PENERAPAN PERMAINAN BANK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

dokumen-dokumen yang mirip
Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

Atika Rahma Yulianingtyas 1, Julia 2, Dadan Djuanda 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

Putri Puswitasari 1,Ali Sudin 2, Dadan Djuanda 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang. putri

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENERAPAN MODEL GENRE BASED WRITING DENGAN PERMAINAN SCRAMBLE

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

PENGGUNAAN MEDIA GAMBHI (GAMBAR DAN BUKU HARIAN INVESTIGASI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DALAM MATERI MENDESKRIPSIKAN BINATANG

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA TOP CARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Ade Ayu Setiawati 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur Aeni 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang 1 2

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENGGUNAAN MEDIA TEGA (TEKA-TEKI GAMBAR DAN AUDIO) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATERI MENJELASKAN SIMBOL DAERAH/KORP

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN METODE PQRST-A3 DENGAN TEKNIK MELINGKARI KESALAHAN EJAAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BUKU

PENERAPAN METODE PASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nurul Awalina, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

PENERAPAN METODE TARI BAMBU DENGAN TEKNIK PERMAINAN EKSPRESI WAJAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE QRCS (QUANTUM READING DAN COOPERATIVE SCRIPT) DALAM MEMBANDINGKAN ISI DUA TEKS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS IV PADA MATERI HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN DENGAN KEGUNAANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI

Fauziatun Nazilah 1, Prana Dwija Iswara 2, Ali Sudin 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang

PENERAPAN PERMAINAN PANTUN CERDAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS IV-A SDN PADASUKA I PADA MATERI MEMBUAT PANTUN

PENERAPAN METODE PISANG BATITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA SISWA KELAS V SDN SUKAJADI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

Siska Widayanti 1, Ali Sudin 2, Dede Tatang Sunarya 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dengan melibatkan unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Transkripsi:

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PERMAINAN BANK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS Anna Fuji Utami¹, Dadan Djuanda², Ani Nur Aeni³ 1,2,3 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang ¹Email: anna.fuji@student.upi.edu ²Email: dadanskripsi@gmail.com ³Email: aninuraeni@upi.edu Abstrak Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran menulis puisi bebas di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Guru kurang kreatif dalam berinovasi merancang pembelajaran. Selain itu faktor siswa yang kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis puisi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan permainan bank kata. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah menerapkan permainan bank kata dalam pembelajaran menulis puisi bebas, kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat mengalami peningkatan. Pada data awal hanya 5% siswa yang tuntas. Setelah dilaksanakan siklus I siswa yang dinyatakan tuntas mengalami peningkatan yakni 42,8%. Pada siklus II meningkat menjadi 82,6% dan pada siklus III hasilnya meningkat dan telah mencapai target menjadi 91,3%. Dengan demikian penerapan permainan bank kata dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Kata Kunci: Permainan Bahasa, Bank Kata, Keterampilan Menulis. PENDAHULUAN Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan terdapat mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari karena kedudukan bahasa Indonesia selain sebagai bahasa nasional juga merupakan bahasa pengantar pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pada tiap jenjang pendidikan. KTSP (2006, hlm. 119) Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, Ini berarti tujuan pembelajaran bahasa di sekolah tidak lain agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat, baik berkomunikasi secara tulis maupun secara lisan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ada empat keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh siswa yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang berguna untuk mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan 201

