MEREK, SALAH SATU FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENJUALAN PRODUK BARANG ATAU JASA. Oleh Drs. Ramelan Basuki, SE, MM Dosen Dpk STIA ASMI SOLO ABSTRAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

PENGARUH KEMASAN, MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO PANTENE PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI. orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB II TINJUAN PUSTAKA. konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

KUESIONER. Responden yang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL UD. TAZAKKA SUKOHARJO

LIKA WIDAYANTI B

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK DAN HARGA YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMILIH RESTORAN TRIFENA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

PENGARUH SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERCETAKAN BUKU CV. BIMA JAYA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN. Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Marcy / Anita Herawati

Integrated Marketing Communication I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II LANDASAN TEORI. jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT Selaras Kausa Busana, Jurnal Ilmiah, STIE MULIA PRATAMA BEKASI, 2015, hal. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Strategi merek pribadi telah menjadi kategori unggul keterampilan

PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI, SALURAN DISTRIBUSI, DAN PROSES TERHADAP KEPUTUSAN BRAND SWITCHING PADA KARTU TELEPON SELULER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135).

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman membuat kompetisi dalam dunia pemasaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ekuitas merek memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian

MEREK BERBAHASA ASING DALAM KAITANYA DENGAN PERSEPSI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini banyak dijumpai air leideng yang keruh karena masih banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MEREK LAPTOP DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI. Oleh : Taufan Perdana Jaya NIM

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

Transkripsi:

MEREK, SALAH SATU FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENJUALAN PRODUK BARANG ATAU JASA Oleh Drs. Ramelan Basuki, SE, MM Dosen Dpk STIA ASMI SOLO ABSTRAKSI Merek adalah nama istilah tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing. Merek sebenarnya adalah janji penjual kepada pembeli (atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dari pemakai). Merek yang baik harus mudah diingat, menimbulkan kesan positif dan tepat untuk promosi. Produk adalah suatu yang dihasilkan perusahaan. Merek dalah sesuatu yang dibeli konsumen. Produk gampang ditiru, sedangkan merek sukar ditiru/dijiplak, merek berkaitan erat dengan persepsi konsumen. Merek menawarkan sejumlah manfaat kepada pelanggan dan perusahaan. Merek merupakan aset tak berwujud. Ekuitas merek dalah fakta bahwa hasil berbeda yang dihasilkan dalam pemasaran produk barang atau jasa itu tidak diidentifikasi oleh merek tersebut. Untuk mengelola merek suatu produk agar tidak kalah dengan pesaing, peranan Research and Development (R & D) sangat diperlukan. Ternyata ada juga perusahaan yang menjual produk tanpa merek, hal ini antara lain disebabkan kapasitas mesin belum pernah, sedangkan penjualan sudah maksimal. A. PENDAHULUAN Ada ungkapan yang selalu dinasehatkan/dipesankan oleh orang tua, orang kebanyakan terhadap keluarga, dan para handaitaulan, kalau membeli agar tidak kecewa nantinya yaitu belilah/pilihlah barang-barang yang bermerek. Permasalahnnya adalah Adakah barangbarang yang dijual di pasaran yang tidak ada mereknya?. Jawabnya ada 2 yaitu 1). barangbarang yang dijual di pasaran (toko, pasar, dll) memang ada yang tidak ada mereknya, 2) ada barang-barang tertentu yang mereknya tidak begitu jelas yaitu cuma asal-asalan, contohnya adalah mainan anak-anak banyak yang tidak bermerek, tidak diketahui buatan mana? Barang-barang yang mereknya asal-asalan, contohnya adalah untuk produk makanan, pakaian, dsbnya. Dan ternyata masyarakat pada saait ini ternyata sudah cukup cerdas, hal ini dibuktikan bahwa kalau ada yang mau membeli suatu produk/barang tertentu, justru yang disebutkan lebih dulu adalah merek dari barang tersebut, misalnya ada orang yang mau beli pasata gigi merek pepsodent dia cukup bilang beli pepsodent ; membeli rokok merek djarum cukup bilang beli djarum 76, dsb. Dari bebberapa penjelasan diatas, maka dapatlah ditebak setiap orang yang akan memproduksi suatu barang atau jasa, mereka akan mengkaji merek yang akan diberikan pada produknya secara mendalam. Bahkan untuk perusahaan besar mereka minta bantuan pada para konsultan untuk pemberian merek produknya tersebut. Tapi merek suatu produk juga tidak bisa langsung dikenal oleh masyarakat secara tepat, perlu waktu dan perbaikan terusmenerus merek maupun produk yang diproduksi. Coba kita lihat produk-produk terkenal seperti coca cola, pepsi cola, samsung, dsb. Merek tersebut untuk menjadi terkenal seperti sekarang ini memerlukan waktu dan mengembangan yang cukup lama. B. PERMASALAHAN Saya kira semua konsumen dan pelaku bisnis sudah mengerti bahwa merek itu sangat berguna untuk penunjang keberhasilan penjualan produk barang atau jasa. Yang menjadi

