BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II TINJAUAN TEORETIS. sebagai a plan method, or series of ectivities designed to echieves a particular

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

BAB II KAJIAN TEORI. memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. 7 Proses interaksi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. 3 Jadi, siswa dituntut. mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB II KAJIAN TEORI. Fathurrohman dan Sutikno juga menjelaskan bahwa metode adalah cara atau. kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

Peningkatan Keaktifan Metrik Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Tipe Modeling The Way pada Kelas XI MOA SMK Purnama 2 Gombong

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Pio Prayogi Universitas Negeri Malang

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN TEORETIS

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Bagi seorang guru mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda; siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam bertindak, siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan baik. 1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aktivitas berasal dari kata Aktif, yang artinya adalah giat (beke rja, dan berusaha). Sedangkan aktivitas itu sendiri artinya adalah kegiatan atau kesibukan. 2 Kemudian belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, 1 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1998, hlm. 87 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, hlm. 123

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Sehingga dapat dipahami aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan siswa dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara kesuluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Silbermen menjelaskan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara perseorangan maupun secara berkelompok untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap-sikap. 4 Hal senada Martimis Yamin menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajarna terjadilah perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotor, dan efektif. 5 Menurut Hartono aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan pendapat. 6 Hisyam Zaini menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan siswa yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok 3 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35 4 Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Yogyakarta: Nusamedia, 2009, hlm. 13 5 Martimis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, hlm. 82 6 Hartono, Loc.Cit.

dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. 7 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau kesibukan siswa dalam proses pembelajaran yang tampak atau yang dapat diamati berupa aktif mental. Bentuk aktivitas belajar siswa tersebut dapat dilihat dari indikator memperhatikan guru menyampaikan materi pelajaran, mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, membuat kesimpulan pelajaran, mendengarkan percakapan diskusi, dan mempertanyaan gagasan orang lain. b. Karakteristik Aktivitas Belajar Siswa Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik membagi kegiatan belajar dalam 7 kelompok yang merupakan bagian kegiatan aktif, yaitu: 1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, interviu, diskusi dan sebagainya. 3) Listening activities, seperti mendengerkan uraian, percakapan diskusi, musik, pidato, ceramah dan sebagainya. 4) Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities, seperti mengambarkan, membuat grafik, peta, peta, patroon dan sebagainya. 6) Mental activities, seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya. 7) Emotional activities, seperti menaruh minat, gembira, berani, tenang, gugup, kagum, dan sebagainya. 8 7 Hisam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2007, hlm. xiv 8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 172

Gagne dan Briggs dalam Martimis Yamin menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa, antaranya adalah : 1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. 9 Menurut Wina Sanjaya dijelaskan bahwa aktivitas diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Aktivitas siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi dengan kelompok, mengumpulkan data, dan lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. 10 Hal senada Dasim Budimansyah menyatakan aktivitas belajar siswa yang dapat diamati berupa aktif mental. Aktif mental dapat dilihat dari indikator sering bertanya, sering mempertanyakan gagasan orang lain, dan sering mengungkapkan gagasan. Syarat berkembangnya aktif mental hlm. 182 9 Martimis Yamin, Op.Cit, hlm. 83-84 10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009,

adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut diamarahi jika salah. 11 Lebih lanjut Darwan Syah mengungkapkan karakteristik aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, yaitu : a. Siswa aktif mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran b. Siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru c. Siswa aktif menanggapi setiap jawaban yang dilontarkan d. Siswa aktif dalam membuat kesimpulan e. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan. 12 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa indikator aktivitas belajar siswa adalah: 1) siswa aktif mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran, 2) mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru, 3) menanggapi setiap jawaban yang dilontarkan, 4) membuat kesimpulan, dan 5) aktif dalam mengajukan pertanyaan. 2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Prompting a. Pengertian Model Pembelajaran Model dapat diartikan sebagai pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang 11 Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Genesindo, 2009, hlm. 76 12 Darwan Syah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit Media, 2009, hlm. 117-120

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. 13 Menurut Kozna dalam Hamzah B.Uno menjelaskan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. 14 Menurut Trianto model pembelajaran adalah perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 15 Nanang Hanafiah menambahkan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru ( teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching). 16 13 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2010, hlm. 133 14 Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajara yang Kreatif dan Efektif, Gorontalo, Bumi Aksara 2007, hlm. 1 15 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, hlm. 1 16 Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT.Refika Aditama, 2009, hlm. 41