Anna Fuji Utami, Dadan Djuanda, Ani Nur Aeni melalui bahasa tulis. Tarigan (2008, hlm. 3) mengemukakan bahwa Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis dapat dikatakan suatu proses dan hasil karena menulis merupakan kegiatan belajar yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Morsey (dalam Hartati, dkk, 2006, hlm. 186) mengemukakan bahwa Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif,... Dengan begitu keterampilan menulis wajib dikuasai peserta didik tidak lain agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar produktif, ekspresif, kreatif dan inovatif. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang diajarkan di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pembelajaran menulis di sekolah dasar terdiri dari dua tahap, yaitu menulis permulaan dengan menulis lanjut. Menulis permulaan diterapkan di kelas 1 dan 2, Sedangkan menulis lanjut diterapkan di kelas 3 6. Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas tinggi diarahkan untuk menuangkan ide gagasan secara faktual dan imajinatif. Kegiatan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas tinggi sudah mulai diarahkan pada keterampilan yang lebih kompleks yaitu kegiatan belajar menulis kreatif. Menulis puisi merupakan salah satu kegiatan menulis kreatif karena melibatkan imajinasi dan batin. Selain itu menulis puisi juga merupakan salah satu sarana untuk merangsang serta menunjang perkembangan kognitif siswa melalui imajinasi dan dan kontrol batin yang tersurat melalui sebuah tulisan. Zulfahnur (1996, hlm. 7) menyatakan bahwa pada dasarnya mengarang fiksi adalah fakta kehidupan nyata yang diangkat oleh pengarang ke alam fiksi melalui daya imajinasi yang tinggi sehingga dapat dihayati oleh pembaca maupun pendengar. Menulis kreatif merupakan karya tulis yang dibuat karena siswa sudah mendapatkan serangkaian pengalaman yang berkesan dan menarik perhatian yang ditulis dengan penuh kreasi, fantasi dan imajinasi. Artinya dengan mengarahkan siswa untuk menulis puisi, guru telah melatih kognitif, afektif, dan psikomotor siswa melalui pengembangan imajinasi dan kontrol batin. Pada saat peneliti observasi langsung ke dalam kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, banyak siswa yang beranggapan pembelajaran menulis puisi adalah pembelajaran yang membosankan dan dianggap pembelajaran yang sulit untuk diikuti padahal puisi merupakan bahasa keindahan yang seharusnya dapat dinikmati dan memberikan kesenangan batin karena di dalamnya terdapat kata-kata indah. Guru sebagai pemegang kendali pembelajaran harus mampu berinovasi mengembangkan pembelajaran menjadi rangkaian pembelajaran yang menyenangkan, misalkan saja dengan mengkolaborasikan model, media, metode, dan sebuah permainan menjadi rangkaian pembelajaran yang menyenangkan dan penuh edukasi sehingga rangkaian pembelajaran tersebut dapat memunculkan semangat belajar siswa. Resmini, dkk (2009, hlm. 219) mengemukakan bahwa pengembangan pembelajaran keterampilan menulis di SD pada dasarnya merupakan peningkatan pencapaian hasil pembelajaran menulis di SD melalui model-model pembelajaran yang lebih inovatif. Pembelajaran menulis puisi yang dilakukan di sekolah dasar harus dilakukan secara aktif dan inovatif. Setiap materi ajar yang disampaikan pada peserta didik idealnya harus memberikan pengalaman yang berkesan dan mampu menggugah minat peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengingat pembelajaran dengan sistematis. Namun pada kenyataannya, guru di sekolah dasar banyak yang menganggap pembelajaran 202

