Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Series Active Power Filter Tiga Fasa

dokumen-dokumen yang mirip
Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Aplikasi Fuzzy Logic Controller untuk Active Power Filter Tiga Fasa Tipe Shunt

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter

MENGHILANGKAN DISTORSI YANG DISEBABKAN PEMBEBANAN NONLINIER RANGKAIAN RL, RC DAN RLE

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

Peredaman Resonansi Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan Industri Menggunakan Filter Hybrid Dengan Konduktansi Variable

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. Kata kunci: harmonisa, Ramptime Current Controlled, Active Power Filter, Hybrid Active Power Filter, MATLAB, jala-jala satu fasa.

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

PENGATURAN ARUS KOMPENSASI UNTUK PEMBEBANAN NONLINIER PADA SISTEM FILTER AKTIF TIGA FASE

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN TAPIS DAYA AKTIF PARALEL DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER BERTINGKAT SEBAGAI METODE PERBAIKAN ARUS SUMBER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Desain Penggunaan Filter Aktif Seri Berbasis Fuzzy Polar Untuk Mengurangi Harmonisa Pada PT Tabang Coal. Oleh : I Wayan Adi Harimbawa

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

MODEL ANALISA BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK MENGURANGI DISTORSI HARMONISA PADA GEDUNG PUSAT KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

Sistem Cerdas Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa untuk Mereduksi Harmonisa dan Tegangan Tidak Seimbang

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISASINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM)

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

Desain dan Simulasi Filter Aktif Shunt Multilevel Inverter untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Penggunaan Beban Non Linear

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

Simulasi Filter Pasif dan Perbandingan Unjuk Kerjanya dengan Filter Aktif dan Filter Aktif Hibrid dalam Meredam Harmonisa pada Induction Furnace

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF

Penggunaan Inverter sebagai Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

Desain Sistem Photovoltaic (PV) Terhubung Dengan Grid Sebagai Filter Aktif

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

BAB 5 SIMULASI INVERTER PWM LIMA-FASA

ANALISIS PENGGUNAAN FILTER AKTIF SHUNT UNTUK MENANGGULANGI THD DI RSUP SANGLAH

TUGAS AKHIR ANALISA HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA TRAFO DI APARTEMEN CASABLANCA

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP

Penyearah (rectifier) Permasalahan yang ditimbulkan oleh harmonisa Permasalahan Harmonisa pada Transformator...

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

Transkripsi:

