BAB I PENDAHULUAN. tengah menunjuk pada cara pandang dan bersikap. Dalam kehidupan sehari-hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TENTANG ALIRAN HINAYANA. sejumlah 900 orang murid terutama berkumpul di Rajagriha. Disitu dibicarakan dan

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEJARAH AGAMA BUDDHA DAN PAKAR AGAMANYA. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Agama Dosen pengampu: Imamul Huda, M.Pd.I.

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa?

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam agama Hindu dan Budha adalah samadhi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah pemahaman mengenai kaitan antara ekonomi dengan spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan-

MUNCULNYA AGAMA HINDU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan, teristimewa pada masa

BAB III METODE PENELITIAN

Sang Buddha. Vegetarian&

BAB III NAFSU DALAM AGAMA BUDDHA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. adalah makhluk homo religious. Sebutan bahwa manusia adalah homo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1993), hlm Djam annuri. Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Yogyakarta : Kurnia Kalam

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

AGAMA BUDDHA DAN IPTEK

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung)

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Mahmud, Ali Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu lama. Di abad 21 ini, aktivitas manusia sangat terbantu

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, maka penelitian ini. diperoleh berupa kata-kata dan gambar. 42 Pendekatan deskriptif

BAB III METODOLOGI. Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif, artinya penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian empiris atau penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor sebagaimana dikutip oleh Moeloeng mendefinisikan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

KARAKTERISTIK DAN ESENSI AGAMA BUDDHA

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak dikembangkan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, karena memang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama paling sempurna dari semua agama di dunia. Agama Islam

Aturan -Moralitas Buddhis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang didasarkan pada data alamiah yang berupa kata-kata dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencerahan dalam Budhisme tidak terlepas dari ajaran jalan tengah dan pengertian tentang mata rantai sebab akibat kehidupan manusia. Ajaran jalan tengah sebagai cara pandang akan membawa manusia pada pencerahan. Jalan tengah menunjuk pada cara pandang dan bersikap. Dalam kehidupan sehari-hari cara untuk mewujudkan ajaran jalan tengah ini ditempuh melalui delapan jalan utama. 1 Delapan jalan utama adalah cara hidup atas dasar jalan tengah untuk memperoleh pencerahan. Delapan jalan utama berarti delapan langkah yang benar yang akan menuju pelenyapan penderitaan, yaitu: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, kesadaran benar, dan konsentrasi benar. 2 Memandang pencerahan tidak semudah melukiskan suatu pernyataan atau cerita. Ketika pikiran yang gelap mulai dicerahkan, pencerahan itu sendiri akan segera berlalu dan lenyap. Kegelapan dapat berlalu dari pikiran tetapi pencerahan ikut pula lenyap. Jika seseorang menginginkan pencerahan, bermaksud memperoleh dan mengenggamnya, berarti ia masih terjerat dalam angan-angan dan pikiran. Mengikuti jalan pencerahan bukanlah dengan menggenggam atau 1 J. A. Dhanu Koesbyanto, Firman Adi Yuwono, Pencerahan, Suatu Pencarian Makna Hidup Dalam Zen Buddhisme, Cet. 1, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 35. 2 Y. A. Mahabhikshu Hsing Yun, Karakteristik Dan Esensi Agama Budha, Ed. 38, (Bandung: Pustaka Karaniya, 1994), 66-67.