masalah adalah bagaimana cara memilih, membuat atau menetapkan merek suatu produk barang atau jasa yang tepat. Untuk itu mestinya ada syarat atau hal-hal yang harus dipertimbangkan. Selain itu kalau merek sudah ditetapkan, bagaimanakah peran merek itu dalam ikut serta membantu keberhasilan penjualan suatu produk atau jasa. Suatu merek itu bisa bertahan lama untuk suatu produk itu bagaimana dan apa yang harus dilakukan produsen/perusahaan untuk menghadapi pesaingnya yang sangat ketat pada dewasa ini. Selanjutnya ada pertanyaan yang menggelitik kita semua yaitu produk barang atau jasa yang bermerek saja bisa tidak laku atau kalah bersaing sehingga produsennya gulung tikar, apakah ada produsen yang menjual produknya dengan tanpa merek? C. TEORI MEREK (BRAND) 1. Definisi Merek (Brand) a. Menurut American Marketing Association (Asosiasi Pemasaran Amerika), Merek adalah : Nama, istilah, simbol, dan rancangan atau kombinasi dari semuanya, yang dimasukkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan mendeferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Jadi sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendeferensiasikan dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler, Keller, 2007 hal 334). b. Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, Pasal 1 ayat (1) yaitu : Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Undang-Undang No.l 5 / Tahun 2001). c. Menurut Dr. Buchari Alma yaitu : Merek adalah tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya (Buchari Alma, 2000, hal 107). Kesimpulan : Dari semua definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa Merek yaitu salah satu atribut yang penting bagi sebuah produk, dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk tapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Pada dasarnya merek terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek dan bagian yang dapat dikenali tapi tak dapat diucapkan yaitu tanda merek 2. Penetapan Merek Menurut Kotler dan Keller, Sebuah merek adalah sesuatu yang ada dalam pikiran konsumen. Sebuah merek adalah entitas, perseptual yang berakar dalam realitas tapi mencerminkan persepsi dan bahkan barangkali cara berfikir dan bertingkahlaku konsumen (Kotler, Keller, 2007, hal 335). Bagaimanapun kecilnya atau sederhananya merek yang telah dipilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan, sehingga dalam penetapan / pemilihan merek harus dapat menimbulkan kesan positif. Dalam memilih atau menetapkan merek, hal berikut ini perlu diperhatikan : 1) Mudah diingat 2) Menimbulkan kesan positif 3) Tepat untuk promosi (Dr. H. Buchari Alma, 2000 : 107)

Untuk lebih jelasnya ketiga hal tersebut diatas, akan diuraikan satu persatu sebagai berikut : 1) Mudah diingat Memilih merek atau cap sebaiknya yang mudah diingat, baik kata-kata maupun gambarnya atau kombinasinya, sebab dengan demikian pelanggan atau calon pelanggan mudah mengingatnya. 2) Menimbulkan kesan positif Dalam penetapan/pemilihan merek diusahakan untuk menimbulkan kesan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan jangan sampai terkesan negatif. 3) Tepat untuk promosi Merek yang mudah diingat dapat menimbulkan kesan positif, lebih-lebih lagi jika nama dan gambar indah dan menarik akan tepat untuk promosi. Apalagi kalau nama merek tersebut enak diucapkan dan elok untuk dipandang. Ciri-ciri merek yang baik (Dr. H. Buchari Alma, 2000 : 107) 1) Pendek/singkat 2) Sederhana 3) Mudah dieja 4) Mudah diingat 5) Enak dibaca 6) Tak ada hal yang negatif 7) Tak ketinggalan zaman 8) Ada hubungannya dengan barang dagangan 9) Bila dieksport gampang dibaca oleh orang luar negeri. 10) Tidak menyinggung perasaan orang / kelompok orang 11) Memberi sugesti penggunaan produk tersebut Selain hal diatas Menurut Fandi Tjiptono, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, yaitu : 1) Merek harus khas atau unik. 2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya. 3) Merek harus menggambarkan kualitas produk. 4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain. 6) Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk. (Fandi Tjiptono, 2005 : 106) Pemilihan merek harus dipikirkan secara seksama, cermat dan hati-hati dengan mengakomodasi beberapa hal diatas. Karena bagaimanapun merek yang dipilih untuk suatu produk barang atau jasa mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Semua produsen menginginkan agar barang atau jasa yang diproduksinya tersebut semuanya menggunakan merek dari produsen. Tapi ternyata ada juga produsen yang menjual hasil produksinya tanpa merek. Hal ini dilakukan oleh produsen karena telah menjual secara maksimal tapi ternyata kapasitas dari mesin produksinya belum terpakai semuanya. Jadi produsen terpaksa menjual produknya tanpa merek, selanjutnya ada penyalur yang menjual barang tersebut dengan merek mereka dan ada pula penyalur yang menjual produk tersebut tetap tanpa merek. Para penyalur yang membeli produk tersebut (tanpa merek, kemudian menjualnya dengan merek mereka sendiri). Hal ini menjadikan retailer tersebut mendapat untung besar, karena membeli dengan harga murah (tanpa merek) dan kemudian menjualnya dengan merek

