarakat luas, karena keberadaan sekolah yang dekat dengan masyarakat akan mencerminkan kebutuhan dan kebanggaan bagi masyarakat. Sekolah sebagai suatu organisasi dalam perkembangan dan pencapaian tujuan harus mengacu kepada pedoman dan arah pengembangan pendidikan. Kompleksitas produk pendidikan sangat dipengaruhi faktor eksternal, lain dengan dunia industri manakala kita memproses barang dengan kualitas tertentu, maka akan keluar barang dengan kualitas tertentu pula, akan tetapi proses pendidikan berbeda. Manajemen sekolah merupakan komponen yang sangat strategis dalam

2 proses pendidikan. Menurut Mulyasa, (2007: 42) menyatakan, pelaksanaan manajemen sekolah menuntut kepemimpinan kepala sekolah profesional yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas pribadi untuk mewujudkan visi menjadi aksi, serta demokratis dan transparan dalam berbagai pengambilan keputusan. Keberhasilan kualitas pendidikan sangat ditentukan kemampuan pengelola dalam mengelola organisasi (sekolah), seperti mengelola pembelajaran, siswa, sarana dan prasarana, keuangan serta hubungan dengan masyarakat. Pembelajar adalah merupakan kegiatan utama disekolah, pelaksanaaan proses kegiatan belajar mengajar perlu mendapatkan pengelolaan yang baik sebagai kegiatan utama disekolah, siswa sebagai objek pendidikan yang memiliki berbagai macam karakter dan latar belakang tentunya memerlukan pengelolaan yang baik, penggunaan sarana dan prasarana, keuangan sebagai alat penunjang keberhasilan pendidikan harus dikelolaan dengan baik, juga hubungan sekolah dengan masyarakat harus selalu berkoordinasi, bekerjasama dalam mengatasi masalah sekolah. namun dalam kenyataannya banyak sekolah yang belum mampu memaksimalkan pengelolaan manajemen sekolah dengan baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan. Menurut Suryosubroto, (2004:16) menyatakan; Kegiatan-kegiatan manajemen pendidikan meliputi kegiatan yang berhubungan dengan bidang administrasi material, administrasi personal, juga administrasi kurikulum. Bidang-bidang manajemen pendidikan yaitu ; (a) manajemen kurikulum, (b) manajemen kesiswaan, (c) manajemen personalia, (d) Manajemen sarana pendidikan, (e) Manajemen tatalaksana sekolah, (1) manajemen keuangan, (h) Pengorganisasian sekolah, (i) Hubungan sekolah dengan masyarakat.

3 Penerapan manajemen pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, karena bagaimanapun sekolah merupakan suatu sistem yang didalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik, sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemerautan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Pemangku sekolah yang terdiri dari dewan sekolah (wali murid) pengawas, pimpinan sekolah, guru, murid, pihak karyawan yang melayani proses pembelajaran, asosiasi guru, serta masyarakat professional, perlu bahu membahu bekerja sama menetapkan serta meningkatkan pola hubungan yang menuju kearah sekolah yang baik. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out-put), oleh karena itu dalam menjalankan suatu organisasi seperti sekolah harus berpikir "sistem" artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain (in-put) harus berfungsi optimal. Manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti adminisrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi

4 (administrasi adalah inti dari manajemen); dan ketiga, yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi. Manajemen sama dengan pengelolaan, yaitu segala usaha bersama untuk mendaya gunakan sumber-sumber, baik personal, maupun material, secara efektif, dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan disekolah secara optimal. Menurut Syaifuddin (2007:29) dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat didalamnya yaitu fungsi perencanaan (planning) fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing), dan fungsi pengendalian (controlling). Proses penyelenggaraan pendidkan, seperti: Perencanaan, Pengorganisasian, Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan, memberikan bimbingan dan pembinaan kearah menuju kepada pencapaian tujuan. Berdasarkan perrnendiknas RI. No 2006 Tentang standar Isi yang tertuang dalam pendahuluan "Pendidikan Nasional Harus Mampu Menjamin Pemertaan Kesempatan Pendidikan, Peningkatan Mutu Dan Relevansi Serta Efisiensi Manajemen Pendidikan. Sekolah hendaknya terus menerus melakukan perbaikkan secara berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kualitas yang diharapakan sesuai dengan tuntutan dan perubahan. Perbaikan kualitas tersebut harus dimulai dari pimpinan dan semua personil sekolah. Kualitas sekolah dapat dilihat melalui hasil lulusan (out-put), juga banyaknya siswa yang diterima dalam mengikuti tes masuk kejenjang berikutnya, misalnya