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) tetap akan efektif jika dilaksanakan seadanya saja tanpa ada sentuhan hal-hal baru yang mampu meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Akhirnya pembelajaran menjadi sangat monoton sehingga pembelajaran tidak memberikan kesan pada diri siswa maupun guru. Kesalahan dalam pemilihan metode dapat memberikan dampak negatif pada hasil belajar siswa bahkan memungkinkan sebagian besar siswa tidak dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditetapkan sehingga dalam keadaan seperti ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang sudah dilaksanakan telah gagal karena tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai oleh sebagian besar siswa. Kejadian tersebut seperti yang dialami oleh peneliti, bahwa saat guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi menggunakan metode yang kurang tepat akan berdampak pada hasil belajar. Permasalahan tersebut ditemukan pada saat peneliti melakukan observasi awal di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, dengan jumlah 23 siswa. Ternyata terdapat banyak permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi bebas. Hal ini dapat diketahui saat siswa diberikan tugas menulis puisi siswa merasa kesulitan menentukan ide awal, menggunakan pemilihan kata yang tepat dan mengindahkan rima puisi. Selain itu, hasil menulis puisi terkesan seperti menulis sebuah karangan dengan kata-kata yang kurang tepat. Melihat hal tersebut, maka tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan harapan. Pada saat pelaksanaan observasi di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi yaitu: 1) Perencanaan pembelajaran kurang matang hingga hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar; 2)Pembelajaran puisi yang dilaksanakan masih berpusat pada guru, artinya dalam pembelajaran menulis puisi siswa tidak diberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa juga tidak mendapatkan kesempatan langsung untuk berlatih menulis puisi terlebih dahulu sebelum melaksanakan evaluasi. Guru hanya menerangkan dan berharap siswa dapat membuat puisi hanya melalui penjelasan teori yang diberikan guru tanpa adanya kegiatan eksplorasi terlebih dahulu. Guru tidak menciptakan suasana belajar yang mampu menunjang untuk pembelajaran menulis puisi sehingga siswa merasakan kejenuhan. Metode yang digunakan tidak bervariasi dan kurang menarik, hal ini disebabkan karena metode pembelajaran menulis puisi yang dipilih guru cenderung monoton dan klasikal, cenderung konvesional dan belum optimal. Dalam hal ini guru kurang maksimal dalam mengajar, dan siswa kurang termotivasi untuk aktif mengikuti jalannya pembelajaran; 3)Hasil akhir dalam pembelajaran menulis puisi belum optimal. Dari jumlah keseluruhan hanya 1 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Adapun data awal yang diperoleh dari hasil pengamatan dari jumlah siswa 23 terdapat 5 % atau 1 siswa yang tuntas atau memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari hasil keterampilan siswa menulis puisi berdasarkan aspek kesesuaian judul puisi dan isi puisi terdapat 100% siswa yang menulis puisi dengan mendapat skor 3. Dengan demikian dalam aspek kesesuaian judul dan isi puisi semua siswa kelas V dapat menulis puisi dengan lebih dari empat larik isi puisi yang menunjukan keterkaitan dengan judul. Dari hasil kerja siswa menulis puisi berdasarkan aspek pilihan kata yang tepat berupa majas, ada 0 % siswa menggunakan 3 majas, 0 % siswa 203

Anna Fuji Utami, Dadan Djuanda, Ani Nur Aeni menggunakan 2 majas, 20 % menggunakan 1 majas. Dengan demikian, 80% tidak menggunakan majas dalam penulisan puisi. Dari hasil kerja siswa berdasarkan aspek rima, ada 10% siswa yang menggunakan rima lebih dari 4 rima yang sama dalam satu puisi, ada 60% siswa yang menggunakan 3-4 rima yang sama dalam satu puisi, ada 20% siswa yang menggunakan 1-2 rima yang sama dalam satu puisi, dan 10% siswa yang tidak menggunakan rima yang sama dalam satu puisi. Dengan demikian, pembelajaran menulis puisi bebas di kelas V SDN Cijati dapat dikatakan masih sangat rendah. Perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi. Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi yang dapat melatih anak agar mampu menulis puisi dengan gagasan cemerlang, diksi yang tepat dan mendapati rima yang sesuai. Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi, maka permainan bank kata diterapkan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi sehingga pembelajaran menulis puisi dapat bermakna karena dalam permainan bank kata bukan hanya terdapat pembelajaran tetapi juga permainan. Dengan kata lain penyampaian materi-materi yang menunjang anak dalam pembuatan puisi dikemas dalam sebuah permainan edukatif. Dalam permainan bank kata, siswa bermain yang di dalamnya terdapat proses mengamati, membandingkan, mengklasifikasikan, dan menerapkan apa yang didapat dalam permainan ke dalam sebuah lembar kerja. Strickl-land (dalam Tarigan, 2011, hlm. 10) mengemukakan bahwa Guru hendaknya berupaya keras untuk mengembangkan operasi-operasi dasar melalui media sastra yaitu mengamati, membandingkan, mengklasifikasikan, menghipotesiskan, mengorganisasikan, merangkum, menerapkan, dan mengkritik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa menciptakan pengalamanpengalaman pengoperasian yang berkaitan dengan sastra merupakan salah satu cara untuk memberikan rangsangan pada penalaran sehingga mampu menunjang dan menstimulus kognitif anak dalam pembelajaran sastra. Dalam penelitian menggunakan metode permainan Bank Kata diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi di kelas V SDN Cijati pada KD menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Dengan begitu diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan maksimal dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan masalah yang dipaparkan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan permainan bank kata dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang? 2) Bagaimana peningkatan kinerja guru pada pembelajaran menulis puisi melalui penerapan permainan bank kata di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang? 3) Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran menulis puisi melalui penerapan permainan bank kata di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang? 4) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis puisi siswa melalui permainan bank kata di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang? METODE PENELITIAN Metode 204