mereka dengan harga seperti produk pesaing. Hal ini sulit didapat kalau memproduksi sendiri. Banyak sekali contohnya di toko-toko/supermarket yang menjual berbagai produk (misalnya minyak goreng, tissue, air kemasan, dsb) dengan merek sendiri. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan antara produk dan merek (Aaker, 1996) yaitu : 1) Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan produk 2) Merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antara perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk. 3. Ekuitas Merek Merek menawarkan sejumlah manfaat kepada pelanggan dari perusahaan. Merek merupakan aset tak berwujud yang bernilai, dan harus dikelola secara cermat. Kunci untuk menentukan merek adalah konsumen memahami perbedaan diantara merek-merek dalam sebuah kategori produk. Ekuitas merek (dari segi efek pemasaran). Adalah berhubungan dengan fakta bahwa hasil berbeda yang dihasilkan dalam pemasaran sebuah produk atau jasa disebabkan karena mereknya, bila dibandingkan dengan hasil yang didapatkan jika produk dan jasa yang sama itu tidak diidentifikasi oleh merek tersebut (Kotler, Keller, 2007 hal 364). D. KESIMPULAN Dari berbagai pendapat dan penjelasan diatas / bab terdahulu, maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut : - Bahwa tidak semua produk barang atau jasa itu menggunakan merek tertentu. Ada produsen yang memproduksi barang atau jasanya polos tanpa merek, selanjutnya penyalur ada yang membuat merek sendiri kemudian dijual lagi atau penyalur yang menjual secara polos tanpa merek. Contoh untuk produk minyak, alat-alat rumah tangga, dsb. Tapi sebagian besar produk barang dan jasa menggunakan merek, dan ternyata akan sangat berguna bagi produsen dalam pemasarannya. Sehingga hal ini akan sangat membantu penjualan barang dan jasa yang diproduksi produsen. - Untuk membuat dan menetapkan merek barang atau jasa diperlukan beberapa patokan sebagai berikut mudah diingat, menimbulkan kesan positif, tepat untuk promosi serta memenuhi ciri-ciri : pendek/singkat, sederhana, mudah dieja dan diingat, enak dibaca dan tidak ketinggalan zaman - Untuk dapat bertahan lama dan tidak ketinggalan zaman, peran bagian riset dan pengembangan (R & D) harus dioptimalkan kerjanya sehingga barang atau jasa merek tersebut tidak ketinggalan zaman dan selalu menang dalam persaingan. Selain itu faktor yang sangat penting dipertimbangkan terus menerus dikaji masalah efisiensinya, karena merek adalah merupakan aset tak berwujud yang sangat bernilai bagi produsen, maka merek harus dikelola secara cermat dan terus menerus tidak boleh berhenti. DAFTAR PUSTAKA Aaker DA, Building Strong Brands, The Free Press, New York. Assauri Sofyan, 2002, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Rajawali Grafindo Basu Swasta, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberti Buchari Alma, 2000, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung, Alfabeta. Cature Rismawati, 2006, Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta Djaslim Saladin, 2002, Intisari dan Unsur-Unsur Pemasaran, Bandung, Lindakarya

Fandy Tjiptono, 2004, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi. Indriyo Gitosudarmo, 1997, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta, BPFE UGM. Indriyo Gitosudarmo, Pengantar Bisnis, 2000, Yogyakarta, BPFE UGM. Irawan, Farid Wijaya, 1998, Pemasaran Prinsip dan Kasus, Yogyakarta, BPFE UGM. Philip Kotler, AB Susanto, 2001, Manajemen Pemasaran Indonesia, Jakarta, Salemba Empat. Philip Kotler, 1998, Manajemen Pemasaran, Edisi Revisi, Jakarta, PT Prenhallindo. Suad Musna, 2002, Manajemen Pemasaran Warren J. Keegan, 2007, Manajemen Pemasaran Global Edisi Ke-enam, Jilid2, Jakarta, PT. INDEKS.