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Series Active Power Filter Tiga Fasa Hanny H. Tumbelaka, Thiang, Marselin Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236 e-mail: tumbeh@petra.ac.id, thiang@petra.ac.id, m23407022@john.petra.ac.id Abstrak Pada dasarnya gelombang tegangan yang didistribusikan ke beban adalah gelombang sinusoidal murni. Namun bagaimana jika terdapat sumber tegangan yang justru mendistribusikan tegangan tiga fasa yang tidak seimbang dan tidak sinusoidal karena gelombang tegangan tersebut terdistorsi. Sudah tentu sinyal yang terdistorsi itulah yang juga akan diterima oleh konsumen. Fenomena penyimpangan gelombang ini disebut harmonisa. Harmonisa pada sistem tenaga listrik ini dapat diatasi dengan menggunakan Series Active Power Filter. Series Active Power Filter yang digunakan adalah tipe Voltage Source Inverter (VSI) tiga fasa. Metode kompensasi jaringan saraf tiruan digunakan sebagai rangkaian kontrol untuk menghasilkan tegangan referensi Series Active Power Filter yang diperoleh dari tegangan sumber yang tidak seimbang dan terdistorsi harmonisa. Jaringan saraf tiruan menentukan amplitudo dari komponen sinus dan kosinus tegangan referensi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Series Active Power Filter tiga fasa dengan metode kompensasi jaringan syaraf tiruan secara efektif mampu menghilangkan harmonisa dan menghasilkan tegangan tiga fasa yang sinusoidal dan seimbang yang akan diterima oleh beban. Kata kunci: Series Active Power Filter, Harmonisa, Jaringan Syaraf Tiruan 1. Pendahuluan Daya merupakan kombinasi dari nilai tegangan dan arus yang dibangkitkan. Idealnya, bentuk gelombang tegangan dan arus yang dibangkitkan berbentuk gelombang sinusoidal yang mulus. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukan bahwa bentuk gelombang tegangan maupun arus tidak semulus yang diinginkan. Terdapat tegangan listrik tiga fasa tidak seimbang dan terdistorsi oleh harmonisa. Hal ini akan menurunkan kualitas daya listrik karena beban akan menerima supply tegangan yang tidak sinusoidal. Salah satu cara untuk mengurangi harmonisa adalah dengan menggunakan filter. Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat digunakan komponen pasif (R, L, C) dan komponen aktif (transistor). Penggunaan Filter Pasif untuk mengatasi permasalahan harmonisa memiliki banyak kelemahan antara lain hanya dapat digunakan untuk memfilter satu frekuensi harmonisa (single tune). Hal ini berarti membutuhkan sejumlah filter untuk mengatasi sejumlah arus harmonisa. Filter ini tidak fleksible pada kondisi dinamis dan dapat menimbulkan resonansi paralel pada sistem tenaga, memiliki desain ukuran dan berat induktor L dan C yang cukup besar untuk memfilter harmonisa, serta memiliki karakteristik filter L-C yang sangat dipengaruhi oleh impedansi sistem yang sulit diketahui secara pasti karena selalu berubah terhadap konfigurasi jaringan. Untuk mengatasi kelemahan yang ditimbulkan Passive Power Filter [1][2], maka digunakan Active Power Filter. Oleh karena itu akan diteliti penggunaan Active Power Filter untuk menghilangkan harmonisa. Jenis Active Power Filter yang digunakan pada kompesasi ini adalah Series Active Power Filter. Banyak sekali metode yang digunakan untuk mengkompensasi tegangan atau arus yang terdistorsi oleh harmonisa. Diharapkan bahwa metode yang digunakan dapat membantu menghasilkan tegangan atau arus anti harmonisa yang sesuai untuk diinjeksi ke sistem yang terganggu. Perkembangan saat ini, teknik artificial intelligence khususnya teknik jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) [3] mulai diterapkan untuk mendeteksi harmonisa, dan dirasa cukup efektif penggunaannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai aplikasi Series Active Power Filter tiga fasa yang bekerja dengan cara menginjeksikan tegangan anti harmonisa yang bertujuan untuk menghilangkan harmonisa dan ketidakseimbangan sumber tiga fasa pada sistem tenaga listrik dengan metoda jaringan syaraf tiruan. 2. Konfigurasi Series Active Power Filter Series Active Power Filter adalah filter yang terhubung seri dengan jaringan distribusi menggunakan matching transformer satu fasa sehingga dapat mengkompensasi distorsi tegangan harmonik. Inberter yang digunakan adalah Voltage Source Inverter (VSI) yang terdiri atas 6 buah IGBT dengan Dioda anti-paralel. Pada sisi DC dipasang kapasitor dan pada sisi AC terpasang induktor. VSI dioperasikan dengan mengontrol