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) Metode penelitian yang dilakukan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru, kinerja siswa, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Menurut Mulyasa (2009, hlm. 11) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Pemilihan PTK karena pada saat peneliti melakukan observasi awal, peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi bebas di kelas V SDN Cijati yang harus segera diambil alternatif pemecahan masalah. Tindakan yang peneliti ambil yaitu permainan bank kata yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran menulis puisi bebas. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Alasan peneliti memilih sekolah ini tentu saja dikarenakan ditemukannya permasalahan pada kelas III A di SDN Margamukti. Subjek dalam penelitian ini ialah siswa-siswi kelas V Tahun Ajaran 2015/2016. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang yang terdiri dari 23 siswa. Masing-masing siswa laki-laki berjumlah 15 orang dan siswi perempuan berjumlah 8 orang. Teknik Pengumpul Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Menurut Soehartono (dalam Hanifah, 2014, hlm. 63), Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Observasi adalah salah satu teknik pengumpul data yang digunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung. Menurut Sudjana (dalam Hanifah, 2014, hlm. 69) Tes sebagai alat penilaian belajar adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa, Teknik Pengolahan dan Analisis data Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, mencakup pengolahan data proses dan pengolahan data hasil. Pengolahan data proses yang diolah yaitu penilaian berupa lembar wawancara, catatan lapangan, pedoman observasi aktivitas siswa dan pedoman observasi kinerja guru. Sedangkan pengolahan data hasil adalah pengolah data tes hasil belajar berupa nilai keterampilan menulis puisi. Sedangkan, analisis data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Adapun desain penelitian yang diambil adalah desain yang dikemukakan oleh Kemiss & Taggart. Desain Penelitian Kemmis & Taggart terdiri dari empat tahapan yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan observasi, dan tahapan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan permainan bank kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus I, siklus II dan siklus III dilakukan dengan menyiapkan segala 205