2 meraihnya. Jika seseorang telah mencapai taraf kesiapan diri, pencerahan itu tidak akan lenyap dan akan teraih dengan sendirinya tanpa harus bersusah payah. 3 Tujuan terakhir setiap pemeluk agama Budha adalah mencapai nirwana, dimana seseorang telah lepas dari samsara, yang berarti ia telah lepas dari penderitaan. Tidak mudah untuk mencapai nirwana, orang harus hidup suci dan selanjutnya harus mampu melenyapkan tanha sama sekali, jika orang telah dapat melakukan hidup suci dan melenyapkan tanha secara maksimal, maka sampailah ia ke nirwana. Selama belum mencapai tingkat yang maksimal, maka ia harus mengalami reinkarnasi yang berulang-ulang. 4 Tanha biasanya diterjemahkan sebagai keinginan. Pada umumnya keinginan dapat dianggap sebagai penyebab dari kepedihan hati. Jika ia tidak lagi mementingkan diri sendiri, maka ia akan bebas. 5 Dalam mencapai tingkat pencerahan atau ke-budha-an terdapat perbedaan antara aliran Hinayana dan Mahayana. Tingkat tertinggi dalam Hinayana adalah mencapai Arahat, dan tingkat tertinggi dalam Mahayana adalah mencapai tingkat Boddhisattva. Arahat adalah seorang yang telah memadamkan segala hawa nafsu dan keinginannya, sehingga ia tidak punya keinginan apapun. Atau biasanya disebut sebagai makhluk yang mencapai pencerahan atau orang suci. Sedangkan seorang Boddhisattva ialah orang yang mencari tingkat ke-budha-an, tetapi mencarinya demi kepentingan orang lain, ia mencari penerangan untuk menerangkan orang lain. 3 J. A. Dhanu Koesbyanto, Firman Adi Yuwono, Pencerahan, Suatu Pencarian, 35-36. 4 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995 ), 35. 5 Huston Smith, Agama Agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 133-134.

3 Perbedaan itu terlihat sesuai dengan nama aliran masing-masing, Hinayana yang berarti perahu kecil, tetapi aliran Hinayana sendiri lebih suka menyebut mereka dengan nama Theravada, yang artinya adalah jalan para sesepuh. Karena memang aliran Hinayana sendiri disebut-sebut sebagai aliran orthodoks dalam agama Budha. Mahayana yang berarti perahu besar yang bisa menampung lebih banyak manusia lainnya untuk mencapai pencerahan. Hidup dalam agama Budha adalah suatu pelayaran melintasi sungai kehidupan, suatu perjalanan dari tepi tanpa pencerahan kerohanian sehari-hari, awam di bidang rohani, pantai kerinduan dan kematian, menuju pantai kebijaksanaan yang jauh, yang membawa pembebeasan dari belenggu yang ada. Dibandingkan dengan kenyataan yang telah disepakati ini, perbedaan-perbedaan dalam agama Budha ini tidak lain dari perbedaan jenis kendaraan yang dinaiki orang atau tahap yang telah dicapai orang di akhir perjalanannya tersebut. B. Rumusan Masalah Untuk mengetahui tentang bagaimana sebenarnya pencerahan dalam aliran Hinayana dan Mahayana maka diperlukan beberapa rumusan masalah yang nantinya akan bisa memberikan gambaran tentang pencerahan itu sendiri, berikut beberapa rumusan masalahnya: 1. Bagaimana pencerahan dalam aliran Hinayana? 2. Bagaimana pencerahan dalam aliran Mahayana? 3. Bagaimana perbedaan dan persamaan pencerahan antara masing-masing aliran?

4 C. Penegasan Judul Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai judul proposal ini, maka perlu disampaikan penegasan dari judul Pencerahan Dalam Budha (Perspektif Mahayana dan Hinayana) adapun pengertian kata-kata dalam judul adalah sebagai berikut: Pencerahan : Kondisi seorang Buddha, yaitu kondisi lenyapnya semua kotoran batin, jejak karma, dan noda mereka dalam aliran batin seseorang, serta mengembangnya kualitas-kualitas baik dan kebijaksanaan hingga sempurna. 6 Budha :Agama yang muncul pada abad ke IV SM di India Utara (daerah kerajaan Magadha). Diajarkan oleh Sang Gautama atau Sidharta Gautama (hidup 560 SM-480 SM). 7 Perspektif : Sudut pandang, pandangan. 8 Hinayana :Adalah aliran ortodoks. Yaitu aliran yang mempertahankan keasliannya ajaran agama Budha. 9 Mahayana : Adalah aliran yang mengadakan pembaharuan terhadap ajaran agama Budha yang asli. 10 Dengan demikian yang dimaksud dengan penegasan judul diatas adalah bagaimana caranya atau proses untuk melenyapkan hawa nafsu/penderitaan 6 Thubten Chodron, Membuka Hati Menjernihkan Pikiran, Cet. I, (Jakarta: Karaniya, 2011), 274. 7 M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama Agama, (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1998), 94. 8 Ibid., 864. 9 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, 35. 10 Ibid., 36.