Teori-teori di atas, dapat dipahami bahwa model pembelajaran merupakan cara memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran prompting. b. Pengertian Model Pembelajaran Prompting Model pembelajaran prompting merupakan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. 17 Suyatno menjelaskan salah keunggulan model pembelajaran prompting adalah mempertegas jawaban atau respons sebenarnya sehingga timbulnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 18 Adapun langkah-langkah model pembelajaran prompting dimulai dari guru mengajukan pertanyaan sulit, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melalukan prompt mendorong siswa memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab, mengubah pertanyaan dalam bentuk lain, dan pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab. David A. Jacobsen menambahkan langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran prompting adalah : 17 Suyatno, Loc.Cit. 18 Ibid, hlm. 62

1) Guru menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai. 2) Guru mengajukan pertanyaan sulit, sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawabnya. 3) Setelah mengajukan satu pertanyaan, memberikan kesempatan waktu untuk berfikir jawaban yang komplit. 4) Secara acak siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 5) Untuk menciptakan partisipasi aktif, siswa perlu diberi kesempatan menanggapi. 6) Memberikan prompting atau mempertegas jawaban atau respon siswa dengan informasi tambahan, agar siswa dapat menjawab dengan benar. 7) Berikan pujian kepada siswa yang menjawab dengan benar dan menghargai jawaban siswa yang salah. 8) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran, dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 19 3. Hubungan Model Pembelajaran Prompting dengan Aktivitas Belajar Siswa Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa aktivitas belajar adalah suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuan, bukan pasif yang hanya menerima penjelasan guru tentang pengetahuan. Untuk membangun aktivitas belajar siswa tersebut perlu menggunakan model pembelajaran yang tetap dan mengarah pada aktivitas belajar siswa. Salah satunya adalah model pembelajaran prompting. Mengapa demikian, karena model pembelajaran prompting dalam penerapannya dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, hal ini ditegaskan oleh Buchari Alma bahwa ada beberapa kelebihan dalam model pembelajaran prompting ini, yaitu: a. Suasana kelas akan hidup, sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang di diskusikan b. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan 19 David A. Jacobsen, Methods For for Teaching (Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 190-191.

c. Membiasakan anak didik mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya d. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis dan membuat siswa lebih aktif e. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami anak karena anak didik mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan. 20 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa model pembelajaran prompting menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar, karena siswa mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, dan membiasakan anak didik mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya. Dengan demikian, model pembelajaran prompting menjadi salah satu alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. B. Penelitian yang Relevan Setelah peneliti membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan Herman pada tahun 2009 dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Prompting untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganeraan pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 21 Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada sebelum tindakan siswa yang tuntas sebanyak 16 (53,33%), pada siklus pertama meningkat menjadi 21 orang siswa atau ketuntasan telah mencapai 70,00%. Siklus II ternyata ketuntasan siswa mencapai 26 orang siswa atau dengan persentase 86,67%. Perbedaan penelitian ini 20 Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 53. 21 Herman, Penerapan Metode Pembelajaran Prompting untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganeraan pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Pekanbaru: Pustaka UIN Suska Riau, 2009.

dengan Herman terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS, Herman untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganeraan. C. Kerangka Berfikir Penerapan model pembelajaran prompting yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi koperasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Serosah Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi dapat digambarkan dalam bentuk kerangka berpikir dengan skematis dapat memperjelas variabel yang akan diteliti. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Prompting di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Serosah Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi (1) Aktivitas guru dan siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Prompting. (2) Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Gambar 1. Kerangka Berpikir Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa. Bagi guru, model pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan model pembelajaran dapat mempermudah

proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap model pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. D. Indikator Keberhasilan 1 Aktivitas Guru Adapun indikator aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran prompting adalah sebagai berikut : a. Guru menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai. b. Guru mengajukan pertanyaan sulit, sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawabnya. c. Setelah mengajukan satu pertanyaan, guru memberikan siswa waktu yang cukup untuk berpikir. d. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. e. Guru memberikan kesempatan siswa yang lain untuk menanggapi jawaban siswa, agar terjadinya partisipasi aktif. f. Guru memberikan prompting atau mempertegas jawaban atau respon siswa dengan informasi tambahan, agar siswa dapat menjawab dengan benar. g. Guru memberikan pujian kepada siswa yang menjawab dengan benar dan menghargai jawaban siswa yang salah.

h. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran, dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 2 Aktivitas Belajar Siswa Adapun indikator aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS adalah: a. Siswa aktif mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran b. Siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru c. Siswa aktif menanggapi setiap jawaban yang dilontarkan d. Siswa aktif dalam membuat kesimpulan e. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi koperasi mencapai 75%. 22 Artinya dengan persentase tersebut hampir secara keseluruhan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran prompting, maka aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi koperasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Serosah Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi akan meningkat. 22 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 257