5 masuk perguruan tinggi terutama perguruan tinggi negeri untuk sekolah menengah atas. SMA Negeri 17 Bandar Lampung berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Pidada, Kecamatan Panjang berdiri di atas lahan yang berbukit, saat ini sedang berupaya untuk lebih meningkatkan kinerja organisasinya guna meningkatkan kelulusan siswa dalam menuju pendidikan yang lebih tinggi. Penyelenggaraan pendidikan disekolah dihadapkan pada beberapa kendala terutama bidang manajemen ini ditandai ketidak sesuaian antara peraturan dengan pelaksanaan terutama pada penerapan manajemen kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dengan masyarakat. SMA Negeri 17 Bandar Lampung telah dua kali melaksanakan ujian nasional diikuti oleh 180 siswa dan lulus 100%, tetapi lulusan SMA Negeri 17 Bandar Lampung tidak satupun diterima diperguruan tinggi negeri disebabkan rendahnya kualitas kompetensi lulusan (mutu siswa). Mutu sekolah yang rendah menyebabkan ketidakpuasan, dan ketidak percayaan masyarakat terhadap sekolah, yang ditandai sedikitnya pendaftar pada saat penerimaan siswa baru, kurang memuaskan ini ditandai rendahnya kualitas lulusan SMA Negeri 17 Bandar Lampung berarti juga terjadi kekurangsesuaian pengelolaan manajemen pendidikan dengan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan dengan keberadaan sekolah. Kekurangsesuaian pengelolaan pendidikan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung ditandai dengan masih adanya pelaksana tugas belum memahami tanggungjawab

6 sebagaimana mestinya, ketidakberaturan administrasi, disiplin siswa masih rendah, kehadiran guru disekolah belum maksimal. Kondisi ini adalah akibat sistem disekolah tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Guna mempertinggi kepercayaan masyarakat dalam pengelolaan SMA Negeri 17 Bandar Lampung maka perlu adanya penerapan manajemen di sekolah. Berkaitan dengan penerapan manajemen sekolah di SMA Negeri 17 Bandar Lampung yang akan dibahas dalam penelitian ini, terdiri dari manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan (peserta didik), manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat. Manajemen kurikulum, kurikulum sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran harus dapat menjawab kebutuhan bagi peserta didik. Kurikulum yang disusun oleh pemerintah adalah sesuatu yang harus dikembangkan dan disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah, apabila pengembangan kurikulum dilakukan sesuai dengan ketentuan maka akan berdampak positif terhadap kualitas sekolah. Manajemen peserta didik (kesiswaan) adalah menyangkut tentang pelayanan terhadap kebutuhan pesrta didik di sekolah. Serangkaian kegiatan pesrta didik yang harus dilakukan sekolah adalah mengadakan seleksi agar mendapatkan peserta didik yang berkualitas dan penerimaan peserta didik baru dengan menggunakan kriteria tertentu. Kegiatan pengembangan minat dan bakat peserta didik yang digunakan sebagai wahan penggalian potensi diri perlu dilakukan secara optimal. Bimbingan dan pembinaan terhadap peserta didik agar adanya kesadaran untuk terciptanya suasana sekolah yang kondusif.

