BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif-kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stres merupakan pengalaman atau kejadian yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus dan Folkman (dalam Morgan, 1986) menyebutkan bahwa kondisi

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Agama Islam (PAI), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Manusia moderen seharusnya mampu memadukan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

STRES DAN MANAJEMENNYA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB VI PENUTUP. 1. Tingkat Culture Shock pada Mahasantri (Jawa) Ma had Sunan Ampel Al-

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Guna memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan

MASALAH KELUARGA DAN MEKANISME PENANGGULANGANNYA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi oleh seseorang, mulai dari konflik pribadi maupun konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

juga orang baru dan pemula. Bagi mereka kondisi selama sebelum dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang masalah kualitas perumahan di kota-kota besar amat terasa. Hal

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Rangkuman Penelitian Seluruh Subjek. dibuat table sebagai berikut :

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini pendidikan memegang peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB I PENDAHULUAN. banyak disampaikan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu koping orang tua yang. anaknya dirawat di RSUD kota Semarang

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap fase kehidupan manusia pasti mengalami stres pada tiap fase menurut perkembangannya. Stres yang terjadi pada mahasiswa/i masuk dalam kategori stres pada fase remaja. Dimana biasanya pada fase ini yang menjadi sumber stres pada fase ini adalah konflik atau pertentangan antar dominasi. Peraturan atau tuntutan keluarga dengan kebutuhan remaja untuk menjadi manusia bebas. Sehingga tidak sedikit dari reaksi penyesuaian remaja yang negatif merupakan pernyataan dari upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007 :10) Artinya pada saat mahasiswa mengalami masa transisi dari masa sekolah menuju universitas dibutuhkan berbagai faktor pendukung agar mereka dapat mencegah stres yang dapat berakibat negatif. Dimana kita tahu bahwa mahasiswa/i di UIN Maliki Malang berbeda dengan mahasiswa/i di universitas lainnya. Pada tahun pertama mahasiswa/i tersebut wajib tinggal di ma had dengan segala kegiatan, peraturan dan kewajibannya sebagai mahasantri. Dalam hidup manusia stres adalah bagian persoalan yang tidak terpisahkan, karena pada dasarnya setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat berpotensi untuk mengalami stres. Apalagi stres yang kemungkinan besar terjadi sebab perbedaan faktor eksternal dan internalnya, yakni di Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang terdapat perbedaaan antara mahasiswa tahun pertama UIN Maliki Malang dengan universitas lainnya. Mahasiswa tahun pertama diwajibkan utuk tinggal di ma had dan mengikuti segala aktivitas ma had dan kampus secara beriringan selama satu tahun. Sehingga kemungkinan terjadinya stres bisa lebih besar. Meskipun kadar stress yang dialami masing-masing individu tidak sama. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Faktor manakah yang paling dominan dalam penyusun stres pada mahasiswa tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan 1. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Mengetahui faktor yang paling dominan dalam penyusun stres pada mahasiswa tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Stres Stres merupakan sesuatu yang menyangkut interaksi antara individu dan lingkungan, yaitu interaksi antara stimulasi respon. Sehingga dapat dikatakan stres merupakan konsekuensi setiap tindakan dan situasi

lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik pada seseorang. Stres adalah suatu respon adaptif individu pada berbagai tekanan atau tuntutan eksternal dan menghasilkan berbagai gangguan meliputi : gangguan fisik, emosional, dan perilaku. (Goliszek, 2005 :1) Selye (dalam Santrock, 2003 : 557) berpendapat bahwa stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami oleh tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya.dari sudut pandang ilmu kedokteran, menurut Hans Selye seorang fisiologi dan pakar stress yang dimaksud dengan stress adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik terhadap aksi atau tuntutan atasnya. Jadi merupakan repons otomatis tubuh yang bersifat adaptif pada setiap perlakuan yang menimbulkan perubahan pada fisik atau emosi yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi fisik yang optimal suatu organisme. Jadi dari berbagi definisi stres diatas dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu kondisi yang dialami seseorang secara non-spesifik meliputi keadaan yang mengancam seseorang baik secara fisik maupun psikis. Dari sudut pandang psikologis stres dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang disebabkan oleh kebutuhan psikologis tubuh atau disebabkan oleh situasi eksternal seperti keadaan lingkungan atau sosial yang berpotensi bahaya, memberikan tantangan, menimbukan perubahanperubahan atau memerlukan mekanisme pertahanan. B. Faktor Penyebab Stres Adapun faktor -faktor stres menurut para ahli yang dikutip dalam sebuah buku (dalam Santrock, 2003) terdiri dari beberapa hal diantaranya