tegangan induktor sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tegangan referensi yang dikehendaki. Untuk melihat apakah output tegangan inverter sama dengan tegangan referensi dipasang sensor tegangan pada sisi output (AC) dari VSI. Output dari sensor tegangan inverter kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi. Jika tegangan inverter sama dengan tegangan referensi maka errornya adalah 0, error tersebut dijumlahkan dengan tegangan referensi sehingga Pulse Width Modulation (PWM) menghasilkan pulsa untuk terus memicu IGBT agar inverter terus menghasilkan tegangan invers yang sama dengan tegangan referensi. Tegangan referensi diperoleh dari selisih antara tegangan sumber harmonik dengan tegangan fundamental yang dihasilkan oleh jaringan syaraf tiruan. Prosesnya dimulai dari mendeteksi tegangan sumber tiga fasa yang tidak seimbang dan mengandung harmonisa menggunakan sensor tegangan. Tegangan ini kemudian diproses untuk memisahkan komponen fundamental dan komponen harmonisa menggunakan metoda jaringan syaraf tiruan [4]. Output dari jaringan saraf tiruan yang berupa tegangan fundamental inilah yang akan dibandingkan dengan tegangan sumber untuk menghasilkan tegangan referensi yang adalah komponen harmonisa. Komponen harmonisa ini digunakan untuk mengontrol tegangan induktor dari VSI. Dengan demikian VSI menghasilkan tegangan anti harmonisa yang melawan tegangan harmonisa yang dihasilkan oleh sumber sehingga tegangan yang disupply ke beban menjadi sinusoidal dan seimbang. Blok diagram Series Active Power Filter dapat dilihat pada gambar 1. [5]. Tegangan pada sisi DC harus dipertahankan konstan dengan menggunakan kontrol PI (Proportional Integral). Jika tidak, maka rugi-rugi pada rangkaian akan menyebabkan tegangan DC-bus akan menurun [4]. 3. Metode Jaringan Syaraf Tiruan 3.1. Prinsip Dasar Series Active Power Filter dengan Kontrol Jaringan Saraf Tiruan Beberapa sinyal periodik dapat digambarkan sebagai penjumlahan komponen sinus dan kosinus. Konsep ini menjadi dasar dari perancangan arsitektur jaringan syaraf tiruan dalam mengestimasi komponen harmonisa dan ketidakseimbangan pada sumber tegangan tiga fasa [7]. Sumber yang membangkitkan tegangan harmonisa dapat digambarkan sebagai: dimana N V ( t) = V0 + ( an sin( nω t) + bn cos( nωt)) (1) a n dan n n= 1,2,... b merupakan amplitudo dari komponen sinus dan cosinus dari sumber tegangan harmonisa. Tegangan sumber harmonisa dapat dinyatakan dengan persamaan: V ( t) = W X ( t) (2) dimana matriks bobot: [ a b, a, b... ] W = 1, 1 2 2 a n, b n (3) dan vektor input sinus/kosinus: [ sin( ωt),cos( ωt)...sin( nωt ),cos( nω )] X( t) = t (4) Berdasarkan persamaan di atas, maka arsitektur dari kompensasi jaringan syaraf tiruan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Konfigurasi Series Active Power Filter Agar rangkaian dapat bekerja dengan stabil dan arus dapat mengalir, maka tegangan VSI pada sisi DC harus lebih besar daripada tegangan peak-to- peak pada sisi AC Gambar 2. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

Arsitektur jaringan syaraf tiruan seperti pada gambar 2, pada dasarnya adalah jaringan saraf tiruan ADALINE (Adaptive Linear Neuron) yang dikembangkan oleh Widrow dan Marcian Hoff menggunakan Single Layer Network yang terdiri dari satu layer input dan satu layer output [5]. Gambar 2 menunjukan jaringan syaraf tiruan yang memiliki N pasang input tegangan yang terdiri dari input sinus dan input kosinus dan dibagi dalam komponen fundamental dan komponen harmonisa. Bobot (W) dari setiap input diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai amplitudo tegangan fundamental dan tegangan harmonisa. Dengan penyesuaian yang berulang-ulang terhadap nilai bobot menyebabkan Jaringan syaraf tiruan mengalami proses training (belajar). Pada setiap pembelajaran, input tegangan (V s ) diberikan ke jaringan. Jaringan akan memproses dan mengeluarkan output tegangan estimasi (V est ). Selisih antara output jaringan (V est ) dengan target (input V s ) merupakan error e(k) yang terjadi. Jaringan akan memodifikasi bobot sesuai dengan error (kesalahan) tersebut. Dengan demikian bila e(k) telah menjadi nol atau mendekati nol, maka tegangan estimasi menyerupai input tegangan sumber harmonik. Output dari jaringan syaraf tiruan adalah tegangan fundamental (V p ). Dari output jaringan syaraf tiruan tersebut dapat ditentukan tegangan referensi V c untuk diinjeksi ke Series Active Power Filter yang dapat dihitung dengan pengurangan tegangan sumber harmonisa V s dengan tegangan fundamental hasil estimasi V p. 3.2. Algoritma Training Widrow-Hoff untuk Jaringan Saraf Tiruan pada Series Active Power Filter Proses training dilakukan dengan menggunakan algoritma Widrow-Hoff dengan tujuan untuk meminimalkan besarnya error e(k) antara tegangan sumber V s (t) dan tegangan estimasi V est (k), dimana e(k) dapat dinyatakan dengan persamaan di bawah ini : e( k) = V V ( k) (5) s est Tegangan referensi V c (t) dari Active Power Filter akan diperoleh berdasarkan hasil dari perhitungan bobot. Prinsip dasar dari perhitungan bobot dengan algoritma jaringan syaraf tiruan dapat digambarkan sebagai berikut: Jaringan syaraf tiruan pada gambar 3 terdiri atas sebuah neuron, dimana bobot dari neuron dinyatakan sebagai W. Yang menjadi input dari sistem adalah tegangan sumber V s (t) yang dibangkitkan, sementara output-nya adalah tegangan fundamental V p (t) dan output dari sistem adalah tegangan referensi V c (t). Berdasarkan algoritma Widrow-Hoff, persamaan untuk memperbaharui bobot dapat dinyatakan sebagai berikut : W(n) = W ( n 1) + η VcrV ( n 1) (6) dimana : η V cr V ( n 1) = perubahan tegangan η = learning rate, 0 < η < 1 V cr ( n ) = V ( n) W ( n) V ( n) s Berdasarkan persamaan 6 maka desain kontrol dengan algoritma Widrow-Hoff dapat digambarkan seperti yang terlihat pada gambar 4. Proses pembelajan/training dari jaringan syaraf tiruan dengan metode pembelajaran Widrow-Hoff digunakan untuk memperoleh nilai dari bobot dengan nilai learning rate tertentu. Pada akhirnya tegangan referensi dari Series Active Power Filter dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini : ( t) = Vs ( t) WV ( t) (7) V c Gambar 4. Rangkaian Kompensasi V C (t) Berdasarkan persamaan 7 maka pemodelan rangkaian kontrol pada Matlab Simulink untuk memperoleh nilai bobot W dengan algoritma Widrow-Hoff dapat digambarkan sebagai berikut: s Gambar 3. Perhitungan Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Gambar 5. Rangkaian Kompensasi Jaringan Syaraf Tiruan dalam Matlab Simulink

