Yth. Anggota Komisi XI DPR RI, Ibu Indah Kurnia, Para Pelaku Industri Perasuransian, Para hadirin sekalian Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya kita dapat hadir pada acara Sosialisasi Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Industri keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian nasional. Pemerintah memberikan perhatian yang serius pada kegiatan industri keuangan, dalam hal ini adalah industri perasuransian. Perhatian tersebut tercermin dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian sebagaimana telah diundangkan dan berlaku pada 17 Oktober 2014 menggantikan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang telah berlaku selama 22 tahun. Terdapat tiga peran penting industri asuransi dalam perekonomian. Pertama, industri asuransi menyediakan sarana pengalihan dan penyebaran risiko secara efisien, yang merupakan salah satu komponen esensial untuk mewujudkan pertumbuhan dalam perekonomian. Kedua, keberadaan industri asuransi yang sehat dan kokoh dapat mengurangi kebutuhan akan intervensi pemerintah, melalui program penjaminan ataupun penggunaan dana anggaran belanja negara, dalam hal terjadi bencana yang besar. Ketiga, asuransi menjadi sarana pengumpulan dana jangka panjang yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Memperhatikan perannya yang penting dalam perekonomian,
diharapkan industri asuransi Indonesia tumbuh secara sehat, kokoh dan kompetitif. OJK sebagai pelaksana tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di bidang perasuransian tidak akan lelah untuk bertindak dan mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam upaya membenahi dan menumbuhkan industri asuransi di Indonesia. Memang bukan hal yang mudah dan dapat dilakukan dalam sekejap, namun upaya ini akan menjadi kontribusi yang sangat signifikan bagi perekonomian nasional. Industri perasuransian di Indonesia adalah salah satu industri yang dapat dikategorikan sangat dinamis. Kedinamisan industri perasuransian dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya seperti struktur industri yang semakin berkembang, peningkatan volume premi di setiap tahunnya, bertambahnya jumlah tertanggung, semakin bervariasinya produk yang ditawarkan, dan semakin besarnya jumlah kekayaan, investasi dan permodalan dari industri perasuransian itu sendiri. Dinamisnya industri perasuransian juga tidak terlepas dari semakin tingginya permintaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi sendiri. Asuransi syariah, unit link, dan berbagai bentuk asuransi baru lainnya lahir adalah karena tingginya kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Tanpa membandingkan dengan negara-negara lain yang lebih maju industri asuransinya, telah nyata di depan kita suatu tantangan untuk lebih memajukan industri asuransi Indonesia dan lebih meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional. Dengan memperhitungkan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran populasi Indonesia serta tingginya investasi pihak asing, saya melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar bagi industri asuransi Indonesia. Untuk merealisasikan potensi tersebut, tentu diperlukan komitmen dan integritas yang tinggi dari seluruh insan industri asuransi Indonesia serta ditunjang dengan penyesuaian peraturan
dengan perkembangan usaha perasuransian dan standar praktik yang baik yang berlaku secara internasional. Untuk lebih meningkatkan peran industri asuransi Indonesia, kita harus meningkatkan kualitas perusahaan perasuransian Indonesia, transparansi transaksi asuransi dan keyakinan masyarakat akan kelangsungan hidup perusahaan perasuransian Indonesia. Langkah lebih konkret untuk meningkatkan peran industri asuransi Indonesia, menurut pendapat saya, dapat difokuskan pada empat program, yaitu: (1) penerapan prinsip -prinsip good corporate governance dan manajemen risiko pada perusahaan perasuransian, (2) peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia perasuransian, (3) penguatan kapasitas finansial perusahaan perasuransian untuk menyerap risiko dan mengembangkan usaha, serta (4) penyempurnaan infrastru ktur usaha seperti standar akuntansi, standar aktuaria, dan teknologi informasi. Dilengkapi dengan program peningkatan pemahaman dan keyakinan masyarakat akan asuransi serta program peningkatan kualitas pengaturan dan pengawasan usaha perasuransian, saya yakin keempat program di atas akan dapat mengarahkan industri asuransi Indonesia menjadi lebih besar, berperan lebih penting dalam perekonomian dan sanggup berkompetisi dalam lingkungan perekonomian baru yang lebih global. Di negara-negara lain sudah dikembangkan model microinsurance yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah serta mekanisme asuransi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Saya yakin keduanya sudah cukup dipahami oleh pelaku usaha asuransi Indonesia, namun belum cukup dikembangkan untuk mengatasi sebagian hambatan di atas. Untuk itu, undang-undang ini memberikan kepastian hukum yang lebih baik bagi perkembangan industri perasuransian syariah, para penyelenggara usaha perasuransian syariah, pemegang polis/tertanggung, peserta, regulator, dan Pemerintah serta masyarakat pada umumnya.