Anna Fuji Utami, Dadan Djuanda, Ani Nur Aeni sesuatu yang dibutuhkan untuk keberhasilan penelitian. Pada perencanaan terjadi perbaikan pada setiap siklus. Pada tahap perencanaan temuan yang sangat signifikan terdapat pada persiapan media pembelajaran. Dimana pada media teks puisi dengan guru sengaja mencantumkan gambar dapat memudahkan siswa dalam memahami kesesuaian judul dan isi puisi serta memudahkan siswa dalam mengembangkan puisi. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (dalam Budiningsih, 2012, hlm.41) yang mengemukakan bahwa perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Temuan lainnya ialah penentuan teks puisi yang dibagikan untuk dianalisis yang disesuaikan dengan mempertimbangkan skemata anak, pada siklus I teks puisi bertema ibu, pada siklus II teks puisi bertema kasih sayang dan pada siklus III teks puisi bertema alam. Pemilihan tema teks puisi yang disesuaikan dengan pengalaman siswa dapat memudahkan siswa memahami makna-makna yang terkandung dalam sebuah teks puisi terutama dalam pemilihan kata. Menurut Piaget (dalam Budiningsih, 2012 hlm. 36 ) proses belajar akan terjadi jika 100% mengikuti tahap-tahap asimilasi, 50% akomodasi, dan ekuilibrasi. Selain itu, 0% temuan yang signifikan dalam penelitian ini ialah pada saat siswa menabungkan kartu kata dan mengambil kartu kata guru menyediakan sarana dan menciptakan suasana yang dapat menunjang aktivitas siswa untuk memahami konsep kesesuaian judul, kata bermajas, dan kesesuaian rima. Guru membuat pola tempat duduk perkelompok agar siswa dapat berdiskusi dengan mudah dan pada siklus I guru menyediakan box teller di depan kelas, pada siklus II guru mengganti box teller menjadi papan teller di tempatkan di belakang kelas agar lebih luas dan kartu kata ditempelkan agar memudahkan siswa dalam mencari kata bermajas dan pada siklus III guru mengatur jarak papan teller satu dan papan teller lainnya. Tujuan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif ini adalah agar siswa lebih leluasa beraktivitas untuk mengeksplor pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (dalam Djuanda, 2006, hlm. 13) yang mengemukakan bahwa untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan tempat siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuanpenemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Adapun penilaian perencanaan pada data awal mencapai persentase 54,2%, pada siklus I meningkat menjadi 83,3%, pada siklus II meningkat menjadi 95,8%, danpada siklus III meningkat menjadi 100% dan telah mencapai target yang ditentukan. Berikut merupakan diagram perbandingan penilaian perencanaan pembelajaran dari data awal hingga siklus III. Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III Target Hasil Gambar 1. Diagram Perbandingan Penilaian Perencanaan Kinerja Guru Dalam pelaksanaan pembelajaran di setiap siklus terjadi perubahan dan tiap perubahan berdasarkan analisis dan refleksi yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Selain itu dalam pelaksanaan tiap siklusnya guru 206