7 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, berkaitan dengan sarana dan prasarana terutama yang berlangsung pada pembelajaran di Sekolah, selain menggunakan fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah juga memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar sekolah Manajemen keuangan berkaitan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, pengelolaan dana, yang dikaitkan dengan program tahunan sekolah. Selain itu sekolah harus dapat mengadministrasikan, melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen adalah penggunaan biaya sefektif dan seefisien mungkin dalam pembiayaan kegiatan. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat berkaitan dengan wali murid warga sekitar sekolah, juga instansi pemerintah maupun swasta yang ada disekitar sekolah. Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung belum dapat memenuhi harapan masyarakat dan menimbulkan kekurangpuasan terhadap pelayanan pendidikan sehingga kepercayaan terhadap pengelolaan sekolah atau manajemen rendah, oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang Manajemen Sekolah di SMA Negeri 17 Bandar Lampung 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka fokus penelitian ini adalah Manajemen sekolah SMAN 17 Bandar Lampung, Adapun Sub Fokus: 1.2.1 Manajemen Kurikulum SMA Negeri 17 Bandar Lampung. 1.2.2 Manajemen Kesiswaan SMA Negeri 17 Bandar Lampung.

8 1.2.3 Manajemen Sarana dan Prasarana SMA Negeri 17 Bandar Lampung. 1.2.4 Manajemen Keuangan SMA Negeri 17 Bandar Lampung. 1.2.5 Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat SMA Negeri 17 Bandar Lampung. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana manajemen kurikulum di SMA Negeri 17 Bandar Lampung? 1.3.2 Bagaimana manajemen kesiswaan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung? 1.3.3 Bagaimana manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri 17 Bandar Lampung? 1.3.4 Bagaimana manajemen Keuangan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung? 1.3.5 Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat SMA Negeri 17 Bandar Lampung? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1.4.1 Implementasi manajemen kurikulum di SMAN 17 Bandar Lampung 1.4.2 Implementasi manajemen kesiswaan di SMAN 17 Bandar Lampung 1.4.3 Implementasi manajemen sarana dan prasarana di SMAN 17 Bandar Lampung 1.4.4 Implementasi manajemen keuangan di SMAN 17 Bandar Lampung 1.4.5 Implementasi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SMAN 17 Bandar Lampung

9 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dikemukan sebagai berikut : Manfaat Praktis 1.5.1 Sebagai masukan bagi pengelola SMAN 17 Bandar Lampung dalam mengelola pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat. 1.5.2 Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan tentang penyelenggaraan sekolah menengah terutama di SMAN 17 Bandar Lampung 1.5.3 Sebagai informasi kepada masyarakat tentang apa yang sudah dilakukan oleh pengelola SMAN 17 Bandar Lampung dan hasil yang sudah dicapai sehingga masyarakat diharapkandapat bersikap dan memberikan masukan secara tepat kepada pihak sekolah. Manfaat Teoritis 1.5.4 Sebagai bahan kajian lebih lanjut guna mencari dan mengembangkan alternatif pada penyelenggaraan sekolah menengah atas 1.5.5 Diharapkan dapat menambah khasanah tentang sekolah atas yang belum banyak diteliti. 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Sekolah adalah SMAN 17 Bandar Lampung kota Bandar Lampung 1.6.2 Manajemen kurikulum adalah suatu bentuk pertangungjawaban kepada masyarakat (orang tua peserta didik), pemerintah (Dinas Pendidikan) tentang seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

10 bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.; 1.6.3 Manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah suatu bentuk pertangungjawaban dan jawaban tentang peserta didik kepada pihak yang berkepentingan atas komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai tujuan pendidikan SMAN 17 Bandar Lampung; 1.6.4 Manajemen Keuangan adalah suatu bentuk pertangungjawaban dan jawaban kepada pihak yang berkepentingan atas kegiatan penerimaan, pengelolaan dan penggunaan keuangan dalam periode tertentu di SMAN 17 Bandar Lampung; 1.6.5 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu bentuk pertangungjawaban dan jawaban kepada pihak yang berkepentingan atas kegiatan pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana di SMAN 17 Bandar Lampung; 1.6.6 Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian kepada warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. 1.6.7 Peserta didik adalah seluruh peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di SMAN 17 Bandar Lampung dan secara administrasi tercatat dalam buku induk;