Terkait dengan pendapat mengenai rendahnya pemahaman dan keyakinan masyarakat Indonesia akan asuransi, saya memperhatikan kesadaran para pelaku industri asuransi Indonesia untuk mengatasi hal tersebut mulai tumbuh. Untuk itu, edukasi masyarakat mengenai asuransi sungguh tepat dan perlu ditingkatkan. Selain itu, perlindungan bagi pemegang polis, tertanggung atau peserta telah diwujudkan dengan adanya ketentuan yang mewajibkan perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah menjadi peserta program penjaminan polis serta penguatan keberadaan lembaga mediasi yang independen dan imparsial yang telah diatur dalam Undang-undang ini, diharapkan akan dapat menumbuhkan keyakinan masyarakat akan kesiapan industri ini untuk meningkatkan kewajaran dan keadilan dalam penanganan klaim. Walaupun demikian, saya tetap mengharapkan adanya investasi yang lebih besar dan terobosan terobosan baru dari para pelaku industri asuransi untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan masyarakat Indonesia akan asuransi. Terkait dengan hal kompetisi dalam lingkungan perekonomian global, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan hadirnya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini. Memperhatikan perkembangan pembicaraan di antara negara-negara ASEAN, saya membayangkan lingkungan perekonomian yang hampir tanpa batas geografis dan sangat cair. Produsen barang dan jasa dengan mudah memasuki wilayah negara lain untuk mendapatkan pasar baru dan, sebaliknya, konsumen pun tidak dapat dihalangi untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi di negara lain. Berkenaan dengan kehadiran AEC ini, saya mendorong para pelaku industri asuransi Indonesia untuk berbenah dan menyiapkan diri secara lebih baik dan sungguh-sungguh. Konsolidasi dan reformasi perlu menjadi prioritas agar tidak kehilangan kesempatan untuk menyetarakan diri dengan pesaing dari negara-negara ASEAN.
Di tengah kebebasan perdagangan barang dan jasa di lingkungan ASEAN, saya berharap para pelaku usaha perasuransian Indonesia dapat tetap menjadi pilihan utama dan terpercaya untuk kebutuhan perlindungan asuransi masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, para pelaku usaha perasuransian Indonesia saya harapkan juga dapat memanfaatkan keterbukaan pasar ASEAN untuk memetik keuntungan tambahan secara wajar. Sebelum saya akhiri sambutan ini, saya ucapkan selamat mengikuti acara sosialisasi ini, dan sekaligus saya ingin berpesan, mari kita tingkatkan pelayanan sebaik-baiknya kepada tertanggung karena dengan cara seperti itulah industri asuransi akan semakin dikenal oleh kalangan masyarakat yang lebih luas. Marilah berbisnis sesuai dengan koridorkoridor yang telah ditentukan oleh peraturan-peraturan yang ada. Semoga, dengan adanya Undang-undang Perasuransian yang baru ini dapat menjadi pegangan kita bersama untuk mengantarkan industri asuransi Indonesia menjadi industri jasa keuangan yang handal dan mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan ketangguhan perekonomian nasional serta mampu bersaing di tingkat internasional. Sekian dan terima kasih, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta, 19 Januari 2015 Firdaus Djaelani Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa Keuangan