Metodologi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

Analisis dan Pembahasan

ANALISIS PENGARUH INTERAKSI TANAH STRUKTUR PONDASI DAN BASEMENT TERHADAP FAKTOR AMPLIFIKASI RESPON SPEKTRA PERMUKAAN TESIS

MIKROZONASI GEMPA UNTUK KOTA SEMARANG TESIS MAGISTER. Oleh : OKKY AHMAD PURWANA

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1

RESIKO GEMPA PULAU SUMATRA DENGAN METODA PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANAL YSIS (PSHA) THESIS MAGISTER OLEH: D. PRAHERDIAN PUTRA

NURRACHMAD WIJAYANTO NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS RESIKO GEMPA DAN RESPON SPEKTRA DESAIN KOTA JAKARTA DENGAN PEMODELAN SUMBER GEMPA 3-DIMENSI. TESIS MAGISTER Oleh : PRAMONO ARIEF PUJITO

ANALISA DEFLEKSI LATERAL TIANG GRUP PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN SOFTWARE LPILE PLUS 4.0

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

STUDI ANALISIS RESIKO GEMPA DAN MIKROZONASI KOTA JAKARTA TESIS MAGISTER. Oleh: HENDRIYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. gempa yang mengguncang di beberapa bagian wilayah Indonesia. Hal ini

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN

dengan metode Flansen memberikan hasil yang lebih baik jika

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG

DESAIN PONDASI TAHAN GEMPA dan LIQUEFACTION untuk NEW HOTEL AMBACANG dengan SANSPRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ANALISIS STABILITAS LERENG PADA TIMBUNAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. Garup Lambang Goro Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

PENGANTAR PONDASI DALAM

ANALISA RESIKO GEMPA DENGAN TEOREMA PROBABILITAS TOTAL UNTUK KOTA-KOTA DI INDONESIA YANG AKTIFITAS SEISMIKNYA TINGGI

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu bangunan tahan gempa, filosofi yang banyak. digunakan hampir di seluruh negara di dunia yaitu:

Teknik, 36 (1), 2015, PERSEPSI PENGEMBANGAN PETA RAWAN GEMPA KOTA SEMARANG MELALUI PENELITIAN HAZARD GEMPA DETERMINISTIK

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada

ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA (SNI )

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

DESAIN STRUKTUR PORTAL DINDING GESER DENGAN VARIASI DAKTILITAS SKRIPSI. Oleh : UBAIDILLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

Gambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

BAB III KONSEP PEMBEBANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

PENGARUH PENGGUNAAN SEISMIC BASE ISOLATION SYSTEM TERHADAP RESPONS STRUKTUR GEDUNG HOTEL IBIS PADANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

TINJAUAN PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG THE 18 OFFICE PARK JAKARTA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMA PERNYATAAN KATAPENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER. Oleh: MOHAMAD WAHYONO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. Perancangan bangunan sipil terutama gedung tingkat tinggi harus

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSIAPAN PERENCANAAN JEMBATAN SELAT SUNDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SITE SPECIFIC RESPONSE SPECTRA GEMPA BERDASARKAN PARAMETER DINAMIS TANAH UNTUK WILAYAH CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR & TEKNIK GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

Transkripsi:

Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pendahuluan Beban gempa dari batuan dasar (Peak Base Acceleration, PBA) akan dirambatkan ke permukaan tanah melalui media lapisan tanah, pondasi bangunan dan konstruksi basement. Beberapa penelitian yang telah dilakukan para ahli telah dipaparkan pada bab II, yaitu tinjauan pustaka. Metode analisis perambatan beban dinamik memperhatikan respon interaksi tanah struktur. Analisis dilakukan dengan berdasar pada 2 (dua) tahap penyelesaian yaitu respon kinematik dan respon inertial yang sudah teraplikasi secara metode numerik, dalam hal ini adalah metode elemen hingga, pada program Plaxis Dynamics versi 8.2. Satu hal mendasar yang menunjukkan kelebihan dari penggunaan metode numerik adalah bahwa melalui konsep diskritisasi, metode numerik memberikan permodelan yang mendekati keadaan sebenarnya. Parameter yang diperoleh setelah melalui langkah-langkah analisis dengan menggunakan program Plaxis Dynamics versi 8.2 ini adalah Time History Acceleration. Dengan menggunakan program Seismosignal, respon spektra di permukaan tanah dapat dibangun dari data Time History Acceleration ini. Respon spektra adalah data yang kemudian dipakai sebagai parameter yang menentukan beban gempa untuk perencanaan bangunan konstruksi di atasnya. Penentuan beban gempa yang bekerja di batuan dasar diperoleh melalui Probabilistic Seismic Hazard Analysis untuk lokasi kota Jakarta. Ketika gempa terjadi di lapisan kerak bumi maka gelombang yang dihasilkan akan dicatat oleh peralatan pencatat gempa. Beban gempa yang tercatat ini, bila belum berbentuk Time History Acceleration maka harus melalui proses perhitungan sehingga diperoleh beban dinamik dalam bentuk Time History Acceleration. 32

Penggunaan variasi parameter sebagai data masukan pada program Plaxis Dynamics versi 8.2, dimaksudkan untuk memperoleh beberapa kasus penelitian yang kemudian dapat dibandingkan antara satu kasus dengan lainnya sehingga diharapkan apa yang dimaksudkan melalui penelitian ini dapat lebih mudah dipahami. III.2 Tahap Penelitian Penelitian ini akan mengikuti tahapan sebagai berikut, 1. Menggunakan data gempa hasil penelitian dari PRI ITB (Pusat Rekayasa Industri Institut Teknologi Bandung) yang diperoleh melalui Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) untuk lokasi kota Jakarta. 2. Menentukan dimensi basement, pondasi grup tiang dan struktur bangunan atas untuk suatu konstruksi bangunan 5 (lima) lantai. Hal ini berhubungan karakteristik kondisi free-field, struktur tertanam, struktur tertanam struktur atas dalam pengaruhnya terhadap respon interaksi tanah struktur. 3. Merambatkan PBA ini ke permukaan tanah menggunakan program Plaxis Dynamics versi 8. III.3 Parameter Analisis Parameter analisis akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh melalui penelitian ini mengingat bahwa variasi dari parameter data input/masukan pada program Plaxis Dynamics versi 8.2, akan memberikan kombinasi-kombinasi kasus tertentu. a. Tanah Tanah akan dianalisis menurut 3 (tiga) kelas tanah dari UBC (Uniform Building Code), 1997, yaitu: 1. S c, batuan lunak atau tanah keras. Dengan karakteristik: 33

a. Cepat rambat gelombang geser 360 m/dt < v s < 760 m/dt, atau b. (N 1 ) 60 > 50, atau c. S u 2000 psf. 2. S D, tanah sedang. Dengan karakteristik: a. Cepat rambat gelombang geser sebesar 180 < vs 360 m/dt, atau b. 15 (N1)60 50, atau c. 1000 psf Su 2000 psf. 3. S E, tanah lunak. Dengan karakteristik: a. Cepat rambat gelombang geser sebesar vs 180 m/dt, atau b. Lempung dengan PI > 20%, w 40%, atau c. S u < 500 psf. Meskipun tanah berada dalam satu kelas yang sama namun terdapat variasi pada nilai cepat rambat gelombang geser (s-waves). Hal ini terjadi karena karakteristik cepat rambat gelombang-s yang semakin meningkat secara linier terhadap kedalaman tanah. b. Konstruksi basement Konstruksi basement dengan lantai beton setebal 0.5 m dan dinding beton 0.4 m. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan pengaruh basement adalah dimensi basement yang berpengaruh terhadap kekakuan struktur tersebut. Kedalaman basement adalah 10 m dari permukaan tanah. c. Pondasi bangunan Pondasi adalah pondasi beton tiang pancang grup. Perbedaan dimensi pondasi akan memberi nilai kekakuan pondasi yang berbeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini, diameter pondasi, di-variasi-kan sebesar 0.8 m, 1.0 m dan 1.2 m. Kedalaman pondasi adalah 30 m dari permukaan tanah. 34

