BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

RANCANGAN ISU ISU STRATEGIS DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

Kondisi Geografis. Keadaan Iklim

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68%

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH b. Ekonomi 1. Perkembangan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta atau tumbuh sebesar 11,18% dibandingkan dari tahun 2006 yang nilainya Rp 4.752.381,60 Juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang. Perkembangan PDRB cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku jika dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten sejak tahun 2007 mempunyai nilai sebesar Rp 112.190,11 Trilyun. Artinya, mempunyai kontribusi sebesar 4,68% terhadap Provinsi Banten. 2. Distribusi PDRB Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan perdagangan hotel dan restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank, persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing memberikan kontribusi di bawah 10%. Pertanian 1,32% Pertambangan dan Penggalian 0,03% Industri Pengolahan 1,07% Listrik, Gas dan Air Bersih 6,05% Jasa-jasa 17,39% Bagunan / Konstruksi 1,63% Bank, persewaan & jasa perusahaan 15,40% Pengangkutan & Komunikasi 30,29% Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,81% Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian; pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Dan Lapangan Usaha Tahun 2007 (Juta Rupiah) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bagunan / Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa 0,13% 0,01% 0,14% 1,52% 0,07% 2,94% 3,99% 12,54% 0,57% 21,91% Utara 0,00% 0,00% 0,25% 1,05% 1,18% 3,70% 2,75% 0,09% 0,58% 9,59% Setu 0,03% 0,03% 0,01% 0,09% 0,00% 0,38% 0,69% 0,01% 0,11% 1,35% Pamulang 0,43% 0,00% 0,20% 0,95% 0,02% 3,29% 5,18% 0,20% 1,21% 11,48% Ciputat 0,33% 0,00% 0,07% 0,45% 0,02% 4,09% 1,75% 0,03% 3,00% 9,75% Ciputat Timur 0,01% 0,00% 0,17% 0,69% 0,03% 8,33% 9,93% 2,15% 10,63% 31,93% Pondok Aren 0,37% 0,00% 0,22% 1,32% 0,31% 4,08% 6,00% 0,40% 1,30% 14,00% 1,32% 0,03% 1,07% 6,05% 1,63% 26,81% 30,29% 15,40% 17,39% 100,00% yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu sebesar Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93persen dari total PDRB sedangkan yang terkecil adalah Setu dengan Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35 persen. Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Dan Lapangan Usaha Tahun 2007 (Juta Rupiah) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bagunan / Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa 6.659,97 274,58 7.407,20 79.760,51 3.517,02 154.795,05 209.811,20 659.223,42 30.147,51 1.151.596,46 Utara 137,99-13.324,22 54.938,95 62.286,31 194.321,90 144.301,93 4.509,32 30.331,55 504.152,17 Setu 1.805,90 1.429,24 623,41 4.751,97 113,11 20.208,66 36.278,95 288,74 5.545,76 71.045,74 Pamulang 22.831,25-10.628,32 49.715,02 1.061,42 172.877,24 272.274,51 10.267,64 63.609,31 603.264,71 Ciputat 17.496,49 30,29 3.907,60 23.393,60 1.018,25 215.245,20 92.184,77 1.452,74 157.568,54 512.297,48 Ciputat Timur 713,35-8.995,89 36.317,67 1.618,12 437.823,58 521.756,56 112.909,27 558.604,85 1.678.739,29 Pondok Aren 19.565,40 16,48 11.350,14 69.231,00 16.298,92 214.291,65 315.468,09 21.124,42 68.440,10 735.786,20 69.210,35 1.750,59 56.236,78 318.108,72 85.913,15 1.409.563,28 1.592.076,01 809.775,55 914.247,62 5.256.882,05 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Tahun 2004-2007 (Juta Rupiah) 2004 2005 2006 2007 264.181,58 787.551,15 1.039.550,85 1.151.596,46 Utara 413.737,45 491.506,96 561.546,84 504.152,17 Setu 31.693,49 38.888,39 65.657,49 71.045,74 Pamulang 283.324,39 338.581,94 546.091,35 603.264,71 Ciputat 310.012,46 372.293,53 476.991,14 512.297,48 Ciputat Timur 795.038,10 851.537,68 1.379.223,31 1.678.739,29 Pondok Aren 393.322,90 454.282,72 683.320,62 735.786,20 2.491.310,37 3.334.642,37 4.752.381,60 5.256.882,05