5 tersebut dalam ajaran masing-masing aliran yang kemudian nantinya akan mencapai kesucian/pencerahan yang menjadi tujuan tiap umat Budha. Dalam agama Budha untuk mencapai tingkat ke-budha-an berarti menyadari sifat asli prajna dan sunyata, serta kebenaran nirvana dan pelenyapan. Pelenyapan berarti musnahnya kelahiran dan kematian, dan berakhirnya kelahiran berulang-ulang. 11 D. Alasan Memilih Judul Penulis memilih judul ini karena pada dasarnya adalah untuk mengetahui bahwa bukan hanya pada agama Islam saja yang mempunyai permasalahan dalam klaim kebenaran yang mengaku bahwa golongannya adalah yang nanti masuk surga, melainkan dalam agama Budha juga terdapat golongan yang berbeda pandangan. Yaitu antara aliran Hinayana dan Mahayana yang merupakan aliran besar dalam agama Budha. Sehingga alasan penulis memilih judul ini adalah: 1. Kurang jelasnya bagaimana pencerahan dalam Hinayana. 2. Kurang jelasnya bagaimana pencerahan dalam Mahayana. 3. Kurang jelasnya perbedaan dan persamaan antar aliran tentang pencerahan itu sendiri. 11 Y. A. Mahabhikshu Hsing Yun, Karakteristik, 62.

6 E. Tujuan Penelitian Agama Budha terkenal dengan ritual samadhinya yang dianggap sebagai pusat pengalihan dari segala macam panca indra maupun rohani. Pemusatan pikiran dan pelenyapan tentang segala macam godaan duniawi, tidak disangka jika kemudian prosesi Samadhi menjadi sangat penting dilakukan oleh ummat Budha demi untuk bisa mencapai titik pencerahan. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah tidak lain untuk: 1. Dapat memberikan gambaran dengan jelas tentang pencerahan dalam aliran Hinayana. 2. Dapat memberikan gambaran dengan jelas tentang pencerahan dalam aliran Mahayana. 3. Dapat menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan. Kedua aliran besar itu muncul pada konsili keempat setelah Budha Gautama meninggal, yang berlangsung di wilayah Punjab. 12 Seiring berjalannya waktu, perbedaan pemikiran tentang ajaran muncul diantara kedua belah pihak yang akhirnya melahirkan aliran-aliran besar dalam agama Budha. Sehingga menurut penulis hal ini bisa dikaji dan diangkat sebagai suatu wacana pluralitas agama serta bisa menambah pengetahuan kita terutama dalam bidang studi agama-agama dan nantinya akan menambah jiwa plural kita sebagai ummat Muslim, bahwasannya hal semacam ini juga penting untuk diketahui demi menumbuhkan kerukunan hidup beragama di lingkungan sosial maupun negara. 12 Joesoef Sou yb, Agama Agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1983), 89.

7 F. Kegunaan Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang ilmu perbandingan agama, sehingga nantinya bisa diambil manfaat dari apa yang telah penulis kaji, dan harapan penulis mudah-mudahan apa yang disajikan disini nantinya bisa berguna bagi penulis dan pembaca. Diharapkan juga nantinya tulisan ini bisa membuka dan menambah jiwa pluralitas dalam hati masing-masing pembaca, bahwa hal semacam dan sekecil ini juga harus diketahui, karena dalam dunia ini bukan teridiri hanya satu agama, melainkan beberapa agama. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa menjadi rujukan awal bagi teman-teman yang ingin mengetahui lebih dalam lagi. G. Sumber-Sumber yang Digunakan Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan tehnik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. 13 Sumber data primer tersebut antara lain: 1. Y. A. Mahabhikshu Hsing Yun, Karakteristik Dan Esensi Agama Budha, Ed. 38, (Bandung: Pustaka Karaniya, 1994). 13 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Cet. IV, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 36.