d. Kedalaman batuan dasar. Variasi pada kedalaman batuan dasar akan menentukan besar amplifikasi yang akan dialami oleh beban gempa ketika tiba di permukaan tanah. Kedalaman batuan dasar adalah 250 m dari permukaan tanah. e. Besar beban gempa Variasi pada nilai beban gempa di batuan dasar akan memberikan ilustrasi mengenai beban gempa yang mungkin terjadi pada beberapa zona gempa di Indonesia. Beban gempa 0.1 g, 0.2 g dan 0.3 g adalah bersesuaian dengan kategori zona 2, 4 dan 6 di Indonesia (standar SNI-1726, 2002 untuk Percepatan Maksimum di Batuan Dasar di Indonesia untuk periode ulang 500 tahun). f. Motion gempa yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada 2 (dua) mekanisme gempa, yaitu subduction (subduksi) dan shallow crustal (kerak dangkal). III.4 Analisis Dinamik Analisis Dinamik dilakukan dengan metode numerik yaitu metode elemen hingga menggunakan Program Plaxis Dynamics versi 8. III.5 Hasil Analisis Hasil analisis yang diharapkan dalam penelitian ini akan diuraikan seperti dibawah ini dan akan ditampilkan pula kombinasi-kombinasi penelitian yang akan dilakukan. A. Untuk mekanisme subduction 1. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan jenis tanah terhadap interaksi tanah pondasi grup basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan: 35

No. Tanah φ Τiang Batuan Dsr 1 Keras 1 10 Ada 50 0.1 2 Sedang 1 10 Ada 50 0.1 3 Lunak 1 10 Ada 50 0.1 2. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan kekakuan tiang pancang terhadap interaksi tanah pondasi grup basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan: No. Tanah φ Τiang Bat. Dsr 4 Sedang 0.8 10 Ada 50 0.2 5 Sedang 1 10 Ada 50 0.2 6 Sedang 1.2 10 Ada 50 0.2 7 Sedang Free field Ada 50 0.2 3. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan beban gempa terhadap interaksi tanah pondasi grup basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan: No. Tanah φ Τiang Bat. Dsr 8 Sedang 1 10 Ada 50 0.1 9 Sedang 1 10 Ada 50 0.2 10 Sedang 1 10 Ada 50 0.3 4. Untuk mengetahui pengaruh adanya struktur bila dibandingkan dengan tidak adanya struktur (free-field), dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan: No. Tanah φ Τiang Bat. Dsr 11 Sedang 0.8 10 Tidak Ada 50 0.2 12 Sedang 0.8 10 Ada 50 0.2 13 Sedang Free field 50 0.2 36

5. Untuk mengetahui pengaruh dari adanya struktur tertanam besmen dan pondasi terhadap faktor amplifikasi respon spektra permukaan pada tanah lempung lunak, sedang dan kaku untuk beban gempa 0.1 g, 0.2 g dan 0.3 g, maka dilakukan kombinasi pada tinjauan titik B: No. Tanah φ Τiang Batuan Dsr 14 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1 15 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1 16 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1 17 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.1 18 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.1 19 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.1 20 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2 21 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2 22 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2 23 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.2 24 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.2 25 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.2 26 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3 27 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3 28 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3 29 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.3 30 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.3 31 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.3 B. Untuk mekanisme shallow crustal (kerak dangkal). Untuk mekanisme gempa secara shallow crustal, dilakukan kombinasi seperti pada mekanisme subduction (subduksi). Hasil yang akan ditampilkan oleh program Plaxis Dynamics versi 8 berupa nilai tegangan, gaya, perpindahan, percepatan dan kecepatan sebagai fungsi waktu. Hasil yang berupa nilai percepatan terhadap fungsi waktu diubah menjadi respon spektra permukaan menggunakan program SeismoSignal. Hasil ini akan 37

menunjukkan pengaruh dari analisis yang mempertimbangkan konstruksi tertanam terhadap analisis yang hanya meninjau kondisi free field. 38