adalah faktor fisik, faktor lingkungan, faktor kognitif, faktor kepribadian, faktor sosial budaya dan strategi koping. 1. Faktor fisik Seorang pelopor penelitian stres yaitu Hans Selye mendefinisikan stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Berapapun kejadian ataupun stimulus yang didapatkan dilingkungan sekitar akan menghasilkan respon stres yang sama pada tubuh. 2. Faktor Lingkungan Banyak faktor baik besar maupun kecil yang dapat menghasilkan stres dalam kehidupan, salah satunya yang terjadi pada mahasiswa. Kadang kala terdapat situasi dimana mahasiswa merasa begitu berat sehingga individu merasa tidak mampu lagi untuk menanganinya. Selain itu kemampuan individu dalam beradaptasi akan menjadi kelebihan beban pada suatu titik. 3. Faktor Kepribadian Belakangan ini para peneliti memusatkan perhatian mereka pada apa yang disebut dengan pola tingkah laku tipe A (type behaviour pattern) yaitu sekelompok karakteristik yang memiliki rasa kompetitif yang berlebihan, kemauan keras, tidak sabar, mudah marah, dan sikap bermusuhan yang dianggap berhubungan dengan masalah jantung. Individu yang bermusuhan dan pemarah sering diberi label dengan reaktor panas yang berarti mereka memiliki reaksi fisiologis yang kuat terhadap stres, detak jantungnya meningkat, pernafasannya menjadi cepat, dan otot-ototnya menegang yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung.

4. Faktor Kognitif Apa yang dilihat individu sebagai sesuatu yang menimbulkan stres tergantung pada bagaimana mereka menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Pandangan ini telah dikemukakan dengan sangat jelas oleh seorang peneliti bernama Richard Lazarus(1996,1990,1993). 5. Faktor Sosial Budaya Beberapa diantara stres sosial budaya adalah masalah stres akulturatif dan stres status sosiall ekonomi. Akulturasi sendiri mengacu pada perubahan kebudayaan yang merupakan akibat dari kontak langsung yang sifatnya terus menerus, antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Stres akulturatif adalah konsekuensi negatif dari akulturasi. 6. Strategi Koping Richard Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) percaya bahwa penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk. Yaitu coping yang berfokus pada masalah dan coping yang berfokus pada emosi. Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif yang digunakan dalam penanganan stres BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel a. Variabel bebas (independen) atau variabel X adalah stress b. Variabel Terikat (dependen) atau variabel Y adalah adalah fisik, lingkungan, kepribadian, kognitif, sosial budaya dan strategi coping.

B. Definisi Operasional 1. Fisik (Y1) Keadaan yang dirasakan individu mengancam dirinya berada pada kondisi optimal ditandai dengan berubahnya selera makan, sulit tidur, mudah lelah, gugup, jantung berdegup keras serta sakit kepala. 2. Lingkungan (Y2) Situasi diluar individu yang dirasakan sebagai beban untuk beradaptasi. Membuat individu merasa kehilangan harapan atau tujuan hidup yang memicu konflik serta frustasi. 3. Kognitif (Y3) Penilaian dan interpretasi secara kognitif yang dianggap individu sebagai ancaman atau bahaya. Keadaan tersebut dapat dilihat dari mudahnya menyalahkan orang lain, kehilangan kepercayaan pada orang lain, sulit dalam mengambil keputusan serta sulitnya fokus pada satu perhatian. 4. Kepribadian (Y4) Pola tingah laku yang cenderung melakukan agresi pada stimulus yang didapatkan dari keadaan eksternal yang dianggap mengancam individu. Bentuk dari tingkah laku tersebut adalah mudah marah, tidak sabar, dan sikap bermusuhan. Sehingga individu menjadi lebih mudah gelisah dan mudah tersinggung. 5. Sosial Budaya (Y5) Perubahan kebudayaan yang dirasakan individu sebagai bentuk perbedaan. Individu akan memilih untuk mengasingkan diri, malu,

kesepian dan menjadi sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan pendapat. 6. Strategi Coping (Y6) Usaha yang dilakukan individu dalam menghadapi situasi disekitarnya. Adapun bentuk dari usahanya adalah dengan menghindar, mempertahankan diri, menyangkal dan merasionalisasikan apa yang terjadi. Merasa bersalah atas apa yang dilakukan serta menertawakan dirinya sendiri. Berikutnya adalah definisi operasional dari stres itu sendiri adalah sebagai berikut: Stres adalah gangguan dan reaksi psikologis terhadap kejadian yang mengancam kemampuan individu untuk mengatasinya, dengan gejala-gejala fisik biologik sakit kepala, gangguan tidur, dan dapat berupa kekacauan kognitif seperti tidak dapat berkonsentrasi. Individu merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan yang ditandai adanya konflik dan frustasi. Pola tingkah laku serta keadaan sosial budaya membuat individu terancam karena sikap agresif serta menarik diri dari lingkungan. Disertai dengan usaha untuk mengatasi masalah seperti menghindar, menyangkal dan mempertahankan diri dari situasi yang dianggap membahayakan. C. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dimana jumlah mahasiswa/i

