PENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK

dokumen-dokumen yang mirip
Efisiensi PLTU batubara

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

1. Pengertian Perubahan Materi

Iklim Perubahan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

Program Studi DIII Teknik Otomotif JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG. Konsep Dasar IPA

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Pendahuluan 12/21/2012. Pembakaran adalah suatu reaksi kimia yang terjadi antara 2 komponen yang menghasilkan panas dan sinar/cahaya

Pendahuluan 11/13/2012. Pembakaran adalah suatu reaksi kimia yang terjadi antara 2 komponen yang menghasilkan panas dan sinar/cahaya

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

BAB III PROSES PEMBAKARAN

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

MAKALAH PENYEDIAAN ENERGI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 GASIFIKASI BATU BARA

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

Sulfur dan Asam Sulfat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

(Energi Listrik dan Konversi Energi Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

6/23/2011 GASIFIKASI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB II LANDASAN TEORI

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

PERUBAHAN MATERI. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertent

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281.

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

Transkripsi:

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TENTANG PENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK disusun oleh Ganis Erlangga 08.12.3423 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA April 2011

KATA PENGANTAR Makalah ini mengangkat judul tentang Pengolahan Batu Bara. Hal ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa organisasi publik maupun bisnis saat ini dihadapkan pada suatu perubahan kondisi lingkungan yang semakin cepat. Keselarasan antara perencanaan pengolahan batu bara dapat membangun kinerja organisasi yang mampu mengadaptasi dengan perubahan tadi. Untuk merancang dan mengembangkan perencanaan pengolahan batu bara yang efektif bukanlah pekerjaan yang mudah, dia membutuhkan suatu pemikiran, pertimbangan jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa tentang batu bara yang saling terkait, seperti bahan bakar yang bertujuan yang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik ada yang berbentuk padat, cair, maupun gas. Kedua, zat yang terkandung di dalam batu bara yaitu oksigen 02 yang ada dalam udara, dan ketiga, denah pembangkit tenaga listrik, Bermacam-macam konsep dan pelaksanaan dikembangkan dari statoner sampai bersirkulasi. Dengan adanya tuntutan palestarian alam yang meningkat, kecenderungan bergerak ke arah tungku lapisan perputaran yang bersirkulasi. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pengolahan batu bara harus disesuaikan dengan strategi tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisikan adanya pemborosan agar tujuan dengan kenyataan dan sekaligus menfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai. Perencanaan pengolahan batu bara harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Hal ini diperlukan agar organisasi bisa terus survive dan dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perubahan yang sangat cepat dan dinamis. Dengan selesainya makalah ini,kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan makalah ini. Semoga bermamfaat.

1. ABSTRAK Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik ada yang berbentuk padat, cair, maupun gas. Bahan bakar padat yang banyak digunakan adalah batubara. Untuk bahan bakar cair dan gas, pembangkitan tenaga listrik banyak menggunakan minyak bumi dan gas bumi. Di Filipina, pernah direncanakan PLTU menggunakan kayu (dan turunannya yang disebut juga biomassa) sebagai bahan bakar dengan harapan agar didapat sumber energi terbarukan (renewable energy). Jenis kayu yang digunakan dalam bahasa Filipina disebut yakni sejenis kayu lamtoro. Untuk penyediaan bahan bakar kayu ini diperlukan lahan yang luas bagi penanaman kayu ipil-ipil ini untuk dapat memasok kayu bagi PLTU secara kontinu dengan daya terpasang tertentu. Penggunaan kayu ini dapat juga dianggap sebagai energi surya tidak langsung karena kayu adalah hasil fotosintesis yang terjadi dengan bantuan energi surya langsung. Bahan bakar yang lain adalah sampah kota. Di negara-negara maju, sampah kota dijadikan bahan bakar PLTU, tetapi yang menjadi sasaran utama bukanlah pembangkitan listriknya, melainkan menyelesaikan masalah sampah kota. Batubara berasal dari hutan (kayu) yang tertimbun dalam tanah, di mana makin tua umurnya, maka makin tinggi nilai kalorinya. Batubara pada dasarnya adalah Karbon (C) yang didapat dari tambang dengan kualitas berbeda-beda, karena tercampur dengan bahan-bahan lain yang tergantung pada kondisi tambangnya. Hal-hal yang menentukan mutu batubara, antara lain adalah nilai kalorinya. Nilai kalori ini ada 2 macam, yaitu nilai atas (Ho) dan nilai bawah (Hu). Nilai atas kalori bahan bakar didapat dengan cara membakar bahan bakar tersebut sebanyak satu kilogram dan mengukur kalori yang didapat dengan menggunakan kalorimeter pada suhu 15 C sehingga uap air yang didapat dari pembakaran ini (hasil pembakaran) mengembun dan melepaskan kalori pengembunannya. Sedangkan nilai bawah kalori bahan bakar didapat dengan eara mengurangi nilai atasnya dengan kalori pengembunan air yang dikandungnya. Pembakaran bahan bakar pada pembangkit