4. Hasil Simulasi Series Active Power filter dengan metode kompensasi Artifial Neural Network (Jaringan Syaraf Tiruan) disimulasikan menggunakan gabungan software PSIM dan Matlab Simulink. Untuk rangkaian series active power filter dimodelkan pada PSIM sedangkan metode kompensasinya menggunakan matlab simulink. Berikut ini adalah pembacaan sinyal sumber tegangan tiga fasa tak seimbang dan membangkitkan harmonisa: state dan menyerupai input tegangan sumber harmonisa (V s ). Dengan melihat gambar 6 dan gambar 7 maka berikut ini adalah error yang dihasilkan dari perbandingan V s dan V est : Gambar 9. Error e(k) Gambar 6. Sumber tiga fasa tak seimbang dan membangkitkan harmonisa Berikut ini adalah pembacaan sinyal oleh matlab simulink untuk input sumber tegangan harmonisa (V s ) dari jaringan listrik fasa a yang masuk ke sistem jaringan syaraf tiruan: Pada simulasi dihasilkan error dengan ripple yang cukup tinggi dari t = 0 hingga t = 0.04, namun setelahnya error semakin mendekati nol karena proses training yang dilakukan. Karena tegangan estimasi sudah menyerupai input tegangan harmonisa fasa a maka output tegangan fundamental yang merupakan output jaringan syaraf tiruan dapat ditentukan, dan berikut ini adalah pembacaan sinyalnya: Gambar 10. Tegangan fundamental (V p ) Gambar 7. Input sumber tegangan harmonisa fasa a Tegangan estimasi adalah total tegangan sinyal sinus kosinus yang dihasilkan oleh rangkaian jaringan syaraf tiruan yang diharapkan menghasilkan tegangan yang sama dengan input sumber tegangan harmonisa dengan gain (learning rate) 0.2. Berikut ini adalah pembacaan sinyal tersebut: Tegangan fundamental yang merupakan output jaringan syaraf tiruan ini identik dengan tegangan fundamental fasa a yang dibangkitkan pada sistem jaringan listrik dengan V rms 219.4 volt dan V peak 310.48 volt. Proses selanjutnya adalah menentukan tegangan referensi yang merupakan tegangan harmonisa murni melalui perbandingan antara sumber tegangan tiga fasa yang tak seimbang dan mengandung harmonisa dengan tegangan fundamental yang dihasilkan oleh jaringan saraf tiruan. Berikut ini adalah hasil simulasi untuk mendapatkan tegangan referensi tiga fasa: Gambar 8. Tegangan estimasi (V est ) yang dihasilkan jaringan syaraf tiruan Gambar 8 menunjukan output dari proses training jaringan syaraf tiruan. Dibutuhkan waktu sekitar 0.06 detik untuk menghasilkan tegangan estimasi yang steady Gambar 11. Tegangan referensi (V c ) tiga fasa