yang diketahui berdasarkan data pada Ma had Sunan Ampel Al-Aly untuk tahun pertama yaitu berjumlah 2524 mahasiswa. b) Sampel Penelitian Sementara untuk jumlah sampel yang diambil berdasarkan yaitu beberapa mahasiswa/i semester 1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yakni berkisar sampai 100-200 mahasiswa/i. Pengambilan sampel ini berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Slovin dengan perincian sebagai berikut : (Prasetyo & Jannah, 2007 : 137-138) n = besaran sampel N = besaran populasi E = nilai kritis ( batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) c) Instrumen Penelitian Untuk mengukur variable yang diteliti, peneliti menggunakan skala Likert dalam bentuk angket yang akan digunakan. Skala Likert merupakan skala untuk mengukur sikap, persepsi, pendapat yang terdiri dari komponen Selalu (4), Sering(3), Kadang (2), Tidak Pernah(1). (Suryabrata, 2005 :186) BAB IV PEMBAHASAN Faktor lingkungan memiliki muatan faktor tertinggi dengan loading factor sebesar 0,876 dengan sumbangan sebesar 19,5 % terhadap

penyusun stres pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Faktor lingkungan terdiri dari mulainya sulit beradaptasi, dimana individu memasuki lingkungan dan suasana baru. Faktor kognitif adalah faktor tertinggi kedua setelah faktor lingkungan. Besaran prosentase faktor kognitif adalah 0,871 atau 19% terhadap faktor penyusun stres mahasiswa tahun pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Faktor kognitif terdiri dari sulit mengambil keputusan,sulit fokus perhatian, kehilangan kepercayaan pada orang lain, serta mudah menyalahkan orang lain. Faktor sosial budaya berada pada peringkat ketiga penyusun stres pada mahasiswa tahun pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Adapun besaran sumbangan loading factor yang diberikan adalah 0,792 atau 17%. Faktor sosial budaya ini terdiri dari hal-hal yang bersifat sosial atau berhubungan dengan orang lain serta keadaan sekitarnya. Faktor strategi coping berada pada urutan faktor keempat dengan sumbangan loading factor sebesar 0,727 atau 16 % dalam penyusun stres pada mahaiswa tahun pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Straregi coping terdiri dari beberapa deskriptor yaitu menghindar, mempertahankan diri, merasa bersalah, menyangkal, merasionalisasikan yang terjadi, serta menertawakan kesalahan diri sendiri. Faktor kelima untuk penyusun stres pada mahasiswa tahun pertama adalah faktor fisik. Faktor ini memberikan sumbangan sebesar 15% dengan loading factor sebesar 0,683. Adapun gejalanya seperti berubahnya selera makan, tidur tidak teratur, jantung berdegup keras, mudah lelah, gugup dan disertai sakit kepala.

Kepribadian adalah faktor yang memiliki sumbangan terendah dalam penyusun stres mahasiswa. Dengan loading factor 0,657 dan prosentase sebesar 14%. Faktor ini masuk dalam faktor terndah sebagai penyusun stres mahasiswa tahun pertama. Faktor ini melihat dari tipe kepribadian yang umum oleh para ahli disebut dengan pola kepribadian tipe tingkah laku A. Mereka yang memiliki pola kepribadian ini sering melakukan agresi, tidak sabar, mudah marah, sikap bermusuhan, mudah tersinggung dan gelisah. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis faktor penyusun stres mahasiswa tahun pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang diketahui bahwa semua faktor penyusun stres memiliki bobot yang bervariasi. Faktor yang paling tinggi adalah faktor lingkungan dengan loading factor sebesar 0,876. Pada faktor kedua adalah faktor kognitif dengan loading factor 0,871 kemudian faktor yang ketiga adalah faktor sosial budaya dengan loading factor sebesar 0,792. Untuk faktor keempat adalah faktor strategi coping yang memiliki loading factor 0,727 dan faktor kelima adalah faktor fisik dengan loading factor 0,683. Sementara pada faktor keenam atau terakhir ditempati oleh faktor kepribadian dengan loading factor sebesar 0,657. Dari semua variasi faktor memiliki bobot > 0,5 sehingga masing-masing faktor dikatakan mampu menjelaskan faktor-faktor penyusun stres dengan baik.