listrik termal mengeluarkan gas buang pada suhu yang jauh di atas titik embun air, perhitungan neraca energi didasarkan pada nilai bawah kalori karena pada suhu gas buang setinggi itu air berada pada face uap. Selain oleh nilai kalori yang dimilikinya, mutu batubara juga ditentukan oleh kemurniannya. Batubara selalu ditempeli zat-rat lain, seperti air serta unsur H, 0, N. dan S. Tingkat kemurnian batu bara selain menyangkut umumya, juga dipengaruhi oleh tambang asal tempat batu bara diambil. 2. ZAT YANG TERKANDUNG DI DALAM BATU BARA Bahan bakar padat seperti batubara dibakar dalam ruang bakar ketel uap PLTU untuk mendapatkan energi panasnya. Pembakaran itu sendiri sesungguhnya adalah reaksi kimia dengan oksigen 02 yang ada dalam udara, dengan reaksi kimia adalah sebagai berikut: C + 02? CO2 + energi panas Tetapi karena batubara tercampur dengan unsur-unsur H, 0, N, dan S, maka pada proses pembakaran batu bara juga timbul reaksi kimia antara unsur-unsur tersebut dengan oksigen yang ada di udara seperti berikut ini: 2H2 + 02? 2H20 N2 + 02? NO2 yang selanjutnya dengan H2O yang ada di udara dapat bereaksi menjadi bermacam-macam asam nitrat HNO2. S + 02? SO2 selanjutnya SO2 dengan H2O dan 02 yang ada di udara bereaksi 2502 + 2H2O + 02? 2H2S02

Timbulnya asam nitrat HNO2 dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur N dan S yang terbawa oleh batubara merupakan pencemaran lingkungan dan harus dibatasi jumlahnya. Unsur-unsur tersebut di atas bisa terbakar, bereaksi dengan O, yang menghasilkan energi panas. Tetapi ada juga zat-zat yang tidak bisa terbakar, seperti air dan abu yang dikandung batubara. Batubara yang keluar dad tambang selalu mengandung air dan abu. Lignite ada yang kandungan airya melebihi 60%, sedangkan pada anthracite hanya 2-5%. Kandungan abu dari batubara bervariasi antara 0,8-20.8%. Apabila batubara lignite dengan nilai kalori yang relatif rendah dan kandungan air serta abu yang relatif tinggi digunakan sebagai bahan bakar PLTU, umumnya baru dapat dikatakan ekonomis jika PLTUnya dibangun di dekat tambang batubara atau yang disebut sebagai PLTU Mulut Tambang. Hal ini terjadi karena mengangkut energi dalam hentuk batubara yang hanyak mengandung air dan abu, serta rendah nilai kalorinya lebih mahal daripada mengangkut energi dalam bentuk listrik yang dihasilkan di dekat tambang bersangkutan. Selain hal tersebut di atas, penggunaan batubara dengan nilai kalori yang relatif rendah memerlukan ketel uap yang lebih besar daripada apabila digunakan batubara dengan nilai kalori yang relatif tinggi karena jumlah kilogram batubara yang harus dibakar per satuan waktu menjadi lebih besar untuk mencapai daya bangkitan yang sama. Dalam menyediakan batubara untuk PLTU juga harus diperhatikan ada tidaknya unsur yang dapat merusak ketel uap yang terbawa oleh batubara seperti silika yang dapat menyebabkan korosi suhu tinggi. Di lain pihak, kandungan unsur S yang dapat menimbulkan asam sulfat H2SO4 sesuai reaksi diatas pada bagian PLTU yang suhunya relatif dingin (di bawah 180 C). yaitu di pemanas udara, bisa mengembun dan menimbulkan korosi suhu rendah. Dalam penyediaan batubara untuk PLTU juga harus diperhatikan tingkat kekerasan batuhara. Hal ini berkaitan dengan kekuatan mesin piling pembuat serbuk batubara dad PLTU bersangkutan. Unsur-unsur tersebut di atas dapat terbakar, bereaksi dengan 02 yang menghasilkan energi panas. Tetapi ada juga zat-zat yang tidak bisa terbakar, seperti air dan abu yang dikandung batubara. Karena hasil pembakaran batubara menimbulkan gas-gas ikutan yang membuat pencemaran,

maka dikembangkan berbagai teknik untuk mengurangi pencemaran. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran oleh gas buang hasil pembakaran batubara ialah dengan menggunakan fluedized bed combustion, di mana batu bara dialirkan bersama air pencuci dalam ruang bakar. Pembangkit tenaga listrik dengan tungku lapisan perputaran. Ciri yang diharapkan pembangkit listrik adalah menghasilkan aliran uap air panas secara aman dan rumah lingkungan. Untuk pembangkit tenaga listnk dengan bahan bakar batu bara telah dimanfaatkan teknik seperti tungku debu, tungku karat dan sebagainya. kemudian dalam tahun delapan puluhan tungku lapisan perputaran. 3. DENAH PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Bermacam-macam konsep dan pelaksanaan dikembangkan dari statoner sampai bersirkulasi. Dengan adanya tuntutan palestarian alam yang meningkat, kecenderungan bergerak ke arah tungku lapisan perputaran yang bersirkulasi. Perkembangan selanjutnya diharapkan dan keadaan sekarang menuju lapisan perputaran yang dimuat tekanan? Gambar 1 digambarkan bagian instatasi yang panting dan aliran bahan yang terpenting secara skematis. Suatu bagian yang penting ialah produksi uap. Terdiri dari rumah ketel dengan beberapa ketel, tempat penimbunan batu bara dan tangki penyimpanan yang kecil, di samping instalasi tambahan, saringan listrik, penghisap debu dan cerobong asap. Suatu kumpulan instalasi yang kedua adalah produksi aliran listrik yang berisikan ruang turbin dengan turbinnya dan pembagian uap serta instalasi listrik dengan transformator, pembagian aliran listrik, teknik listrik, teknik pengukuran dan teknik pengaturan secara Otomatis. Pengawasan dan pengendalian semua sistem dilakukan oleh menara jaga pusat.