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita PDRB per kapita digunakan sebagai pendekatan data pendapatan per kapita. Karena, sampai saat ini sangat sulit untuk mendapatkan data pendukung untuk menghitung pendapatan per kapita. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB per kapita masih dijadikan sebagai indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro yang dapat dijadikan cermin kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi PDRB per kapita yang diterima oleh penduduk berarti semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, penurunan PDRB per kapita pada suatu daerah menggambarkan penurunan tingkat kesejahteraan. Perlu diingat pula, bahwa kesejahteraan penduduk akan meningkat jika peningkatan PDRB per kapita melebihi inflasi yang terjadi. Akan tetapi, nilai PDRB per kapita tidak dapat dijadikan acuan untuk melihat pemerataan kemakmuran. PDRB per kapita tahun 2007 sebesar Rp 5.041,69 Ribu. Sedangkan PDRB per kapita Propinsi Banten tahun 2007 sebesar Rp 11.400,59 Ribu. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita A.D.H. Berlaku Menurut Tahun 2005-2007 (Juta Rupiah) Kota/Kabupaten PDRB Total 2005 2006 2007 7.243.076 10.742.132 11.570.891 Utara 5.861.079 7.523.751 6.567.979 Setu 808.209 1.211.940 1.269.750 Pamulang 1.479.922 2.283.817 2.450.811 Ciputat 2.732.698 3.055.867 3.194.094 Ciputat Timur 6.559.194 8.908.884 10.552.942 Pondok Aren 1.938.083 2.871.281 3.005.307 Tangerang Selatan 3.437.949 4.688.672 5.041.693 PDRB 3.334.642 4.752.382 5.256.882 Penduduk 969.951 1.013.588 1.042.682 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Tahun 2005-2007 (Ribu Rupiah) Kota/Kabupaten PDRB Total 2005 2006 2007 Kota Cilegon 39.97,92 43.715,48 47.447,94 Kota Tangerang 20.630,14 23.705,99 26.090,04 Kab. Tangerang 7.483,25 8.329,95 8.896,15 Kab. Serang 6.344,25 7.056,02 7.590,35 Kab. Pandeglang 4.635,37 5.241,65 5.660,47 Kab. Lebak 4.209,28 4.595,99 4.982,35 PROVINSI BANTEN 9.372,52 10.610,24 11.400,59

4. Industri, Perdagangan dan Koperasi 4.1 Industri Ada lima jenis industri kerajinan yang terdapat di, yaitu kerajinan kayu berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri. 4.2 Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima. Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit. 4.3 Koperasi Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar), koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang. Tabel 7.1.1 Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar di Sebaran No Kerajinan Kerajinan Kerajinan Kerajinan Industri Kayu Anyaman Gerabah Kain Makanan Pabrik 1 8 5 0 0 12 0 2 Utara 7 0 0 0 13 5 3 Ciputat 35 1 0 6 18 0 4 Ciputat Timur 64 0 0 4 10 0 5 Pamulang 33 4 0 2 39 1 6 Pondok Aren 5 3 1 281 3 0 7 Setu 13 15 0 0 69 1 (kawasan industri) 165 28 1 293 164 7 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW (2008) Tabel 7.2.1 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Sebaran No Pasar Modern Pasar Tradisional Bank BPR KUD / Koperasi Kompleks Ruko Minimart 1 2 1 21 0 0 10 8 2 Utara 1 0 4 1 0 5 3 3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13 4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13 5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23 6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4 7 Setu 1 2 1 1 0 0 7 8 8 61 4 1 60 71 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW (2008)