8 2. YM. Acariya Maha Boowa Nannasampano, Jalan Menuju Pencapaian Arahat, Cet. I, (Surabaya: Yayasan Dharma Rangsi-BEC, 2005). 3. T.Y. Lee, Jalan ke Surga dan Mencapai Nibbana, Cet. IV, (Medan: DPD PATRIA, 2010). 4. Venerable Achan Chah, Penyegar Batin, (Bali: Mutiara Dhamma, 2007). Adapun data sekunder tersebut antara lain: 1. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, (Jakarta : Gunung Mulia, 1982). 2. Huston Smith, Agama Agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001). 3. J. A. Dhanu Koesbyanto, Firman Adi Yuwono, Pencerahan, Suatu Pencarian Makna Hidup Dalam Zen Buddhisme, (Yogyakarta: Kanisius, 1997). 4. Joesoef Sou yb, Agama Agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1983). 5. M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama Agama, (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1998). 6. Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 1995).

9 H. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Library Research. Library Research adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha melakukan penggalian dan verifikasi data melalui teks. 14 Teks yang dimaksud berhubungan dengan sejumlah informasi otentik berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teks dapat berbentuk dokumen, literatur, catatan pribadi, dan semua jenis teks peninggalan sejarah yang dapat memberikan informasi akurat berkaitan dengan persoalan yang diteliti. Dengan menggunakan metode Library Research penulis dapat mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berupa buku-buku yang merujuk kepada pembahasan tentang pencerahan dalam Budha itu sendiri. 2. Metode Analisis Data Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode Informatif Deskriptif, yaitu memberikan keterangan sesuai dengan data yang diperoleh. 15 Dalam hal ini penulis menulis data-data tentang pencerahan dalam Budha secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari buku-buku Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui kerangka operasional penelitian. 16 Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan validitas data penelitian dan juga nantinya hasil penelitian ini mudah dipahami oleh orang lain. Analisis data ini tidak hanya diorentasikan untuk menyuguhkan data secara sistematis dan tematik 14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 1990), 24. 15 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Tehnik, (Bandung: Tarsito, 1998), 143. 16 Sanapiah Faisal, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: IKIP Malang Press, 1989), 98.

10 kepada pembaca, melainkan juga mencari makna yang terkandung di dalamnya, sehingga penelitian ini menemukan makna terdalam dari kajian ini. I. Sistematika Pembahasan Untuk mendeskripsikan hasil penelitian ini dengan mudah, maka penulisan skripsi ini memakai sistematika sebagai berikut: Bab I :Pendahuluan yang terdiri dari; latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan judul, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, sumber-sumber yang digunakan, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II :Kajian tentang aliran Hinayana yang terdiri dari: sejarah timbulnya aliran Hinayana, konsep ajaran-ajaran dalam aliran Hinayana, pencerahan menurut Hinayana yang meliputi: pengertian, proses, tingkatan, dan tujuan akhir dalam aliran Hinayana. Bab III :Kajian tentang aliran Mahayana yang terdiri dari: sejarah timbulnya aliran Mahayana, konsep ajaran-ajaran dalam aliran Mahayana, pencerahan menurut Mahayana yang meliputi: pengertian, proses, tingkatan, dan tujuan akhir dalam aliran Mahayana. Bab IV:Analisis tentang pencerahan dalam aliran Hinayana dan Mahayana yang meliputi: deskripsi perbedaan antara aliran Hinayana dan Mahayana, deskripsi persamaan antara aliran Hinayana dan Mahayana, serta pandangan Islam tentang Buddhisme yang meliputi: Sidharta Gautama

11 dari sudut kenabian, ajaran-ajaran Buddhis dari sudut syari at Islam, dan pencerahan dari sudut sufisme Islam. Bab V :Penutup, terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.