Tegangan referensi inilah yang akan diinjeksi ke VSI melalui PWM yang menghasilkan pulsa untuk memicu IGBT, dan proses ini akan berlangsung hingga tegangan invers yang dihasilkan oleh VSI semakin menyerupai tegangan referensi. Tegangan invers inilah yang kemudian akan diinjeksi ke sistem melaui trafo yang dihubungkan seri dengan sistem. Berikut ini adalah tegangan invers yang dihasilkan oleh rangkaian VSI: Gambar 12. Tegangan invers VSI yang diinjeksi ke sistem Tegangan invers menjadi tegangan anti harmonik dan ketidakseimbangan sumber sehingga ketika diinjeksi ke sistem, tegangan tiga fasa yang yang didistribusikan ke beban menjadi sinusoidal dan seimbang. Berikut ini adalah tegangan sistem tiga fasa setelah kompensasi dilakukan: Gambar 13. Tegangan sistem setelah dikompensasi 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi dan analisa yang dibuat dapat diperoleh beberapa kesimpulan dari sistem yang dibuat: 1. Komponen rangkaian jaringan syaraf tiruan (JST) baik dari Input sumber sinus Kosinus maupun learning rate, parameternya ditentukan secara manual, dan ketika tegangan sumber harmonisa diinjeksi ke jaringan saraf tiruan sebagai pembanding maka secara fleksible Jaringan syaraf tiruan beradaptasi dengan perubahan yang ada, melalui proses learning pada bobot W. 2. Dengan mengatur gain, time delay, dan amplitudo sinus kosinus input mempengaruhi tegangan estimasi, dengan pengaturan yang tepat dihasilkan tegangan estimasi yang menyerupai tegangan sumber harmonisa. Semakin meyerupai tegangan sumber harmonisa, semakin kecil error (k) yang dihasilkan dan diharapkan sama dengan nol. Ketika error sama dengan nol didapat arus referensi (arus harmonisa murni) yang dikehendaki yang akan diinjeksi ke VSI. 3. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rangkaian Series Active Power Filter tiga fasa dengan metode kompensasi jaringan syaraf tiruan secara efektif mampu mengatasi sumber tegangan tigafasa tak seimbang dan terdistorsi oleh harmonisa. Referensi [1] M. João Sepúlveda Freitas, João L. Afonso, Júlio S. Martins, A Series Active Power Filter Controlled by Personal Computer. Department of Industrial Electronics, University of Minho Campus of Azurém 4800-058 Guimarães (Portugal.). [2] H. Kawahira, T. Nakamura, S. Nakazawa, and M. Nomura, Active power filters, in Proc. JIEE-IPEC, Mar. 1983, pp. 981 992. [3] Temurtas, F., et al., Harmonic detection using feed forward and recurrent neural networks for active filters. Electric Power Systems Research, 2004. 72(1): p. 33-40. [4] J.L. Flores Garrido y P. Salmerón Revuelta, Harmonic detection by using different artificial neural network topologies. Department of Electrical Engineering, E. P. S., Huelva University. Ctra de Palos de la Frontera s/n 21819, Palos de la Frontera. Huelva (Spain). [5] WANG Li -qiao, LI Jian- lin, ZHANG Zhong- chao, Carrier phase shifted SPWM based on current sourced multi-modular converter for active power filter. Electrical Engineering College, Zhejiang University, Hangzhou 310027, China. [6] Panguriseng, Muharram J., et al. A Case Study of Electrofacies Analysis Using Neural Network in Besitang River Sand, Besitang Field, North Sumatra Basin. Jakarta: Schlumberger Information Solution, 2005. [7] Hanny H. Tumbelaka, Thiang, Sorati, Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.