Tabel 7.2.2 Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah Di Tahun 2009 No Nama Pasar Lokasi Kondisi Komoditi Yg Dijual Pedagang Luas Areal Status Kios Los Kaki Lima (M2) Tanah 1 Pasar Ciputat Kec. Ciputat Cukup Sembako, sandang, 1.136 386 608 5.670 Milik Baik perhiasan 2 Pasar Ciputat Permai Kec. Ciputat Kurang Sembako 12 40 366 1.000 Milik Baik 3 Pasar Jombang Kec. Ciputat Kurang Sembako, sandang, 195 21 188 6.095 Milik Baik perhiasan 4 Pasar Bintaro Sektor 2 Kec. Ciputat Kurang Sembako, sandang 23 95 8 830 Milik Timur Baik 5 Pasar Kec. Baik Sembako, sandang, 600 323 625 8.730 Milik perhiasan 6 Pasar Gedung Hijau Kec. Cukup -- -- -- -- 3.396 Milik Utara Baik JUMLAH 1.966 865 1.795 25.721 Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009 Ket. 3 Lantai 2 Lantai 2 Lantai Sedang dibangun Dibangun 2007 Tidak digunakan Tabel 7.3.1 Koperasi Tahun 2009 No Koperasi Anggota Keterangan 1 Ciputat 113 9.605 Kopkar, KSP, 2 Ciputat Timur KSU, KPRI 3 76 11.400 Kopkar, KSP, 4 Utara KSU, KPRI 5 Setu 26 650 Kopkar, KSP, 6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI 7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU, KPRI JUMLAH 330 24.553 Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009 Tabel 7.2.3 Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tahun 2009 No PT CV PO Koperasi Firma BUL 1 Ciputat 509 413 241 25-5 1.193 Ciputat Timur 2 1.261 575 418 26 1 5 2.286 Utara Setu 3 Pamulang 271 292 177 15 1 2 758 4 Pondok Aren 426 299 167 15-2 909 Bentuk Badan Hukum Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009 (Unit) 2.467 1.579 1.003 81 2 14 5.146 PT CV PO BUL : Perseroan Terbatas : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer. : Perusahaan Perorangan : Bentuk Usaha Lain

5. Ketenagakerjaan Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang pada tahun 2007, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok pencari kerja terbesar dengan jumlah 9.690 orang dari total 16.426 orang atau sebesar 58,99%. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu berjumlah 3.297 orang atau 20,07%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 16 orang atau 0,1%. Tabel 3.2.1 Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Tak Tamat SD Jenis Kelamin Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Laki-laki - - - 1 - - 3 4 Perempuan - - - - - 2 10 12 SD - - - 1-2 13 16 Laki-laki 39 55 1 6 7 5 7 120 Perempuan 54 71 4 5 8 10 8 160 SLTP 93 126 5 11 15 15 15 280 Laki-laki 235 286 120 207 215 86 311 1.460 Perempuan 224 212 232 229 309 177 300 1.683 SLTA 459 498 352 436 524 263 611 3.143 Laki-laki 1.618 324 956 927 425 106 258 4.614 Perempuan 1.634 254 1.334 1.123 349 120 262 5.076 3.252 578 2.290 2.050 774 226 520 9.690 Tabel 3.2.1 (Lanjutan) Tingkat Pendidikan DI-DII Jenis Kelamin Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Laki-laki 57 46 24 30 43 22 32 254 Perempuan 56 59 18 42 28 20 31 254 DIII 113 105 42 72 71 42 63 508 Laki-laki 21 34 6 104 129 51 15 360 Perempuan 29 25 6 115 143 80 21 419 Sarjana 50 59 12 219 272 131 36 779 Laki-laki 124 24 6 256 194 71 292 967 Perempuan 133 28 4 287 137 79 375 1.043 Total 257 52 10 543 331 150 667 2.010 Laki-laki 2.094 769 1.113 1.531 1.013 341 918 7.779 Perempuan 2.130 649 1.598 1.801 974 488 1.007 8.647 4.224 1.418 2.711 3.332 1.987 829 1.925 16.426 Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008