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) memperbaiki kinerjanya demi keberhasilan proses belajar. Pada saat pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan bank kata. Guru mengkondisikan siswa di awal pembelajaran dengan cara yang efektif yaitu permainan tepuk di awal pembelajaran. Permainan tepuk yang dilakukan pada siklus II dan siklus III ini bertujuan agar siswa siap belajar dengan cara yang efektif dibandingkan hanya dengan pengarahan saja. Thorndike (dalam Djuanda, 2006, hlm. 8) Kaidah kesiapan berisi anggapan bahwa belajar itu lebih efektif bila diawali dan disertai perasaan nervous. Perasaan demikian dapat mendorong keseriusan dan tumbuhnya konsentrasi, terutama bila disertai disiplin dan kegiatan yang menantang dan menarik minat mereka. Permainan tepuk ini, terbukti dapat lebih membuat siswa tertib dan lebih siap dalam mengikuti pembelajaran. Hasil penilaian kinerja guru meningkat pada tiap siklus. Pada data awal pencapaian persentase penilaian kinerja guru sebesar 62,5%. Pada siklus I meningkat menjadi 82,5%. Pada siklus II meningkat menjadi 90,5%, dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dan telah mencapai target. Berikut merupakan diagram penilaian pelaksanaan kinerja guru dari data awal hingga siklus III. 100% 50% 0% Data Awal Siklus I Siklus IISiklus III Gambar 2. Diagram Perbandingan Penilaian Kinerja Guru Target Hasil Aktivitas Siswa Penilaian pada aktivitas siswa mencakup tiga aspek yaitu kedisiplinan, kerjasama, dan keaktifan. Dalam setiap siklus persentase aktivitas siswa selalu meningkat. Peningkatanpeningkatan pada setiap aspek terjadi karena terdapat suatu tindakan. Pada permaianan bank kata, aktivitas siswa diatur oleh aturan permainan seperti: diadakanya undian nomor antri untuk menabung kata dan mengambil kata. Hal ini agar siswa lebih tertib dalam mengikuti jalannya permainan. Hal ini sejalam dengan tahap permainan social play games with rules yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Ismail, 2006, hlm. 38) Dalam bermain pada tahap yang tertinggi, penggunaan symbol lebih banyak diwarnai oleh nalar dan logika yang bersifat obyektif. Pada usia 8-11 tahun anak banyak terlibat dalam kegiatan games with rules, dimana kegiatan anak banyak dikendalikan oleh aturan permainan. Oleh karena itu, aturan yang diterapkan dalam permainan ini terbukti dapat membuat siswa lebih tertib dalam mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan permainan bank kata guru berusaha untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dengan menetapkan aturan dan sangsi berdasarkan kesepakatan bersama bahwa jika ada siswa yang tidak disiplin dalam pembelajaran dan permainan akan dikurangi skor kelompoknya dimana tiap kelompok mendapatkan skor awal 100 dan jika terdapat pelanggaran skor akan dikurangi. Hal ini sejalan dengan pendapat Guthrie (dalam Budiningsih, 2012, hlm. 23) yang mengemukakan bahwa "Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Dengan penetapan aturan dan sangsi membuat kedisiplinan siswa meningkat. Dalam meningkatkan aspek keaktifan, guru memberikan reward berupa penguatan positif dengan memberikan pujian pada siswa yang aktif. Selain itu, pada saat menyimpulkan guru menunjuk tiap kelompok untuk ikut memberikan kesimpulan singkat mengenai pembelajaran.. Tindakan ini sejalan 207

Anna Fuji Utami, Dadan Djuanda, Ani Nur Aeni dengan pendapat Thorndike (dalam Hergenhahn & Matthew, 2009, hlm. 74) yang mengemukakan bahwa respons yang diperkuat itu memiliki probabilitas yang paling besar untuk diulangi lagi. Pemberian reward ini dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hasil penilaian aktivitas siswa meningkat pada setiap siklus. Pada siklus I mencapai persentase sebesar 52,4%, pada siklus II meningkat menjadi 82,6%, dan pada siklus III meningkat menjadi 95,7 dan telah mencapai target. Berikut merupakan diagram aktivitas siswa dari siklus I hingga siklus III. 100% 50% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 3. Diagram Perbandingan Penilaian Aktivitas Siswa Keterampilan Menulis Puisi Penilaian keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran menulis puisi bebas mencakup tiga aspek yaitu kesesuaian judul dan isi puisi, penggunaan majas, dan kesesuaian rima. Permainan bank kata yang dikembangkan dari teknik Mind Map terbukti dapat memecahkan masalah hasil belajar yang terjadi pada pembelajaran menulis puisi bebas di kelas V SDN 100% 50% 0% Cijati. Pada permainan bank kata, guru membuat teks puisi dengan kata bermajas yang sudah ditandai dengan warna merah untuk majas personifikasi, warna hijau untuk majas simile, warna biru untuk majas hiperbola, dan guru memberikan tanda pada rima akhir dengan font italic hal ini dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep rima dan kata bermajas yang merupakan aspek penilaian hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori behaviorisme aliran koneksionisme yang dikemukakan Thorndike (dalam. Hergenhahn & Matthew, 2009, hlm. 60) mengemukakan bahwa asosiasi antara kesan idrawi dan impuls dengan tindakan sebagai ikatan atau koneksi. Selain itu dalam permainan bank kata dalam pelaksanaan guru berupaya keras agar siswa melakukan aktivitas yang dapat menghantarkan siswa dalam peningkatan keterampilan menulis puisi. Adapun aktivitas siswa dalam penerapan permainan bank kata dalam pembelajaran menulis puisi yaitu: menganalisis teks puisi, membandingkan majas, mengelompokkan konsep, dan menerapkan konsep yang didapat melalui permainan bank kata pada sebuah LKS. Hasil keterampilan menulis puisi meningkat pada setiap siklus. Pada data awal persentase siswa yang tuntas sebesar 5%, pada siklus I meningkat menjadi 42,9%, pada siklus II meningkat menjadi 82,6%, dan pada siklus III meningkat menjadi 91,3% dan telah mencapai target yang ditentukan. Berikut merupakan diagram perbandingan hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas V dari data awal hingga siklus III. Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III Target Hasil Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siswa SIMPULAN Berdasarkan pembahasan serta hasil penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi bebas dengan menerapkan permainan bank kata pada siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang maka dapat diperoleh simpulan. 208