Bahan yang penting adalah: a) Aliran masuk seperti batu bara, minyak atau gas, kapur, pasir dan cairan dan gas yang dipadatkan. b) Aliran keluar seperti aliran listrik, uap dalam proses, abu dan gas asap. c) Aliran bahan intern seperti air pendingin. Pengolahan dan penyimpanan zat yang padat dan cair terjadi secara sentral di instalasi tambahan di dalam pembangkit tenaga listrik yang diatur dari sini? Gambar 2 digambarkan skema fungsi suatu pembangkit tenaga listrik dengan tungku lapisan perputaran dan hubungan panas tenaga. Kepatan semacam itu terjadi di pembangkit tenaga listrik industri dan pemanasan. Bahan bakar batu bara dimasukkan ke dalam abu yang panas oleh suatu alat pembawa dan mencapai bagian bawah ruang tungku, untuk jenis batu bara yang kering, lebih didahulukan langsung dan tempat masuk langsung ke dalam ruang tungku. Pada temperatur antara 800 derajat Celcius sampai 900 derajat Celcius terjadi pembakaran yang sempuma. Udara pembakaran yang perlu dihisap dan ruang ketel dari luar ruang ventilator yang baru, dipanasi Olen pemanas pendahuluan udara dan dialirkan ke ruang tungku dorong doh suatu pesawat peniup untuk meningkatkan tekanan, melalui dasar mesin jet sebagai udara primer, dan dari samping di beberapa bidang sebagai udara sekunder. Pada waktu pembakaran terjadi gas asap yang panas, abu yang ada di ruang tungku menampung perputaran yang intensif sebagian panas pembakaran, yang dibaker oleh gas asap dan memberikan panas ke bidang pembakaran ruang tungku sampai masuk ke dalam alat pemroses. Di dalam alat pemroses zat padat dikeluarkan dan campuran-zat pada gas asap dan disalurkan ke ruang tungku melalui gerakan mundur abu hingga terjadi suatu sirkulasi zal padat. Gas asap yang panas didinginkan di dalam bidang pemanasan listrik lanjutan disesuakan dengan temporatur uap tekanan tinggi dan uap tekanan sedang melewati batas panas, zat cair dipadatkan dan udara pembakaran dipanasi. Gas asap dibebaskan dan debu dengan lebih kurang 140 derajat Celcius didalam filter listrik

atau di dalam filter jaringan dan disalurkan dengan gaya hisap di atas suatu cerobong asap khusus atau di atas sebuah cerobong asap kolektif. Uniuk menjalankan fungsinya, belerang kapur dalam jumlah tertentu diangkut ke ruang tungku untuk pengisian pertama dan tambahan zat Padat yang bersirkulasi yang dipakal antara lain pasir. Uap tekanan tinggi, yang dihasilkan sebagian dikurangi tekanannya di dalam suatu turbin uap dan setelah pemanasan yang berlebihan dibuang sebagai uap tekanan menengah sampai uap dalam keadaan siap proses; energi aliran listrik diubah turbin menjadi tenaga, dan generator diubah lagi mejnadi aliran listrik. Uap dalam proses dipasang untuk produksi air panas pada pemanasan dari jauh dan untuk proses pengeringan dan reaksi kimia. Uap membenkan panas melalui kondensasi. Zat car yang menjadi padat dikumpulkan jika perlu dibersihkan dan dialirkan kembali ke ketel sebagai air pangisi.? Gambar 3 memperlihatkan suatu penampang lintang? Gambar 4 denah suatu pembangkit tenaga listrik dengan ukuran bagian tertentu. Ukuran berlaku untuk pembangkit tenaga listrik industri menengah, yang terdiri dan 3 ketel dengan produksi uap masing masing 200 t/h dan perluasan di sekeliling sebuah ketel. Penyusunan inatalasi yang baru di kompleks pembangkit tenaga listrik diperlukan suatu pembangunan yang bertahap; konsep bangunan baru harus memungkinkan terjadi suatu perluasan, yang aman saat instalasi yang ada dalam keadaan bekerja agar tetap berkesinambungan; bidang yang penting di sini harus dicadangkan. Referensi - Pembangkitan Energi Listrik Erlangga - Data Arsitek Jl. 1 Ed. 33