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) Perencanaan Penyusunan perencanaan pada pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan bank kata dilakukan setelah didapati permasalahan pada hasil observasi data awal. Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan dengan perbaikan pada setiap siklus pencapaian hasil persentase yang diperoleh meningkat pada siklus I pencapaian persentase yang diperoleh sebesar 83,3% dengan kriteria baik sekali, pada siklus II meningkat menjadi 95,8% dengan kriteria baik sekali, dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dengan kriteria baik sekali dan telah mencapai target. Tiap siklus hasil penilaian perencanaan pembelajaran selalu meningkat. Maka, dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan bank kata dapat meningkatkan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran. Kinerja Guru Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus dan dilakukan perbaikan pada setiap siklusnya pencapaian persentase hasil pelaksanaan kinerja guru pada siklus I mencapai persentase 82,5% dengan kriteria baik sekali, pada siklus II meningkat menjadi 90,5% dengan kriteria baik sekali, dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dengan kriteria baik sekali dan telah mencapai target yang ditentukan. Penilaian kinerja guru selalu meningkat pada setiap siklus. Maka dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan bank kata dapat meningkatkan kinerja guru. Aktivitas Siswa Penilaiaian aktifitas siswa dalam menulis puisi bebas pada siswa kelas V SDN Cijati dengan menggunakan permainan bank kata dilaksanakan pada tiga siklus. Aspek yang dinilai yaitu disiplin, kerjasama, dan keaktifan. Berdasarkan hasil penilaian observasi aktivitas siswa yang dilakukan, pada siklus I aktivitas siswa mencapai persentase 52.4%, pada siklus II meningkat menjadi 82,6%, pada siklus III meningkat menjadi 95,7% dan telah mencapai target yang ditentukan. Aktivitas siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus III penilaian aktivitas siswa sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85%. Maka, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan bank kata dalam pembelajaran menulis puisi bebas dapat meningkatkan aktivitas siswa. Keterampilan Menulis Puisi Peningkatan keterampilan menulis puisi terjadi pada setiap siklus. Pada siklus I mencapai persentase 42,8%, pada siklus II meningkat menjadi 82,6% dan pada siklus III meningkat menjadi 91,3%. Pada siklus III keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Cijati sudah mencapai target yang ditentukan, tindakan dihentikan. Maka, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan bank kata dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Cijati. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti. Hanifah, N. (2012). Memahami Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasinya. Sumedang: UPI Sumedang Press. Hartati, dkk.(2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI Press. 209

Anna Fuji Utami, Dadan Djuanda, Ani Nur Aeni Hergenhahn & Matthew. (2009). The Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana. Ismail, A. (2006). Education Games.Yogyakarta: Pilar Media. KTSP. (2006). Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Resmini, dkk.(2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press. Tarigan, H. (2011). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa. Wiriatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zulfahnur, dkk. (1997). Apresiasi Puisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 210